Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/73 |
|
KISAH edisi 73 (2-6-2008)
|
|
_____________PUBLIKASI KISAH (KESAKSIAN CINTA KASIH ALLAH)____________ EDISI 73; 2 JUNI 2008 PENGANTAR Menjadi pengikut Kristus bukan berarti hidup tanpa masalah. Pengalaman berbicara bahwa saat seseorang memutuskan untuk menjadi pengikut Kritus, justru saat itulah kita harus siap untuk menderita. Ini berarti akan ada banyak badai persoalan maupun ancaman yang akan kita terima. Ancaman yang kerap menghampiri tidak hanya mengancam dirinya, namun juga keluarganya. Puji Tuhan, walaupun mengalami penderitaan karena nama Yesus, banyak orang percaya yang tetap teguh dalam iman-Nya. Kisah Para Rasul 8 dengan jelas memerlihatkan bahwa aniaya tidak memadamkan penyebaran Injil. Bahkan sebaliknya, justru melalui penganiayaan yang dialami anak-anak Tuhan, orang-orang yang belum percaya mendengar Injil. Lewat aniaya pula Allah dapat menaruh hati kepada kita bagi suku-suku yang tadinya tidak kita sukai, bahkan memakai kita untuk menjangkau mereka yang tidak pernah terpikirkan sekalipun. Dalam KISAH Edisi 73 kali ini, kami sajikan kesaksian seorang anak Tuhan yang tetap teguh memertahankan imannya, meskipun dengan risiko besar yang harus ditanggungnya. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari hidupnya. Kami percaya kesaksian ini akan menjadi berkat bagi Anda semua. Selamat menyimak. Tuhan memberkati. Staf Redaksi KISAH, Novita Yuniarti ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MEHDI DIBAJ Pendeta Mehdi Dibaj dari Iran menghadapi pengadilan. Di pengadilan, ia diberikan kesempatan untuk membela dirinya dan menjelaskan mengapa ia berpindah dari "agama lain" menjadi pemeluk agama Kristen. Semua mata tertuju kepadanya ketika ia memberikan jawabannya. Adapun jawabannya sebagai berikut: "Orang memilih agama, tetapi orang Kristen dipilih oleh Yesus Kristus. Menjadi seorang Kristen berarti menjadi milik Kristus. Yesus memintaku untuk meninggalkan kehidupan lamaku dan mengikuti-Nya dengan setia. Sekalipun itu berarti saya harus dibenci oleh dunia dan tubuh saya harus binasa. Saya tahu pasti bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa beserta dengan saya. Saya berada di tangan Tuhan. Selama 45 tahun, saya berjalan di dalam mukjizat Tuhan dan kasih karunia-Nya memayungi saya. Tuhan Daniel, yang melindungi Daniel dan teman-temannya, juga akan menyertai saya selama di penjara. Tuhan akan menyatakan kebaikan dan kasih-Nya melalui siksaan yang akan saya alami. Dari semua nabi-nabi yang ada, hanya Yesus yang bangkit dari antara orang mati dan Ia tetap tinggal di dalam hati kita. Saya menyerahkan hidup saya ke dalam tangan-Nya. Bagi saya, hidup itu adalah sebuah kesempatan untuk melayani Tuhan dan kematian adalah suatu kesempatan yang berharga untuk berkumpul bersama dengan Yesus." Mehdi Dibaj dan keluarganya percaya kepada Yesus dan telah menjadi orang Kristen. Ia menerjemahkan buku-buku rohani dan siaran radio rohani ke dalam bahasa Parsi, yang banyak digunakan oleh orang Iran. Ia ditangkap pada tahun 1985 dan dituduh mengingkari agama yang pertama kali dianutnya. Ia dijatuhi hukuman mati atas pelanggaran tersebut. Di Iran, umat Kristiani yang baru bertobat biasanya mengalami tekanan. Beberapa di antara mereka bahkan mengalami penganiayaan. Ia dimasukkan ke dalam sebuah lubang selama dua tahun di mana ia tidak dapat menjulurkan kakinya. Sering kali ia mengalami kram di sekujur tubuhnya. Ketika ia dipenjara, istrinya dipaksa menikah dengan seorang pemeluk "agama lain". Ketika Dibaj menolak dengan tegas untuk menyangkali imannya, ia dijatuhi hukuman mati. Satu bulan kemudian, ia dibebaskan karena adanya tekanan dari pihak internasional. Beberapa saat setelah dibebaskan, ia ditemukan meninggal dalam taman. Insiden ini diyakini dilakukan oleh pemimpin "agama lain" yang tidak senang terhadapnya. Ketika Dibaj dipenjara, keempat anaknya dipelihara oleh seorang pendeta yang bernama Mohammed Ravanbakhsh. Dua tahun setelah kematian Dibaj, Ravanbakhsh juga menjadi martir. Ia digantung di sebuah pohon di hutan dekat Ghaem-Shahr. Walaupun kehilangan ayahnya, keempat anak tersebut tetap percaya kepada Yesus. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Batu-Batu Tersembunyi dalam Pondasi Kita Judul artikel: Mehdi Dibaj Penulis: The Voice Of The Martyrs Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2000 Halaman: 126 -- 128 ______________________________________________________________________ Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus. (Filipi 3:7-8) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+3:7-8 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Mari bersatu hati berdoa bagi orang-orang percaya di Iran agar Tuhan melindungi dan memberi mereka kekuatan di tengah situasi yang tidak bersahabat. Doakan juga agar iman mereka tidak goyah, meskipun banyak pihak tertentu yang berupaya untuk menghalangi dan menjatuhkan iman mereka. 2. Berdoa untuk anak-anak Mehdi Dibaj agar Tuhan memakai hidup mereka dengan luar biasa. Sehingga melalui kesaksian hidup mereka, banyak orang yang akan dimenangkan bagi Allah. 3. Doakan pula negara Iran agar Tuhan melawat negara ini dan memulihkan situasi yang tidak menguntungkan bagi orang percaya saat ini. Berdoa juga agar Tuhan menjamah hati aparat pemerintah Iran sehingga mereka tidak semakin mempersulit keberadaan orang percaya di Iran. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2008 YLSA YLSA -- http://www.ylsa.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi: Novita Yuniarti Kontak: < kisah(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |