Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/280

KISAH edisi 280 (13-6-2012)

Perjalanan Iman

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                       Edisi 280, 13 Juni 2012

Shalom,

Dunia telah berubah. Kemajuan teknologi dan modernitas telah mengikis
nilai-nilai Kekristenan. Banyak anak muda yang hidup pada zaman ini,
harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan imannya dan bertumbuh
di tengah-tengah lingkungan yang semakin sekuler.

Dalam edisi KISAH 280, kami menyajikan sebuah kesaksian anak remaja
yang hidup dalam dunia modern. Pergumulan dan persoalan mereka jauh
berbeda dengan generasi sebelumnya, sehingga pencarian jati diri dan
pembentukan karakternya banyak dipengaruhi oleh kemewahan dan tipu
daya dunia. Sanggupkah para remaja Kristen menang atas godaan ini?

Redaksi Tamu KISAH,
Is Ardiansah
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                            PERJALANAN IMAN

Meskipun keluarga saya telah percaya Tuhan sejak lama, tetapi saya
belum dibaptis di gereja sampai saya berumur 11 tahun. Saya tumbuh
besar di kota metropolitan, London. Saya telah terbiasa dengan gaya
hidup yang bebas dan modern. Sejak beranjak remaja, saya menghadapi
tekanan yang lebih besar dari teman-teman sekolah. Saya harus bisa
menyesuaikan diri dengan mereka dan dengan gaya berpakaian mereka,
agar tidak dikatakan sebagai orang yang membosankan dan tidak tahu
mode.

Seperti teman-teman, musik pop telah mengisi seluruh waktu saya.
Banyak uang yang saya habiskan untuk membeli kaset, majalah, dan
poster artis-artis pop. Saya juga menonton konser-konser musik pop
yang terbaru. Meskipun ada perasaan tidak puas dan telinga saya terasa
agak tuli karena mendengar suara musik konser yang keras, saya
berusaha meyakinkan diri bahwa saya sedang bersenang-senang.

Pada waktu itu, jemaat gereja mengadakan kebaktian Sabat di sebuah
restoran, lalu pindah ke sebuah gedung sewaan. Saya dan keluarga saya
secara rutin mengikuti kebaktian. Tetapi bagi saya, mengikuti
kebaktian-kebaktian itu merupakan suatu pergumulan yang besar. Saya
menganggap khotbahnya terlalu panjang dan tidak relevan dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini sering membuat saya terlelap dalam
tidur dan mimpi pendek. Dan tidak perlu dikatakan lagi, saya yang
paling bersemangat untuk pulang ke rumah setelah kebaktian selesai.

Puji syukur atas tuntunan Tuhan, pos pelayanan di London sering
mengadakan persekutuan, sehingga dengan begitu ikatan persaudaraan
menjadi bertambah erat dan bersatu di dalam Roh. Berangsur-angsur,
saya merasa seperti berada di rumah sendiri apabila sedang di
tengah-tengah mereka. Pada waktu pelajaran agama dimulai, saya ikut
dengan remaja-remaja lain belajar tentang firman Tuhan. Semakin lama
belajar tentang Tuhan yang selama ini telah saya acuhkan, saya semakin
merasa menyesal karena telah menghabiskan banyak waktu untuk mengejar
"pengakuan sosial". Sekarang, saya mulai menjauhi gaya hidup yang
lama.

Sebaliknya, Tuhan telah mengajar saya untuk mencari kerajaan dan
kebenaran-Nya. Atas dorongan dari guru agama, saya mulai berdoa untuk
memohon Roh Kudus. Puji Tuhan, akhirnya Tuhan memberikan karunia yang
berharga itu kepada saya. Sekarang saya telah mengerti akan pentingnya
menjadi orang yang terpilih. Di dalam dunia yang gelap ini, kita telah
menjadi terang-Nya. Kita memuliakan Tuhan dengan bersinar di antara
manusia. Pada waktu ada tekanan untuk mengikuti mode, yang
bertentangan dengan ajaran Kristen, seharusnya kita meluangkan waktu
untuk berpikir, apakah hal ini akan membuat Tuhan marah? Ditolak oleh
banyak orang mungkin menyakitkan, tetapi Bapa di surga akan mengingat
kita dan akan memberikan balasan atas kesetiaan kita. Tidakkah hal itu
jauh lebih penting?

Saya tahu harus masih banyak belajar. Perjalanan saya masih panjang
dan jalan itu keras. Jika tidak berhati-hati, dengan mudah saya akan
jatuh dalam perangkap iblis. Tetapi saya berdoa agar Tuhan menuntun
dan mengarahkan hidup saya, sehingga kesulitan apa pun yang saya
hadapi, saya akan diberikan kekuatan karena Tuhan ada di sisi saya.
Dan yang terpenting, Dia mengajar saya untuk menggunakan kesempatan
untuk melayani-Nya selagi masih muda dan mampu bekerja. Akhirnya, saya
akan selalu ingat nasihat rasul Paulus kepada Timotius: "Jangan
seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau masih muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."
(1 Timotius 4:12)

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buletin: Warta Sejati, Edisi 32 September - Oktober 2002
Penulis: YH
Penerbit: Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Indonesia, Jakarta 2002
Halaman: 17 -- 18

Pokok Doa

1. Berdoa untuk setiap anak-anak remaja Kristen dan pergumulan mereka
dalam mencari jati diri dan pembentukan karakternya, supaya hanya
diisi oleh kebenaran dan kasih Kristus.

2. Berdoa agar Tuhan menjamah dan menolong setiap anak-anak remaja
Kristen yang saat ini sudah terikat dengan kehidupan modern. Mereka
terlibat dalam narkoba, minuman keras, kehidupan malam, dan segala
tipu daya Iblis dalam dunia modern.

3. Berdoa agar Tuhan memberikan kemampuan kepada setiap orang tua
untuk mendidik dan mengawasi anak-anak mereka, supaya tidak jatuh dan
terjebak oleh tipu daya Iblis melalui dunia modern.

"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu." (1 Timotius 4:12)
< http://alkitab.sabda.org/?1Timotius+4:12 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org