Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/188 |
|
KISAH edisi 188 (23-8-2010)
|
|
___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________ Edisi 188, 23 Agustus 2010 PENGANTAR Shalom, Pada saat kita memutuskan untuk meninggalkan kehidupan kita yang lama dan memulai kehidupan yang baru, pasti akan ada saja sesuatu yang mencoba untuk menarik kita untuk kembali dalam kehidupan yang lama. Namun jika kita bergantung sama Tuhan, niscaya kita tidak akan tergoda untuk melakukan dosa yang sama. Kesaksian berikut merupakan salah satu teladan bagi kita semua, bahwa memiliki kehidupan yang baru di dalam Tuhan ternyata jauh lebih menyenangkan dari apa pun juga. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi KISAH, Novita Yuniarti < novita(at)in-christ.net > http://kekal.sabda.org http://fb.sabda.org/kisah ______________________________________________________________________ KESAKSIAN JUDI BOLA "Pengusaha kayu," demikian jawab saya ketika ditanya oleh pendeta mengenai apa pekerjaan saya saat konseling pranikah. Padahal kalau dia tahu pekerjaan saya sebenarnya adalah seorang bandar judi, saya tidak bisa membayangkan apa reaksinya dan apa yang akan terjadi nanti. Memang sudah sejak SMP saya menggeluti dunia ini. Hampir seluruh keluarga saya berkecimpung dalam dunia judi sepak bola. Semua pertandingan sepak bola, mulai dari liga Inggris sampai liga Italia kami jadikan ajang judi. Taruhan yang kami bandari mulai dari lima ratus ribu sampai puluhan juta rupiah. Bisnis bandar pertaruhan saya berkembang pesat sehingga tahun 1988 saya sudah bisa membuka bandar sendiri. Pertarungan saya sampai dengan bandar-bandar top di Jakarta, dengan omzet setiap pertarungan bisa mencapai milyaran. Kemahiran saya dalam pertaruhan membuat saya sering kali menang, sehingga membuat saya memiliki uang yang berlimpah. Uang yang mudah datang mudah juga perginya. Saya menghabiskan uang itu dengan berfoya-foya dan tinggal di hotel; saya jarang sekali pulang ke rumah. Seluruh kegiatan judi tersebut -- mulai dari memonitor para petarung, mencari informasi dan prediksi, sampai transaksi dengan para pelanggan -- dapat saya lakukan hanya dengan telepon genggam. Walaupun hidup saya bergelimang uang, namun saya merasa kesepian. Saya mulai berpikir untuk mencari seorang pasangan hidup. Saya ingin mencari seorang wanita yang bukan dari dunia malam, tempat saya hidup dan bergaul. Saya ingin mencari seorang wanita dari kalangan baik-baik, sehingga saya mulai mengurangi kehidupan di dunia malam untuk berkonsentrasi mencari pasangan hidup. Tahun 1993, saya bertemu dan berkenalan dengan seorang wanita baik-baik. Dia mengajak saya untuk menghadiri sebuah acara makan malam suatu kelompok pengusaha yang dipimpin oleh ayahnya sendiri. Tentu saja saya tidak bisa menolak undangan itu. Semula saya merasa berada di tempat yang salah. Kumpulan itu bersorak-sorak, bernyanyi-nyanyi, bertepuk tangan, dan mengangkat tangan mereka. Walaupun begitu, sepulang dari pertemuan itu, saya merasakan sebuah sukacita yang lain, sukacita yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, yang juga tidak pernah saya temukan di dunia malam yang bergelimang kesenangan itu. Demi menyenangkan hati calon istri dan mertua, saya setuju bergabung menjadi anggota perkumpulan itu. Sementara dengan lihainya saya menyembunyikan identitas pekerjaan saya yang sebenarnya. Tahun 1994, kami menikah. Saat konseling pranikah, saya harus berbohong kepada pendeta dengan mengatakan bahwa pekerjaan saya adalah pengusaha kayu! Begitu memasuki tahun kedua pernikahan kami, saya mulai terjun lagi dalam kehidupan judi dan dunia malam. Siang hari saya menganggur dan saya mengisinya dengan bermain biliar hampir setiap hari. Istri saya keberatan dengan kegiatan yang saya lakukan tersebut sehingga sering menimbulkan pertengkaran di antara kami. Tahun 1998, krisis yang melanda Indonesia juga berdampak besar bagi bisnis pertaruhan saya. Banyak pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan sehingga enggan lagi untuk bertaruh. Akibatnya, saya