Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/76

KISAH edisi 76 (23-6-2008)

Damai Bersama Allah

 
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________

                       EDISI 76, 23 JUNI 2008

PENGANTAR

  Saat ini manusia hidup dalam suasana yang jauh dari kedamaian. Di
  mana-mana terjadi perang, penindasan hak azasi manusia, kelaparan,
  bencana, dan lain sebagainya yang seolah-olah dapat merampas
  kedamaian itu sewaktu-waktu.

  Ya, sekarang kedamaian menjadi barang langka bagi banyak orang.
  Mereka hidup dengan susah payah mencari kedamaian, bahkan tidak
  sedikit yang membayar harga untuk mendapatkannya. Apakah hal
  tersebut berlaku pula bagi anak-anak Tuhan? Orang yang percaya telah
  memiliki kedamaian itu. Di tengah gelombang hidup berupa apa pun,
  kita punya kedamaian sejati yang tidak akan pernah terampas dari
  hidup kita. Karena di dalam Kristus, kita dapat memilikinya.
  Sudahkah Anda memberi diri untuk-Nya?

  Pimpinan Redaksi KISAH,
  Pipin Kuntami
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                         DAMAI BERSAMA ALLAH

  Pendeta, istri, dan enam anaknya yang masih kecil baru saja selesai
  membaca Mazmur 23 sambil makan pagi. Tiba-tiba polisi menerobos
  masuk rumah dan menangkapnya.

  Polisi menanyainya, "Adakah yang hendak kamu katakan? Apakah kamu
  tidak menyesal atau sedih?" Pendeta itu menjawab hati-hati, "Kalian
  adalah jawaban dari doa kami hari ini. Kami baru saja membaca Mazmur
  23 yang mengatakan bahwa Allah menyediakan hidangan bagi kami di
  hadapan lawan-lawan kami. Kami memiliki hidangan, tapi kami tidak
  memiliki lawan. Sekarang kalian datang. Kalau kalian mau sesuatu,
  saya akan membaginya dengan kalian. Allah telah mengirim kalian.

  "Bagaimana engkau dapat mengatakan kata-kata yang bodoh itu? Kami
  akan membawamu ke penjara dan kamu akan mati di sana. Kamu tidak
  akan dapat melihat anak-anakmu lagi." Dengan penuh ketenangan,
  pendeta itu melanjutkan, "Hari ini kami juga telah membaca:
  `Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut.`"

  Petugas itu berteriak, "Setiap orang takut mati. Aku tahu itu karena
  aku telah melihatnya di wajah mereka."

  "Bayangan seekor anjing tidak dapat menggigitmu, dan bayangan
  kematian tidak dapat membunuhmu. Engkau dapat membunuh kami dan
  memenjarakan kami, tapi sesuatu yang buruk tidak dapat menyentuh
  kami. Kami ada di dalam Kristus, dan jika kami mati, Dia akan
  membawa kami ke dunia-Nya."

                                 *****

  Damai. Kedamaian telah menjadi barang langka yang sangat berharga
  seperti stok saham dalam situasi ekonomi saat ini yang penuh gejolak
  dan kekerasan. Semua orang percaya adalah pemegang saham dari
  karunia Allah dalam Yesus Kristus. Banyak orang tidak memiliki
  damai. Ada yang minum obat dan selalu kuatir, mencoba untuk
  memeroleh damai tanpa Allah. Ketenangan yang mereka rasakan
  semuanya itu hanya sementara. Mereka akan merasa kuatir dan resah
  lagi. Sebaliknya, kedamaian Allah memampukan kita untuk hidup dalam
  damai, meskipun kita menderita. Tidak ada satu pencobaan pun yang
  dapat menggoyahkan iman Anda. Seperti pendeta yang lembut dalam
  kisah di atas, meskipun bencana datang secara tiba-tiba, Anda siap
  dengan damai Allah.

                                 *****

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Devosi Total
  Judul asli: Extreme Devotion
  Judul asli artikel: Rumania
  Penulis: The Voice of The Martyrs
  Penerbit: KDP, Surabaya 2005
  Halaman: 173
______________________________________________________________________

  "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab
  kepada-Mulah ia percaya." (Yesaya 26:3)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yesaya+26:3 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Kehidupan para hamba Tuhan di daerah-daerah yang masih tertutup
     bagi Injil kerap kali berada dalam ketidaktenangan. Setiap waktu
     menjadi begitu berharga karena ancaman akan kematian seolah
     membayangi langkah kaki mereka. Mari kita berdoa, kiranya Tuhan
     memberikan kekuatan dan keteguhan iman percaya kepada mereka
     sehingga mereka tetap setiap dalam memikul salib Tuhan.

  2. Bersyukur atas keteguhan para hamba Tuhan yang tetap mewartakan
     Damai Sejati itu kepada setiap orang. Berdoalah untuk mereka agar
     di tengah kecaman yang dapat berujung pada kematian, pelayanan
     mereka justru dapat semakin memberi dampak. Kiranya mereka
     semakin giat dalam mengabarkan berita keselamatan dan terus
     menjaring jiwa baru bagi kemuliaan-Nya.

  3. Masih banyak orang rindu mengalami kedamaian yang sejati saat
     ini. Kiranya di tengah pencarian tersebut, mereka dapat menemukan
     Yesus, Sang Sumber Damai. Mari berdoa agar setiap orang percaya
     dapat menjadi teladan yang hidup bagi mereka yang rindu akan
     damai.
______________________________________________________________________

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2008 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Staf Redaksi: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org