Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/126

e-Wanita edisi 126 (17-4-2014)

Wanita, Saksi Kebangkitan Yesus Kristus

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
           TOPIK: Wanita, Saksi Kebangkitan Yesus Kristus
                     Edisi 126/April 2014

e-Wanita -- Wanita, Saksi Kebangkitan Yesus Kristus
Edisi 126/April 2014

Salam damai,

Pada bulan April ini, kita akan memperingati hari Paskah, hari 
kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan Kristus dari kematian memberi 
jaminan kepada kita bahwa di dalam Dia, ada kemenangan atas maut dan 
kehidupan kekal. Sama seperti yang Maria Magdalena dan beberapa wanita 
lainnya lakukan, yaitu menceritakan kebangkitan Yesus Kristus, pada 
momen ini kita diingatkan untuk menjalankan mandat kita sebagai orang 
percaya yaitu memberitakan Kabar Baik bagi dunia. Tidak ada alasan 
bagi kita untuk tidak menjadi saksi-saksi Kristus bagi orang-orang di 
sekitar kita. Kiranya sajian yang kami siapkan bagi Sahabat Wanita 
dalam edisi ini dapat mendorong kita untuk menyenangkan hati Tuhan.

Segenap redaksi e-Wanita mengucapkan selamat memperingati Paskah 2014, 
kebangkitan-Nya memberi kita kemenangan. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >


                DUNIA WANITA: KESAKSIAN PARA WANITA

Pada suatu hari, yang sekarang disebut hari Paskah, lebih dari dua 
ribu tahun yang lalu, sekelompok wanita pergi ke kubur Yesus pagi-pagi 
dengan membawa rempah-rempah untuk mengurapi jenazah-Nya sebagai 
tindakan penghormatan. Ketika mereka tiba di kubur Yesus untuk 
meminyaki tubuh-Nya dengan rempah-rempah, terjadilah gempa bumi, dan 
sesosok malaikat turun dari langit serta menggulingkan batu yang 
menutup pintu masuk ke kubur Yesus.

Karena dipandang dengan rasa heran dan takut, malaikat itu berkata 
kepada para wanita, "Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, 
sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia 
berbaring. Dan, segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya 
bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke 
Galilea; di sana kamu akan melihat Dia." (Matius 28:6-7) Setelah 
mendengar dan melihat bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, 
sekelompok wanita tersebut segera pergi dan memberi tahu orang lain.

Dalam kisah ini, kita mengetahui bahwa wanita-wanita itu adalah orang-
orang pertama yang memberi tahu murid-murid lainnya tentang 
kebangkitan Yesus (Matius 28:1–10; Markus 16:7–8; Yohanes 20:11–17).

Kesaksian yang Mengejutkan

Ini adalah masalah besar bagi para wanita karena menjadi saksi pertama 
kebangkitan Yesus! Ini berarti mereka tidak hanya menjadi pihak 
pertama yang melihat kubur Yesus kosong, tetapi juga menjadi pihak 
pertama yang membawa pesan kepada orang lain tentang Yesus yang 
bangkit. Betapa luar biasanya hak istimewa yang diberikan kepada para 
wanita ini, khususnya pada era mereka hidup.

Kebudayaan Romawi dan Yahudi memperlakukan wanita sebagai warga negara 
kelas dua. Kesaksian seorang wanita tidak dihargai, tidak dianggap di 
pengadilan, bahkan diremehkan secara terang-terangan dan dengan 
sengaja disingkirkan. Kita melihat praktik budaya yang tidak jelas 
ini, demikian juga respons awal para murid ketika wanita-wanita 
tersebut memberi tahu mereka bahwa Yesus telah bangkit dari kematian.

Seperti yang dikatakan Lukas, "Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan 
itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada 
perempuan-perempuan itu." (Lukas 24:11) Kejadian itu mendorong Petrus 
untuk segera pergi ke kubur dan melihat bukti resmi bahwa Yesus benar-
benar bangkit dari kematian.

Jika para penulis Alkitab ingin membuat catatan kebangkitan Yesus yang 
lebih dapat dipercaya pada zaman mereka, mereka dengan mudah dapat 
mengarang sebuah laporan bahwa murid-murid-Nya menemukan kubur kosong, 
ketimbang mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal bahwa yang memberi 
kesaksian adalah sekelompok wanita. Seperti yang dikhotbahkan suami 
saya, jika Anda akan membuat cerita tentang kebangkitan, Anda 
setidaknya menghadirkan peran pria sebagai lakon utama dalam cerita 
yang hebat sehingga ketika mereka pergi ke pengadilan, pria tersebut 
setidaknya bisa bersaksi. Dalam kebudayaan ini, wanita-wanita tersebut 
berperan sebagai saksi pertama perihal kubur kosong Yesus dan 
kebangkitan-Nya, yang menguatkan kebenaran bahwa Yesus benar-benar 
bangkit dari kematian.

Penduduk Kelas Pertama dalam Kristus

Ini merupakan salah satu dari sekian banyak kisah dalam Alkitab yang 
menunjukkan bahwa Allah mengambil orang-orang yang disingkirkan dalam 
masyarakat dan memakai mereka untuk kemuliaan-Nya. Secara berulang-
ulang, Alkitab menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui orang-orang 
miskin, orang-orang berdosa, orang-orang terbuang, dan orang-orang 
asing dalam kisah penebusan-Nya. Bahkan, Yesus lahir dari garis 
keturunan pelacur dan dilahirkan dalam keluarga miskin, melalui 
seorang petani perempuan yang masih muda.

Dalam kisah kebangkitan, dengan menyingkapkan diri-Nya sendiri untuk 
pertama kalinya kepada para wanita, Allah sekali lagi 
menjungkirbalikkan hal tabu dalam budaya dan mengatakan bahwa para 
wanita, meskipun dipandang sebagai penduduk kelas dua di Israel, 
adalah penduduk kelas pertama dalam kerajaan-Nya. Paulus yang banyak 
mengajarkan hal ini di Galatia menulis, ".... Dalam hal ini tidak ada 
orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, 
tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di 
dalam Kristus Yesus."

Sebuah Panggilan untuk Menjadi Saksi-Saksi yang Setia Saat Ini

Walaupun kita hidup pada hari dan masa yang berbeda dari kelompok 
wanita yang pertama kali melihat dan memberitahukan kebangkitan Yesus, 
sebagai wanita, kita perlu jujur dan berani untuk bercerita kepada 
orang lain tentang kisah yang sama, "Kubur sudah kosong! Yesus telah 
bangkit dari kematian!"

Teguhkanlah hati kita melalui contoh para wanita ini. Mereka 
menghadapi pertempuran berat ketika pertama kali memberi tahu para 
murid tentang kebangkitan Yesus. Siapa yang akan memercayai mereka? 
Mengapa mereka memercayai cerita mereka? Meskipun demikian, mereka 
meninggalkan kubur kosong untuk memberitakan kabar baik.

Saat ini, kita diberi kuasa oleh Roh Kudus untuk berani menyaksikan 
kebangkitan Yesus. Kita tidak perlu mengumpulkan kekuatan dan 
keberanian dari diri sendiri, tetapi lebih dari itu, kita dapat 
memercayai janji Allah bahwa Ia akan memberi kita roh keberanian.

Itulah sebabnya, temukanlah sesuatu yang akan menahan Anda untuk 
menceritakan iman Anda dalam Yesus kepada orang lain. Apakah Anda 
khawatir tentang apa yang orang lain katakan dan pikirkan tentang 
Anda? Apakah Anda khawatir jika ditolak? Atau, apakah Anda hanya tidak 
ingin menceritakan iman Anda?

Apa pun yang menahan Anda, sadarilah itu, akuilah itu, bertobatlah, 
dan ketahuilah bahwa Allah akan mengampuni Anda dan menguatkan Anda 
untuk menjadi saksi yang berani.

Sebagai seorang wanita, kita memiliki kumpulan kesaksian yang sangat 
besar dalam kelompok kecil wanita yang pertama kali melihat Yesus, 
serta banyak wanita yang lebih dari ribuan tahun terus menyaksikan 
tentang Dia dan melayani orang lain sebagai gereja. Saya mendorong 
Anda pada masa Paskah ini untuk menceritakan iman Anda, sedikitnya 
kepada satu orang dan mengajak mereka ke salah satu ibadah Paskah 
kita. (t/S. Setyawati)

Sumber asli:
Nama situs: Pastor Mark Driscoll
Alamat URL: http://pastormark.tv/2012/04/03/women-witnesses
Judul asli artikel: Women Witnesses
Penulis: Grace Driscoll
Tanggal akses: 17 Desember 2013

Diambil dari:
Nama situs: Paskah Indonesia
Alamat URL: http://paskah.sabda.org/kesaksian_para_wanita
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 3 Januari 2014


             WAWASAN WANITA: WANITA-WANITA KEBANGKITAN

Sebuah Tinjauan pada Kaum Wanita di Kubur Yesus dan Kebangkitan Kaum 
Wanita Zaman Sekarang

Kami lelah. Kami merasa inilah waktunya untuk bangkit dan berbicara. 
Anda bertanya, "Siapakah wanita-wanita ini?" Saya katakan kami 
hanyalah ibu-ibu, nenek-nenek, bibi-bibi, dan saudara-saudara 
perempuan biasa. Bagi kami, ini baru permulaan. (Leymah Gbowee, 
pemenang Nobel Peace Prize 2011)

Hampir di setiap sudut dunia dan setiap masa yang tercatat dalam 
sejarah, para wanita telah dipercaya dalam pengasuhan anak-anak. 
Wanita melahirkan anak-anak, memberi mereka makan, memandikan mereka, 
mengoreksi mereka, menghibur mereka, dan mencemaskan mereka. Jadi, 
bukan hal yang luar biasa jika wanita yang datang ke kubur Yesus 
mengurapi-Nya untuk penguburan. Ini sudah jelas. Ini merupakan hal 
yang biasa. Para wanita yang memberi-Nya makan, membasuh-Nya, dan yang 
mengurus-Nya selama hidup, datang untuk merawat tubuh-Nya pada saat-
saat terakhir. Dan, di sinilah titik awal kisah ini diubah. Di sinilah 
kisah ini tidak lagi menjadi kisah yang biasa.

Bumi berguncang. Batu di depan kubur terguling. Tubuh Yesus tidak ada 
lagi di dalamnya. Dia sudah dibangkitkan. Dia benar-benar sudah 
dibangkitkan.

Kebangkitan benar-benar merupakan hal penting dalam iman Kristen. Jika 
kebangkitan tidak terjadi, gereja hanya sedikit lebih baik daripada 
gerakan gagal dari orang-orang yang karakter moralnya dipertanyakan, 
yang pemimpin besarnya tunduk pada kematian yang menyakitkan sebagai 
peringatan terhadap pemberontakan yang lebih lanjut. Cerita pun 
berakhir. Kebangkitan berarti bahwa Yesus adalah benar-benar seperti 
yang Ia nyatakan dan bahwa Dia telah menyelesaikan dengan tepat apa 
yang ditentukan untuk dikerjakan-Nya. Ini berarti bahwa untuk sesaat 
dalam sejarah manusia, Allah berjalan di antara kita untuk mengajar 
kita tentang Kerajaan Allah dan untuk menunjukkan kepada kita 
bagaimana mewujudkannya dalam kehidupan dengan bertindak adil, 
berbelaskasihan, dan memiliki kasih yang teguh. Ini berarti bahwa kita 
begitu dikasihi, dan dengan pembebasan semacam itu, kematian dan 
kebrutalan serta kejahatan telah dikalahkan. Artinya, kita tidak perlu 
meratapi akhir dari sesuatu, tetapi mengantisipasi permulaan sesuatu 
yang baru -- Pemerintahan Kasih yang dimanifestasikan dan 
disempurnakan dengan mengagumkan di bumi ini.

Para wanita yang datang untuk merawat tubuh Tuhan, Guru, dan Sahabat 
mereka datang untuk menandai akhir kisah-Nya dengan satu tindakan 
kasih yang terakhir. Namun, apa yang mereka dapati justru sebaliknya: 
sebuah awal yang baru. Para wanita yang berjalan bersama Yesus dari 
Galilea ke Yerusalem inilah yang pertama kali menyaksikan kebangkitan-
Nya. Para wanita yang berdiri di kaki salib dan yang (tidak seperti 
beberapa catatan Injil tentang teman-teman laki-laki mereka) tidak 
bersembunyi dari bahaya, disangkutpautkan dengan Yesus, dan yang tidak 
meninggalkan Dia pada jam-jam terakhir-Nyalah yang dianugerahi dengan 
pandangan sekilas pertama tentang Tuhan mereka yang bangkit. Mereka 
adalah para saksi pengajaran dan penyembuhan-Nya. Mereka adalah para 
saksi penyiksaan dan penghukuman-Nya. Mereka adalah saksi kemenangan-
Nya ..., saksi kemenangan-Nya yang terakhir dan yang menghancurkan 
paradigma terhadap kematian, kehancuran, dan segala sesuatu yang 
dikatakan dapat terjadi antara kita dan Allah. Ia berdiri di depan 
para wanita itu -- tubuh-Nya berubah dan begitu cemerlang -- dan 
memberi mereka mandat untuk mulai memberitakan tentang apa yang telah 
mereka lihat kepada dunia.

Seperti para wanita tersebut, kita semua yang mengakui Yesus sebagai 
Tuhan, Guru, dan Sahabat, dipanggil untuk melakukan hal yang sama. 
Kita semua dipanggil untuk menjadi pembawa Kabar Baik di dunia yang 
gelap dan kacau. Kebenaran dari masalah ini adalah bahwa masih ada 
para wanita saksi kebangkitan yang merasa heran terhadap dunia ini. 
Seperti para wanita sebelumnya yang datang ke kubur pada hari Paskah 
pagi, mereka melihat kekejaman, kebrutalan, dan keputusasaan. Mereka 
juga mendapatkan penglihatan tentang kemenangan dan transformasi, dan 
mereka didorong oleh mandat yang sama untuk memberitakan penglihatan 
yang berharga ini kepada orang lain. Para wanita seperti Ellen Johnson 
Sirleaf, Leymah Gbowee, dan Tawakkol Karman, para pemenang Nobel 
Perdamaian 2011, adalah wanita-wanita kebangkitan. Ellen Johnson 
Sirleaf adalah wanita pertama yang dipilih secara demokratis sebagai 
presiden negara Afrika. Setelah tiba di Amerika Serikat untuk 
menyelesaikan pendidikan sarjana dan pascasarjananya di Universitas 
Harvard, dia kembali ke negara asalnya di Liberia untuk mewujudkan 
perdamaian dan kesejahteraan bangsanya. Dia tidak mundur oleh ancaman 
kekerasan. Ia tidak menyerah oleh ancaman penjara. Kepemimpinannya 
menjadi sarana dalam pembangunan kembali akibat perang yang 
meruntuhkan Liberia dan menjadi langkah pertama terhadap penyembuhan 
bagi bangsanya. Leymah Gbowee, yang juga berasal dari Liberia, 
menyatukan wanita-wanita Kristen dan Muslim untuk memprotes perang 
yang dilakukan oleh si diktator, Charles Taylor. Dia tidak mau 
disingkirkan. Dia tidak mau mengabaikan para wanita dan anak-anak yang 
telah disiksa dan ditelantarkan. Dia bekerja untuk merehabilitasi para 
tentara anak-anak. Tawkkol Karman, seorang jurnalis dan aktivis 
perdamaian di Yemen, telah berbicara menentang pembungkaman pers dan 
intimidasi para jurnalis dengan risiko pribadi yang sangat besar. 
Tawkkol Karman telah menyusun rencana untuk muncul secara terus-
menerus dan tanpa kekerasan di gedung DPR Yemen, mendesak presiden 
untuk lengser. Dia berbicara dengan penuh semangat dan wibawa. Dia 
bekerja tanpa lelah dan tanpa henti sekalipun harus selalu berada 
dalam bayang-bayang ancaman. Inilah para "Wanita Kebangkitan".

"Wanita Kebangkitan" ada di mana-mana. Anda mungkin berpapasan dengan 
mereka dalam perjalanan Anda ke tempat kerja. Mereka mungkin berdiri 
di belakang Anda saat mengantre di swalayan. Anda mungkin duduk di 
samping mereka dalam kendaraan umum untuk pulang pergi. Kesempatan 
Anda untuk mengenalnya mungkin sedikit. Mungkin Anda adalah salah satu 
wanita kebangkitan. Setiap wanita yang mengerjakan dua pekerjaan 
sehingga keluarganya dapat makan adalah wanita kebangkitan. Setiap 
wanita yang berbicara menentang kekerasan kelompok penjahat di 
lingkungannya adalah wanita kebangkitan. Setiap wanita yang menolak 
dihilangkan atau ditiadakan karena tindakan kekerasan seksual dan 
kekerasan rumah tangga adalah wanita kebangkitan. Setiap wanita yang 
menolak gagasan bahwa jenis kelaminnya membuatnya kurang pantas atau 
mampu untuk melayani bangsa atau Allahnya dengan semangat dan 
keberanian adalah wanita kebangkitan. Mereka telah dibangkitkan. 
Mereka benar-benar telah dibangkitkan. (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Busted Halo
Alamat URL: http://bustedhalo.com/features/resurrection-women
Judul asli artikel: Resurrection Women
Penulis: Caitlin Kennell Kim
Tanggal akses: 17 Desember 2013


          STOP PRESS: SAMBUT PASKAH DENGAN VIDEO PASKAH
             "PERJAMUAN MALAM TERAKHIR TUHAN YESUS"

Sudahkah Anda menyambut Paskah dengan menghidupi teladan Tuhan kita,
Yesus Kristus?

Yayasan Lembaga SABDA mempersembahkan video Paskah "Perjamuan Malam
Terakhir Tuhan Yesus" yang dapat Anda saksikan dan unduh secara gratis
di Youtube < http://youtu.be/jGo4aWo6p80 >. Video ini mengisahkan
pembasuhan kaki para rasul dan perjamuan malam terakhir Tuhan Yesus
bersama para murid-murid-Nya menurut Injil Yohanes dan Injil Matius.
Mari sambut Paskah dengan video Paskah "Perjamuan Malam Terakhir Tuhan
Yesus" dan mengingat kembali karya-Nya sebelum kematian-Nya di kayu
salib.

Video-video Paskah persembahan Yayasan Lembaga SABDA lainnya
--> < http://www.youtube.com/playlist?list=PL5knwTVjY1-pj-i0ko2irpMbJ1P7eYE7T >

Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org