Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/81

e-Wanita edisi 81 (5-4-2012)

Manfaat dan Kerugian Hidup Melajang

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
             TOPIK: Manfaat dan Kerugian Hidup Melajang
                         Edisi 81/April 2012

MENU SAJI
DUNIA WANITA: MANFAAT DAN KERUGIAN HIDUP MELAJANG
STOP PRESS: GLOBAL DAY OF PRAYER AND FASTING FOR NORTH KOREA

Shalom,

Hidup melajang mungkin bukan hal yang kebanyakan orang inginkan. Ada
banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika seseorang memutuskan
untuk hidup melajang. Artikel yang telah kami persiapkan akan membahas
manfaat dan kerugian hidup melajang. Selamat menyimak.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >

          DUNIA WANITA: MANFAAT DAN KERUGIAN HIDUP MELAJANG
                     Diringkas oleh: Davida Dana

Manfaat Hidup Melajang

Paulus berkata, "Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang
yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan
perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan
isterinya." (1 Korintus 7:32-33)

Orang yang hidup melajang memiliki lebih banyak waktu untuk
mengabdikan hidupnya kepada Tuhan. Mereka bisa punya banyak waktu
untuk berdoa, merenungkan firman Tuhan, dan melayani Tuhan, dibanding
mereka yang menikah. Sering kali, gereja menerima banyak berkat dari
wanita lajang yang setia dan aktif dalam pelayanan. Mereka dapat
melakukan pekerjaan-pekerjaan, yang oleh orang yang sudah menikah
dianggap "terlalu menyibukkan". Mereka yang melajang memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan hal-hal bagi sesama dan
sahabatnya, yang tidak dapat dilakukan orang lain. Misalnya,
membawakan makanan kepada orang sakit, mengasuh anak-anak kecil ketika
orang tuanya sedang sakit.

Pria lajang juga memiliki banyak waktu luang yang dapat disumbangkan
untuk pekerjaan Tuhan. Mereka dapat terlibat dalam pelayanan anak-anak
dan remaja. Jika mereka memiliki bakat di bidang musik, kemampuan ini
dapat dibagikan kepada anggota jemaat. Selain itu, mereka juga dapat
menjadi pelayan yang efektif di kalangan kelompok lajang di gereja
setempat.

Manfaat lain yang dinikmati kaum lajang ialah mereka memiliki waktu
luang untuk mengadakan rekreasi bersama. Selain itu, banyak kaum
lajang mengikuti kegiatan utusan Injil jangka pendek yang dilakukan
beberapa badan misi. Mereka mengisi kebutuhan mendesak di
daerah-daerah yang membutuhkan guru dan perawat. Mereka lebih mampu
menyesuaikan diri dan akomodasi juga lebih kecil.

Kaum lajang juga dapat menikmati penghasilan lebih besar daripada
orang yang sudah menikah. Mereka bisa menabung dan berinvestasi dari
kelebihan gaji mereka. Kaum lajang juga perlu memiliki asuransi
kesehatan dan asuransi penguburan karena tidak memiliki seorang pun
yang bertanggung jawab bila ia sedang sakit atau tidak mampu. Saat
usia sudah sah menurut hukum, mereka juga perlu memiliki surat wasiat.
Dengan manajemen yang baik, mereka bisa melakukan lebih banyak bagi
Kristus dalam bidang penatalayanan Kristen, dibanding pasangan suami
istri.

Kerugian Hidup Melajang

Salah satu kerugian terbesar hidup melajang ialah kesepian. Ada
perbedaan antara hidup sendiri dan kesepian. Menurut McGinnis, "Hidup
sendirian bersifat fisik -- orang itu berada dalam situasi di mana tak
seorang pun berada di dekatnya. Sedangkan kesepian lebih bersifat
psikologis. Seseorang dapat saja memiliki banyak teman, tetapi tetap
merasa kesepian." McGinnis mengutip Rark yang mengatakan, "Kesepian
ialah ketika Anda dipaksa untuk sendirian, bertentangan dengan
kehendak Anda." Ia menyimpulkan: "Sendirian itu positif; kesepian itu
negatif". Misalnya, ada waktu tertentu bagi kita untuk sendirian
dengan tujuan mengadakan saat teduh dengan Tuhan, atau sekadar
menjauhkan diri dari kegiatan orang banyak untuk menikmati saat tenang
setelah berinteraksi dengan banyak orang.

Kesepian biasanya bukan suatu masalah jika seorang tinggal bersama
orang tuanya. Ada orang yang bahagia ketika mereka sedang sendirian.
Kebanyakan orang bisa hidup bermasyarakat, walaupun mereka mungkin
menikmati hidup sendirian. Masalahnya menjadi rumit bila orang yang
melajang pindah ke dalam situasi yang lain dan harus membentuk
kelompok baru. Orang Kristen memiliki keuntungan karena mereka dapat
bergabung dengan sebuah gereja lokal, berteman, dan menikmati
persekutuan kristiani. Gereja tidak dapat menggantikan posisi orang
yang dikasihi, terutama pada hari-hari raya, ketika biasanya keluarga
berkumpul di rumah orang tua.

Mereka yang melajang dapat mengatasi masalah ini dengan mengundang
orang lain untuk makan bersama dan mengadakan persekutuan pada hari
raya. Witte menceritakan bahwa ia sangat merindukan kehadiran
keluarganya pada Hari Natal, tetapi ia tidak memperoleh tiket untuk
pulang. Ia sebelumnya pernah bekerja di sebuah pemancar radio. Jadi,
ia meminta pemancar itu mengumumkan bahwa bila ada kaum lajang yang
tidak dapat pulang ke rumahnya, mereka dapat datang ke rumahnya hari
itu. Ia menyiapkan hadiah dan makanan tradisional untuk setiap orang
yang hadir. Ia mengakui bahwa tindakan ini memerlukan keberanian.
Tapi, tindakan ini memberikan manfaat besar, baik bagi dirinya maupun
bagi mereka yang menghadiri pertemuan tersebut.

Salah satu solusi untuk mengatasi kesepian bagi kaum lajang --
berjenis kelamin sama -- adalah hidup di bawah satu atap. Mereka dapat
membina persahabatan, kesenangan yang sama, dan kasih kepada Tuhan
Yesus. Selain itu, ada juga manfaat ekonomis karena biaya perawatan
rumah ditanggung bersama. Perlu diperhatikan aspek hukumnya yaitu jika
tanah dibeli bersama, maka setiap individu yang terlibat harus
memiliki akta. Suatu persetujuan yang rinci dan jelas harus ada,
misalnya bagaimana perawatan dilaksanakan. Persetujuan seperti itu
mungkin bermanfaat secara keuangan, tetapi hal yang sama juga dapat
menjadi bibit persengketaan apabila persahabatan hancur.

Semua orang memiliki kebutuhan untuk dimiliki. Orang yang melajang
dapat mengatasi kesepian dengan menjadi anggota kelompok tertentu.
Contohnya, menjadi anggota kelompok lajang di gereja, kelompok atletik
seperti tim boling. Kelompok semacam ini dapat dijadikan sebagai
sarana untuk mengadakan persekutuan bersama. Akan tetapi, berada dalam
satu kelompok juga tidak dengan sendirinya mengurangi kesepian. Ada
saat-saat tertentu ketika seseorang mengalami kesepian dan depresi.
Penting bagi orang seperti itu mengenal kasih Allah terhadap dirinya.
Sroka menyarankan agar orang yang kesepian mengambil prakarsa untuk
menyelesaikan masalahnya. Orang itu harus bisa menerima risiko
penolakan.

Jeremiah memberikan lima prinsip untuk menolong kaum lajang mengatasi
kesepian. Ia menasihati orang yang kesepian untuk menyatakan
"kelajangan Anda, menerima hidup melajang sebagai pemberian Allah,
mengizinkan diri Anda bertumbuh, mengaktifkan kelajangan Anda, dan
meneguhkan kelajangan Anda dengan ucapan terima kasih."

Revolusi seksual mungkin memengaruhi kehidupan kaum lajang dibanding
kelompok-kelompok lain. Dalam masyarakat muncul suatu kebutuhan
baru -- seksual, bagi kaum lajang untuk bertemu dengan kaum lajang
lainnya di tempat hiburan. Para penganut aliran moralitas baru telah
menciptakan gaya hidup baru. Seorang pria lajang dan wanita lajang
hidup bersama tanpa menikah secara hukum. Hal tersebut sungguh tak
bermoral dan bertentangan dengan iman Kristen.

