Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/311

KISAH edisi 311 (23-1-2013)

Dipenjara Karena Firman Tuhan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 311, 23 Januari 2013

KISAH -- Dipenjara Karena Firman Tuhan
Edisi 311, 23 Januari 2013

Shalom,

Perjalanan dalam mengikut Tuhan tidak selalu diwarnai dengan hal-hal 
yang menyenangkan saja. Terkadang, Tuhan mengizinkan peristiwa-
peristiwa sulit hadir dalam hidup kita. Namun, segala peristiwa itu 
diizinkan terjadi bukan dengan tujuan untuk menghancurkan kita, 
melainkan untuk menguji kemurnian iman kita. Edisi Kisah kali ini 
menceritakan tentang perjuangan Abdi, seorang Kristen yang menderita 
aniaya dan dipenjara karena mempertahankan imannya kepada Kristus. 
Tetapi, di balik semua yang ia alami, penyertaan Tuhan tetap nyata 
dalam hidup Abdi sehingga ia bisa bebas dan menjadi saksi Kristus bagi 
orang lain. Semoga kesaksian ini dapat menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Yonathan Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


                DIPENJARA OLEH KARENA FIRMAN TUHAN

Abdi terbangun dari tidurnya yang nyenyak oleh suara hentakan sepatu 
bot kulit di atas lantai rumahnya yang terbuat dari batu dan semen. 
Empat orang militan dari "agama lain" menerobos masuk ke rumah Abdi 
dengan menenteng senapan serbu AK-47. Terpana dan ketakutan oleh 
kemunculan tiba-tiba para tentara ini di rumahnya yang hanya memunyai 
satu bilik kamar, ketiga anak Abdi mulai menangis.

Hari itu, militan "agama lain" sedang melakukan penggeledahan acak 
atas rumah-rumah penduduk di lingkungan rumah Abdi yang merupakan 
bagian dari Somalia, yang dikuasai oleh kelompok teroris. Orang-orang 
militan bersenjata ini menodongkan senjatanya di kepala Abdi dan 
menanyakan apa pekerjaannya dan di mana ia bekerja. Lalu, mereka 
mencengkeram lehernya dan melemparnya ke luar rumah.

"Mereka menghancurkan rumah saya," kata Abdi. "Mereka menggeledah tas 
saya dan menemukan beberapa bagian dari Alkitab karena ada tanda salib 
di beberapa bagian halaman buku itu."

Para militan ini tahu bahwa halaman-halaman buku yang mereka temukan 
berasal dari sebuah buku agama Kristen. Mereka dengan segera mendorong 
Abdi ke tanah, mengikat kedua tangannya ke belakang, dan menutup 
matanya. Lalu, mereka memasukkannya ke dalam bak belakang truk mereka 
dan membawa truk ini ke suatu tempat sekitar satu jam perjalanan dari 
rumahnya. Akhirnya, truk ini berhenti. Abdi dibawa dan dilemparkan ke 
dalam sel bawah tanah yang gelap.

Orang-orang yang menangkap Abdi menanyakan kepadanya mengenai halaman-
halaman Alkitab yang mereka temukan. "Di mana kamu mendapatkannya? 
Apakah kamu tahu orang-orang lain yang memunyai materi seperti ini? 
Siapa mereka?"

Abdi menolak untuk buka mulut. Ia mengenal beberapa orang Kristen, 
tetapi dia ingin melindungi mereka dengan menanggung penderitaan itu 
sendiri. "Mereka mulai menganiaya saya, memukuli saya dengan tongkat 
kayu," kata Abdi kepada kontak kami. "Ketika mereka membuka penutup 
mata saya, saya melihat tiga mayat di ruangan itu. Mereka meletakkan 
mayat-mayat itu di ruangan yang sama untuk menakuti saya."

