Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/196 |
|
KISAH edisi 196 (18-10-2010)
|
|
___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________ Edisi 196, 18 Oktober 2010 PENGANTAR Shalom, "Engkau mengancam dengan siksaan-siksaan yang menakutkan dan menyebut iman kami sebagai kejahatan, tetapi kami tidak akan menjadi tawar hati atau terikat kepada dunia ini atau dilemahkan dengan ketakutan. Demi kasih kemurahan Allah, kami siap untuk menahan siksaan jenis apa pun." Sungguh suatu pernyataan iman yang amat berani! Dari mana kekuatan di balik rentetan kata itu? Siapakah gerangan dia manusia yang sanggup mengatakannya? Tentulah ia bukan orang yang biasa-biasa saja. Dan konsekuensi dari pernyataan itu begitu tragis. Candidus -- seorang Kristen yang juga wakil dari Legiun Gemuruh yang melontarkan pernyataan ini kepada Gubernur Romawi -- dan 39 rekannya harus menemui ajal dengan cara dilucuti hingga telanjang dan digiring ke tengah-tengah danau yang beku. Kisah kepahlawanan iman yang menggetarkan ini dapat kita baca pada Kolom Kesaksian kali ini. Setelah tuntas membaca kisah Candidus dan rekan-rekannya, kami mengajak Anda semua untuk turut berdoa syafaat lewat panduan doa yang dapat dibaca pada Kolom Pokok Doa. Selamat menikmati sajian edisi kali ini! Tuhan memberkati! Redaksi tamu KISAH, Wilfrid Johansen http://kekal.sabda.org http://fb.sabda.org/kisah ______________________________________________________________________ KESAKSIAN LEGIUN GEMURUH Gubernur Romawi itu berdiri dengan keputusan tegas di hadapan empat puluh prajurit Romawi dari Legiun Gemuruh. "Aku memerintahkan kalian untuk mempersembahkan korban kepada dewa-dewa Romawi. Jika kalian tidak melakukannya, kalian akan dilucuti dari pangkat militer kalian." Keempat puluh prajurit itu semuanya percaya dengan teguh kepada Tuhan Yesus. Mereka tahu bahwa mereka tidak boleh menyangkal-Nya atau memberikan korban bagi dewa-dewa Romawi, apa pun yang akan dilakukan Gubernur Romawi kepada mereka. Candidus berbicara bagi legiun itu, "Tiada yang lebih berharga atau lebih mulia bagi kami selain Kristus, Tuhan kami." Sang gubernur kemudian mencoba berbagai taktik lainnya untuk membuat mereka menyangkali iman percaya mereka. Pertama, ia menawarkan kepada mereka uang dan kehormatan. Kemudian, ia mengancam mereka dengan siksaan dan aniaya. Candidus menjawab, "Engkau menawarkan kepada kami uang yang akan ditinggal di dunia dan kemuliaan yang akan sirna. Engkau berusaha untuk membuat kami menjadi kawan Kaisar, tetapi menjauhkan kami dari Raja yang sejati. Kami hanya ingin satu hadiah, yaitu mahkota kebenaran. Kami menanti-nantikan satu kemuliaan, yaitu kemuliaan kerajaan surgawi. Kami ingin kehormatan yang berasal dari surga." "Engkau mengancam dengan siksaan-siksaan yang menakutkan dan menyebut iman kami sebagai kejahatan, tetapi kami tidak akan menjadi tawar hati atau terikat kepada dunia ini atau dilemahkan dengan ketakutan. Demi kasih kemurahan Allah, kami siap untuk menahan siksaan jenis apa pun." Sang gubernur menjadi murka. Kini ia ingin mereka disiksa dengan kematian yang perlahan dan menyakitkan. Mereka dilucuti hingga telanjang dan digiring ke tengah-tengah danau yang membeku. Ia menempatkan para prajurit untuk menjaga mereka dan mencegah agar tidak satu pun dari mereka yang dapat melarikan diri. Keempat puluh orang itu saling memberi semangat seolah-olah mereka akan pergi berperang. "Berapa banyak rekan-rekan seperjuangan kita mati di medan perang, demi kesetiaan mereka bagi raja dunia ini? Jangan sampai kita gagal mengorbankan hidup kita dalam kesetiaan bagi Raja yang sejati! Janganlah kita berpaling, wahai para pejuang! Jangan sampai kita membalikkan badan kita dan kabur dari Iblis." Mereka menghabiskan waktu sepanjang malam dengan berani menahan rasa sakit mereka dan bersukacita di dalam pengharapan bahwa mereka akan berada bersama Tuhan sebentar lagi. Untuk menambah siksaan bagi para orang Kristen tersebut, bak-bak air panas ditempatkan di sekitar danau. Sang Gubernur berharap hal ini melemahkan tekad pria-pria yang membeku ini. Ia mengatakan kepada mereka, "Kalian boleh datang ke sini saat kalian siap untuk menyangkali iman kalian." Akhirnya, salah seorang dari mereka menjadi lemah imannya, keluar dari es, dan masuk ke dalam bak yang hangat. Ketika salah seorang penjaga melihat orang yang lemah imannya itu meninggalkan teman-temannya, ia sendiri yang pergi menggantikan orang itu. Ia mengejutkan semua orang dengan menjadi percaya pada saat itu juga; ia membuang bajunya, kemudian ia lari untuk bergabung dengan orang-orang yang telanjang di atas es sambil berseru dengan nyaring, "Aku adalah orang Kristen." Mengapakah dengan melihat 39 orang percaya yang rela mati demi iman mereka memberikan inspirasi kepada seorang prajurit yang terlatih dengan baik, pada puncak kehidupannya, untuk bergabung bersama dengan mereka dalam kematian? Sungguh menakjubkan untuk melihat bagaimana Allah bekerja melalui situasi-situasi tragis ini untuk memanggil lebih banyak orang datang kepada-Nya. Diambil dan diterjemahkan ulang dari: Judul buku: Jesus Freaks Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann Penerjemah: Tidak dicantumkan Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995 Halaman: 101 -- 103 Judul kisah ini dalam bahasa Inggris: Forty Martyrs of Sebaste ______________________________________________________________________ Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat (Yakobus 5:8) < http://alkitab.sabda.org/?Yakobus+5:8 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Berdoa untuk orang-orang yang mengalami siksaan dan kematian demi mempertahankan keimanan mereka pada Yesus. 2. Berdoa dan mengucap syukur untuk orang-orang yang telah berhasil membawa banyak jiwa untuk percaya pada Tuhan Yesus. Kiranya mereka yang diselamatkan semakin percaya penuh pada Tuhan Yesus. 3. Doakan agar orang-orang yang belum percaya pada Tuhan Yesus menjadi percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, Juru Selamat, dan satu-satunya Allah yang disembah. ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti Kontributor: Wilfrid Johansen Kontak: < kisah(at)sabda.org > Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/kisah Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah Twitter KISAH: http://twitter.com/sabdakisah Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 Kisah / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |