Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/328

KISAH edisi 328 (23-5-2013)

Tuhan Tempat Perlindungan dan Kubu Pertahananku

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 328, 22 Mei 2013
                      
KISAH -- Tuhan Tempat Perlindungan dan Kubu Pertahananku
Edisi 328, 22 Mei 2013

Salam kasih,

Berkat selalu diidentikkan dengan hidup yang terbebas dari masalah, penderitaan, 
atau sakit penyakit. Namun, bagaimana jika Tuhan mengizinkan penyakit yang berat 
terjadi dalam hidup kita? Apakah kita akan menganggap Tuhan menjauhkan berkat-
Nya dari kita, dan kemudian bertanya, "Mengapa aku, Tuhan?"

Dalam edisi KISAH kali ini, kita akan belajar tentang bagaimana berkat Tuhan, 
yang berupa ketabahan dan kekuatan, akan diberikan saat kita mengalami penyakit 
dan penderitaan. Allah berkarya melalui berbagai cara, dan penderitaan merupakan 
salah satu hal yang Ia izinkan untuk membentuk ketabahan dan kekuatan di dalam 
diri kita. Jika kita mengizinkan Ia berkarya dengan cara-Nya, kita akan mampu 
melihat bahwa rencana-Nya selalu indah pada waktu-Nya. Pada akhirnya, kita pun 
akan sanggup untuk berkata, "Mengapa tidak?" pada penderitaan atau badai 
kehidupan yang menerpa.

Staf Redaksi KISAH,
N. Risanti
< http://kesaksian.sabda.org/ >


              TUHAN TEMPAT PERLINDUNGAN DAN KUBU PERTAHANANKU

Saya menerima Yesus pada tahun 2007 ketika didiagnosis menderita kanker usus 
besar stadium 4, yang telah menyebar hingga ke paru-paru. Saya mengundang Yesus 
sebagai Juru Selamat saya karena saya benar-benar membutuhkan pertolongan-Nya. 
Sejak itu, saya menasihati teman-teman saya yang belum percaya agar tidak 
seperti saya, yang berpaling kepada Yesus hanya saat membutuhkan pertolongan. 
Jika kita memiliki Yesus di dalam hidup kita, kita akan lebih siap menghadapi 
semua badai kehidupan. Akan tetapi, Allah itu baik. Dia menerima kita 
sebagaimana adanya kita.

Saat mengenang masa lalu, keputusan untuk berpaling kepada Tuhan merupakan 
keputusan terbaik yang pernah saya buat. Saya tidak dapat membayangkan apa dan 
bagaimana hidup saya jika Tuhan tidak bersama saya selama empat tahun terakhir. 
Sejak tahun 2007, saya menjalani 32 kali kemoterapi, 28 kali radioterapi, dan 
lebih dari 20 kali pengobatan kemoterapi, baik dalam kurun waktu seminggu 
ataupun dua minggu sekali. Setidaknya, saya harus menjalani satu paket 
kemoterapi yang terdiri atas enam kali pengobatan kemoterapi selama setahun, 
yang artinya setidaknya selama tiga bulan dalam setahun. Sekarang, saya sedang 
menjalani pengobatan kemoterapi.

Pada umumnya, pasien kanker hanya menjalani satu paket untuk enam kali 
pengobatan kemoterapi. Apa yang telah saya alami dan tetap saya jalani saat ini 
adalah melebihi jumlah itu. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Dia menopang dan 
menyertai saya untuk melewati fase ini.

Tidak lama setelah saya didiagnosis menderita kanker pada tahun 2007, saya 
menjalani operasi besar dan dirawat di ruang perawatan intensif selama enam 
hari. Setiap hari, saya meminta Tuhan untuk melegakan pernapasan saya dan 
menguatkan lengan dan kaki saya sehingga saya dapat bergerak kembali. Ketika 
saya dipindahkan ke bangsal perawatan umum, saya berdoa agar Tuhan memberkati 
saya dan semua selang diambil dari tubuh saya.

Setelah keluar dari ruang rawat, saya tetap harus kembali ke rumah sakit setiap 
hari untuk membalut luka bekas operasi yang besarnya kira-kira 16 inci. Ini 
merupakan rutinitas selama kira-kira enam puluh hari dan merupakan saat yang 
sangat menakutkan bagi saya. Rasa sakit selama dua minggu pertama untuk membalut 
luka sangat menyiksa, bahkan obat penghilang rasa sakit pun tidak menolong. Saya 
selalu berdoa kepada Tuhan sebelum mengganti perban. Berkat pertolongan Tuhan, 
rasa sakit itu dapat saya tahan.

Saya percaya Tuhan telah menyembuhkan saya. Sembilan bulan setelah operasi dan 
menyelesaikan paket pertama dari pengobatan kemoterapi, kondisi saya cukup 
membaik sehingga saya dapat kembali melakukan pekerjaan saya sebagai Asisten 
General Manajer. Saya mulai hidup normal, melayani di mimbar sebagai anggota 
paduan suara sembari menjalani pengobatan kemoterapi secara rutin.

Setiap pagi, saya bersyukur kepada Tuhan untuk hari dan anugerah kehidupan yang 
baru. Setiap malam, saya bersyukur kepada-Nya untuk setiap berkat yang saya 
terima. Ketika saya takut, saya akan merenungkan Mazmur 23, yang menyatakan, 
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang 
yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan 
jiwaku."

Ketika saya menerima laporan medis yang menunjukkan kemajuan dari penyakit 
kanker yang saya derita, saya merenungkan Mazmur 91:1-3 yang menyatakan, "Orang 
yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang 
Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: `Tempat perlindunganku dan kubu 
pertahananku, Allahku, yang kupercayai. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan 
engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.`"

Saya bersyukur kepada Tuhan untuk suami dan anggota kelompok sel yang mendukung 
saya. Anggota kelompok sel adalah orang-orang yang saya hubungi setelah menerima 
Tuhan. Mereka senantiasa mendukung, menguatkan, dan menolong saya untuk 
bertumbuh secara rohani. Saya sungguh diberkati karena telah dikenalkan dengan 
kelompok sel ini oleh Pendeta Margaret.

Ketika merefleksi perjalanan saya selama beberapa tahun yang lalu, saya sangat 
berterima kasih kepada Tuhan. Selain menyembuhkan saya, saya juga diberkati 
dengan pekerjaan yang dapat membiayai tagihan pengobatan bulanan saya yang amat 
mahal. Tuhan menjawab doa saya dan Dia sangat nyata dalam hidup saya. Selama 
saya bergantung kepada-Nya dan tidak pernah berhenti mencari-Nya, saya tahu Ia 
akan menunjukkan jalan-Nya bagi saya. Dia tidak menjanjikan pelayaran yang mulus 
kepada saya, namun Dia telah memberikan banyak janji kepada saya, yang dapat 
saya minta dan pegang. Allah itu baik dan Dia memiliki waktu-Nya sendiri untuk 
segala sesuatu. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama buletin: Floodgates, Edisi Mei -- Juni 2011
Penulis: Jong Ai Woon
Penerbit: Damansara Utama Methodist Church, Petaling Jaya, Selangor, Malaysia
Halaman: 5


POKOK DOA

1. Bersyukur kepada Tuhan Yesus untuk kesehatan yang Ia berikan kepada kita setiap hari.

2. Berdoa kepada Tuhan Yesus bagi para penderita penyakit kanker yang tengah 
   mengalami pengobatan agar Tuhan senantiasa memberi kekuatan dan pemeliharaan.

3. Mari kita bersatu hati di dalam doa kepada Tuhan Yesus Kristus agar kita 
   dimampukan untuk melihat rencana Tuhan yang selalu indah, bahkan di balik 
   penderitaan atau sakit penyakit yang kita alami.


    "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab 
        Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." 
                                     (Mazmur 23:4) 
                        < http://alkitab.sabda.org/?mazmur+23:4 >


STOP PRESS: Sumber Bahan Terbaik Kidung.co

Kabar gembira! Mulai saat ini, Anda akan mendapatkan informasi seputar bahan-
bahan kidung dengan lebih mudah, cepat, dan berkualitas. Bagaimana caranya? 
Kunjungilah situs Kidung.co dan temukanlah bahan-bahan terbaik dari berbagai 
sumber, baik berupa artikel, ilustrasi khotbah, lagu terpopuler sepanjang masa, 
dan kumpulan himne (KJ, NKB, PKJ, KPRI, PPK, dan Nyanyian Pujian). Selain itu, 
Kidung.co juga mempermudah Anda untuk menemukan komunitas Kristen yang berfokus 
pada musik dan puji-pujian. Jangan lewatkan kesempatan berharga ini, dapatkan 
bahan-bahan terbaik yang Anda inginkan melalui situs kidung.co.

Tunggu apa lagi, kunjungilah kidung.co sekarang juga!!

==> http://kidung.co


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org