Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/164

e-Wanita edisi 164 (18-5-2017)

Mendampingi Anak Generasi Digital

e-Wanita -- Edisi 164/Mei 2017
 
Mendampingi Anak Generasi Digital
e-Wanita -- Edisi 164/Mei 2017
 
e-Wanita

Salam dalam kasih Kristus,

Teknologi berasal dari Tuhan. Oleh karena itu, teknologi harus digunakan untuk memuliakan nama Tuhan. Meski ada banyak pandangan yang miring tentang pemakaian teknologi, terutama karena ekses-ekses negatif yang disebabkannya, sesungguhnya teknologi memiliki banyak dampak positif bagi anak-anak jika orangtua dapat memberikan bimbingan yang tepat dalam pengaplikasiannya. Edisi ini akan memberikan wawasan kepada kita, sebagai orangtua, untuk mendampingi putra-putri kita pada era digital, yang dengan cepat terus-menerus mengalami perubahan. Nah, tanpa berpanjang-panjang lagi, mari segera simak kedua sajian kami yang kiranya akan memperlengkapi peranan Anda sebagai orangtua. Tuhan Yesus memberkati.

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
N. Risanti

 

DUNIA WANITA Teknologi dan Batasan yang Sesuai untuk Anak-Anak Anda

Teknologi adalah realitas yang tidak akan berlalu. Penting mengajarkan kepada anak-anak untuk membuat keputusan yang baik tentang teknologi, membatasi frekuensi penggunaannya, dan menjaga akses pada konten yang sesuai dan aman.

"Jika orangtua melihat teknologi sebagai musuh, mereka akan menjadi orang yang frustasi selama bertahun-tahun dan bergumul dengan anak-anak mereka. Daripada melihatnya sebagai penjelmaan Setan, orangtua perlu bekerja sama dengan anak-anak dan memungkinkan mereka menikmati manfaat dari teknologi, tanpa membiarkan hal itu mengambil alih kehidupan anak-anak. Sering kali, ketakutan terhadap teknologi berasal dari kurangnya pengetahuan orangtua. Sulit untuk mengikuti istilah baru yang terkait dengan teknologi media sosial, seperti: Instagram, Twitter, hashtag, dll.. Biarkan anak Anda mengajarkannya kepada Anda. Mereka sering kali senang menjadi ahlinya!

Adalah ide yang baik untuk membatasi jumlah waktu yang diperbolehkan bagi anak-anak Anda untuk menggunakan teknologi. Hal ini biasanya berarti membatasi penggunaan ketika mereka sedang bersiap-siap sebelum ke sekolah, dan sampai pekerjaan rumah dan tugas selesai setelah pulang sekolah. Juga, sebaiknya jangan membiarkan anak-anak yang lebih kecil bermain video game sebelum tidur. Video game sangat merangsang otak dan menyulitkan anak Anda untuk tenang dan siap untuk tidur.

Pikirkan tentang apa yang dilewatkan anak Anda ketika mereka menghabiskan waktu bermain video game. Banyak anak sekarang ini tidak menghabiskan waktu bermain dengan mainan. Ini adalah kesalahan besar, karena memainkan permainan yang besifat nonteknologi memiliki beberapa keunggulan, yaitu meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar, meningkatkan kemampuan verbal, dan mendorong kreativitas imajinatif (tidak seperti video game, tempat "kreativitas" sudah ditentukan), misalnya.

Jangan biarkan teknologi mengurangi waktu keluarga. Jika Anda mendapati anak Anda menghabiskan lebih banyak waktu bermain video game daripada berinteraksi dengan orang lain, mereka mungkin bermain terlalu banyak. Waktu keluarga membutuhkan usaha, tetapi itu layak diperjuangkan dan sangat penting bagi perkembangan anak.

Jangan naif tentang konten video game. Bahkan, permainan dengan sedikit kekerasan pun, jika dimainkan secara berulang-ulang, akan memiliki efek signifikan pada perkembangan otak. Salah satu fakta yang paling terkenal dalam psikologi perilaku adalah bahwa koneksi otak dilakukan melalui pengulangan dan penguatan, yang merupakan ciri khas dari video game. Efek kekerasan video game pada anak-anak ini diperparah dengan sifat interaktif game tersebut. Dalam banyak permainan, anak-anak diberi hadiah karena menjadi lebih ganas. Tindakan kekerasan dilakukan berulang-ulang. Anak mengendalikan kekerasan dan melihat kekerasan dengan matanya sendiri (membunuh, menendang, menusuk, dan menembak). Studi juga mengaitkan permainan video game dengan kontrol dorongan hati yang buruk.

Di atas segalanya, pikirkan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam video game. Apakah itu adalah nilai-nilai yang Anda inginkan untuk dimiliki oleh anak Anda? Sebagian besar video game mungkin tidak.

Pedoman Penggunaan Teknologi yang Aman:

1. Sebelum memberikan anak Anda ponsel, tablet, komputer, atau akses lainnya terhadap teknologi, duduklah bersama dengan mereka dan diskusikan pedoman-pedomannya, lalu dapatkan masukan dari mereka. Anda mungkin akan terkejut melihat betapa baiknya ide-ide mereka. Dan, mereka akan lebih cenderung mengikuti aturan jika mereka membantu pembuatannya. Bicarakan dengan mereka tentang isu-isu di bawah ini.

2. Pastikan semua teknologi memiliki kontrol pengasuhan yang baik, yang tidak dapat disusupi oleh anak-anak yang cerdas teknologi. Tidak masuk akal bagi saya melihat berapa banyak orangtua memberikan akses internet kepada anak-anak mereka tanpa kontrol. Bahkan, anak-anak yang dibesarkan dengan nilai-nilai yang sangat baik adalah anak-anak yang sangat ingin tahu dan dapat mengakses konten yang tidak pantas dengan satu klik tetikus. Setelah gambar-gambar tersebut terlihat, secara permanen gambar-gambar itu akan terukir di dalam memori mereka. Pornografi saat ini bersifat jauh lebih grafis dan menyesatkan dibanding apa yang tersedia ketika kita masih muda. Perangkat lunak keamanan internet, seperti Net Nanny (memiliki biaya sekitar 50 dollar), dapat membantu memblokir situs-situs, serta mencari dan memblokir gambar-gambar eksplisit; itu juga mampu memblokir pesan instan. Program-program gratis lainnya juga tersedia.

3. Diskusikan pornografi dan dampaknya dengan anak-anak Anda sebelum mereka menjadi remaja. Anak-anak punya akses yang mudah ke konten pornografi melalui perangkat teman-teman mereka, yang mungkin tidak memiliki kontrol orangtua. Bantulah mereka memikirkan cara-cara agar mereka dapat berpaling dari godaan tanpa merasa tidak nyaman.

4. Biasakan melihat bagian histori internet di komputer Anda dan pertahankan akses ke akun-akun surel. Kemudian, tinjaulah secara teratur. Jelaskan bahwa Anda memiliki akses ke apa pun pada komputer atau perangkat lain dan bisa meninjau bagian histori setiap saat. Jika anak-anak bersikeras meminta privasi, ingatkan mereka bahwa itu adalah tugas Anda untuk menjaga mereka tetap aman, dan itu bukan masalah kepercayaan, melainkan masalah perlindungan dan cinta. Jangan terpengaruh untuk percaya bahwa anak-anak memiliki "hak", yang akan menghambat Anda melakukan pekerjaan Anda.

5. Paksa diri Anda untuk mengenal cara-cara terbaru berkomunikasi secara daring, seperti Twitter, perpesanan instan, Snapchat, dan lain-lain. Jangan biarkan anak Anda menjadi lebih cerdas komputer dibanding Anda. Teruslah mengikuti perkembangan terbaru!

6. Ajarkan anak Anda bahwa jika ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, hal terbaik untuk dilakukan adalah tidak meresponsnya dan mematikan komputer. Penelitian menunjukkan bahwa kurang dari 5% dari anak-anak yang mendapatkan pesan yang membuat mereka merasa tidak nyaman memberi tahu orangtua mereka. Hal ini mungkin disebabkan anak-anak merasa takut bahwa mereka akan kehilangan hak istimewa untuk menggunakan komputer. Pastikan anak-anak Anda tahu bahwa mereka seharusnya tidak pernah setuju untuk bertemu tatap muka dengan siapa pun yang mereka temui secara daring. Buatlah aturan bahwa anak-anak Anda mengenal teman-teman mereka dalam kehidupan nyata, demikian juga dengan orang-orang yang mereka kirimi pesan instan.

7. Satu-satunya orang yang harus ditambahkan dalam daftar pesan instan anak adalah orangtua. Beri tahu anak-anak Anda supaya jangan pernah memberi nama keluarga mereka, desa atau kota tempat mereka tinggal, sekolah mereka, atau informasi lain yang bisa digunakan oleh predator (istilah bagi para pedofil - Red.) untuk mencari anak Anda.

Catatan khusus: Situs Jejaring Sosial (Facebook, MySpace, Twitter, dll.) memungkinkan pengguna mengirim informasi tentang diri mereka sendiri, seperti: lokasi, tanggal lahir, minat, sekolah, dan foto. Predator internet akan memiliki semua informasi yang mereka butuhkan untuk mencari anak Anda jika diberikan akses ke informasi ini. Orangtua dapat menetapkan aturan untuk anak-anak mereka, seperti tidak mengizinkan untuk mengirim foto. Orangtua juga dapat membatasi akses ke halaman anak mereka hanya untuk "teman" mereka (pengguna lain yang telah meminta untuk dihubungkan ke halaman anak Anda dan disetujui).

8. Jangan pernah membiarkan anak Anda untuk melakukan pembelian secara daring! Mereka bisa, secara tidak sengaja, mengungkapkan informasi keuangan pribadi.

Kesimpulan

Jika Anda tahu bahwa Anda perlu membuat perubahan, mulailah dengan memikirkan satu hal yang perlu Anda lakukan secara berbeda. Mungkin itu dengan menghentikan penggunaan teknologi setelah makan malam dan meluangkan lebih banyak waktu bersama keluarga. Mungkin anak remaja Anda menggunakan telepon selama 24 jam setiap hari, dan telepon harus dihentikan pada waktu tertentu pada siang hari. Sekali kita memberikan anak-anak kita sedikit terlalu banyak kebebasan dengan teknologi mereka, sulit untuk memperketat penguasaan. Bagaimanapun juga, berkaitan dengan hal itu, wajar jika dalam seminggu pertama mereka merengek dan mengeluh. Buatlah satu aturan baru. Berkomunikasilah dengan jelas dan penuh kasih sayang. Dengarkan keluhan mereka dengan penuh kasih, kemudian lakukan terus dengan ketat dan tidak menyerah. Setelah beberapa minggu atau bulan, Anda menjadi frustrasi dengan iPhone mereka, video game dan iPads, dll., bukan tidak masuk akal jika sekarang adalah giliran mereka yang merasa tertekan. Itu mungkin berarti Anda melakukan pekerjaan Anda!

Semua didikan, pada saat diberikan, memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Akan tetapi, sesudah itu akan menghasilkan buah kebenaran yang memberi damai sejahtera kepada mereka yang telah dilatih oleh didikan itu. (Ibrani 12:11, AYT) (t/Jing-Jing)

Download Audio
Diterjemahkan dari:
Nama situs : Agape Christian Counseling
Alamat situs : http://www.agapechristiancounselingservices.org/technology-and-your-kids-how-to-set-appropriate-boundaries/
Judul asli artikel : Technology and Your Kids Appropriate Boundaries
Penulis artikel : Carolyn Knarr, MSW, LCSW
Tanggal akses : 30 Oktober 2015
 

WAWASAN WANITA Enam Cara untuk Membantu Anak Anda Bijak Menggunakan Media Sosial

Orangtua pada masa kini bertumbuh dalam budaya yang sama sekali berbeda dengan budaya anak-anak mereka. Teknologi telah secara radikal mengubah cara kita hidup.

Setiap anak yang masih tinggal bersama orangtua mereka adalah salah satu dari golongan digital native (generasi digital - Red.), yang tidak memiliki konsep kehidupan prainternet atau zaman sebelum semua orang aktif di media sossial. Generasi milenium dan sesudahnya hanya tahu bagaimana rasanya dikelilingi oleh dunia yang sangat terhubung melalui koneksi internet, yang penuh dengan aktivitas membagi swafoto (selfie - Red.), topik yang sedang tren di Twitter, dan teman-teman di Facebook.

Menurut Pew Research, 92 persen dari anak usia 13 hingga 17 tahun memiliki aktivitas daring setiap hari. Hampir 3 dari 4 orang (73 persen) memiliki ponsel pintar sendiri, dan 88 persen setidaknya memiliki satu ponsel pintar. Dengan mudahnya akses ke internet, 89 persen remaja dilaporkan menggunakan setidaknya satu situs media sosial atau aplikasi, dan 71 persen mengatakan bahwa mereka menggunakan dua situs atau lebih.

Namun, semua pengalaman di dunia itu tidak secara otomatis membuat seseorang mampu menggunakannya secara bijak. Ambil contoh berita heboh ancaman bom di penerbangan yang di-tweet oleh seorang remaja tahun lalu, yang mengakibatkan satu orang ditangkap.

Ini menggambarkan perbedaan antara pengetahuan dan kebijaksanaan. Remaja (dan banyak orang lainnya) memiliki pengetahuan yang luas tentang media sosial, tetapi sering kurang bijaksana ketika menggunakannya.

Menyadari hal tersebut, berikut adalah enam cara orangtua dapat membantu anak-anak mereka agar pengetahuan media sosial mereka terbentuk sampai mereka sendiri menjadi bijaksana.

1. Mulai pada usia yang tepat.

Setiap anak berbeda, tidak ada usia yang tepat untuk mulai menggunakan media sosial. Anda mengenal anak Anda lebih baik daripada orang lain. Anda yang paling tahu kapan mereka siap memasuki dunia media sosial. Ingat, menunggu tidak akan merugikan siapa pun, bahkan ketika "semua orang" sudah aktif di media sosial.

2. Teliti semua aplikasi.

Sebuah aplikasi media sosial dirilis setiap minggu. Hal ini mungkin terlihat menakutkan, tetapi sebelum Anda mengizinkan anak-anak Anda mulai menggunakan media sosial, Anda harus tahu aplikasi populer, seperti: Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, dan Vine.

Lebih dari itu, orangtua perlu mengetahui aplikasi baru, seperti: Kik, Whisper, Yik Yak, Periscope, dan YouNow. Anda tidak perlu menguasai semuanya, ketahui saja apa fungsi aplikasi itu dan apa fitur-fiturnya.

3. Batasi jumlah platform.

Meskipun Anda harus tahu apa saja aplikasi-aplikasi yang populer, anak-anak Anda tidak perlu memiliki semua aplikasi tersebut di ponsel mereka. Biarkan mereka menghabiskan waktu pada satu aplikasi dan menunjukkan bahwa dirinya bisa dipercaya sebelum menambah aplikasi lainnya.

Dan, sebelum mereka mulai menggunakan platform baru, pastikan Anda mengetahui platform itu dengan baik. Pelajari luar dan dalamnya, dan putuskan apakah itu tepat untuk anak Anda. Jika mereka tidak siap untuk satu platform, tunggu sampai mereka siap sebelum Anda memberi mereka izin.

4. Beri tahu mereka perangkapnya.

Ini bukan soal menakut-nakuti anak Anda; ini tentang mengajar kebijaksanaan kepada anak-anak Anda dalam segala hal. Mereka perlu tahu ada risiko ketika mereka menggunakan media sosial. Bicaralah dengan mereka tentang hal itu.

Apa yang mereka tulis sebagai remaja akan tetap ada di sana ketika mereka mencari pekerjaan pada usia 20-an tahun, dan pada usia 30-an setelah memiliki keluarga. Tidak peduli secanggih apa aplikasi tersebut, selalu ada cara bagi seseorang untuk melihat atau mengambil apa yang seharusnya sudah terhapus.

5. Mengetahui semua kata sandi.

Untuk setiap situs jejaring sosial yang mereka ikuti, Anda harus mengetahui kata sandi apa yang mereka pakai. Hal ini bukan berarti Anda memeriksanya setiap hari, itu hanya berarti bahwa Anda dapat memeriksanya jika diperlukan.

Ini seperti menggunakan sepeda latih untuk membantu mereka belajar naik sepeda sungguhan, Anda menyediakan jaring pengaman pada saat mereka belajar untuk menavigasi sesuatu yang sama sekali baru. Berikan koreksi dan dorongan yang diperlukan.

6. Tunjukkan kemurahan hati.

Pikirkan kembali ke masa-masa Anda sebagai seorang siswa SMP atau SMA. Hal apa yang akan Anda tulis di media sosial andaikan saat itu media sosial sudah ada? Mudah-mudahan, itu dapat memberi Anda perspektif yang lebih baik ketika Anda melihat anak remaja Anda mencoba menavigasi media sosial saat ini.

Mereka tidak sempurna di dunia nyata sehingga sadarilah bahwa mereka tidak akan sempurna juga di dunia maya. Ketika mereka tersandung -- dan mereka akan tersandung -- gunakan saat-saat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan bertumbuh. Ingat, Anda mencoba untuk mendisiplinkan mereka, bukan hanya menghukum.

Masa remaja selalu penuh gejolak dan menambahkan media sosial ke dalam kehidupan yang dinamis tidak membuat segalanya lebih mudah, tetapi Anda dan anak-anak Anda tidak boleh sekadar menerimanya, berkembanglah dalamnya. (t/Jing-Jing)

Sumber asli:
Nama situs : Factsandtrends.net
Alamat situs : http://factsandtrends.net/2015/05/29/6-ways-to-help-your-kids-survive-social-media/
Judul asli artikel : 6 Ways to Help Your Kids Survive Social Media
Penulis artikel : Aaron Earls
Tanggal akses : 2 Februari 2016

Diambil dari:
Nama situs : Apps4god.org
Alamat situs : http://apps4god.org/artikel/6-Cara-untuk-Membantu-Anak-Anda-Bijak-Menggunakan-Media-Sosial.php
Tanggal akses : 17 Februari 2017
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Wanita.
wanita@sabda.org
e-Wanita
@sabdawanita
Redaksi: N. Risanti, Amidya, dan Margaretha I.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org