Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/83

KISAH edisi 83 (11-8-2008)

Kesombongan yang Menghancurkan

 
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________

                       Edisi 83, 11 Agustus 2008

PENGANTAR

  Pernahkah Anda mengalami satu masa di mana tidak ada lagi jalan 
  keluar? Bagi kita, orang percaya, siapa yang kita cari? Bersyukur 
  jika Anda memilih Tuhan yang akan Anda andalkan. Lantas, apakah 
  demikian juga jika keadaan Anda baik-baik saja? Jika Anda tidak 
  membutuhkan siapa pun untuk melakukan setiap pekerjaan Anda? Apakah 
  Anda masih akan tetap mencari Tuhan dan berserah penuh kepada-Nya?
  
  Mari simak kisah di bawah ini, kita akan bersama-sama belajar untuk 
  semakin mengandalkan Tuhan dan berserah penuh kepada-Nya justru di 
  saat kita merasa kuat dan merasa mampu mengerjakan semuanya sendiri. 
  Selamat membaca dan semoga iman Anda semakin diteguhkan.
  
  Redaksi Tamu,
  Hilda Dina Santoja   
______________________________________________________________________ 
KESAKSIAN

                   KESOMBONGAN YANG MENGHANCURKAN

  Tuhan memercayakan kepadaku sebuah pekerjaan yang bagus dan aku 
  sangat yakin bahwa apa yang Dia berikan itu adalah yang terbaik. 
  Suatu kali, pihak perusahaan memberikan tanggung jawab kepadaku 
  untuk memimpin salah satu anak perusahaan yang baru didirikan. Tahun 
  pertama merupakan sebuah kegemilangan. Semuanya berjalan dengan luar 
  biasa karena pertolongan Tuhan. Dalam masa jaya itu, berulang-ulang 
  aku menyatakan kepada beberapa teman, bahwa sama seperti raja-raja 
  Yehuda, selama aku taat dan setia kepada Tuhan, maka pekerjaan yang 
  dipercayakan Tuhan kepadaku akan diberkati-Nya dengan luar biasa.

  Aku percaya bahwa konsep itu merupakan kebenaran. Namun ternyata, 
  setelah tahun pertama yang sukses, tahun kedua muncul banyak kendala 
  sehingga pada semester pertama, aku meleset jauh dari target yang 
  ditetapkan. Aku mulai bertanya kepada Tuhan. Dalam kebingunganku, 
  dengan cara-Nya yang sangat unik, Tuhan menyadarkan aku bahwa 
  keberhasilan tidaklah ditentukan oleh kemampuanku sendiri, apalagi 
  hanya sekadar oleh ketaatanku. Konsepku ternyata mengandung sebuah 
  kesombongan karena di dalamnya tersirat kalau aku berhasil itu 
  karena aku sendiri, yang bekerja keras dan taat. Sekalipun aku 
  bekerja keras untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan, 
  sekalipun aku habis-habisan taat dan berusaha hidup berkenan kepada 
  Tuhan, Tuhanlah yang berhak menentukan hasilnya.

  Kemudian aku sadar dan mengakui bahwa segala keberhasilan adalah 
  berasal dari Tuhan. Kerja keras dan taat adalah tugas dan tanggung 
  jawabku. Aku tidak berhak menuntut apapun dari kewajiban yang 
  kutunaikan itu. Karena dengan cara itulah Tuhan ingin menyatakan 
  bahwa Dia berkuasa, Dia yang menentukan. Haleluya.

  Setelah kuakui bahwa Tuhanlah yang mengendalikan segala sesuatu 
  bagiku, maka Tuhan mulai mengerjakan yang terhebat bagiku. Yang 
  Tuhan kerjakan ternyata jauh lebih hebat daripada yang aku 
  bayangkan. Pekerjaanku dan hidupku diberkati-Nya luar biasa setelah 
  aku mengakui bahwa aku ini tidak berarti, hanya debu, hamba yang 
  tidak berharga.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Nama situs: Glorianet
  Penulis: Yesaya Christian Oenas, Jakarta
  Alamat URL: http://www.glorianet.org/kesaksian/ksak_177.html
______________________________________________________________________

  "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang
  kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang
  bekerja di dalam kita," (Efesus 3:20)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Efesus+3:20 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Bersyukur untuk iman yang Sdr. Yesaya miliki, bahwa hanya      
     Tuhanlah yang lebih hebat dari segala sesuatu yang hebat yang 
     mampu dilakukannya. Kiranya iman dan percayanya ini terus 
     terjaga. Bahkan melalui kesaksiannya ini, banyak orang terketuk 
     dan kembali diingatkan pada kekuatan-Nya yang mampu melakukan 
     banyak perkara jauh lebih hebat dari apa yang manusia sanggup 
     lakukan.
     
  2. Kiranya masalah yang sering terjadi dalam pergulatan pekerjaan 
     sehari-hari dapat membuat kita semakin mengandalkan Tuhan. 
     Bersyukur pula karena melalui setiap masalah, kita semakin 
     diingatkan bahwa kita ini manusia yang lemah tanpa Allah. Biarlah 
     kita tidak bermegah diri atas apa yang telah kita lakukan, 
     melainkan memuliakan Tuhan karena kasih karunia-Nya.
     
  3. Jika saat ini kita sedang terlena dan melupakan kekuatan Tuhan,      
     mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan membelokkan 
     kita pada kesadaran yang benar. Biarlah kita terus menyadari dan 
     mengingat bahwa untuk mengerjakan pekerjaan-Nya dalam hidup kita, 
     Dia menganugerahkan kekuatan dan kasih karunia-Nya.
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2008 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Kontributor edisi ini: Hilda Dina Santoja
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org