Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/180

KISAH edisi 180 (28-6-2010)

Inggris: John Lambert

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                       Edisi 180, 28 Juni 2010

PENGANTAR

  Shalom,

  Seorang pendeta mengalami sakit keras dan divonis oleh dokternya
  bahwa sisa hidupnya tinggal 5 bulan saja. Sang pendeta takut
  mendengar kabar itu, tetapi dia lebih takut menyampaikannya kepada
  istrinya yang menderita penyakit jantung. Dia pulang namun
  merahasiakan hal ini seraya memikirkan cara yang tepat memberi tahu
  istrinya. Suatu hari dia berkata, "Seorang teman menitipkan kepada
  saya permata yang begitu eloknya. Permata itu begitu indah saya
  tidak ingin mengembalikannya. Aku tidak mau kehilangan permata itu
  selamanya." Istrinya pun menjawab, "Sayang, kamu tidak kehilangan
  apa-apa sebab permata itu bukanlah milikmu. Kalau kamu bersikukuh
  mengambilnya sama saja kamu mencuri. Kita akan mengembalikannya
  bersama-sama." Pendeta itu berkata, "Baiklah Sayang, berarti kamu
  siap mengembalikan saya kepada Tuhan." Lalu, pendeta itu memberi
  tahu apa yang dikatakan dokter.

  Pasangan itu berpelukan dan menangis bersama, namun mereka berdua
  sadar bahwa hidup mereka adalah milik Allah -- hanya milik Allah.
  Mereka mendengar Allah dan berserah sepenuhnya kepada Allah. Siapkah
  kita berserah kepada Kristus sebagai milik kepunyaan-Nya?

  Selamat membaca!

  Redaksi tamu KISAH,
  Truly Almendo Pasaribu
  http://kekal.sabda.org
  http://fb.sabda.org/kisah
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                       INGGRIS: JOHN LAMBERT

  "Mana yang kamu pilih, hidup atau mati? Apa jawabmu?"

  Si penanya itu adalah Henry VIII, raja Inggris, yang memiliki
  kekuasaan tak terbatas di negeri itu. Si "penjahat" yang berdiri di
  hadapannya adalah John Lambert, guru bahasa Latin dan Yunani, yang
  dituduh telah menyesatkan orang.

  Sebelumnya, Lambert dengan lantang menyangkal pendetanya karena
  telah menyampaikan khotbah yang tidak sesuai dengan Alkitab. Lambert
  dibawa menghadap Uskup Agung Canterbury dan kemudian dibawa
  menghadap Raja Henry. Dengan mengutip Alkitab dan menjelaskannya
  dari bahasa aslinya, Lambert menjelaskan kasusnya di hadapan dewan
  keuskupan, para pengacara, para hakim, dan penonton. Dua pihak
  saling berargumentasi sehingga Henry menjadi bosan dan memberikan
  pilihan terakhir kepada Lambert: "Setelah mendengar argumentasi dan
  pengajaran orang-orang terpelajar di sini, tidakkah kamu puas? Mana
  yang kamu pilih, hidup atau mati? Apa jawabmu?"

  Lambert menarik nafas dalam-dalam dan kemudian menjawab dengan penuh
  keyakinan, "Aku menyerahkan jiwaku ke tangan Allah, tetapi aku
  menyerahkan tubuhku kepada kemurahan hatimu."

  "Engkau harus mati," jawab Henry dengan penuh penghinaan, "karena
  aku tidak mau menjadi pelindung orang-orang yang menyesatkan."
  Setelah dinyatakan bersalah karena telah mengajarkan ajaran sesat,
  Lambert dibakar di tiang pembakaran. Lambert tidak gentar ketika
  menghadapi kematian yang perlahan dan menyakitkan itu. Dia
  mengangkat tangannya menyembah Allah, dan berkata, "Hanya Kristus!
  Hanya Kristus!"

  Pada zaman modern yang dipenuhi oleh pilihan-pilihan ini, hak kita
  untuk memilih telah berkembang dan tidak terpisahkan lagi. Dua ratus
  saluran televisi telah menjadi "hak dasar" sama halnya seperti
  kebebasan itu sendiri. Kita menginginkan pilihan; variasi;
  macam-macam pilihan. Bahkan setiap hari kita harus menghadapi
  pilihan-pilihan yang sepele -- apa yang hendak kita pakai, makan,
  kendara, atau lakukan. Namun pilihan-pilihan itu sudah tidak
  memunyai faedah -- pilihan-pilihan itu tidak ada habisnya.
  Sebaliknya, ketika kita harus menghadapi pertanyaan besar dalam
  hidup ini, kita hanya memiliki satu jawaban: "Hanya Kristus".

  Apakah ada jalan lain menuju surga? Hanya Kristus; Dia adalah jalan
  satu-satunya. Apakah ada prioritas lain dalam hidup ini yang
  menuntut kesetiaan yang sepenuhnya? Hanya Kristus; Dia adalah yang
  terutama. Dapatkan seseorang memuaskan kerinduan hati manusia? Hanya
  Kristus; Dialah yang dapat memuaskan.

  Kebenaran bukanlah pilihan. Ketika diperhadapkan pada pertanyaan
  besar dalam hidup -- dan pasti akan tiba saatnya hal tersebut kita
  hadapi -- apakah Anda siap untuk menjawab bahwa di antara segala
  kemungkinan yang ada, "hanya Kristus" yang dapat memuaskan?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Devosi Total
  Penulis: The Voice of the Martyrs
  Penerjemah: Fintawati Rahardjo dan Iyan Haryanto
  Penerbit: Yayasan KDP (Kasih Dalam Perbuatan), Surabaya 2005
  Halaman: 9
______________________________________________________________________

  Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN,
  pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang
  kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau
  allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan
  seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15)
  < http://alkitab.sabda.org/?p=Yosua 24:15 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Mengucap syukur untuk keteguhan iman mereka yang tetap setia
     kepada Kristus, meskipun mereka harus membayar kesetiaan tersebut
     dengan nyawa mereka.

  2. Berdoa agar umat percaya dapat memiliki iman yang teguh kepada
     Kristus.

  3. Berdoa juga, agar umat percaya dapat mengerti bahwa di dunia ini
     Kristus adalah satu-satunya jalan untuk menuju hidup kekal, dan
     jawaban atas semua pergumulan yang sedang mereka hadapi.
______________________________________________________________________
STOP PRESS

                    PUBLIKASI YLSA MERAMBAH FACEBOOK

  Apakah Anda rindu pula untuk berinteraksi dengan pelanggan-pelanggan
  publikasi YLSA yang lain? Anda ingin mendapatkan berita-berita lain
  dari redaksi? Silakan bergabung dalam halaman-halaman Facebook
  Publikasi YLSA. Berikut adalah daftar halaman Facebook publikasi
  YLSA beserta alamat URL-nya.

  - Biblika      -- (http://fb.sabda.org/biblika)
  - e-BinaAnak   -- (http://fb.sabda.org/binaanak)
  - Bio-Kristi   -- (http://fb.sabda.org/biokristi)
  - e-Buku       -- (http://fb.sabda.org/buku)
  - e-Doa        -- (http://fb.sabda.org/doa)
  - e-Humor      -- (http://fb.sabda.org/humor)
  - ICW          -- (http://fb.sabda.org/icw)
  - Kisah        -- (http://fb.sabda.org/kisah)
  - e-Konsel     -- (http://fb.sabda.org/konsel)
  - e-Leadership -- (http://fb.sabda.org/lead)
  - e-JEMMi      -- (http://fb.sabda.org/misi)
  - e-Penulis    -- (http://fb.sabda.org/penulis)
  - e-Reformed   -- (http://fb.sabda.org/reformed)
  - e-Wanita     -- (http://fb.sabda.org/wanita)

  Melalui sarana Facebook ini, kami berharap para pelanggan publikasi
  YLSA dapat semakin akrab berinteraksi. Mari kita warnai Facebook
  dengan persekutuan di antara anak-anak Tuhan yang menjadi berkat bagi
  banyak orang. Biarlah nama-Nya saja yang semakin dipermuliakan!
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/kisah
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org
Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah
Twitter KISAH: http://twitter.com/sabdakisah

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 Kisah / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org