Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/190

KISAH edisi 190 (6-9-2010)

Mengalir Bersama Dia

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                    Edisi 190, 6 September 2010

PENGANTAR

  Shalom,

  Banyak orang yang berpikiran bahwa Yesus adalah jawaban atas semua
  masalah yang mereka hadapi. Pernyataan ini memang benar. Namun yang
  sering kali menjadi penghalang mukjizat terjadi dalam hidup kita
  adalah kita kurang berhikmat dan sering memaksakan Tuhan untuk
  segera melakukan mukjizat dalam hidup kita. Kita perlu ingat bahwa
  Tuhan punya waktu dan cara tersendiri, dan setiap hal yang Ia lakukan
  dalam hidup kita adalah untuk mempermuliakan Dia. Tuhan Yesus
  memberkati.

  Pimpinan Redaksi KISAH,
  Novita Yuniarti
  http://kekal.sabda.org
  http://fb.sabda.org/kisah
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                        MENGALIR BERSAMA DIA

  "Bila memang benar Tuhanmu sanggup menyembuhkan anak saya, maka
  jangankan mengikuti-Nya, bahkan saya akan melayani-Nya...." -- SS

  Begitulah yang saya katakan pada teman saya dengan tegas. Perkataan
  itu bukan hanya sekadar bentuk keputusasaan terhadap penyakit anak
  saya, melainkan ada sebuah komitmen yang akan saya tepati bila
  kesembuhan itu benar terjadi. Pernyataan itu sendiri sebenarnya
  menakutkan saya; bagaimana bila hal itu betul terjadi? Namun saya
  berusaha menenangkan pikiran saya dengan menyederhanakan jawabannya,
  yaitu: saya akan menepatinya!

  Guru saya pernah berkata bahwa saya adalah "tulang kosong". Artinya,
  satu dewa dari ribuan orang yang dikasihi. Saya adalah orang yang
  terpilih, kalau sembahyang pada dewa permintaannya pasti didengarkan
  dan biasanya dikabulkan. Saya tidak meragukan perkataannya karena
  memang kehidupan spiritual saya berkembang sangat baik, hampir tidak
  ada halangannya. Buktinya, saat bermeditasi saya bisa melayang tidak
  menyentuh tanah, bahkan meditasi membuat saya bisa melihat roh-roh
  halus. Tapi itu semua sia-sia setelah saya mengalami sebuah pukulan
  yang mengubahkan kehidupan saya.

  SEmua berawal pada tahun 2001, saat saya ditawarkan meninggalkan
  bisnis jual beli mobil, dan memulai bisnis baru yang lebih
  menguntungkan yaitu ekspor udang. Saya meminta pendapat dari
  teman-teman dan guru, mereka mendukung, sehingga saya kemudian mulai
  mencoba dengan skala kecil. Ternyata hasilnya luar biasa, untungnya
  sangat besar. Melihat hasil yang besar itu saya menjadi berani
  meminjam uang pada teman-teman. Bahkan, beberapa relasi menawarkan
  turut berinvestasi dalam bisnis tersebut. Selama 6 bulan pertama,
  bisnis itu memang sangat menguntungkan, hasilnya melimpah. Namun
  selanjutnya terjadi konspirasi pada rekan-rekan bisnis sehingga
  menghancurkan usaha saya. Tagihan-tagihan ratusan juta macet dan
  saya tidak dapat berbuat apa-apa. Barang saya yang masuk pabrik
  tiba-tiba dihargai sangat murah, jauh dari harga aslinya. Semua itu
  membuat bisnis hancur dalam sekejap dan meninggalkan hutang-hutang
  yang sangat besar.

  Tapi bangkrutnya usaha disertai lilitan hutang belum sesulit ketika
  anak saya yang kedua, Willy sakit, pada kakinya. Saat itu saya tidak
  menyadari bahwa penyakit "biasa" ini akan menjadi masalah sangat
  besar di kemudian hari. Berawal dari bengkak pada mata kaki sebelah
  kanan yang menurut saya hanyalah keseleo biasa, saya membawanya ke
  tukang urut terkenal yang menggunakan mantera-mantera dalam
  pengobatannya. Hasilnya bukan bertambah baik, malah bertambah parah.
  Sakitnya kemudian merambat naik ke paha, mengakibatkan Willy menjadi
  lumpuh, tidak dapat berjalan. Penyakit itu kemudian merambat ke
  pinggang kemudian naik ke punggung.

  Saya bawa dia ke ahli pengobatan dengan tenaga prana. Tiga bulan
  pengobatan tenaga prana juga tidak membawa hasil. Lalu saya juga
  membawanya ke beberapa dokter terkenal. Sedemikian terkenalnya
  dokter tersebut, hingga saya harus rela antri menunggu berhari-hari
  untuk dapat menemuinya. Namun dokter yang dibilang hebat tersebut
  menyerah, demikian juga sembilan dokter terkenal lain yang saya
  temui. Segala jenis pengobatan alternatif pun sudah saya lakukan,
  namun juga tidak ada hasilnya. Malah keadaannya bertambah parah,
  karena dia kini keracunan obat di jantung dan livernya. Hidup saya
  benar-benar terguncang saat itu. Karena tekanan pikiran yang luar
  biasa, setiap malam saya tidak bisa tidur, baru pada dini hari saya
  bisa memejamkan mata. Anak saya juga turut merasakannya, dia turut
  menemani saya sepanjang malam. Saya mengurut kakinya sepanjang
  malam sambil menghiburnya untuk meredakan kesakitannya. Hati saya
  sangat pedih saat menyaksikan dia hanya bisa tidur-tiduran di
  ranjang sambil menahan sakit.

  Saat saya ingin menghiburnya dengan jalan-jalan keluar rumah, dia
  menolaknya karena tidak mau melihat ayahnya kelelahan
  menggendongnya. Sering saya mengambil patung-patung di altar dan
  menyuruh anak saya memeluk dan menciumnya karena begitu besarnya
  keinginan saya agar dia sembuh. Saya benar-benar putus asa dan
  merasa tidak berdaya. Ingin rasanya saya bunuh diri. Saya memohon
  pada dewa kalau bisa saya tidak pernah dilahirkan. Karena stres,
  saya sampai menderita semacam penyakit kedinginan dan ketakutan yang
  tak beralasan. Suatu malam, seperti biasa saya tidak bisa tidur
  memikirkan seluruh persoalan saya. Saya menyalakan televisi untuk
  coba mengusir kegelisahan dengan menonton. Di sana ada sebuah acara
  tentang kesaksian-kesaksian, dan ada sebuah kesaksian yang mirip
  sekali seperti yang saya alami. Kebangkrutan, anak yang sakit, dan
  dia dibebaskan dari masalah-masalah tersebut. Saya juga ingin
  seperti dia, terbebas dari masalahnya.

  Pembawa acara di televisi mengundang penonton yang memiliki masalah
  dan ingin dibebaskan, untuk mengangkat tangannya agar didoakan. Saya
  pun mengangkat tangan, meletakkannya di televisi, dan menutup mata
  mengikuti doa yang diucapkannya. Beberapa minggu kemudian, saya
  bermimpi bertemu dengan suatu sosok, dengan jubahnya yang berwarna
  putih. Saya mengenalnya dari gambar-gambar orang Kristen bahwa
  Dialah yang disebut Yesus Kristus. Tanpa sadar saya sujud di
  depan-Nya, dan berkata betapa saya tidak layak, dan agama saya lain.
  Sosok itu tersenyum dan berkata "Agamamu lain, tidak apa-apa,
  asalkan kamu mendengarkan dan melakukan perkataan-Ku". Saya mencoba
  mengenal pribadi Yesus Kristus tersebut, namun perkenalan saya
  dengan beberapa orang Kristen bukan membawa saya semakin dekat pada
  pribadi itu, tapi justru membuatnya semakin jauh. Karena karakter
  orang Kristen yang saya kenal mengecewakan dan menjadi batu
  sandungan bagi saya. Gereja yang saya pernah datangi bahkan membuat
  saya malu di depan para jemaat. Sehingga usaha saya untuk mengenal
  dan datang kepada Yesus saya lupakan.

