Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/275 |
|
KISAH edisi 275 (9-5-2012)
|
|
___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________ Edisi 275, 9 Mei 2012 Shalom, Ketika kita turun tangan, Tuhan angkat tangan. Sebaliknya, ketika kita angkat tangan, Tuhan turun tangan. Mukjizat terjadi ketika kita benar-benar menyerahkan keputusan kepada Tuhan dan meyakini bahwa apa yang Dia perbuat adalah yang terbaik bagi kita. Sebuah kesaksian dari seorang percaya di Tiongkok dalam edisi ini membuktikan bahwa saat tak ada harapan yang bisa dijanjikan oleh dokter-dokter ahli sekalipun, tiada yang mustahil bagi Tabib Agung kita. Kiranya kesaksian ini menggugah kita untuk selalu berharap, bersyukur, dan berserah kepada Tuhan. Redaksi Tamu KISAH, Mahardika Dicky Kurniawan < http://kesaksian.sabda.org/ > DISEMBUHKAN DARI TUMOR OTAK GANAS Penyakit saya berawal pada bulan Januari 1996, dengan sakit kepala yang saya kira adalah gejala flu. Karena rasa sakit pada kepala saya yang semakin menjadi-jadi, pada tanggal 22 April 1996, saya memutuskan untuk menjalani CT-scan di salah satu rumah sakit di kota asal saya. Hasilnya menunjukkan adanya tumor berukuran 2 x 2,5 cm. Tanggal 29 April 1996, saya masuk ke RS Umum Sektor Militer Nanjing di Fuzhou, untuk menjalani 1,5 T Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang memperlihatkan sebuah tumor berukuran 4 x 2,5 cm di bagian tengah otak saya. Keganasannya sudah pada stadium akhir dan operasi tidak mungkin dilakukan. Satu-satunya alternatif adalah terapi dengan sinar laser. Saya memutuskan untuk tidak melanjutkan perawatan itu, mengingat biaya yang dibutuhkan untuk terapi tersebut cukup mahal dan akibat-akibat sampingan yang mungkin terjadi (termasuk kerusakan otak). Waktu itu, saya sudah menjalani dua sesi perawatan yang tidak membawa hasil apa-apa. Hari demi hari, kondisi tubuh saya semakin memburuk. Pertumbuhan tumor yang semakin besar telah menekan beberapa urat syaraf, sehingga membuat saya sering tidak sadarkan diri. Pada awal bulan Mei 1996, hal ini terjadi sekali atau dua kali sehari. Pada tanggal 20 dan 21 Mei, frekuensinya semakin bertambah, menjadi lebih dari sepuluh kali, dan pada tanggal 22 Mei, saya tidak sadarkan diri hampir sepanjang hari. Dalam masa kesadaran yang singkat, saya dicekam rasa sakit yang begitu menyiksa hingga saya terus berteriak-teriak dan berharap agar saya dapat memenggal kepala saya dan mati. Untuk mengurangi penderitaan saya, para dokter sudah 2 kali mengoperasi saya (tanggal 5 dan 9 Mei 1996), untuk mengeluarkan cairan yang ada di otak saya. Yang keluar adalah cairan bercampur darah dan nanah sebanyak beberapa wadah kecil. Selain tindakan operasi itu, dokter-dokter terbaik di rumah sakit itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk menyembuhkan saya. Saya lalu bermaksud untuk pindah ke rumah sakit lain, tetapi seorang dokter yang bergelar doktor dan ahli di bidang spesialis tumor otak memberi tahu saya, bahwa saya mengalami penyakit yang terburuk di antara tiga kondisi patologi yang tak dapat disembuhkan dalam ilmu kedokteran. Selain itu, letak tumor itu begitu berbahaya, sehingga tidak ada teknologi kedokteran di mana pun di dunia ini yang dapat menolong. Sekalipun saya dipindahkan ke rumah sakit lain untuk dioperasi, paling beruntung saya hanya akan menjadi seorang manusia tanaman. "Jika rumah sakit ini tidak dapat berbuat apa-apa," katanya, "Di tempat lain mana pun hasilnya akan lebih buruk lagi." Mendengar penjelasan itu, saya memutuskan untuk pulang dan sepenuhnya bersandar kepada Tuhan. Saat kita sampai di ujung kematian, Tuhan baru memulai pekerjaan-Nya. Pada tanggal 23 Mei 1996, saya pulang ke rumah. Para dokter khawatir bahwa perjalanan panjang yang melelahkan akan membahayakan kondisi saya. Secara khusus, mereka mengatur untuk membawa beberapa tabung oksigen. Demikian pula keluarga saya sudah bersiap untuk menerima keadaan terburuk. Namun, di bawah perlindungan dan penyertaan Tuhan, selama perjalanan itu saya sama sekali tidak mengalami rasa sakit yang biasanya berlangsung selama setengah jam setiap kali menyerang dan membuat saya tidak sadar. Saya hanya mengalami sedikit rasa sakit. Keluarga saya menyadari bahwa tak ada penyembuhan yang dapat ditawarkan oleh ilmu kedokteran bagi saya. Hanya dengan sepenuhnya bersandar kepada Tuhan Yang Mahakuasa, kami dapat memiliki secercah harapan. Seluruh keluarga berpuasa dan berdoa. Selama itu pula, banyak gereja yang berdoa dengan tidak putus-putusnya untuk saya. Banyak saudara/i seiman yang datang menjenguk dan berdoa bersama saya untuk memohon belas kasihan Tuhan. Pada tanggal 24 Mei 1996, tengah malam, saya merasa seperti ada orang yang memberi tahu saya bahwa hidup saya hanya tinggal empat hari lagi, sehingga membuat saya menjadi kalut. Ternyata ini adalah pekerjaan Iblis. Pada tanggal 25 Mei 1996 (tepatnya hari minggu), pada siang hari ketika banyak jemaat sedang berdoa untuk saya, Iblis menampakkan diri. Dia memberitahukan bahwa ia datang dari Xiamen untuk mengganggu saya, karena saya sudah memberinya kesempatan melalui cinta saya kepada dunia ini dan iman saya yang lemah. Setelah berkali-kali berdoa dengan sungguh-sungguh, kami berhasil mengusir Iblis itu pergi dan saya merasa jauh lebih lega. Hari itu juga, sekitar pukul 14:00 kami berdoa lagi. Pada waktu berdoa ini, saya mendengar suara yang begitu lembut yang berkata dalam hati saya, "Tuhan akan mengoperasi saya." Pada saat itu, saya merasa jaringan otot di sekitar tumor itu sedang diangkat. Keesokan harinya, pada tanggal 26 Mei 1996, sekitar pukul 19:30, anugerah Tuhan menaungi saya. Semua orang di rumah pergi ke gereja kecuali ibu saya dan saya. Saya sedang berbaring di tempat tidur sambil berdoa, ketika tiba-tiba suatu gelombang kejutan menjalari kepala saya. Rasanya seperti ada aliran listrik yang menjalarinya, membuatnya menjadi mati rasa. Saya mengira itu adalah serangan sakit yang berikutnya, dan bahwa Tuhan akan membawa saya pulang. Lalu saya berteriak, "Ibu, berdoalah! Cepat!" Tiba-tiba saya merasakan sesuatu, seperti diberi obat bius, dari kepala sampai ke ujung kaki. Hanya mulut saya yang dapat menyanyikan beberapa lagu pujian. Saya merasa ada suatu kekuatan yang membuka genggaman kedua tangan saya, dan meletakkan suatu benda bulat yang halus di telapak tangan saya. Setelah itu, saya menggenggamkan kedua tangan saya dengan lebih erat, tapi kekuatan itu kembali membuka genggaman kedua tangan saya. Hal ini terjadi sampai empat kali. Pada kali yang terakhir, saya bahkan melambung-lambungkan benda yang berada di tangan saya itu beberapa kali dengan pelan. Penghiburan dan sukacita besar menerpa hati saya. Waktu itu sudah pukul 20:00 lewat, dan saya masih berdoa ketika yang lainnya kembali dari gereja. Ketika mereka berada sekitar 50 meter dari rumah, mereka mendengar ada suara orang banyak sedang berdoa di kamar saya. Sanak keluarga saya mengira sesuatu yang tidak baik telah terjadi pada diri saya. Mereka cepat-cepat masuk ke dalam, tetapi kemudian menjadi heran karena hanya melihat ibu saya dan saya. Sebenarnya, sekumpulan besar malaikat sudah berdoa untuk saya dan mengoperasi saya. Mereka bahkan telah meletakkan potongan tumor itu di telapak tangan saya untuk membuat pengalaman ini menjadi lebih nyata. Pada tanggal 28 Mei 1996, saya dapat duduk di tempat tidur tanpa bantuan orang lain (sebelumnya harus dibantu orang); dan bahkan turun dari tempat tidur dan berjalan. Jauh di dalam hati saya, saya tahu bahwa Tuhan telah mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk melakukan operasi pada diri saya. Betapa besar sukacita yang saya rasakan! Saya tertawa dan menyanyi dengan nyaring, memuji Yesus karena perbuatan-Nya yang mulia atas diri saya. Saat itulah, ibu saya menemukan suatu bekas operasi di sebelah kanan kepala saya, bentuknya seperti daun zaitun. Tempatnya tepat di mana para dokter sebelumnya bermaksud melakukan irisan operasi. Operasi yang dilakukan oleh malaikat itu telah meninggalkan bekas ini pada diri saya sebagai kesaksian bagi Tuhan. Sebelum sakit, saya memiliki rambut indah yang lebat. Di RS Fuzhou, rambut saya dicukur habis. Sekarang ini rambut saya sudah mulai tumbuh, dan warnanya kontras dengan bekas operasi yang berwarna putih di kepala saya, yang membuktikan kebesaran anugerah Tuhan. Sekarang ini saya sudah dapat makan dan minum secara normal, dan menghadiri kebaktian Sabat. Bukan saja saya dapat berjalan dengan normal, bahkan saya dapat berdiri selama satu jam untuk memberikan kesaksian di gereja. Demikianlah Tuhan sendiri telah menyembuhkan saya dari tumor otak. Saya akan mengangkat suara untuk memuji Yesus, karena hanya Dialah satu-satunya sandaran saya yang terbesar, dan hanya Dialah satu-satunya yang dapat menyembuhkan saya. Tuhan, Engkaulah yang Mahabesar dan Mahakuasa. Saya akan mengikuti-Mu dan bersaksi bagi-Mu seumur hidup saya. Kepada-Mu saya berjanji untuk setia melayani dan bertekad untuk mengabarkan Injil-Mu. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Amin. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Warta Sejati, Edisi 25 Juli - Agustus 2001 Penulis: NN Penerbit: Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Pusat Indonesia, Bandung Halaman: 30 -- 33 POKOK DOA 1. Bersyukur untuk NN yang sudah disembuhkan dari penyakit tumor ganas yang dia derita, semua hanya oleh karena anugerah Tuhan Yesus. Hanya karena mukjizat-Nya saja NN dapat mengalami kesembuhan. 2. Berdoa untuk NN agar terus mengabarkan tentang kesaksian ini hingga ke seluruh dunia, dan melalui kesaksiannya banyak orang dapat diberkati dan dikuatkan agar terus bersandar serta berharap kepada Tuhan. 3. Berdoa untuk orang-orang yang mengalami permasalahan atau sakit penyakit yang sulit disembuhkan seperti halnya NN, agar mereka diberi kekuatan oleh Roh Kudus dan juga dapat menerima mukjizat kesembuhan seperti halnya NN. "Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah." (Yeremia 33:6) < http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+33:6 > Kontak: < kisah(at)sabda.org > Redaksi: Yonathan Sigit (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/kisah > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |