Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/85

e-Wanita edisi 85 (7-6-2012)

Transformasi Keuangan

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                     TOPIK: Transformasi Keuangan
                         Edisi 85/Juni 2012

MENU SAJI
DUNIA WANITA 1: KEJAHATAN TERSELUBUNG
DUNIA WANITA 2: EMPAT HUKUM TRANSFORMASI DALAM KEHIDUPAN FINANSIAL
WOMEN TO WOMEN: KETIKA KESEDERHANAAN MENJADI INDAH DI TANGAN TUHAN
STOP PRESS: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

Shalom,

Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan lagi menjadi tugas
seorang suami. Dewasa ini, kita melihat banyak istri yang juga
terlibat di dalam pemenuhan kebutuhan hidup ini. Salah satu tujuan
keterlibatan wanita/istri dalam perekonomian keluarga adalah untuk
memperoleh transformasi keuangan. Memang tidak ada salahnya jika
wanita bekerja untuk perbaikan ekonomi keluarga. Namun, kita perlu
tetap memerhatikan prinsip-prinsip Alkitab ketika bekerja agar
terhindar dari "kejahatan terselubung". Apa maksudnya kejahatan
terselubung dalam pekerjaan? Simaklah artikel yang redaksi pilihkan
untuk Sahabat Wanita semua. Kiranya menolong kita semua untuk mencapai
transformasi finansial yang dituntun oleh kebenaran firman Tuhan.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >

                 DUNIA WANITA 1: KEJAHATAN TERSELUBUNG

Cinta uang adalah akar dari segala kejahatan (1 Timotius 6:10). Kita
harus mengamini firman Tuhan ini karena faktanya banyak terjadi
perampokan, penipuan, manipulasi, pencurian, korupsi, dan perbuatan
lain yang dapat disebut sebagai kejahatan karena masalah uang. Sering
kali perbuatan melawan hukum yang kelihatan oleh mata saja yang kita
sebut sebagai kejahatan. Padahal penyelewengan Amanat Agung, rentenir
(membungakan uang), tidak memberi perpuluhan, dan kikir juga termasuk
kejahatan. Inilah yang disebut kejahatan terselubung.

Mengapa disebut kejahatan terselubung? Karena perbuatan jenis tersebut
seolah-olah tidak merugikan orang lain, cara kerjanya pelan-pelan,
serta tidak tampak oleh mata. Apa yang dimaksud dengan penyelewengan
Amanat Agung? Dalam Matius 28:19-20, Yesus menyuruh murid-murid-Nya
pergi memberitakan Injil, mengajar, menjadikan semua bangsa murid
Yesus, dan sekaligus membaptisnya. Bertolak dari firman Tuhan ini,
kita sebagai orang percaya yang adalah murid Yesus, memiliki tugas
menjalankan Amanat Agung tersebut.

Puji Tuhan bila tugas Amanat Agung tersebut dilaksanakan dalam dan
dengan motivasi yang murni untuk menobatkan orang-orang berdosa.
Bagaimana bila dilakukan dalam dan dengan motivasi untuk mengeruk
keuntungan pribadi alias untuk mencari uang? Apakah ada perilaku yang
seperti ini dalam diri murid-murid Yesus zaman sekarang? Jawabnya:
Ada! Secara nyata jawaban ini tidak dapat dibuktikan, sebab siapakah
yang mau mengakui dirinya ingin mencari uang dalam pelayanannya?
Namun, dari sungut-sungut para murid Yesus zaman sekarang, dapat
didengar dan diketahui bahwa banyak di antara mereka melayani hanya
untuk mendapatkan uang.

1. Jangan Memanfaatkan Pelayanan sebagai Sarana Mencari Uang

Ada pelayan yang nekat mencalonkan diri sendiri untuk diangkat menjadi
Pendeta Pembantu (Pdp.), Pendeta Muda (Pdm.), dan Pendeta(Pdt.). Ada
juga yang mencalonkan diri untuk posisi teratas di tubuh organisasi
gereja, dengan harapan punya nama untuk diundang naik mimbar. Dalam
pikiran, mereka bila naik mimbar menyampaikan khotbah, maka salam
tempelnya adalah uang. Ada lagi yang berlomba-lomba mencari pelayanan
di rumah-rumah orang kaya dan gereja-gereja besar. Bahkan, dalam
perlombaan ini, tidak jarang terjadi kecurangan. Bila dalam pertemuan
biasa/sehari-hari, mereka mau bergandeng tangan, tetapi bila melayani,
tidak mau melibatkan orang lain. Alasannya takut tersaingi, takut
dicaplok. Jangan jadikan pelayanan sebagai ajang untuk mencari uang,
sebab itu merupakan kejahatan terselubung.

