Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/320

KISAH edisi 320 (27-3-2013)

Bayang-Bayangnya Berbentuk Salib

	
___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 320, 27 Maret 2013
                      
KISAH -- Bayang-Bayangnya Berbentuk Salib
Edisi 320, 27 Maret 2013

Salam kasih,

Sebagai orang percaya, salah satu tugas kita adalah memberitakan kabar 
keselamatan. Ini bukanlah tugas yang mudah. Karena itu, banyak orang 
Kristen yang merasa tidak mampu untuk melakukannya. Namun, sadarkah 
Anda bahwa orang-orang yang Anda kenal dan dekat dalam kehidupan Anda 
sesungguhnya membutuhkan Juru Selamat dalam kehidupan mereka? Tidakkah 
Anda terbeban untuk mulai memperkenalkan Yesus, sebagai sebuah jawaban 
yang akan membawa perubahan besar dalam kehidupan mereka?

Melalui edisi KISAH kali ini, kita akan belajar bahwa kuasa Roh Kudus 
bekerja dalam segala cara untuk menyelamatkan setiap jiwa. Anda, saya, 
kita semua dapat dipakai sebagai bagian dari rencana keselamatan 
Allah. Yang perlu kita lakukan hanyalah melakukan apa yang menjadi 
bagian kita untuk memberitakan keselamatan itu. Kemudian, biarkan Roh 
Kudus menyelesaikan apa yang menjadi bagian-Nya.

Staf Redaksi KISAH,
N. Risanti
< http://kesaksian.sabda.org/ >


               BAYANG-BAYANGNYA BERBENTUK SALIB

Pada tahun 1967, ketika mengikuti pelajaran di kelas fotografi 
Universitas Cincinnati, aku berkenalan dengan seorang pemuda bernama 
Charles Murray. Ia adalah siswa di sekolah yang sama denganku, yang 
sedang dilatih untuk persiapan olimpiade musim panas tahun 1968 
sebagai seorang pelompat indah papan kolam renang. Charles sangat 
sabar terhadapku ketika aku berbicara selama berjam-jam dengannya 
tentang Yesus Kristus dan bagaimana Ia telah menyelamatkanku.

Charles tidak dibesarkan dalam keluarga yang beribadah di gereja mana 
pun. Jadi, semua yang kuceritakan kepadanya memesonanya. Ia bahkan 
mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pengampunan dosa. 
Akhirnya, tibalah harinya untukku mengajukan sebuah pertanyaan 
kepadanya. Aku bertanya apakah ia menyadari kebutuhan dirinya akan 
seorang Penebus, dan apakah ia siap untuk memercayai Kristus sebagai 
Juru Selamat pribadinya. Aku melihat wajahnya berubah dan perasaan 
bersalah tergambar di situ. Namun, jawabannya tegas sekali, "TIDAK!"

Hari berikutnya, ia tampak diam dan sering kali aku merasa bahwa ia 
menjauhiku. Sampai suatu hari, aku menerima telepon dari Charles. Ia 
ingin mengetahui di mana ia dapat menemukan beberapa ayat dalam 
Perjanjian Baru yang telah kuberikan kepadanya mengenai keselamatan. 
Aku memberikan referensi menuju beberapa pasal dan bertanya apakah aku 
dapat menemuinya. Ia menolak tawaranku dan mengucapkan terima kasih 
untuk ayat-ayat yang kuberikan. Aku dapat menebak bahwa ia amat 
gelisah, tetapi aku tidak tahu di mana ia berada atau bagaimana cara 
menolongnya. Karena, saat itu ia sedang berlatih dengan fasilitas 
khusus milik universitas untuk menghadapi olimpiade.

Di antara pukul 22.30 -- 23.00 malam itu, Charles memutuskan untuk 
berenang dan melakukan sedikit latihan lompat papan. Malam pada bulan 
Oktober itu sangat cerah, bulan tampak penuh dan cemerlang. Kolam 
renang universitas kami berada di bawah langit-langit kaca sehingga 
bulan dapat bersinar terang melalui puncak dinding di areal kolam.

Ketika Charles mendaki papan lompat yang paling atas untuk melakukan 
lompatannya yang pertama, Roh Allah mulai menempelak dosa-dosanya. 
Semua ayat yang telah dibacanya dan kenangan saat aku bersaksi 
kepadanya tentang Kristus mulai memenuhi benaknya. Ia berdiri di atas 
papan dengan membelakangi kolam untuk melakukan lompatannya, 
merentangkan kedua tangannya untuk keseimbangan, memandang ke atas 
dinding, dan melihat bayang-bayangnya sendiri yang disebabkan oleh 
cahaya bulan. Bayang-bayangnya berbentuk salib. Ia tidak dapat menahan 
beban dosanya lebih lama lagi.

Hatinya hancur dan ia duduk di atas papan lompat itu dan meminta Allah 
untuk mengampuninya dan menyelamatkannya. Ia menerima Yesus Kristus di 
ketinggian lebih dari 20 kaki (7 meter) dari tanah. Tiba-tiba lampu di 
areal kolam menyala. Petugasnya masuk dan mengadakan pemeriksaan 
kolam.

Ketika Charles menengok ke bawah dari atas papan itu, yang dilihatnya 
adalah kolam yang kosong yang telah dikeringkan untuk beberapa 
perbaikan. Hampir saja ia menerjunkan dirinya menuju kematian, tetapi 
salib telah menghentikannya dari bencana tersebut.

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Buletin Sinode GUPDI, Edisi IV/2002
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Sinode GUPDI, Solo 2002
Halaman: 33


                                POKOK DOA

1. Mengucap syukur atas anugerah keselamatan yang tersedia dari Tuhan 
   Yesus bagi setiap orang yang mau percaya kepada-Nya.

2. Berdoalah agar kita dimampukan untuk menjadi alat-Nya dalam 
   memberitakan kabar keselamatan, terutama bagi orang-orang yang 
   ditempatkan dalam kehidupan kita.

3. Berdoalah agar Tuhan Yesus senantiasa memberi kita kepekaan dan 
   kesetiaan, untuk dapat membawa berita keselamatan itu dalam terang 
   firman Tuhan.


"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka 
yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu 
            adalah kekuatan Allah." (1 Korintus 1:18) 
          < http://alkitab.sabda.org/?1korintus+1:18 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org