Seberapa jauh ekspresi seksual diizinkan antara seorang laki-laki dan
perempuan Kristen? Dengan semua standar kekudusan hidup yang diajarkan
dalam Alkitab, kita beranggapan bahwa pertanyaan-pertanyaan ini mudah
dijawab dan ditaati. Mereka yang sudah kecanduan dengan gaya hidup
moralitas baru dapat memperoleh banyak alasan untuk terlibat dalam
pernikahan, namun di "luar pernikahan". Bahkan ketika alasan-alasan
itu ditolak, masih tersisa beberapa pertanyaan sulit. Dapatkah
seseorang, selama hidupnya tidak melakukan hubungan seks? Dapatkah
seseorang yang pernah mengalami kepuasan seksual dengan seorang
pasangan, "menyangkali diri" dari perbuatan ini setelah pasangannya
meninggal? Apakah dibenarkan untuk berhubungan seks jika Anda sudah
menjalin "hubungan yang penuh arti"?

Jawaban Alkitab terhadap pertanyaan semacam itu tentu saja: Tidak!
Paulus menulis dalam 1 Korintus 6:18, "Jauhkan dirimu dari
percabulan!" Dalam 2 Timotius 2:22, ia memperingatkan Timotius untuk
"menjauhi nafsu orang muda". Petrus menasihati orang percaya dengan
mengutip seruan Allah kepada umat pilihan-Nya, Israel, "Kuduslah kamu
sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16) Kemudian Petrus menasihati dengan
jelas, "Jika engkau makan atau jika engkau minum... lakukanlah
semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1 Korintus 10:31) Seks merupakan
karunia Allah dan untuk digunakan dalam pernikahan.

Perbedaan antara seks (sebagai suatu hubungan fisik) dan seksualitas
(ekspresi maskulinitas dan femininitas) membutuhkan penekanan.
"Seksualitas laki-laki dan perempuan merupakan bagian dari rencana
Allah yang baik". Seksualitas, menurut Smoke, menyangkut keintiman,
kasih, perasaan, pertimbangan, kebaikan, perhatian, dukungan, dan
kepercayaan. Seksualitas merupakan keterlibatan dengan seseorang
secara utuh dan lengkap. Banyak kaum lajang yang berharap membangun
hubungan dengan lawan jenis, dan ini termasuk ekspresi dalam
seksualitas mereka.

Saling berpegangan tangan, berciuman, dan bentuk lain dari kasih
sayang itu perlu dan sehat. Pasangan suami istri harus membicarakan
emosi mereka dan bagaimana perasaan mereka mengenai berbagai tahapan
ungkapan kasih secara fisik. Misalnya, apa makna ciuman bagi
seseorang. Komunikasi memampukan suami istri untuk menarik garis
pedoman, sehingga tidak terlibat secara seksual sampai pada tahapan
yang sulit, sesuatu yang sulit untuk dibendung lagi. Dengan adanya
pedoman, "mereka tidak akan berselisih". Sekali landasan ini
disetujui, suami istri bebas menguji kekuatannya dalam bidang-bidang
lain dalam hubungan mereka.

Kaum lajang yang belum menerima Kristus harus menilai kembali hubungan
seksual mereka karena semakin menyebarnya wabah penyakit Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini merupakan infeksi
viral yang disebabkan oleh virus Human Imunologi Deficiency Virus
(HIV), yang menimbulkan kurangnya kekebalan tubuh. Mcllhaney
memperkirakan bahwa AIDS menyebar melalui pertukaran cairan tubuh yang
sudah terinfeksi, produk darah, dan semen (dan mungkin juga ludah atau
bahkan air mata). Kebanyakan individu terkena HIV melalui kontak
seksual, termasuk hubungan genital secara oral, melalui anus, dan
bahkan "French Kiss". Para pemakai obat bius yang menggunakan jarum
suntik yang sudah terkontaminasi dengan HIV, dapat juga terkena
infeksi. Mcllhaney membuat pernyataan yang menyedihkan, "Tak ada obat
untuk AIDS, dan orang yang terinfeksi HIV mungkin akan mengembangkan
AIDS, dan akhirnya meninggal karena efek penyakit tersebut. AIDS pada
dasarnya merupakan `hukuman mati`".