2. Jangan Membungakan Uang

Firman Tuhan dalam Imamat 25:36-37, melarang umat-Nya mengambil
"bunga" dari pinjaman orang lain. Pekerjaan yang cepat menghasilkan
uang tanpa bekerja keras adalah membungakan uang atau istilah
karenanya rentenir. Banyak orang Kristen yang menekuni profesi
rentenir ini, tidak jelas apakah mereka mengetahui bahwa pekerjaan ini
tidak diperbolehkan menurut ajaran Kristen. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pengertian rentenir ialah pelepas uang, tukang riba,
lintah darat. Kita semua tahu bahwa lintah adalah sejenis binatang
kecil yang banyak hidup di rawa atau air berlumpur. Makanan lintah
adalah darah. Lintah ini menempel di kulit manusia sambil mengisap
darah dari tubuh orang tersebut. Sebelum kenyang, lintah ini tidak
dapat dilepaskan. Ia akan terlepas sendiri setelah puas dan kenyang
menghisap darah.

Mungkin persamaan inilah yang menjadikan rentenir disebut sebagai
lintah darat, sebab tidak jarang bunga yang dikenakan kepada si
peminjam sangat tinggi, sehingga melilit leher si peminjam. Karena
tingginya bunga uang tersebut, akhirnya bunganya lebih besar dari
pinjaman. Lebih parah lagi bila si peminjam tidak sanggup
mengembalikan bunga dan modal, maka si rentenir tidak segan-segan
menyita barang-barang si peminjam, yang pada akhirnya menimbulkan
sakit hati bagi si peminjam. Bila sakit hati ini berkepanjangan, setan
pun merajalela, akhirnya ia nekat mencabut nyawa si rentenir. Tragis
memang. Ini juga disebut sebagai kejahatan terselubung.

3. Perpuluhan Itu Milik Tuhan

Banyak orang Kristen tidak mengetahui bahwa sepersepuluh dari
pendapatannya adalah menjadi bagian Tuhan (Maleakhi 3:8). Memang,
Pendeta maupun gereja tidak memaksa dan menghukum orang yang tidak
memberikan persepuluhan.

4. Jangan Bersikap Kikir

Allah tidak menghendaki orang yang kikir. Itulah sebabnya, orang kikir
tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah (1 Korintus 6:10). Lantas
di mana bagiannya? Tentu saja neraka, sebab pada kesudahan zaman hanya
ada dua tempat, yaitu Kerajaan Allah dan kerajaan setan di neraka.
Neraka adalah tempat menampung segala dosa dan kejahatan. Apakah kita
masih bertahan dengan sifat kikir? Jika tidak ingin mendapat bagian di
neraka, lebih baik mengubah sifat menjadi pemurah (suka memberi).

Orang-orang Kristen yang menjadi pengikut dan murid Tuhan Yesus,
waspadalah terhadap segala sifat dan tindak tandukmu. Introspeksi diri
dengan jujur dan rendah hati. Adakah pelayananku berkenan di hadapan
Tuhan? Adakah sifat-sifatku masuk kategori kejahatan terselubung?
Mungkin pada mulanya motivasi dan sifat kita murni untuk melayani dan
menjalankan panggilan. Namun di tengah jalan, iblis yang licik
berbisik merdu menyelewengkan motivasi itu.

Bila tidak peka terhadap suara Roh Kudus, maka terjeratlah kita dalam
perangkap iblis. Dengan liciknya iblis memoles pelayanan kita, yang di
lihat dari luar begitu setia dan bersemangat, namun di dalam menyimpan
niat mencari kepuasan diri. Pulang dari pelayanan bukannya menghitung
dan melapor kepada Tuhan berapa jiwa yang bertobat dalam pelayananku,
tetapi berapa banyak lembaran rupiah, pakaian, makanan, dan lain
sebagainya yang kudapat. Singkapkan selubung kejahatan itu, agar
tersedia tempat bagimu dalam kerajaan Allah. Jangan coba untuk
mencintai uang, sebab dari situlah akar dari kejahatan terselubung
itu.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Pukat, Tahun XIV, Edisi Januari - Februari 1996
Penulis: Naomi
Penerbit: GBI Mawar Saron, Jakarta 1996
Halaman: 5 -- 6

               DUNIA WANITA 2: EMPAT HUKUM TRANSFORMASI
                     DALAM KEHIDUPAN FINANSIAL

Banyak orang bertanya mengenai kunci agar mengalami transformasi dalam
kehidupan finansial. Jawabannya, "Ikutilah hukum yang telah ditetapkan
Tuhan." Hanya dengan itulah, umat-Nya bisa mengalami kehidupan
finansial seperti yang telah Tuhan rencanakan.

