Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/78 |
|
KISAH edisi 78 (7-7-2008)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________ EDISI 78, 7 JULI 2008 PENGANTAR Dalam Kitab Maleakhi 2:16, kita dapat melihat bahwa Tuhan membenci perceraian. Sama seperti dosa, jika kita melakukan perbuatan yang tidak diperkenankan oleh Tuhan, maka kita harus menanggung konsekuensi dari pelanggaran tersebut, termasuk pula konsekuensi dari sebuah perceraian. Saat ini, perceraian bukan hal yang aneh lagi. Bahkan, banyak pasangan yang menikah dan memutuskan akan bercerai jika pernikahan mereka tidak mendatangkan kebahagiaan satu sama lain. Bukan hanya masyarakat luas, anak-anak Tuhan pun tidak sedikit yang mengambil keputusan ini jika pernikahan mereka sudah tidak menyenangkan lagi. Tetapi, banyak pula yang merasakan hampanya hidup dalam sebuah perceraian. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bersatu lagi. Ya, seperti kisah berikut ini. Mari kita melihat bagaimana tangan Tuhan turut bekerja melalui anak-anak keluarga yang bercerai untuk menyatukan kembali dua insan yang sangat Dia kasihi dalam sebuah pernikahan. Pimpinan Redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN SEPERTI DI FILM Aku baru berumur enam tahun ketika orang tuaku bercerai. Ayahku pindah ke kota, sementara ibuku, kedua adik perempuanku, dan aku tetap tinggal di rumah kami di Hilton, New York. Dua minggu sekali, pada akhir pekan, kami mengemasi beberapa pakaian dan pergi ke apartemen ayah. Di sekolah, aku mengikuti kelas khusus bagi anak-anak yang orang tuanya telah bercerai. Aku belajar banyak di sana, terutama kita harus memercayai bahwa Allah membuat segala sesuatunya baik. Dulu aku sering berkhayal orang tua kami akan saling memaafkan dan rujuk kembali seperti dalam film-film. Namun setelah beberapa lama, aku menyadari bahwa hal itu mungkin tidak akan pernah terjadi dan aku pun berhenti berkhayal. Selama dua tahun, aku dan adik-adikku pulang pergi antara rumah ibu dan rumah ayah. Kemudian ayahku pindah ke sebuah apartemen yang lebih dekat dengan rumah ibuku. Tidak ada anak-anak di sekitar tempat itu, jadi kami hanya sendirian. Aku mulai takut pergi ke tempat tinggal ayahku. Aku tahu ia menyayangiku, tetapi di sana tidak menyenangkan. Satu setengah tahun kemudian, ayahku pindah ke apartemen lain yang jarak tempuhnya hanya lima menit dari rumah ibuku. Aku menyukai apartemen itu dan sangat berharap bisa pergi ke sana dengan ayahku. Semuanya berjalan dengan baik, kecuali satu hal -- orang tuaku pergi ke gereja yang berbeda. Karena kami lebih dekat jika pergi ke gereja ibu, kami mulai memohon pada ayah agar mengantar kami ke sana. Kadang-kadang ayah memang melakukannya, tetapi ia lebih memilih pergi ke gerejanya. Suatu hari, aku dan adik-adikku sedang berada di apartemen ayahku, dan kami menyewa film "The Parent Trap". Film itu bercerita tentang saudara perempuan kembar yang orang tuanya bercerai, dan si kembar berusaha membujuk orang tua mereka kembali bersama lagi. Di akhir cerita, orang tua mereka bersatu kembali dan semuanya bahagia. Filmnya selesai dan ayahku mulai menangis. Saat aku bertanya mengapa ia menangis, ayahku berkata, "Karena ceritanya berakhir bahagia." Tidak lama setelah kejadian itu, ayahku mulai pergi ke gereja ibuku dan sering mengundangnya untuk makan malam di tempatnya. Bulan demi bulan berganti dan yang kami ketahui setelah itu orang tuaku bertunangan. Pernikahannya diadakan pada Oktober, dan adik-adikku serta aku menjadi gadis pembawa bunganya. Pada hari pernikahan, rambut kami ditata dan kami difoto. Kemudian upacaranya dimulai. Setelah acaranya selesai, kedua orang tua kami menangis bahagia. Pernikahan itu bukanlah acara yang paling mewah atau pun yang paling mahal dari yang pernah kuhadiri. Akan tetapi, peristiwa itu akan menjadi peristiwa yang paling kukenang seumur hidupku. Sekarang sudah satu tahun lebih sejak hari bahagia itu. Orang tua yang telah bercerai selama lima tahun biasanya tidak rujuk kembali, tetapi dalam hal ini mereka rujuk kembali. Seperti di film. Diambil dari: Judul buku: It`s Your Time to Shine Judul artikel: Seperti di Film Penulis: Amanda Bowers Penerjemah: Anita Widjaja dan Agustinus Budhi S Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2007 Halaman: 193 -- 194 ______________________________________________________________________ "karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." (Filipi 2:13) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+2:13 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Saat ini banyak keluarga Kristen yang harus tercerai-berai akibat perceraian. Dukunglah mereka dalam doa agar Tuhan memberikan kekuatan untuk tetap menjalani kehidupan ini dengan bertanggung jawab. Kiranya setiap anggota keluarga dapat menemukan kasih dan penghiburan sejati di dalam Kristus. 2. Mohonkan juga kesembuhan dari-Nya untuk setiap luka batin yang dialami oleh setiap anggota keluarga korban perceraian. 3. Sungguh bukanlah hal yang mustahil di mana kuasa Tuhan dinyatakan dengan disatukannya kembali keluarga yang bercerai tersebut. Kiranya setiap orang yang sedang mengalami masalah perceraian ini terus-menerus mencari kehendak Tuhan dan hidup pun semakin dipulihkan. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2008 YLSA YLSA -- http://www.ylsa.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi: Novita Yuniarti Kontak: < kisah(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |