Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/264

KISAH edisi 264 (22-2-2012)

Jerry Woodfill -- Perjalanan Apollo 13 yang Menakjubkan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 264, 22 Februari 2012

Shalom,

Mungkin Anda pernah mendengar tentang misi pesawat Apollo 13 ke Bulan.
KISAH edisi 264, akan menceritakan tentang mukjizat Tuhan dalam misi
mereka. Kiranya kesaksian ini semakin menguatkan iman dan pengharapan
kita kepada Dia.

Redaksi Tamu KISAH,
Novita Yuniarti
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                            JERRY WOODFILL --
                  PERJALANAN APOLLO 13 YANG MENAKJUBKAN

"Saya mendengar suara [radio] dari luar angkasa, `Houston, kami
memiliki masalah.`"

Ada peristiwa-peristiwa dalam sejarah, yang seolah-olah menghentikan
waktu. Pada saat itu seluruh dunia seakan menahan napasnya, menunggu
dan melihat apa yang akan terjadi kemudian. Ketika itu saya masih
berusia dua belas tahun, saat misi dramatis Apollo 13 ke bulan
menangkap perhatian dunia. Saya ingat, ketika itu saya terpaku pada
layar televisi, menerka-nerka apakah awak pesawat itu akan berhasil
kembali ke bumi, ataukah mereka akan tersesat selamanya dalam
kehampaan luar angkasa yang kelam.

Hari itu, 13 April 1970, Jerry Woodfill benar-benar berada di pusat
peristiwa itu. Senin malam itu, ia bertugas sebagai Teknisi Sistem
Peringatan bagi misi Apollo 13 ke bulan yang bernasib buruk itu.
Sebenarnya, jam kerja Jerry akan berakhir pada pukul 10 malam, tetapi
setelah pukul 9, ia ingat ketika sedang memeriksa panel kontrol dan
menyadari bahwa ada sesuatu yang benar-benar salah.

Pada saat yang sama, dua ratus enam puluh kilometer dari planet bumi,
para kru Apollo 13 mendengar suara ledakan yang teredam. Mereka
memandang keluar dari jendela kokpit dan melihat uap yang menyembur ke
ruang angkasa.

"Saat itulah saya mendengar suara dari luar angkasa, `Houston, kami
memiliki masalah.` Sama seperti kata-kata di film Apollo 13, yang
disutradarai oleh Ron Howard yang terkenal itu. Tetapi seharusnya
mereka berkata, `Houston, kami memiliki beberapa masalah` -- karena
saya melihat beberapa indikator tanda bahaya yang menyala sekaligus."

Hal itu membuat para teknisi NASA membutuhkan waktu untuk mengetahui
apa yang salah. Dalam setiap program misi Apollo ke bulan, selalu ada
dua bagian pesawat luar angkasa yang diluncurkan: sebuah pesawat induk
yang berfungsi untuk mengorbit di orbit bulan dan membawa kru
astronaut kembali ke bumi, dan sebuah Lunar Lander untuk membawa dua
dari tiga astronaut mendarat di permukaan bulan dan membawa mereka
kembali ke pesawat induk yang berada di orbit bulan. Tampaknya,
hubungan arus pendek telah menyebabkan ledakan pada salah satu dari
tabung oksigen di pesawat induk. Uap yang mereka lihat tadi adalah
oksigen cair yang berada dalam tabung yang rusak tersebut.

"Ketika tabung oksigen itu meledak, hal itu menimbulkan sejumlah
kerusakan yang berikutnya pada sistem yang lain," ujar Jerry. "Sel
bahan bakar berhenti berfungsi, yang dengan demikian membuat daya
listrik di pesawat induk menjadi padam. Tanpa daya listrik di pesawat
induk, para kru harus berpindah dari menggunakan tenaga dari sel bahan
bakar kepada daya dari baterai. Pesawat itu sedang sekarat."

Tak lama kemudian, para personel NASA menyadari akibat dari ledakan
itu. "Saya rasa mungkin membutuhkan sembilan puluh menit bagi kami,
untuk benar-benar mengerti bahwa pesawat induk tidak lagi dapat
mendukung kehidupan para kru, dan mengharuskan kami untuk menggunakan
pendarat bulan itu sebagai perahu penyelamat. Pesawat induk itu
didesain untuk menampung tiga astronaut dan untuk mendukung mereka
selama seluruh perjalanan, sementara Lunar Lander itu didesain hanya
untuk menampung dua orang dan misi mereka selama kurang dari empat
puluh delapan jam. Tetapi sekarang, Lunar Lander itu harus dapat
bertahan selama jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai bumi --
dengan tiga orang di dalamnya.