mengalami kesulitan untuk membayar hutang-hutang ke bank, apabila saya tidak dapat membayarnya, maka rumah akan segera disita. Dalam keadaan terlilit hutang, saya coba datang ke gereja. Mendengar khotbah di gereja saya bagai disambar petir di siang bolong. Saya tersentak; saya seperti ditegur langsung oleh Tuhan. Tidak mungkin mencapai apa yang saya inginkan dalam hidup melalui judi. Saya sadar, ternyata selama ini saya telah mencobai Tuhan, sesuatu yang saya tahu salah sejak semula, namun tetap saya lakukan berulang-ulang. Saya renungkan teguran itu, dan bertekad untuk berhenti dari kehidupan judi. Saya tidak mau lagi mencobai Tuhan. Baru saja berkomitmen mengenai hal tersebut, mendadak telepon berdering. Ternyata pencobaan pertama datang. Seorang langganan bertanya mengenai pertaruhan. Saat itu juga dengan tuntunan Tuhan, saya mengatakan padanya bahwa saya sudah berhenti berjudi sejak hari itu dan mau melayani Tuhan. Dia terkejut, "Bagaimana mungkin kamu bisa begitu?" Banyak pengusaha besar menutup usahanya dan beralih menjadi penjudi karena jauh lebih menguntungkan, tetapi saya yang telah punya jaringan luas dan nama besar malah ingin berhenti. Dia tidak bisa memercayainya; baginya itu mustahil, namun itulah yang terjadi. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, segala sesuatunya mungkin terjadi bersama dengan-Nya. Berhenti berjudi otomatis menghentikan juga pemasukan uang, padahal saya harus membayar hutang-hutang di bank. Walaupun demikian, ada suatu kekuatan yang membuat saya sungguh yakin bahwa langkah yang saya ambil untuk berhenti adalah benar. Saya merasakan bahwa Tuhan sangat dekat sekali dan saya memiliki suatu keyakinan bahwa Dia akan menyertai dan menyelesaikan segala permasalahan saya. Benar saja, Tuhan menolong kami dengan ajaib. Suatu hari, Dia menuntun untuk menemukan sebuah toko bernama "Imanuel" di Pasar Turi agar kami membelinya. Dia menuntun saya dan istri agar berdagang pakaian di situ. Setelah membuka usaha di situ, walaupun usaha kami masih tergolong kecil, namun kesibukan dagang itu berangsur-angsur telah membuat saya melupakan kehidupan hitam saya sebelumnya. Penghasilan yang kami peroleh dari berdagang memang masih belum mampu melunasi hutang-hutang bank, namun penyertaan Tuhan memang luar biasa. Ada seseorang yang menawar rumah kami dengan harga yang sangat bagus. Bahkan, ia berani menukarkan dengan rumahnya sendiri yang bagus di sebuah lingkungan elit dan dia masih memberikan kami tambahan uang sebanyak tiga ratus juta rupiah! Akhirnya, dari uang itu kami bisa membayar hutang-hutang bank, bahkan sisanya masih cukup kami gunakan untuk menambah modal berdagang. Hidup di dalam Tuhan Yesus adalah sebuah kepastian, bukan seperti kehidupan judi seperti yang pernah saya lakukan. Diambil dan disunting dari: Judul majalah: SUARA, Edisi 77, Tahun 2005 Penulis: Yohanes Yanto Gunawan Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men`s Fellowship International - Indonesia Halaman: 10 dan 12 -- 14 ______________________________________________________________________ Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:29) < http://alkitab.sabda.org/?Roma+8:29 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Doakan agar setiap orang percaya berani mengambil langkah untuk meninggalkan kehidupan mereka yang lama dan melangkah bersama Tuhan dalam kehidupan mereka yang baru. 2. Berdoa agar Tuhan menjaga hati setiap orang percaya agar tidak tergoda untuk kembali ke kehidupan mereka yang lama. 3. Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka yang saat ini sedang berjuang untuk melawan setiap godaan yang datang saat mereka mengambil keputusan untuk meninggalkan kehidupan mereka yang lama. ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti Kontak: < kisah(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/kisah Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah Twitter KISAH: http://twitter.com/sabdakisah Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 Kisah / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |