Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/133

KISAH edisi 133 (27-7-2009)

Remaja Penjaga Unta Disalibkan

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                       Edisi 133, 27 Juli 2009

PENGANTAR

  Mengalami penderitaan bukanlah keadaan hidup yang ingin kita pilih 
  untuk dijalani. Akan tetapi, siapa yang dapat memperkirakan bahwa 
  suatu saat penderitaan itu akan menghampiri kita. Seandainya kita 
  dapat mengetahui, mungkin kita akan mempersiapkan diri supaya jangan 
  sampai menghadapi hal yang lebih parah. Tetapi bukan berarti kita 
  dapat menghindarinya. Mempertahankan iman dan kepercayaan yang kita 
  anut memang tidak mudah, apalagi di tengah-tengah orang-orang yang 
  membenci kepercayaan kita. Tapi menderita karena mempertahankan iman 
  memberi arti lebih. Melaluinya, kita diajar untuk sungguh-sungguh 
  bergantung hanya pada belas kasihan Allah saja. Penderitaan yang 
  kita alami membuka peluang untuk bersaksi kepada semua orang. 
  Simaklah kisah berikut, kiranya mendorong setiap kita untuk tetap 
  bersaksi dan menjadi berkat, meskipun di tengah penderitaan.
                                
  Staf Redaksi KISAH,
  Tatik Wahyuningsih
  http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
  http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                    REMAJA PENJAGA UNTA DISALIBKAN

  DG adalah seorang remaja penjaga unta, tetapi ini bukan 
  keinginannya. D ditangkap oleh tentara-tentara "agama lain" ketika 
  desanya diserang. Usianya 7 tahun ketika dia dijual sebagai seorang 
  budak kepada sebuah keluarga "agama lain" di Tuobon, Bahr el Gazel.

  D tidak mengetahui hal utama apa yang harus dilakukan dalam merawat 
  dan menjaga unta-unta. Bagaimanapun, dia sudah melakukan yang 
  terbaik, tetapi yang terbaik sekalipun tidak cukup. Dipukuli adalah 
  ketakutan terbesarnya. Suatu hari seekor unta kabur. Tuannya hanya 
  memandang tajam kepada budak remaja ini ketika tuannya mendengar 
  tentang berita ini, lalu berkata, "Bisa-bisanya kamu melakukannya. 
  Kamu harus membayarnya! Kamu budak yang bodoh, harusnya aku 
  membunuhmu sekarang!" Ancaman terlukis di wajah tuannya, tetapi ada 
  sesuatu yang menahannya pada saat matanya yang penuh kemarahan 
  menembus ke dalam mata D yang ketakutan.

  D bersyukur bahwa dia terlepas dari kemarahan besar tuannya, paling 
  tidak untuk saat itu. Hari berikutnya dia mengendap keluar untuk 
  beribadah di gereja kecil di seberang desa tuannya. D dari kecil 
  dididik sebagai Kristen, dan bahkan saat berusia muda, dia 
  berkeinginan untuk bersekutu dengan saudara seiman lain dan 
  menyembah Tuannya, Yesus.

  Ketika budak remaja ini kembali untuk menjaga unta-unta, tuannya 
  sudah menunggunya. "Dari mana saja kamu?" tanyanya. Karena 
  ketakutan, dia tidak menjawab dengan segera, lalu D berkata kepada 
  tuannya bahwa dia baru saja pergi ke gereja.

  "Kamu telah membuat dua kesalahan serius," sekarang tuannya 
  benar-benar marah. Kemarin kamu sudah menghilangkan salah satu 
  untaku, dan hari ini kamu beribadah bersama dengan orang-orang 
  kafir! D menyadari kali ini dia tidak akan dapat lari lagi.

  Sang tuan berbalik dan berjalan menuju gubuk. Dia kembali dengan 
  sebuah papan yang besar, beberapa paku yang berkarat, dan sebuah 
  palu. Kaku di dalam ketakutan, D diseret keluar pagar yang 
  mengelilingi rumah tuannya, di mana dia dipaksa terlentang di atas 
  tanah dengan kakinya di atas papan. Tuannya makin bengis, ia mulai 
  mengayunkan palunya pada paku yang panjang menembus salah satu lutut 
  D dan memaku kedua telapak kakinya di papan.

  D berteriak dalam kesakitannya yang luar biasa, menangis keras 
  meminta pertolongan. Tetapi tuannya, sekali lagi hanya diam, 
  berjalan meninggalkan dia.

  Saat D berteriak terlentang di atas tanah, seseorang lewat. Ketika 
  matanya melihat ke bawah ke arah anak remaja ini, dia sangat 
  terkejut. Seperti seorang Samaria yang baik, pria ini mengendap ke 
  arah pagar dan membawa D ke rumah sakit untuk mencabut papan dan 
  paku-paku dari tubuh D. Seminggu kemudian, anak remaja ini ditebus 
  dari tuannya oleh orang baik yang membawanya ke rumah sakit.

  Satu setengah tahun kemudian, D dan orang yang menyelamatkannya 
  tinggal di suatu desa yang saat itu diserang, dan mereka terpisah. 
  Setelah pria-pria Kristen yang bertahan berhasil mengusir   
  tentara-tentara "agama lain", D tertinggal sendirian. Tetapi ketika 
  komandan kelompok yang bertahan mendengar logat bicaranya, dia tahu 
  bahwa dia berasal dari suku Dinka dan memberitahu anggotanya, "Dia 
  adalah seorang dari kita."

  D dibawa kembali ke kamp angkatan bersenjata, di mana dia 
  melanjutkan kisahnya. Sang komandan, yang terkejut dengan kisahnya 
  yang tragis, berencana untuk mencari dan menemukan keluarga D. 
  Ketika yang dicarinya tidak ditemukan, sang komandan membawanya 
  pulang dan mengadopsi D sebagai anaknya.

  Sekarang D berumur 15 tahun dan tinggal di MK. Dia sedih karena dia 
  tidak dapat berlari cepat seperti remaja lainnya, tetapi dia berkata 
  dia telah memaafkan orang yang memaku lututnya pada papan. Dia tahu 
  bahwa Yesus dipaku di kayu salib, yang membuat semua dosa kita 
  diampuni.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Juli -- Agustus 2004
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2004
  Halaman: 4 -- 5                                                  
______________________________________________________________________

  Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyataan-pernyataan 
  yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, 
  yaitu seorang utusan Iblis untuk mengocoh aku, supaya aku jangan 
  meninggikan diri. (2 Korintus 12:7)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2+Korintus+12:7 >
______________________________________________________________________ 
POKOK DOA

  1. Doakan untuk anak-anak Kristen di Sudan, agar Tuhan memberi 
     perlindungan dan agar mereka tetap kuat di dalam iman mereka, 
     meskipun harga yang harus mereka bayar tidaklah murah.
          
  2. Berdoa untuk setiap orang percaya dan gereja Tuhan di Sudan, agar 
     Tuhan memberi kekuatan, keberanian, dan memampukan mereka untuk 
     melayani mereka yang belum percaya.
  
  3. Mengucap syukur untuk dukungan doa yang telah dipanjatkan oleh 
     seluruh orang percaya di mana pun mereka berada untuk umat 
     percaya di Sudan. Kami percaya apa yang Anda lakukan tidak akan 
     kembali dengan sia-sia.
______________________________________________________________________

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________



 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org