Dengan nyawa para astronaut sebagai taruhannya -- kru teknisi dan para
pengawas penerbangan bekerja mati-matian, mencari cara untuk membawa
para pemberani itu pulang. Saat itu mereka menghadapi tiga dilema.
Pertama, sistem penyaringan udara pada Lunar Lander tidak dapat
bertahan untuk mencukupi kebutuhan untuk tiga orang, dalam waktu yang
dibutuhkan agar ketiganya dapat mencapai bumi. Setiap anggota kru akan
mati karena karbon dioksida yang akan semakin bertambah di dalam
pesawat itu. Kedua, tanpa daya listrik di pesawat induk, mereka tidak
akan sanggup mencapai atmosfer bumi.

Ketiga, dengan kerusakan yang dialami oleh pesawat induk, para
astronaut itu tidak dapat menggunakan mesin pendorong yang dimiliki
pesawat induk untuk membawa mereka pulang ke bumi, sehingga mereka
harus menggunakan mesin pendorong yang lebih kecil, yang terdapat pada
Lunar Lander. Masalahnya, mesin pendorong pada Lunar Lander hanya
didesain untuk mendorongnya keluar dari pesawat induk ke permukaan
bulan dan kemudian kembali lagi ke pesawat induk, tidak dimaksudkan
untuk mendorong kedua pesawat itu dalam perjalanan yang lebih panjang
untuk mengitari bulan dan kembali ke bumi. Mereka harus memikirkan
ulang rencana itu. Tugas mereka amat berat, banyak orang yang mengira
bahwa para astronaut Apollo 13 tidak akan kembali.

Tetapi ada perubahan yang menarik pada jalan cerita ini. Jerry berkata
bahwa seluruh orang di Amerika dan seluruh dunia berdoa bagi
kepulangan para kru Apollo 13.

"Doa itu sangat nyata. Mereka berdoa di Tembok Ratapan di Yerusalem.
Sri Paus di Basilika Santo Petrus berdoa agar nyawa para astronaut
diselamatkan. Mereka berdoa di pabrik-pabrik di seluruh negara kami.
Bursa Efek di Chicago berhenti sejenak -- penghitung mereka berhenti.
Para pembeli dan penjual saham di sana mengambil waktu untuk berdoa
bagi keselamatan para astronaut di Apollo 13. Dewan kongres menganggap
penting peristiwa tersebut, sehingga di tengah-tengah rapat mereka
mengeluarkan pengumuman yang mendorong orang untuk berdoa bagi rencana
penyelamatan Apollo 13."

Gereja-gereja di seluruh Amerika mengadakan pertemuan doa khusus,
memohon kepada Tuhan untuk kepulangan para astronaut Apollo 13. Jerry
bahkan mendengar bahwa pelayanan misi di Burma dan orang-orang Kristen
di Guyana, Afrika Barat, berdoa bagi mereka. Jerry melihat rekan-rekan
sekerjanya di ruangan pengawas misi penerbangan ini menundukkan kepala
mereka dan berdoa. Seperti ratusan ribu asap kemenyan yang naik ke
surga, doa-doa dari seluruh dunia dinaikkan demi harapan agar Tuhan
menyayangkan nyawa ketiga pria pemberani ini.

Masalah paling pelik yang dihadapi oleh personel NASA dan yang harus
segera dipecahkan adalah masalah sistem penyaringan udara. Dalam Lunar
Lander sebenarnya terdapat cadangan oksigen yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tiga orang ini selama perjalanan pulang mereka. Masalahnya
adalah sistem penyaring udara itu tidak akan mampu memenuhi tuntutan
yang baru ini. Karbon dioksida yang dihasilkan oleh para astronaut
lambat laun tidak akan mampu diproses oleh sistem penyaring udara itu,
sehingga para astronaut akan mati karena kekurangan oksigen.

Para teknisi NASA mengambil keputusan bahwa para astronaut tersebut
harus mengambil filter yang berada di pesawat induk (yang berbentuk
segi empat), dan membentuknya ulang agar cocok dengan sistem
penyaringan udara yang terdapat pada Lunar Lander (yang didesain untuk
penyaring udara yang berbentuk bulat). Pepatah yang mengatakan "Anda
tidak dapat memasangkan pasak yang berbentuk segi empat di lubang yang
bulat" adalah masalah yang sedang dialami para teknisi NASA pada saat
itu.

Jerry mengingat kembali bagaimana para teknisi menghadapi dilema
tersebut secara frontal: "Malam itu, mereka menaruh di atas meja benda
apa pun yang berada dalam Apollo 13, yang mungkin dapat menolong untuk
memecahkan kesulitan ini. Mereka bahkan mengeluarkan kantong plastik
yang biasanya digunakan untuk menaruh batu bulan -- apa pun yang
mereka tahu ada dalam pesawat itu."

