Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/302

KISAH edisi 302 (14-11-2012)

Berkat Dalam Sebuah Duri

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 302, 14 November 2012

Shalom,

Semua orang mengakui bahwa kesehatan itu sangat mahal harganya, namun
apa yang terjadi jika Tuhan mengizinkan seorang percaya mengalami
sakit selama hidupnya? Hal ini mungkin akan menimbulkan banyak tanda
tanya dalam diri kita. Dalam edisi ini, kita akan belajar bagaimana
menghadapi sakit penyakit yang Tuhan izinkan terjadi dengan bijaksana
melalui kesaksian Judy Gann. Kami berharap, kesaksian berikut ini
dapat menjadi berkat bagi kita semua. Selamat membaca, Tuhan Yesus
memberkati.

Redaksi Tamu KISAH,
Doni Kukuh Mandiri
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                       BERKAT DALAM SEBUAH DURI

"Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan
yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku,
yaitu seorang utusan iblis untuk menghantam aku, supaya aku jangan
meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada
Tuhan, supaya utusan iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan
kepadaku, `Cukuplah anugerah-Ku bagimu, justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna.` Sebab itu, aku terlebih suka bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu, aku
senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesukaran karena Kristus. Sebab
jika aku lemah, maka aku kuat." (2 Korintus 12:7-10)

Saya mengawasi rekan kerja saya yang energik melesat menuju kawasan
anak-anak. Rasa iri yang tak asing lagi menusuk-nusuk hati saya. Saya
mendambakan, sedikit saja kelincahan rekan kerja saya. Mengapa saya
terbebani oleh tubuh yang rapuh dan rusak ini? Seandainya saya sehat,
saya bisa melakukan lebih banyak hal bagi Tuhan. Sekali lagi saya
memohon kesembuhan dari Allah. Sekali lagi Dia berkata, "Tidak."

Duri-duri dari penyakit kronis menusuk saya. Saya menderita bukan
hanya karena rasa sakit secara fisik, melainkan juga rasa sakit akibat
keterbatasan dan kelemahan saya. Cadangan tenaga saya kerap habis,
jauh sebelum satu tugas selesai. Bagi saya, penyakit kronis menghambat
kemampuan saya untuk memanfaatkan karunia dan talenta pemberian Allah.

Allah memberi Paulus penglihatan dan wahyu yang sangat luar biasa.
Sungguh karunia yang menakjubkan! Ini bisa menjadi godaan untuk
meninggikan diri sendiri, bukannya memuliakan Allah. Namun duri Paulus
justru "mengempiskan" kecenderungan apa pun untuk menjadi sombong.
Memang susah untuk merasa cukup saat kita dilumpuhkan oleh rasa sakit.

Allah tidak mengambil duri Paulus. Alih-alih, Allah mengarahkan
kembali fokus Paulus dari duri yang menusuk menjadi berkat karena ia
menyadari kuasa Allah dalam kelemahannya. Dengan rendah hati, Paulus
menyadari bahwa dirinya yang terkuat adalah saat ia bergantung
sepenuhnya kepada Allah. Paulus tidak "bersukacita" di dalam durinya.
Ia "bersukacita" dalam kuat kuasa Allah yang ditanamkan di dalam
kelemahannya. Paulus mengerti bahwa hidupnya merupakan "penyataan yang
hidup dari kuasa Kristus" (2 Korintus 12:9).

Saya senang Paulus tidak menjelaskan durinya secara mendetail. Karena
ia tidak menyebutkan secara spesifik, saya dapat melihat kesamaan
antara situasi Paulus dan situasi yang saya hadapi. Seperti Paulus,
saya cenderung berpikir diri saya sudah merasa cukup. Allah memberi
saya talenta dan kemampuan yang unik. Pada "hari baik", saya memerangi
godaan untuk bersandar pada sumber daya saya sendiri. Saya memerangi
kesombongan yang menyusup ke dalam hati saya.

Tanpa duri berupa penyakit kronis, saya akan kehilangan berkat
sehari-hari saat mendekat kepada kuasa Allah. Ketika saya kehabisan
sumber daya saya sendiri, duri saya mendorong untuk bersandar kepada
kuasa Allah semata. Kita, para penderita sakit, memang tidak memiliki
stamina orang sehat. Namun, kuasa Allah yang memampukan kita, justru
terlihat jelas di masa-masa terlemah kita. Kita mengalami realitas
dari janji Allah ketika Dia berkata, "Kuasa-Ku dapat diperlihatkan
dengan jelas di dalam orang yang lemah" (2 Korintus 12:9).

Bapa, terima kasih atas duri berupa penyakit kronis. Tanpa duriku, aku
tidak akan pernah mengetahui berkat dari bersandar pada kuasa-Mu. Saat
duri menusuk, ingatkan aku bahwa anugerah dan kekuatan dari-Mu itu
cukup. Di dalam kelemahanku, kuasa-Mu bersinar paling terang.

"Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai
dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku." (Kolose 1:29)

Diambil dari:
Judul asli buku: The God of All Comfort
Judul buku: Sakit Tetapi Tidak Terpuruk
Penulis: Judy Gann
Penerjemah: Desiree
Penerbit: Gloria Grafa, Yogyakarta 2009
Halaman: 47 -- 49

Pokok Doa

1. Mengucap syukur kepada Tuhan untuk setiap orang percaya seperti
Judy Gann, yang dapat selalu melihat kebaikan Tuhan di tengah sakit
yang mereka alami.

2. Mari bawa dalam doa kepada Tuhan setiap orang percaya yang sedang
menderita sakit. Biarlah mereka menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan
pergumulan mereka ini. Berdoa pula agar Tuhan menolong mereka melihat
bahwa ini adalah kesempatan indah, untuk mereka menyaksikan kebaikan
Tuhan di tengah penderitaannya.

3. Berdoa agar Tuhan mencukupkan biaya-biaya pengobatan yang mereka
perlukan. Biarlah melalui setiap proses pengobatan tersebut, Tuhan
menjamah mereka dan memberikan kesembuhan yang sempurna.

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu
jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian
terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3)
< http://alkitab.sabda.org/?Yak+1:2-3 >


Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org