  Sekitar bulan Juli tahun 2002, saya bertemu dengan seorang teman
  yang pernah saya kenal di kampung halaman. Kami baru memulai
  menjalin hubungan bisnis. Tidak sengaja saya menceritakan
  penderitaan saya padanya selama dua tahun ini. Dia menawarkan pada
  saya bahwa Yesuslah solusinya. Setelah kepahitan yang saya alami
  terhadap orang-orang Kristen yang lain, membuat saya menolak apa
  yang dikatakannya. Namun dia terus-menerus menelepon saya, membuat
  saya tidak enak hati, dan berkata kepadanya, "Bila Tuhanmu itu
  sanggup menyembuhkan anak saya, maka jangankan mengikuti-Nya, saya
  bahkan akan melayani-Nya", tantang saya. Dia kaget dan berkata bahwa
  Tuhan mencatat apa yang saya katakan. Tapi dia juga punya tantangan
  agar saya beriman untuk kesembuhan Willy, serta menghentikan seluruh
  pengobatannya.

  Saya menerima tantangan itu, maka bertahap saya mulai mengurangi
  dosis obat yang diberikan pada anak saya. Sebenarnya kalau saya
  tidak memberikan obat sesuai dosis, maka anak saya akan menjadi
  sangat kesakitan. Namun anehnya, hari pertama saya kurangi, anak
  saya tidak apa-apa. Hari ketiga, saya kurangi lagi, juga tidak
  apa-apa, begitu seterusnya. Sampai akhirnya saya tidak lagi
  memberikan obat itu, dia tetap tidak apa-apa. Kemudian di akhir
  bulan pada saat Willy periksa darah di rumah sakit, hasilnya
  menyatakan bahwa dia telah sembuh, bahkan sakit jantungnya juga
  sembuh. Di rumah sakit itu pula saya langsung menepati komitmen dan
  janji saya pada Tuhan sebelumnya, saya berdoa, "Tuhan Yesus, aku
  sekarang menjadi pengikut-Mu...." Tanggal 17 Agustus 2003, saya
  dibaptis dan langsung melayani Dia. Orang pertama yang saya layani
  adalah ayah dan ibu saya sendiri. Awalnya mereka menentang keras,
  namun Tuhan bekerja dengan luar biasa, mereka kini juga telah turut
  menjadi pengikut Yesus. Kini saya rajin melayani Tuhan bersama
  teman-teman, bahkan sampai ke luar kota.

  Falsafah hidup saya yang dahulu bahwa, "... selama kita tidak jahat
  pada orang lain maka orang tidak akan jahat pada kita" kini berubah.
  Kini saya mengerti bahwa hanya Tuhan Yesuslah yang benar-benar baik.
  Orang baik kepada kita bukan karena usaha kita melainkan karena
  Tuhanlah yang baik kepada kita. Saya juga menjadi mengerti bahwa
  sekeras dan serajin apa pun kita berusaha, tetapi jika kita tidak
  berada dalam Tuhan Yesus, Iblis akan mencuri dan menghancurkan semua
  yang kita miliki dan kita kasihi. Saya juga merasakan hidup saya
  kini memiliki kuasa. Dalam kehidupan sehari-hari kalau ada yang
  sakit, tinggal berdoa dalam nama Tuhan Yesus, jadi sembuh. Pernah
  anak saya sakit muntaber sampai mau opname. Kemudian saya berdoa,
  hasilnya ia langsung sembuh. Kehidupan keluarga kami juga
  benar-benar dipulihkan dan sungguh bersukacita. Tuhan benar-benar
  memproses saya, dan saya mengikuti prosesnya mengalir begitu saja.
  Saya belajar bahwa dalam kehidupan rohani kita tidak boleh
  memaksakan kehendak kita. Kita mengalir sajalah bersama Tuhan Yesus,
  maka kita akan diproses-Nya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul majalah: SUARA
  Penulis: IM
  Penerbit: Yayasan Persekutuan Usahawan Injili Sepenuh Internasional
            (PUISI), Jakarta
  Halaman: 11 -- 15
______________________________________________________________________

  Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu,
  yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk
  orang-orang kudus. (Roma 8:27)
  < http://alkitab.sabda.org/?Roma+8:27 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Doakan agar keluarga SS agar lebih dekat lagi mengenal Yesus dan
     melayani-Nya dengan sepenuh hati.

  2. Berdoa bagi keluarga SS dan juga setiap orang supaya mereka
     tetap mengandalkan Yesus dalam menghadapi setiap permasalahan
     hidup.

  3. Doakan orang-orang yang masih terikat dengan kepercayaan di luar
     Yesus, agar mereka dapat berbalik kepada Yesus. Percaya pada
     Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia.
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/kisah
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org
Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah
Twitter KISAH: http://twitter.com/sabdakisah

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 Kisah / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org