"Salah seorang dari para teknisi itu melihat benda-benda yang saling
tak terkait itu, dan di dalam benaknya ia melihat cara untuk membuat
selang-selang yang terbuat dari baju astronaut dan kantong-kantong
plastik untuk batu bulan itu, dan beberapa lembar kertas karton yang
digabungkan menjadi sedemikian rupa, sehingga penyaring udara itu
dapat terpasang. Saya percaya bahwa ini adalah jawaban dari doa-doa
yang dinaikkan. Teknisi ini menggambar konfigurasi yang ada dalam
benaknya itu, sementara timnya sibuk menyusun prosedur bagi para
astronaut, agar mereka dapat melakukannya." Ajaibnya, sistem yang baru
itu dapat bekerja!

Meskipun rintangan besar yang pertama sudah mereka lewati, waktu yang
berharga terus berjalan. Ratusan ilmuwan dan teknisi bekerja dengan
gelisah untuk memecahkan rintangan berikutnya: sistem listrik yang
tidak berfungsi. Para astronaut harus menggunakan bagian kerucut dari
pesawat induk untuk dapat memasuki atmosfer bumi; namun demikian,
mereka telah menggunakan seluruh daya yang ada dalam baterai di
pesawat induk ketika listrik di pesawat itu padam. Daya yang berada
dalam baterai ini adalah hal yang sangat penting bagi mereka untuk
memasuki atmosfer bumi, tanpanya mereka tidak akan dapat kembali.

Seorang teknisi yang brilian mendesain sebuah cara agar mereka dapat
"memancing" baterai di kapsul induk dengan menggunakan kabel
sementara. Jerry mengingat bahwa para teknisi harus menentukan apakah
ada kabel di pesawat itu yang dapat dipakai untuk rencana ini.

"Teknisi tersebut bahkan tidak yakin bahwa kabel yang dimaksud itu ada
di pesawat tersebut, tetapi jika mereka dapat menemukannya, maka ia
dapat menyambungkan dua sistem listrik tersebut -- sistem listrik yang
berfungsi di Lunar Lander dengan baterai yang sudah habis terpakai di
pesawat induk. Ia mungkin dapat menyetel pemutus arus listrik dalam
konfigurasi tertentu, sehingga dapat mengalirkan daya melalui kabel ke
dalam baterai yang sudah habis di kapsul yang digunakan untuk memasuki
atmosfer bumi."

Setelah pencarian yang teliti menggunakan skema pesawat itu, mereka
akhirnya menemukan kabel yang dibutuhkan. Prosedur yang belum pernah
dicoba sebelumnya tampak menjanjikan, namun tetap memiliki risikonya.
Ketika mereka melakukan prosedur itu pada simulasi komputer, hasil
yang didapat tidak baik. "Hasil simulasi itu mengatakan, `Jangan
lakukan itu; prosedur ini terlalu berbahaya,`" kata Jerry. "Tetapi
kami tidak memiliki alternatif lain. Kami harus melakukannya, sebab
tanpa daya listrik itu mereka tidak akan dapat memasuki atmosfer
bumi."

Ketika prosedur yang berisiko itu dijalankan, peringatan komputer itu
benar-benar terjadi. Salah satu dari baterai itu meledak. "Kejadian
itu benar-benar menjadi momen yang membangunkan, sebab suara ledakan
itu terdengar seperti ledakan tabung oksigen yang pertama."

"Tetapi ajaibnya, doa-doa yang dinaikkan itu terjawab. Meskipun sel
baterai itu meledak, tetapi baterai tersebut mengirimkan sejumlah daya
yang dibutuhkan untuk keseluruhan misi itu. Dapatkah Anda
memercayainya? Kabel yang seadanya dan baterai yang meledak, namun
semuanya berjalan dengan baik, dan baterai yang berada di kapsul untuk
kembali ke bumi itu telah terisi."

Tantangan terakhirnya adalah bagaimana cara membawa astronaut ini
pulang. Dengan roket utama pesawat induk yang rusak, para teknisi
harus mencari cara untuk menggunakan sistem pendorong yang dimiliki
oleh Lunar Lander.

"Mesin pendorong itu tidak pernah didesain untuk membawa seluruh
bagian pesawat itu kembali ke bumi, tetapi hanya didesain untuk
mendarat di permukaan bulan saja dan kembali ke pesawat induk.
Sekarang kami benar-benar menggunakannya untuk mendorong seluruh
bagian Lunar Lander dan pesawat induk untuk mengitari bulan dan
kembali ke bumi." Dengan waktu yang sangat terbatas, ratusan teknisi
dan pengawas penerbangan bekerja tanpa lelah bersama-sama dengan para
astronaut Apollo 13 untuk melakukan prosedur itu, langkah demi
langkah, untuk menggunakan mesin dari Lunar Lander.

Jerry mengingat betapa takjubnya ia, ketika memandangi bagian-bagian
pesawat yang rontok, dan sebagai Teknisi Sistem Peringatan, ia tahu
bahwa ada banyak petaka yang dapat terjadi, namun tidak terjadi pada
saat itu. Contohnya, ledakan itu terjadi di saat yang tepat.
"Seandainya ledakan itu terjadi di bulan, atau ketika mereka dalam
perjalanan kembali ke bumi, atau pada permulaan misi, maka mereka
tidak akan dapat menyelamatkan para astronaut itu. Bahkan kejadian itu
dapat juga terjadi di tempat peluncuran. Dapatkah Anda membayangkan
besarnya kebakaran dan kehancuran yang ditimbulkan, seandainya seluruh
menara peluncuran meledak dan terbakar? Hal itu akan menyurutkan
ketertarikan dalam hal eksplorasi angkasa untuk bertahun-tahun."

Ketika ledakan tabung oksigen itu terjadi, salah satu astronaut baru
saja memasuki Lunar Lander dan menyalakan beberapa sistem kunci.
Karena palka pesawat sudah terbuka dan sistem pada Lunar Lander sudah
menyala, maka transisi pesawat kecil itu untuk menjadi "sekoci
penyelamat" menjadi lebih mudah. Semua langkah seolah-olah sudah
diatur untuk menolong para astronaut itu kembali pulang.

Sementara pesawat yang bermasalah itu semakin mendekati bumi, ada satu
lagi peristiwa dramatis yang terjadi: sebuah awan badai besar yang
tampak berada di dekat tempat pendaratan di Samudra Pasifik menyingkir
dari tempat tersebut, ketika Apollo 13 bersiap-siap memasuki atmosfer
bumi.

Tentu saja ketiga astronaut Apollo 13 yang pemberani itu berhasil
kembali ke bumi. Luar biasanya, mereka mendarat di koordinat
pendaratan di air itu dengan akurasi yang sangat tepat, sekalipun
terdapat rintangan-rintangan besar itu.

Sebelum petualangan ini, Jerry selalu membandingkan penerbangan ke
luar angkasa dengan kursi berkaki tiga. Kaki yang pertama adalah para
teknisi yang mendesain pesawat luar angkasa, kaki yang kedua adalah
para astronaut yang menerbangkannya, dan yang ketiga adalah para
pengawas penerbangan yang mengawasi para astronaut selama misi mereka.
Ketika ia mengakui keberanian para astronaut Apollo 13 dan kecerdasan
para pengawas penerbangan dan tim teknisinya, ia merasa ada sesuatu
yang hilang dari analogi ini: "Bagi misi Apollo 13, ada kaki
keempat -- Tuhan dan doa yang dijawab."

Selama keterlibatannya dengan misi Apollo ke bulan yang bersejarah
ini, Jerry Woodfill bukanlah seorang Kristen. Namun setelah melihat
yang terjadi, bagaimana para astronaut itu berhasil kembali ke bumi,
dan bagaimana banyak orang di seluruh dunia berdoa, Jerry menerima
Yesus Kristus di dalam hatinya pada saat Pertemuan Pengusaha Kristen
(Christian Businessmen`s Meeting).

"Apa yang dapat Anda katakan ketika melihat peristiwa itu dengan mata
kepala Anda sendiri? Saya adalah seorang saksi mata dari kejadian itu.
Saya berpikir, jika Tuhan dapat melakukan mukjizat untuk membawa para
astronaut yang tampaknya akan hilang itu pulang dari luar angkasa,
maka Ia juga sanggup meraih saya dari ruang kendali misi di surga, dan
memberi saya petunjuk dalam menjalani hidup saya." (tYudo)

Diterjemahkan dari:
Judul buku : In the Hollow of His Hand: The Amazing Stories of God`s Care
Judul asli artikel: Jerry Woodfill: The Amazing Journey of Apollo 13
Penulis: Gorman Woodfin
Penerbit: Multnomah Publishers, Inc., Oregon 2001
Halaman: 69 -- 76

POKOK DOA

1. Mengucap syukur kepada Tuhan untuk setiap perkara ajaib yang Dia
lakukan dalam kehidupan kita, seperti yang Dia lakukan kepada para
astronaut Apollo 13. Tanpa campur tangan Tuhan, sangatlah mustahil
bagi para astronaut untuk kembali ke bumi.

2. Bersyukur karena Tuhan masih mau mendengarkan dan mengabulkan doa
orang-orang yang bersatu hati untuk memohon pertolongan-Nya.

3. Berdoa untuk orang-orang yang belum mengenal Tuhan, agar melalui
peristiwa tertentu dalam hidupnya, mereka dapat mengenal dan menerima
Tuhan sebagai Juru Selamat pribadi.

"Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia
ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan
oleh Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 18:19)
< http://alkitab.sabda.org/?Mat+18:19 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org