Orang yang memilih untuk melajang juga menghadapi keadaan yang tidak
menyenangkan, yang harus diatasi ketika berhadapan dengan teman-teman
yang ingin melihat mereka menikah. Biasanya, teman-teman seperti itu
sulit untuk mengerti bahwa teman mereka yang melajang hidup bahagia.
Seorang wanita menjelaskan kesulitan yang dimiliki rekan sekerjanya
untuk memahami mengapa ia tidak menikah. "Ketika saya menceritakan
kepada mereka bahwa saya bahagia dan tidak ingin menikah atau menjadi
seorang ibu, mereka kelihatan sulit menerimanya. Mereka tidak dapat
memahami posisi saya dan saya pikir mereka juga tidak memercayainya."
Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 1982 menunjukkan bahwa, 55
persen wanita lajang dan 50 persen pria lajang mengatakan bahwa gaya
hidup mereka "luar biasa" atau "sangat menyenangkan".

Tak seorang pun dapat menyangkal bahwa ada berkat yang dinikmati oleh
pasangan suami istri yang menikah, berkat yang tak pernah diketahui
oleh mereka yang melajang. Adalah wajar jika pasangan suami istri
mendambakan teman-teman lajang mereka menikah dan menikmati
berkat-berkat seperti itu. Konsekuensinya, jika satu pasangan suami
istri melihat prospek untuk menolong seorang laki-laki dan perempuan
lajang untuk saling mengenal, mereka tidak dapat menahan diri untuk
berfungsi sebagai Kupido [Dalam mitologi Romawi, Kupido (bahasa Latin:
Cupido) atau Amor adalah dewa cinta, Red.]. Kadang-kadang usaha mereka
dihargai dan banyak pernikahan bahagia muncul dari usaha seperti itu.
Akan tetapi, dalam banyak kasus, tindakan itu menimbulkan rasa malu
baik bagi suami istri tersebut maupun bagi teman-teman lajangnya.

Jika pasangan suami istri memperkenalkan seorang laki-laki dengan
seorang perempuan, atau ikut memupuk persahabatan yang sudah terjalin,
hal itu harus dilakukan di bawah sepengetahuan dan persetujuan
orang-orang yang dilibatkan. Suami istri yang hidup bahagia harus
menyadari bahwa ada orang yang memang tidak mau menikah dan menyadari
bahwa ada orang yang tidak membutuhkan pernikahan untuk memperoleh
kebahagiaan dalam kehendak Allah. Pasangan suami istri yang tidak
bahagia tidak akan mencoba menjadi "mak comblang", karena mereka
biasanya ingin kembali hidup melajang dan biasanya tidak ingin
mendorong orang lain untuk menikah.

Diambil dan diringkas dari:
Judul majalah: Kalam Hidup, Oktober 2007
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup
Halaman: 4 -- 10

     STOP PRESS: GLOBAL DAY OF PRAYER AND FASTING FOR NORTH KOREA

Open Doors International akan mengadakan gerakan doa "Global Day of
Prayer and Fasting for North Korea" pada tanggal 15 April 2012. Open
Doors Indonesia mengajak Anda -- umat Kristen di seluruh Indonesia,
untuk ikut terlibat berdoa bagi Korea Utara. Untuk mendapatkan
pokok-pokok doa dan informasi tentang umat Kristen Korea Utara,
silakan kunjungi website Open Doors Indonesia di < www.opendoorsindonesia.org >.
Selain itu, kami juga menyediakan pokok-pokok doa dan video kesaksian
dalam bentuk CD. Bagi Anda yang berminat mendapatkan CD ini, Anda
dapat menghubungi Open Doors Indonesia melalui email di
<indonesia@od.org> (cantumkan data diri dan alamat lengkap Anda).

Kami juga mengajak Anda bergabung dalam komunitas Facebook Open Doors
Indonesia di < http://www.facebook.com/pages/Open-Doors-Indonesia/132588393444956 >
dan Twitter di <@ODIndonesia>. Khusus tanggal 15 April 2012, Anda bisa
memosting doa-doa Anda di Facebook kami –- kutiplah ayat-ayat dari
kitab Mazmur sesuai dengan permintaan tubuh Kristus di Korea Utara.

Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan:< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org