Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/276

KISAH edisi 276 (16-5-2012)

Tugas Itu Wajib, Melayani Itu Harus

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                       Edisi 276, 16 Mei 2012

Shalom,

Pekerjaan dan pelayanan bukanlah suatu alternatif yang bisa kita pilih
salah satu. Bekerja dan melayani juga bukanlah dua hal yang saling
bertentangan. Kita dapat menggunakan keterampilan dan pendidikan kita
untuk bekerja sekaligus mengikuti panggilan kita untuk melayani. Dalam
edisi ini, kami mengajak Anda untuk membaca kisah seorang dokter yang
senantiasa menyisihkan waktu untuk melayani di tengah kesibukan
pekerjaannya. Harapan kami, kesaksian ini dapat meneguhkan hati kita
untuk tetap setia berkarya dan melayani-Nya. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu KISAH,
Mahardika Dicky Kurniawan
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                  TUGAS ITU WAJIB, MELAYANI ITU HARUS

Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, begitulah
kehidupan yang dijalani dr. RB. Betapa tidak, ia setia melayani Tuhan
seperti ayahnya, dr. LH (alm), yang tetap menyediakan waktu untuk
melayani di tengah-tengah kesibukannya sebagai dokter. Almarhum dr. LH
adalah salah satu pendiri organisasi pelayanan "Full Gospel Business
Men`s Fellowship International" (FGBMFI) di Indonesia, bersama dua
orang temannya yang lain, seorang pengacara senior, TS dan perwira
tinggi kepolisian berbintang dua, UE. Mereka bukan hanya mendirikan,
tetapi juga mengembangkan pelayanan ini. Pelayanan yang sekarang
dilanjutkan para penerusnya dan berkembang pesat ini, menghimpun para
pebisnis dan kaum profesional untuk mengabarkan Injil dan menjangkau
jiwa. Bedanya dengan sang ayah, dr. RB, yang menjadi dokter bedah di
dua rumah sakit, terjun di pelayanan dengan fokus pendidikan. Mengapa
bukan melanjutkan pelayanan ayahnya di FGBMFI?

"Saya hanya ingin membagi berkat kepada mereka yang kurang beruntung
karena sulit membiayai sekolahnya," kata ayah dari dua orang putri
yang sudah dewasa ini. Merasa hidup beruntung karena bisa bersekolah
dengan sukses dan berhasil menyandang gelar dokter spesialis bedah
umum dari salah satu universitas ternama di Jakarta pada tahun 1993,
dr. RB tidak menutup mata. Ia melihat di sekelilingnya masih banyak
anak tidak seberuntung dirinya. Bermula dari sebuah Persekutuan Doa di
Kalimalang, Jakarta Timur, sebagaimana layaknya sebuah Persekutuan
Doa, maka aktivitasnya bergerak hanya di bidang rohani. Dr. RB yang
kreatif ini tentu tak puas; ia berpikir mana "action"-nya di bidang
jasmani? Lalu, ia dan beberapa temannya mengumpulkan uang untuk
membantu para hamba Tuhan, yang berjumlah 69 orang.

Kegiatannya ini berlanjut dengan membantu mendirikan bangunan gereja
di Bekasi. Tetapi, setelah selesai dibangun, bangunan tersebut dibakar
massa. Kecewa? Sebagai manusia biasa ia kecewa, tetapi tidak putus
asa. Pelayanan dialihkan dengan memberikan bantuan modal kerja bagi
yang memerlukan, baik yang Kristen maupun bukan. Tuhan terus
memimpinnya dalam pelayanan anak sekolah, ketika ada orang yang minta
bantuan agar anaknya bisa dibiayai. Dr. BR sangat prihatin dengan
kualitas pendidikan di tanah air. Ketika tugas di Leuwiliang Bogor, ia
menemukan ada anak sekolah sudah kelas 4 SD, membaca pun belum bisa.
Melihat hal ini, ide untuk membantu anak yang kesulitan biaya sekolah
pun timbul dan kemudian dilaksanakannya. "Kalau anak tidak sekolah,
mudah dipengaruhi hal-hal yang jahat," itu alasannya yang lain mengapa
ia mau bersusah payah terjun dalam pelayanan tersebut.

Singkat cerita, bersama teman-temannya yang memunyai visi yang sama,
didirikanlah sebuah Lembaga Pelayanan, Gloria Ministry (GM) pada tahun
2003. Pdt. PT yang menjadi penasihat lembaga ini, memastikan agar
pelayanan terfokus pada satu bidang pelayanan. Karena itulah, GM
memfokuskan pelayanan pada pemberian bantuan kepada anak sekolah, dari
SD sampai mahasiswa. Cabang GM kemudian didirikan di berbagai tempat
di tanah air, dan kini sudah berjumlah 20 cabang, dengan anak asuh
sekitar 3000 anak, di antaranya di Jabodetabek ada 1800 anak.

Pengalaman menarik lainnya, ketika bertugas di Kabupaten Manggarai
NTT, dr. BR adalah satu-satunya dokter bedah umum di kabupaten
tersebut. Tetapi, ketika ada pasien yang harus dioperasi kandungannya,
maka dokter yang rendah hati ini juga harus menanganinya. "Di profesi
saya inilah, saya merasakan penyertaan Tuhan dan pertolongan-Nya yang
luar biasa." Kemudian, ia pun bercerita: Suatu ketika ada seorang anak
berumur 10 tahun kecelakaan, karena truk yang ditumpanginya terbalik.
Tengkoraknya hancur, otaknya sudah keluar, dan anak itu koma.
Sedangkan di rumah sakit Kabupaten Manggarai peralatannya sangat
sederhana. Meski agak stres, dokter yang kini berusia 56 tahun ini
mengambil inisiatif: berdoa sebelum melakukan tindakan operasi.
"Operasi berhasil dan saya yakin itu karena Tuhan yang menolong saya."

Sejak awal, dokter yang cukup sibuk ini sudah memunyai komitmen untuk
melayani. Meskipun di gereja tempatnya beribadah dia menjabat salah
satu ketua bidang, tapi setiap Selasa dan Sabtu, masih sempat
memberikan waktunya untuk melayani di kantor GM sebagai ketua umum dan
memimpin para stafnya. Ia beruntung, istrinya bukan hanya mendampingi,
tetapi juga ikut mendukung pelayanan ini. Sementara kedua putrinya pun
tak berkeberatan. Tidak hanya itu. "Mission tour" dengan kegiatan,
KKR, pengobatan, pembagian sembako, dan kunjungan ke daerah masih
dijalaninya. Misalnya, ke Bangka Belitung dan Bromo. Berbaur dengan
masyarakat setempat dan berbagi berkat sangat membahagiakan kehidupan
pasang suami-istri yang sangat mengasihi Tuhan ini.

Tentu saja semua aktivitasnya memerlukan biaya. Untuk yang satu ini,
tak segan ia mengambil uang pribadinya untuk menabur di ladang Tuhan.
"Tuhan selalu memberkati saya, bahkan ketika sangat memerlukan biaya
yang besar." Ia juga mendapat dukungan dari teman-temannya, yang tidak
hanya membantu melalui dana, tetapi juga melalui pemikiran, tenaga,
dan doa.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin: BERITA YAMARI, Edisi 54 -- 2010
Penulis: Sri Rastiti
Penerbit: Yayasan Marturia Indonesia, Jakarta
Halaman: 4 -- 5

POKOK DOA

1. Mengucap syukur kepada Tuhan karena dr. RB memiliki hati untuk
terlibat dalam pekerjaan Tuhan, meskipun kesibukannya dalam bekerja
sudah menyita banyak waktunya.

2. Berdoa untuk dr. RB beserta keluarga, agar dapat terus terlibat
dalam pekerjaan Tuhan, dan melalui kesaksiannya banyak orang akan
terlibat dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini.

3. Berdoa untuk hamba-hamba Tuhan yang sudah bekerja sama dengan dr.
RB dalam pekerjaan Tuhan, agar terus dapat membawa Amanat Agung Tuhan
hingga Tuhan Yesus datang kedua kalinya.

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala
dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11)
< http://alkitab.sabda.org/?Roma+12:11 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org