Orang-orang yang menyiksanya menyebutnya murtad dan mengatakan 
kepadanya bahwa mereka akan membunuhnya. Oleh karena penderitaan yang 
sangat menyakitkan dan ketakutan akan kematian yang di ambang pintu, 
Abdi berseru kepada Tuhan. "Saya berdoa supaya Tuhan menyelamatkan 
nyawa saya," katanya. Setelah berdoa, roh saya disegarkan dan saya 
tidak takut lagi.

Tetapi ketika hari-hari berlalu, kondisi ruangan sel beton yang gelap 
berukuran 12 x 12 meter makin menakutkan. Tidak ada WC, jadi dia buang 
air besar di ujung ruangan. Tidak adanya jendela atau perputaran udara 
membuat bau busuk kotoran manusia dan mayat yang membusuk tidak 
tertahankan.

Setelah 10 hari, mayat-mayat yang ada di sel itu diangkat dan Abdi 
dikumpulkan dengan dua tahanan lainnya. Ketika mereka akhirnya 
diizinkan keluar dari sel selama beberapa jam, ketiga tahanan ini 
memerhatikan situasi dan tembok yang mengelilingi kompleks penjara 
ini. Bersama, mereka merencanakan untuk melarikan diri.

"Suatu malam sekitar tengah malam, para penjaga berpikir mereka telah 
mengunci pintu sel kami, tetapi rupanya belum dikunci," kata Abdi. 
"Kami membukanya, berlari menuju tembok, dan mulai memanjat. Para 
penjaga menembaki kami. Salah seorang tahanan tertembak, tetapi saya 
dan tahanan yang satu lagi berhasil melompat melewati tembok."

Abdi dan seorang tahanan berlari sekuat tenaga ketika orang-orang 
militan bersenjata naik ke dalam truk dan mengejar mereka. Akhirnya, 
kedua orang ini berhasil sampai ke kota, berlari melalui gang-gang 
tanpa diketahui oleh para militan.

Abdi menelepon istrinya, yang berpikir bahwa ia telah mati dibunuh. 
Istrinya berkata, "Ini tidak mungkin, di mana kamu sekarang? Apakah 
kamu benar-benar masih hidup? Ia menangis dan menjerit dengan 
sukacita. Dengan segera, ia menjemput saya."

Istri Abdi membawanya ke rumah sakit, di mana ia mendapatkan perawatan 
atas luka bengkak pada tangan dan lengan kanannya. Beberapa tulangnya 
patah, jadi lengannya harus dibalut dengan gips.

Sembilan bulan kemudian, Abdi masih merasakan sakit, khususnya ketika 
mengangkat beban yang berat. "Saya senang melalui semua kesulitan ini 
karena saya sekarang semakin kuat dalam iman," kata Abdi. "Orang-orang 
sudah berdoa untuk kebebasan saya. Doa merekalah yang menyelamatkan 
saya."

Abdi telah membawa beberapa orang "agama lain" pada Kristus sejak 
pembebasannya, dan sekarang ia tinggal bersama keluarganya di wilayah 
yang dikuasai oleh Pemerintah Federal Transisi.

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Juli - Agustus 2012
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2012
Halaman: 5 -- 6


                              POKOK DOA

1. Mengucap syukur kepada Tuhan Yesus karena Abdi sudah dilepaskan 
   dari penjara dan dari penganiayaan yang dilakukan oleh para militan 
   yang anti kekristenan.

2. Mari berdoa agar kesaksian dan pelayanan yang dikerjakan oleh Abdi 
   dapat membawa jiwa-jiwa baru lebih banyak kepada Kristus.

3. Mari berdoa untuk orang-orang yang saat ini mengalami penganiayaan 
   dalam perjalanan imannya, agar Tuhan tetap menguatkan dan memberikan jalan keluar dalam hidupnya.


"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera 
dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah 
                  hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." 
                           (Yohanes 16:33)
                 < http://alkitab.sabda.org/?Yoh+16:33 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org