Umat Tuhan memiliki dua jenis hukum yang harus ditaati, agar mengalami
transformasi dalam kehidupan finansial, yaitu hukum jasmani dan hukum
rohani. Sayangnya, banyak umat-Nya yang tidak melakukan kedua hukum
ini. Ada kelompok umat Tuhan yang menggantungkan pada hukum jasmani,
sehingga mereka tidak bisa merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa
dalam kehidupan finansial mereka. Sebaliknya, sekelompok lainnya hanya
mengandalkan hukum rohani, sehingga mereka terkesan tidak bertanggung
jawab dalam mengusahakan kehidupan finansialnya.

Hukum manakah yang harus dilakukan terlebih dulu? Untuk menjawabnya,
kita lihat surat Paulus kepada jemaat di Korintus. "Tetapi yang
mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah;
kemudian barulah datang yang rohaniah." (1 Korintus 15:46) Jadi, hukum
jasmani harus kita lakukan terlebih dulu baru hukum rohani.

Ada 3 hukum jasmani dan 1 hukum rohani, agar umat-Nya mengalami
transformasi keuangan.

1. Bekerja Keras

"Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati
hasil usahanya." (2 Timotius 2:6) Seseorang tidak mungkin bisa
mengalami transformasi dalam kehidupan finansialnya, jika ia tidak
memiliki etos kerja. Ia harus menyadari bahwa untuk mendapatkan apa
pun, ada harga yang harus dibayar. Demikian juga dengan kehidupan
finansial yang lebih baik. Banyak umat Tuhan yang beranggapan akan
dibebaskan dari kerja keras ketika mereka mengenal Tuhan. Ini pendapat
yang sangat konyol. Banyak contoh dalam Alkitab seperti Paulus,
Timotius, Petrus -- tipe pekerja keras. Oleh karena itu, kita jangan
mengabaikan hukum ini, jika ingin mendapatkan kehidupan finansial yang
lebih baik.

2. Memiliki Pengetahuan

"Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa
akan salah langkah." (Amsal 19:2) Hukum ini menegaskan bahwa bekerja
keras saja ternyata tidak cukup. Semangat bekerja keras harus
diimbangi dengan pengetahuan yang cukup untuk bisa mengerjakan suatu
pekerjaan secara benar. Ada banyak orang kurang memahami pekerjaannya,
sehingga mereka bekerja keras untuk hasil yang tidak optimal.
Seandainya kerja keras tersebut untuk mengerjakan pekerjaan dengan
cara yang benar, mereka akan mendapatkan hasil yang luar biasa.

3. Memiliki Keterampilan

"Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di
hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang
hina." (Amsal 22:29) Kerja keras dan pengetahuan kita harus dilengkapi
dengan keterampilan. Tanpa keterampilan untuk mewujudkannya, kita
tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Pada waktu Amsal tersebut
ditulis, orang yang paling ahli pasti akan bekerja untuk raja. Jadi,
tingkatan karier paling tinggi yang bisa dicapai oleh seseorang adalah
menggunakan keterampilannya untuk bekerja bagi raja. Kita harus
memiliki keterampilan yang tinggi, sehingga bisa mengerjakan dengan
baik semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Hal ini pasti
berdampak terhadap hidup finansial kita.

4. Mengandalkan Tuhan

Setelah mengerjakan hukum jasmani sebagai tanggung jawab kita, kita
bisa berharap Tuhan bekerja dengan dahsyat dalam kehidupan finansial
kita. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada bagian ini.

a. Kita harus mengaktifkan kekuatan untuk mendapatkan kekayaan yang
ada dalam diri kita. Perhatikan Ulangan 8:18, "Tetapi haruslah engkau
ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu
kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan
perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
seperti sekarang ini." Tuhan memberikan kepada setiap umat-Nya
kemampuan untuk mendapatkan kekayaan. Kita harus menyadari kebenaran
ini, sehingga bisa mendapatkan kekayaan sesuai dengan kekuatan dari
Tuhan. Banyak umat Tuhan yang tidak menyadari adanya kuasa ini dalam
hidup mereka, sehingga tidak pernah menggunakan kuasa ini.

b. Umat Tuhan berhak mengharapkan Tuhan bekerja dalam kehidupan
finansial mereka. Kitab Ulangan 28:8 menyebutkan, "TUHAN akan
memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala
usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu
oleh TUHAN, Allahmu." Ayat ini menyatakan bahwa Tuhan sendiri yang
akan memerintahkan berkat ke dalam hidup umat-Nya. Kita memiliki hak
untuk mendapatkan berkat kekayaan secara supranatural, karena Tuhan
sendiri yang akan mengadakan mukjizat. Kebenaran ini adalah janji
Tuhan yang dahsyat dalam hidup umat-Nya.

Namun demikian, kita tidak akan bisa mengharapkan hukum rohani ini
terjadi, jika tidak mengerjakan bagian kita dengan benar. Dengan
melakukan empat hukum ini, kita bisa mengalami transformasi dalam
kehidupan finansial.

Diambil dari:
Judul majalah: Bahana, Edisi Mei 2005, Volume 169
Penulis: Benny Santoso, S.T., M. Com
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2005
Halaman: 28

              WOMEN TO WOMEN: KETIKA KESEDERHANAAN MENJADI
                         INDAH DI TANGAN TUHAN

Tina, seorang Ibu dari lima anak adalah satu dari kurang lebih 25.000
umat Kristen di salah satu provinsi di Indonesia, yang harus terus
berjuang mempertahankan imannya. Mereka yang datang kepada Kristus
dari latar belakang agama lain, harus berhadapan dengan tekanan baik
dari keluarga maupun dari masyarakat sekitar.

Tahun 2007 lalu, bersama suami dan tiga anaknya, Tina membuka hati
bagi Kristus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Tak
lama suaminya meninggal dunia. Datang dari latar belakang keluarga
yang sangat sederhana, Tina terpaksa harus mengungsi dan tinggal
bersama putrinya yang telah menikah dengan seorang pria dari latar
belakang agama lain. Karena perbedaan dan tekanan, akhirnya Tina harus
pindah. "Putri-putri saya yang pertama dan kedua tidak menyukai kami
karena iman kami berbeda. Mereka mengusir saya dan kedua anak saya
yang lain yang masih kecil-kecil."

Tanpa tujuan dan hanya bergantung penuh pada Tuhan, Tina membawa dua
anaknya pergi. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan Open Doors.
Dengan dukungan Open Doors dan beberapa lembaga, Tina serta kedua
anaknya tinggal di sebuah rumah singgah. Di sanalah ia dimuridkan dan
diperlengkapi.

Open Doors serta lembaga lainnya mendukung Tina dan keluarganya, namun
sesungguhnya kesederhanaan Tina yang bersahaja yang hidup dalam
ketergantungan penuh pada Tuhan dan berharap hari lepas hari pada
Yesus yang ia kasihi, itulah yang membuat Tina terus bertumbuh dalam
imannya.

Kami bertemu lagi dengan Tina dalam sebuah pertemuan di penghujung
tahun 2011. Ketika ditanya bagaimana kabar keluarganya serta
pelayanannya, dengan bahasa apa adanya Tina bersaksi. "Saya sangat
bersyukur kepada Tuhan, dengan upah Rp.100.000/bulan sebagai buruh
cuci, saya dapat membiayai hidup ketiga anak saya, termasuk putri saya
yang saat ini terpaksa tinggal bersama saya karena usahanya sedang
jatuh."

Masih dalam kesederhanaan bertutur, ia melanjutkan, "Putri saya minta
agar saya membantunya, tapi saya mengingatkan, hanya Yesuslah yang
dapat menolong dia seperti Yesus telah menguatkan dan memberkati saya
sampai saat ini."

Para mentor dan pembimbing rohani Tina sangat bersukacita dengan
kemajuan dalam pelayanannya. Kesaksian hidup Tina merupakan suratan
terbuka tentang kebaikan dan kuasa Tuhan yang nyata, hal ini menarik
perhatian banyak orang untuk mengenal Yesus yang ia sembah.

Teruslah berdoa dan mendukung orang-orang seperti Tina. Lewat mereka
banyak pintu hati yang akan dibukakan. Lewat mereka dan pengalaman
mereka bersama Tuhan, Injil akan terus diwartakan. Kesederhanaan
mereka menjadi indah di tangan Tuhan.

Diambil dari:
Judul buletin: Frontline Faith, Edisi Maret -- April 2011
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Open Doors Indonesia, Jakarta 2011
Halaman: 9

             STOP PRESS: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa yang
belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu sejenak
untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya mereka yang akan
melaksanakan ibadah puasa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 ini kita akan kembali
bersatu hati berdoa selama bulan puasa. Jika Anda rindu untuk turut
ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa
dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk
berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke:
< subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa dengan
memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail mereka ke
alamat e-mail redaksi di: < doa(at)sabda.org >

Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia, agar tangan
Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa ini
dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat menjadi
"penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya Tuhan
terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia. Selamat
berdoa.

Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan:< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org