Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/173

e-Wanita edisi 173 (15-2-2018)

Berbagi Iman

e-Wanita -- Edisi 173/Februari 2018
 
Berbagi Iman
e-Wanita -- Edisi 173/Februari 2018
 
e-Wanita

Salam dalam kasih Kristus,

Menceritakan Injil atau berita keselamatan adalah panggilan yang Kristus nyatakan kepada pengikut-Nya. Itu bukan pilihan, melainkan hal yang harus dilakukan oleh setiap orang yang mengaku diri sebagai pengikut Tuhan. Namun, kita tidak bisa menafikan bahwa ada banyak kendala dan tantangan untuk melakukan tugas tersebut. Tidak hanya dari dalam diri, tetapi seringnya hal itu berasal dari luar. Meski tugas kita sesungguhnya hanya menceritakan tentang Kristus dan keselamatan yang Ia tawarkan, tetapi dalam kenyataannya, kita mesti berhadapan dengan dunia yang tidak mengenal-Nya dan bahkan menolak-Nya. Ini tentu bukan tugas yang mudah dan memerlukan pertolongan Tuhan dalam pelaksanaan-Nya. Namun, kita mesti mengingat bahwa Dia yang memberi tugas tersebut juga menyediakan janji untuk menyertai kita senantiasa. Yang perlu kita lakukan hanya taat dan menyediakan diri untuk dipakai sebagai alat-Nya, dan Dialah yang kemudian akan memampukan kita untuk melakukannya.

Dalam edisi e-Wanita Februari ini, kami menyajikan tema tentang berbagi iman. Melalui artikel dalam kolom Wawasan Wanita, kita akan diajak untuk memahami bagaimana sesungguhnya cara yang efektif dalam berkomunikasi sebagai saksi Kristus. Sementara dalam kolom Potret Wanita, kita akan bersama-sama melihat bagaimana iman yang hidup dari Susanna Wesley berbuah dan menghasilkan dampak yang manis bagi banyak pengikut Kristus di dunia. Melalui kedua bahan tersebut, kiranya kita semakin diperlengkapi untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang menggemakan kabar keselamatan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
N. Risanti

 

WAWASAN WANITA Komunikasi dalam Bersaksi

Komunikasi dalam Bersaksi

"Apakah Anda seorang Kristen?"
"Uh, tidak, saya bukan orang Kristen."
"Baiklah, kalau begitu Anda akan masuk neraka!"

Itu mungkin bukan cara terbaik untuk membawa orang kepada Kristus. Saya telah melihat orang-orang Kristen yang bermaksud baik, yang sangat bersemangat tentang Yesus sehingga mereka secara praktis memberikan penekanan yang berulang atau dengan keras kepada jiwa-jiwa yang tidak tahu apa-apa tentang Injil dan terkejut dengan reaksi yang dimunculkannya. Orang akan berhenti mendengarkan ketika mereka merasa bahwa keyakinan mereka diserang. Fenomena inilah yang saya sebut Screaming in a Deaf Man's Ear (berteriak di telinga orang tuli, atau perbuatan yang sia-sia - Red.). Dia tidak bisa mendengar apa yang Anda katakan, tetapi Anda pasti membuatnya marah. Bagaimana Anda mengatakan sesuatu bisa menjadi lebih penting daripada apa yang Anda katakan.

Jadi, apa hal yang paling menyakitkan yang terjadi jika Anda mendekati seseorang dengan cara yang salah tentang Yesus? Yang terburuk yang bisa mereka lakukan adalah mengatakan tidak, bukan? Salah! Seseorang yang telah diberi tahu berulang kali bahwa mereka dalam keadaan yang buruk dan sedang menuju kehancuran, mungkin akan mulai merasa lelah (bosan) dengan orang yang menegurnya dengan hal-hal rohani. Ini akan membuat mereka mengatakan hal-hal yang tidak mengenakkan tentang Yesus, kekristenan, atau orang Kristen pada umumnya. Itu bisa berlaku juga pada orang Kristen lainnya yang tidak memiliki pandangan persis seperti Anda. "Jangan membuat orang tersandung, baik orang Yahudi, orang Yunani, maupun Jemaat Allah." (1 Kor. 10:32, AYT)

Berikut adalah beberapa tip untuk komunikasi yang lebih baik saat sedang bersaksi:

1. Kenali pendengar Anda.

Setiap orang melihat dunia secara berbeda dan masing-masing dari kita memiliki pengalaman yang berbeda, yang membuat kita sampai pada titik ini. Anda tidak dapat mengharapkan untuk menyajikan topik dengan cara yang sama kepada semua orang. Beberapa orang siap untuk mendengar tentang Tuhan dan sangat ingin menemukan alasan untuk menerima Dia ke dalam hati mereka. Beberapa orang tidak pernah memikirkan masalah ini secara serius. Lainnya, ada yang marah. Mereka sangat lelah dengan orang-orang yang berteriak "pendosa" sehingga mereka berhenti mendengarkan saat seseorang menyebutkan hal tentang Yesus. Anda tidak bisa mendekati mereka dengan satu pembicaraan yang sama kepada semua orang dan mengharapkan mereka untuk menafsirkan pesan Anda dengan cara yang sama.

Berbagi Iman

2. Berhati-hatilah terhadap kepercayaan orang lain.

Jangan pernah menghina keyakinan seseorang. Itu tidak pernah membuat Anda memikat orang lain dan hampir tidak ada peluang meyakinkan siapa pun bahwa posisi/keyakinan mereka salah.

Salah: "Bagaimana mungkin Anda memercayainya?!"
Lebih baik: "Apa yang kamu percaya tentang Allah?"

3. Jangan pernah mendesak terus-menerus.

Jika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa mereka tidak tertarik untuk mendengar tentang Tuhan, mereka sedang tidak terbuka untuk mendengarkan sekarang. Semakin banyak Anda membicarakan topik tersebut, mereka akan semakin menolaknya. Ingat bahwa kita tidak memiliki kekuatan untuk "menobatkan" siapa pun. Itu adalah pekerjaan Allah. Kita hanya alat-Nya. Terkadang, kita hanya menanam benih di kebun-Nya. Terkadang, kita menyirami mereka, dan terkadang kita membantu panen. Jika kita terus-menerus memberikan penekanan yang keras tentang Alkitab, kita tidak menunjukkan kasih Kristus.

4. Ingatlah bahwa Tuhan yang mengubah hati.

Jika kita ingat bahwa Tuhanlah yang mengubah hati, kita tidak akan merasakan tekanan untuk membawa setiap pertemuan pada kesimpulan tersebut. Kita juga menyadari bahwa Tuhan tidak memaksa kita untuk menerima Dia. Dia hanya menunjukkan kasih-Nya kepada kita dan Dia membiarkan kita untuk memilih. Anggaplah itu lebih sebagai "menceritakan" iman Anda dengan orang lain, dan bukan "menobatkan" mereka.

5. Hindari pembicaraan Kristen/kristiani.

Ada kata-kata yang digunakan orang Kristen yang asing bagi beberapa orang atau bisa membuat mereka pergi tanpa memberi kesempatan kepada Anda untuk bersaksi kepada mereka. "Puji Tuhan!" Bagi beberapa orang, mengutip ayat Alkitab dapat menyebabkan mereka memasang penghalang, yang mencegah mereka untuk mendengarkan Anda.

6. Biarkan iman Anda bersinar melalui tindakan Anda.

Terkadang, Anda bahkan tidak memerlukan kata-kata untuk mengenalkan orang kepada kasih Yesus. Mereka bisa melihatnya dengan melihat hidup Anda. Mereka bisa melihat kedamaian yang Anda miliki melalui cara Anda berhubungan dengan orang lain. Tunjukkan kepada orang lain kasih Kristus dengan tindakan yang Anda lakukan untuk menolong orang lain. Hal-hal ini dapat melayani orang lain sekuat kata-kata yang dapat Anda pergunakan. Saya tidak mengatakan bahwa Anda seharusnya tidak menyaksikan iman kepada orang-orang, tetapi terkadang dengan hanya menjalani hidup Anda sebagai seorang teladan Kristen dapat cukup menyaksikan tentang Yesus yang akan membuat seseorang merasa heran atau bertanya.

Kita juga tidak boleh lupa bahwa kita adalah teladan hidup iman Kristen hanya dalam cara kita menjalani hidup kita. Ada cerita yang beredar di internet tentang seorang wanita yang ditarik oleh seorang petugas polisi karena dia sedang berteriak dan mengutuk di mobilnya. Petugas polisi menariknya keluar karena dia memiliki simbol ikan (salah satu simbol kekristenan -- Red) di mobilnya dan menyimpulkan bahwa mobil itu sebenarnya adalah curian! Komunikasi yang kita kirim bisa menarik orang kepada Tuhan atau menarik mereka pergi!

7. Mengajak orang-orang yang bermasalah untuk berdoa bersama.

"Bolehkah saya berdoa dengan Anda?" Cara yang bagus untuk melayani orang lain yang terluka adalah dengan bertanya apakah Anda dapat berdoa bersama mereka? Sangat sedikit orang yang akan tersinggung akan hal itu. Hal terburuk yang bisa mereka katakan adalah tidak. Mereka setidaknya akan memiliki perasaan yang baik tentang Anda, dan orang Kristen, dan mungkin juga Yesus!

Gantang

8. Akhirnya ... jangan menyembunyikan iman Anda di bawah gantang.

Saya memperingatkan Anda untuk tidak menjadi batu sandungan bagi orang yang tidak percaya dengan bersikap kasar atau datang dengan sikap memaksa, tetapi saya tidak ingin Anda berpikir bahwa saya meminta Anda untuk meminta maaf karena menjadi seorang Kristen. Jangan merasa malu dengan iman Anda. Jangan menghindar dari suatu kesempatan untuk membantu orang lain mengenal Yesus. Jangan takut untuk menyebutkan Nama-Nya! Saya hanya ingin Anda memikirkan orang yang sedang sakit. Orang yang membutuhkan kasih Yesus. Temui dia di tempatnya berada. Berikan apa yang dia butuhkan.

Jika Anda mengingat hal-hal tersebut dan mendekati orang-orang dengan kerendahan hati, kejujuran, dan cinta, Anda akan membawa kemuliaan dan kehormatan kepada Bapa. (t/N. Risanti)

Download Audio
Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Christian Woman
Alamat situs : http://www.thechristianwoman.com/christian-women-topics/communication-of-witnessing
Judul asli artikel : Communication of Witnessing
Penulis artikel : JoJo Tabares
Tanggal akses : 14 Juni 2017
 

POTRET WANITA Susanna Wesley

Susanna Wesley: Ibu Orang Kristen

Susanna Wesley

Ketika Susanna Annesley, anak ke-25 Dr. Annesley lahir dari istri keduanya, mungkin tidak banyak pembicaraan tentang dia atau masa depannya. Hampir tidak terbayangkan oleh keluarganya bahwa dia akan menjadi ibu dari John dan Charles Wesley, pendiri Methodisme di seluruh dunia. Susanna adalah "wanita tua berusia 19 tahun" (pernikahan yang terlambat pada zaman itu) ketika ia menjadi istri Samuel Wesley, pendeta Anglikan.

Keluarga Wesley menelusuri garis keturunan mereka sampai abad ke-10, tetapi silsilah keluarga tidak banyak membantu masalah pernikahan 44 tahun mereka. Mereka menderita penyakit, kemiskinan, dan kematian anak. Api dua kali menghancurkan rumah mereka. Namun, melalui itu semua, Susanna menerima kehendak Allah dan menyerahkan dirinya dan keluarganya di tangan-Nya.

Secara politik, Samuel dan Susanna adalah pengikut partai Tory, tetapi sementara Samuel menerima William dari Orange sebagai Raja William III, Susanna menganggap James II sebagai raja yang sesungguhnya. Sekali waktu, pada tahun 1701, Susanna menolak untuk mengatakan "Amin" atas doa Samuel untuk Raja William. Ketegangan pun terjadi. Samuel berangkat ke London sebagai pengawas Convocation selama satu tahun. Ia kembali pada tahun 1702 ketika Ratu Anne, yang keduanya mengakui sebagai yang sah, naik takhta. Jadi, dalam arti sebenarnya, kita bisa mengatakan bahwa John adalah anak dari rekonsiliasi mereka.

Susanna melahirkan antara tujuh belas sampai sembilan belas anak-anak; sepuluh selamat. Ketidakhadiran suaminya yang sering pergi untuk urusan gereja membuat manajemen rumah tangga ada di tangannya. Melalui itu semua, dia tetap menjadi seorang Kristen teguh yang mengajar tidak hanya melalui Kitab Suci, tetapi juga melalui teladannya sendiri mengenai kepercayaan sehari-hari pada Allah. Dia pernah menulis: Kita harus mengenal Allah berdasarkan pengalaman supaya hati memandang dan mengenal Dia menjadi yang paling baik, satu-satunya kebahagiaan. Jiwa tidak akan merasa dan mengenal sehingga ia tidak dapat memiliki ketenangan, tidak ada damai, tidak ada sukacita, kecuali dalam mengasihi dan dikasihi oleh-Nya.

Anak-anaknya dibesarkan dengan ketat. Mereka diajarkan untuk menangis pelan, makan apa yang di hadapan mereka, dan tidak menaikkan suara mereka atau bermain dengan ribut. Hukuman fisik diterapkan, tetapi pengakuan kesalahan bisa menghindarkannya. Semua, kecuali satu, dari anak-anaknya belajar membaca dari usia lima tahun, termasuk anak-anak perempuan. (Susanna membuat aturan untuk dirinya sendiri, yaitu menggunakan satu jam sehari dengan masing-masing anak selama periode satu minggu.) Setelah kebakaran pada tahun 1709, disiplin keluarga rusak, tetapi Susanna berhasil mengembalikannya pada kemudian hari. Dia memberikan perhatian khusus kepada John, yang hampir hilang dalam kebakaran itu. John menyebut dirinya sebagai "yang direnggut dari api pembakaran", dan ibunya mengatakan bahwa ia dimaksudkan untuk menjadi lebih sangat hati-hati dengan jiwa anak ini yang "dengan murah hati telah Engkau berikan, lebih daripada yang aku alami sebelumnya, supaya kiranya aku berusaha untuk menanamkan dalam benaknya disiplin rohani dan kebajikan-Mu yang sejati."

Dikatakan bahwa pada usia enam atau tujuh tahun, John berpikir bahwa dia tidak akan pernah menikah "karena aku tidak pernah bisa menemukan seorang wanita seperti yang ayahku dapatkan". Setelah Samuel Wesley meninggal pada 1735, Susanna tinggal bersama anak-anaknya, terutama pada tahun terakhirnya, dengan John. Dia meninggal pada 23 Juli 1742 dan dimakamkan di London Bunhill Fields, tempat John Bunyan dan Isaac Watts juga dimakamkan. Anaknya memenangkan puluhan ribu jiwa bagi Kristus. Dia tidak akan berharap lebih lagi. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Christianity.com
Alamat situs : http://www.christianity.com/church/church-history/timeline/1701-1800/susanna-wesley-christian-mother-11630240.html
Judul asli artikel : Susanna Wesley: Christian Mother
Penulis artikel : Diane Severance, Ph.D.
Tanggal akses : 12 Oktober 2017
 
Stop Press! Aplikasi Konseling Mobile - HE Cares

Aplikasi HE Cares

Tidak dapat dimungkiri bahwa kebutuhan akan konseling makin bertambah seiring dengan bertambah banyaknya masalah dalam kehidupan manusia. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, permasalahan manusia selalu ada sepanjang zaman, bahkan cenderung semakin banyak dan semakin kompleks. Sebagai orang percaya, kita mengerti bahwa solusi permasalahan manusia ada di dalam firman Tuhan. Firman Tuhanlah yang merupakan jawaban atas permasalahan kehidupan manusia, dan Konseling Alkitabiah membawa manusia yang bergumul dengan masalahnya kepada firman Tuhan.

Dalam konteks kebutuhan konseling, Yayasan Lembaga SABDA mengembangkan aplikasi konseling dengan nama HE Cares (DIA Peduli). Dengan satu praanggapan pemahaman bahwa Allah itu ada: Dia mendengar; Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya; Dia peduli; kami mengumpulkan bahan-bahan alkitabiah seputar masalah konseling di dalam aplikasi HE Cares ini.

Anda bisa mengunduh aplikasi HE Cares melalui tautan berikut ini: Download Aplikasi HE Cares

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Wanita.
wanita@sabda.org
e-Wanita
@sabdawanita
Redaksi: N. Risanti, Amidya, dan Margaretha I.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org