Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/58

KISAH edisi 58 (18-2-2008)

Kesembuhan Rohani

 
______________________________PUBLIKASI_______________________________
                                KISAH
____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________
                      Edisi 58, 18 Februari 2008

PENGANTAR

  Tentunya Anda pernah mendengar perumpamaan tentang anak yang hilang, 
  yang terdapat di dalam Lukas 15:11-32. Dikisahkan mengenai seorang 
  anak yang ingin hidup jauh dari ayahnya. Setelah beberapa saat, sang 
  anak merasa bahwa ia tidak dapat hidup tanpa ayahnya. Kemudian dia 
  memutuskan untuk kembali. Seperti yang kita ketahui, sang ayah tidak 
  memarahi atau pun mengusir anak yang telah melukai hatinya. Ia 
  bahkan dengan penuh sukacita menerima sang anak yang telah kembali 
  itu. Tidak hanya itu saja, sebuah pesta besar malah disiapkan untuk 
  menyambut sang anak hilang.

  Perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus ini menggambarkan pribadi
  Allah Bapa kita yang memiliki kasih sejati. Apa pun kesalahan dan
  dosa kita, Ia mau mengampuni asal kita bertobat dan kembali
  kepada-Nya. Kisah edisi kali ini menyajikan kisah hidup seseorang
  yang mirip dengan perumpamaan anak yang hilang di atas. Silakan
  simak, dan kiranya bisa menjadi berkat.

  
  Redaksi Tamu KISAH,
  Dian Pradana
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                          KESEMBUHAN ROHANI
                          =================

  Teringat tujuh tahun lalu ada orang menganjurkan aku untuk percaya
  pada Yesus. Waktu itu aku menjawab, "Percaya Yesus? Amit-amit deh!"
  Cara yang sama sering kupergunakan untuk menyatakan
  ketidaksenanganku terhadap agama Kristen. Dan heran, setiap kali
  melihat mimik kecewa dari orang yang mengajak atas jawaban yang
  getas dan mengecewakan itu, mendatangkan kenikmatan dan kepuasan
  bagi jiwaku. Seolah-olah aku telah memperoleh kemenangan atas
  penolakan itu.

  Pada waktu berumur satu setengah tahun, aku menderita polio yang
  pada waktu itu merupakan penyakit baru. Meskipun orang tuaku
  menyatakan kasih sayang dan simpatinya atas penderitaanku, tapi
  kenyataannya kehidupanku berbeda dengan anak-anak lainnya.

  Sejak aku menderita penyakit itu, tetangga dengan nada mengejek
  memanggilku dengan sebutan "Si Timpang". Sebutan itu sungguh
  menyakitkan, tapi apa yang dapat kuperbuat? Air mata kualirkan saja
  ke dalam. Orang lain memunyai masa kanak-kanak yang menyenangkan,
  tapi tidak demikian dengan aku. Tidak ada seorang anak pun yang mau
  bergaul dengan aku yang timpang ini. Bahkan ada orang tua
  menakut-nakuti anaknya untuk tidak bermain air got dengan
  mengatakan bahwa aku timpang karena bermain air got yang kotor itu.
  Boleh bayangkan, betapa sakitnya hatiku ini. Lubuk hatiku dipenuhi
  oleh perasaan benci dan dendam.

  Pada masa kecil, aku pernah hadir di sekolah minggu anak-anak. Aku
  hadir karena tertarik dengan gambar-gambar yang dibagi-bagikan
  kepada anak-anak yang hadir. Tapi kemudian aku tidak mau hadir lagi,
  karena waktu aku berusia lima tahun, ada seorang ibu berkata padaku,
  "Nak, hendaklah kamu bertobat! Oleh karena kamu tidak mau percaya,
  maka Tuhan menghukum kamu sehingga menjadi timpang." Sejak peristiwa
  itu, dalam hatiku timbul antipati terhadap Yesus, bahkan membenci-
  Nya, tapi Tuhan tidak membenci atau membuangku.

  Setelah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Pertama, aku tidak
  melanjutkan lagi. Orang tuaku kuatir terjadi apa-apa dalam
  perjalanan menuju sekolah karena pada waktu itu jalanan sudah mulai
  ramai dengan kendaraan. Untuk khusus menyewa mobil mengantar ke
  sekolah, kami menghadapi kesulitan keuangan, akhirnya orang tuaku
  memutuskan untuk mengundang guru privat mengajar bahasa Inggris di
  rumah. Sungguh kebetulan atau memang sudah diatur Tuhan, guru bahasa
  Inggrisku itu orang Kristen yang sungguh mengasihi Tuhan. Tutur kata
  dan sikapnya penuh kasih sayang dan perhatian, sehingga memupus
  habis kesan yang buruk pada masa lalu tentang kekristenan.

  Pada satu hari Sabtu, guruku mau mengajakku sebentar untuk
  mengunjungi satu persekutuan. Aku mengira persekutuan
  antarmahasiswa, sebab itu aku menyanggupinya. Malamnya guruku
  menepati janjinya menjemputku untuk mengikuti persekutuan tersebut.
  Hatiku sungguh gembira sekali, tapi setelah sampai di tujuan, baru
  kutahu bahwa persekutuan yang dimaksud adalah persekutuan gereja.
  Hatiku sangat jengkel sekali, tapi sopan santun menyebabkan aku
  menahan diri. Tapi siapa sangka, aku merasakan satu suasana yang
  sangat lain dalam persekutuan itu. Suasana yang penuh kehangatan,
  kasih sayang bagaikan air yang menyejukkan pada hati yang gersang.
  Hatiku yang penuh dengan kebencian dan kekakuan, mulai mencair. Aku
  mulai menyenangi tempat persekutuan ini, dalam hatiku berjanji untuk
  hadir dalam persekutuan minggu depan. Satu tahun kemudian aku
  percaya dan dibaptiskan, aku juga telah memiliki Alkitab sendiri.

  Tiga tahun sudah berlalu, aku merenungkan kasih Tuhan yang
  melepaskan aku dari dunia kebencian dan dendam. Ia tidak membuangku
  karena sikapku, melainkan dengan kasih-Nya ia mengubah dan memberi
  hidup baru padaku. Meskipun secara luar, aku tetap orang yang cacat
  tubuh, tapi sekarang aku mengetahui secara jelas, karena bilur-Nya
  aku mendapat kesembuhan; sehingga aku mengalami "orang yang tertawan
  mendapat kelepasan, yang buta dicelikkan, yang tertindas mendapat
  kelepasan" (Lukas 4:18).

  Apakah Anda merindukan pengalaman yang demikian indahnya? Percayalah
  pada Yesus Kristus.

  
  Diambil dari:
  Judul buku    : Jalan Tuhan Terindah
  Judul artikel : Kesembuhan Rohani
  Penulis       : Pdt. Paulus Daun, M.Div., Th.M.
  Penerbit      : Yayasan Daun Family, Manado 1996
  Halaman       : 39 -- 43
______________________________________________________________________

    "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu
    salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk
         kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh."
                            (1Petrus 2:24)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Petrus+2:24 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Minta Tuhan menjamah hati orang-orang yang belum percaya     
     kepada-Nya. Biarlah setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup 
     mereka merupakan kesempatan untuk beroleh keselamatan di dalam 
     Kristus.

  2. Mereka yang sudah percaya kiranya dapat memancarkan kasih Kristus     
     dan menjadi berkat bagi sesama dalam kehidupan mereka, baik dalam 
     perkataan maupun perbuatan.

  3. Biarlah mereka yang masih terikat dalam rasa dendam dan kebencian
     dapat merasakan kesejukan kasih-Nya sehingga terlepas dari
     perasaan tersebut. Sebagai gantinya, kiranya hati mereka penuh
     dengan limpahan kasih Bapa.
______________________________________________________________________

       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                        Copyright(c) 2008 YLSA
                YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Staf Redaksi    : Novita Yuniarti
Redaksi Tamu    : Dian Pradana
Kontak          : < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan    : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti        : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH     : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL     : http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org