Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/88

KISAH edisi 88 (15-9-2008)

Salib-Mu Yang Menyelamatkanku

 
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________

                     Edisi 88, 15 September 2008

PENGANTAR
  Pada saat seseorang memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan 
  dan Juru Selamat pribadi, berarti pada saat itu pula ia harus siap 
  untuk memikul salib Kristus. Namun, semua itu tidaklah sebanding 
  dengan apa yang telah Ia lakukan bagi kita di kayu salib dan 
  kehidupan kekal yang akan kita terima kelak bersama-Nya. Perlu 
  diingat pula bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa jika kita 
  telah menjadi anak-Nya, maka segala sesuatu akan berjalan dengan 
  baik tanpa ada suatu rintangan apapun. Ia berjanji bahwa Ia akan 
  selalu ada bersama kita, menjaga, melindungi, dan menopang kita saat 
  kita lemah dan menggendong kita ketika kita sudah tidak sanggup lagi 
  untuk memikul beban yang menghimpit kehidupan kita. Satu hal yang 
  perlu kita ingat adalah pertolongan-Nya tidak pernah terlambat. Ia 
  tahu kapan waktu yang tepat untuk menyatakan kuasanya bagi setiap 
  orang yang mau percaya kepada-Nya. 
  
  Malalui kesaksian berikut, kita diingatkan kembali bahwa Tuhan 
  sangat merindukan mereka yang terhilang. Ia rindu agar setiap orang 
  dapat menerima keselamatan yang telah Ia sediakan bagi mereka yang 
  mau percaya kepada-Nya. Sekarang terserah kepada Anda. Apakah Anda 
  akan menyia-nyiakan apa yang telah Ia berikan untuk Anda? Atau Anda 
  akan membagikan Berita Keselamatan tersebut kepada orang-orang di 
  sekitar Anda?
  
  Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.
  
  Redaksi Tamu KISAH,
  Novita Yuniarti                                             
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                      SALIB-MU YANG MENYELAMATKANKU
  
  Aku berasal dari keluarga non-Kristen, ayah dan ibuku pensiunan PNS. 
  Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kami punya usaha kecil. 
  Keluargaku sangat disiplin dan taat menjalankan agama mereka, jadi 
  kami dididik dalam kerohanian, apalagi ayahku seorang pemimipin 
  agama di tempatnya. Waktu aku duduk di bangku sekolah dasar, setiap 
  sore aku memerdalam ajaran agamaku. SMP sampai dengan SMA, aku sudah 
  lepas dari keluarga karena aku bersekolah di Manado. Aku tinggal 
  berdekatan dengan anak-anak Kristen dan aku cukup akrab dengan 
  mereka. Saat duduk di kelas dua SMP, aku mengikuti suatu kegiatan 
  olahraga di sekolah. Setelah selesai berolahraga, kami merasa lapar 
  dan membeli kue "biapong" dan memakannya sampai habis. Keesokan 
  harinya, aku diberitahu temanku bahwa kue yang aku makan kemarin itu 
  bahan isinya adalah daging babi. Spontan, aku mengucapkan kalimat 
  tertentu karena aku merasa sangat berdosa sekali pada Tuhan. Sejak 
  saat itu, aku selalu berhati-hati bila makan bersama dengan 
  teman-teman Kristen. Orang tuaku pun melarang bergaul dengan mereka. 
  Menurut orang tuaku, orang Kristen itu najis karena yang dimakan 
  adalah barang-barang najis. 

  Pada tahun 1999, aku kuliah di Fakultas Hukum Universitas Manado. 
  Aku memiliki teman yang akrab bernama E, anak dari T. Kebetulan, dia 
  adalah orang Kristen. Saking akrabnya, pada hari Minggu, aku mau 
  mengikuti ajakannya pergi ke gereja. Seiring berjalannya waktu, aku 
  pun mengikuti ibadah Natal. Orang tuaku tidak tahu kalau aku 
  melanggar larangannya. Pada tanggal 28 Desember 2003, aku memutuskan 
  untuk tidak memakai identitas agamaku lagi karena aku mulai aktif di 
  gereja. Aku menikah dengan seorang Kristen, namun dia tidak terlalu 
  aktif bergereja dan tidak fanatik dengan masalah agama, orang tuaku 
  tidak merestui hubungan kami. Aku semakin rajin ke gereja meskipun 
  posisiku belum meyakini akan keberadaan Tuhan Yesus. Suatu hari, 
  ketika memasuki pintu gereja, aku berdoa karena aku masih ragu-ragu 
  atas keberadaan Tuhan Yesus. Demikian isi doaku: "Tuhan Yesus, jika 
  Engkau benar-benar Tuhan, mohon beri keajaiban-Mu supaya aku tidak 
  meragukan keberadaan-Mu." Kemudian aku masuk gereja dan pada saat 
  sampai di pintu, aku merasakan ada air es yang mengguyur tubuhku, 
  dan spontan aku merasakan kesegaran yang luar biasa. Saat itu hatiku 
  tenang. Bahkan, rasa takut dan cemas terhadap keluarga tidak ada 
  lagi.

  Suatu hari aku bermimpi, dan dalam mimpi itu, aku diajak oleh 
  keluarga untuk menunaikan ibadah agama lamaku. Saat melakukan ritual 
  tertentu, ada suara yang mengatakan: "Pulanglah, jangan teruskan 
  perjalananmu anak-Ku." Suara itu terdengar tiga kali dan ternyata 
  bersumber dari dari salib besar yang bersinar terang, "Anak-Ku, 
  datanglah pada-Ku dan serahkanlah dirimu pada-Ku." Spontan aku 
  terbangun dan sejak itulah aku menjadi seorang yang pendiam dan 
  sempat aku merasakan kebimbangan. Akhirnya, aku mencoba untuk 
  melakukan ibadah lamaku lagi. Aku pun merasakan kelumpuhan dan 
  dibawa ke rumah sakit untuk dirawat, namun aku tak kunjung sembuh. 
  Berbagai usaha sudah dilakukan, tetapi sia-sia. Suatu saat, aku 
  didoakan oleh teman yang beragama Kristen, dan mukjizat terjadi. Aku 
  bisa berdiri dengan baik. Melihat keajaiban itu, aku memutuskan 
  untuk menjadi pengikut Kristus. 
  
  Waktu terus berlalu, dan ketika mengetahui aku percaya kepada 
  Kristus, keluargaku marah besar. Mereka mencariku dengan menyewa 
  orang lain. Akhirnya, mereka mengetahui keberadaanku dan aku disiksa 
  serta dianiaya. Aku dibawa ke rumah tante agar tidak bisa pergi ke 
  gereja. Sejak itu, aku putus kuliah, padahal aku hampir selesai. 
  Saat ada kesempatan, aku pun melarikan diri ke tempat suamiku dan 
  bersembunyi di sana. Pada bulan November 2004, aku bersama suami 
  menghadiri ibadah KKR. Pengkhotbahnya adalah Pdt. E dari J. Aku 
  merasa imanku dikuatkan karena pengkhotbah menggunakan Injil dan 
  kitab lain sebagai bahan perbandingan. Saat ini, aku bersama suami 
  mendalami Alkitab dan imanku pun semakin diteguhkan. 
  
  Demikian kesaksianku, kiranya menjadi berkat tersendiri bagi setiap 
  pembaca. Tuhan Yesus memberkati.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buletin: Midrash Talmiddim, Edisi Kedua 2005
  Judul kesaksian: Salib-Mu yang Menyelamatkanku
  Penulis: SS
  Penerbit: Yayasan Kaki Dian Emas, Bekasi 2005
  Halaman: 13 -- 15                   
______________________________________________________________________  
         
  "Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak 
  ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." 
  (Yohanes 14:6) 
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+14:6 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Doakan S beserta keluarga agar tetap kuat di dalam Tuhan serta   
     tetap berpengharapan dan mengandalkan Tuhan dalam setiap 
     kehidupan mereka.
     
  2. Saat ini, masih banyak orang yang belum menerima Kristus sebagai 
     Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka. Mari minta kepada Tuhan 
     yang Empunya tuaian agar Ia memberi beban kepada setiap orang 
     percaya untuk menjangkau mereka yang masih terhilang.
     
  3. Mari satukan hati berdoa bersama untuk pelayanan Pdt. E dan 
     hamba-hamba Tuhan yang juga sedang melayani seperti beliau. 
     Kiranya Tuhan selalu memampukan setiap hamba Tuhan yang bekerja 
     di ladang-Nya, memberi kekuatan, dan melindungi pelayanan yang 
     mereka lakukan. Doakan juga untuk keluarga setiap hamba Tuhan 
     agar Tuhan senantiasa memberkati dan mencukupkan setiap keperluan 
     mereka.       
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2008 YLSA                
YLSA -- http://www.ylsa.org/                
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Redaksi Tamu: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org