Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/76

e-Wanita edisi 76 (19-1-2012)

Dilema Wanita Karier

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                      TOPIK: Dilema Wanita Karier
                        Edisi 76/Januari 2012

MENU SAJI
DUNIA WANITA: DILEMA WANITA KARIER
KESAKSIAN: WANITA KARIER DAN IBU RUMAH TANGGA
POTRET WANITA: ISTRI MANOAH -- WANITA DALAM ALKITAB

Shalom,

Tidak ada larangan bagi wanita Kristen untuk memiliki karier sendiri
di luar rumah. Namun, harus selalu disadari pula bahwa pilihan
berkarier itu diikuti pula dengan konsekuensi yang harus ditanggung.
Dilema pasti ada, terlebih bagi wanita karier yang juga sudah berumah
tangga. Bagaimana menyikapi setiap dilema dengan bijaksana? Kami
mengajak Sahabat Wanita menyimak artikel maupun kesaksian yang kami
sajikan dalam edisi ini. Kiranya menjadi berkat bagi Sahabat Wanita
sekalian dalam menjalani kehidupan ini dengan lebih bijaksana. Simak
juga salah satu tokoh wanita dalam Alkitab, istri Manoah, yang bisa
menjadi inspirasi bagi kita untuk senantiasa percaya kepada Dia.

Tuhan memberkati.

Redaksi e-Wanita,
Fitri Nurhana
< http://wanita.sabda.org/ >

                   DUNIA WANITA: DILEMA WANITA KARIER

"Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari
pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan
kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak
berbuat jahat sepanjang umurnya." (Amsal 31:10-12)

Artikel ini khusus membahas mengenai wanita karier. Persoalan karier
bagi sebagian wanita sering kali menjadi pergumulan tersendiri,
sedangkan pria memang sudah ditakdirkan untuk bekerja dan berjerih
payah demi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Ketika Allah
mengusir manusia keluar dari Taman Eden, di situlah Allah menetapkan
tanggung jawab ini. Dalam kenyataannya, di dunia ini wanita atau istri
juga ikut bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dengan demikian,
pekerjaan menjadi persoalan unik bagi wanita.

Saya memiliki seorang teman yang kekasihnya lebih berhasil dalam
pekerjaan dan karier. Ia menjadi minder. Beberapa orang yang ditemui
teman saya ini mengatakan bahwa jika seorang wanita lebih berhasil
daripada seorang pria, maka kehidupan pria tersebut tak akan pernah
maju. Kebetulan ia mendengarnya dari orang-orang yang masih percaya
pada takhayul atau fengshui. Alhasil, teman saya ini bertambah stres.

Dalam satu kesempatan berbincang-bincang, ia menyampaikan unek-uneknya
kepada saya. Dengan penuh kesabaran dan pengertian, saya mengatakan
bahwa sebagai anak Tuhan, kita tidak boleh memercayai takhayul atau
fengshui. Tak ada hubungannya antara kemajuan karier pasangan wanita
kita dengan keterpurukan bisnis dan usaha kita sebagai laki-laki.
Apakah ada jaminan jika kekasih kita tidak maju, maka kita akan maju?
Atau sebaliknya, usaha dan karier kita memburuk karena kemajuan usaha
atau karier pasangan kita. Tidaklah jika mereka maju, kita akan lebih
berbahagia dan senang? Bukankah beruntung sekali jika kita mendapatkan
gadis yang juga bisa mendukung kita? Secara perlahan-lahan, teman saya
mulai bisa menerimanya.

Mendapatkan wanita yang bisa mendukung kita dalam hal biaya kehidupan,
merupakan keberuntungan tersendiri. Tidak semua pria memiliki istri
demikian. Namun, kebanyakan pria lebih ingin istrinya tidak bekerja,
tetapi merawat dan mendidik anak-anak di rumah. Sayangnya, tidak semua
wanita bersikap dan berpandangan demikian. Apalagi jika suami tidak
bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga. Pada akhirnya, istri akan
turun tangan ikut menangani.

Dilema Wanita Karier

Kata karier sebenarnya berasal dari bahasa Latin, "carrus" yang
artinya kereta. Pada zaman dahulu, ketika sepasang pengantin baru saja
ditahbiskan dalam sebuah upacara pernikahan, mereka akan menaiki
sebuah kereta yang ditarik oleh sepasang kuda. Kereta ini dikemudikan
sendiri oleh pasangan pengantin baru menuju rumahnya. Tentunya,
perjalanan sepasang pengantin ini melalui banyak rintangan.
Keberhasilan mereka dalam mengendarai kereta inilah yang menjadi
harapan keberhasilan pernikahan mereka.

Tetapi, dalam perjalanan waktu, entah dari mana mulainya, justru
karier diidentikkan dengan tidak menikah atau hidup melajang, sehingga
wanita yang bekerja dan memunyai posisi jabatan tinggi, jika sudah
menikah, mereka tidak lagi dikatakan sebagai wanita karier. Yang lebih
ekstrem lagi, karier membuat sebagian wanita tidak mau menyusui
anak-anaknya karena alasan penampilan.

Berbicara mengenai pernikahan, sebagian wanita karier tidak mau
menikah dulu sebelum mereka mencapai posisi puncak dalam karier. Hal
yang wajar bila setiap orang memiliki pilihan tertentu dalam hidupnya.
Selain itu, urusan menikah atau tidak, bukanlah suatu kewajiban dan
keharusan. Allah tidak pernah melarang kita menikah atau hidup
melajang. Allah hanya tidak mau kita hidup dalam perzinahan. Seseorang
yang menikah, belum tentu hidupnya akan lebih baik. Demikian juga
mereka yang melajang, belum tentu hidupnya akan lebih baik di mata
Allah. Namun demikian, mereka yang memutuskan untuk menjadi wanita
karier dan tidak akan menikah sampai menduduki posisi yang baik dalam
karier, akan menghadapi dilema yang sering kali tidak mereka sadari.
Apa dilemanya dan bagaimana bisa terjadi? Mari kita ambil sebuah
contoh sederhana.

Budi dan Rini adalah mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta
terkenal di Jakarta. Budi sangat terkesan kepada Rini. Setelah menjadi
sarjana dan mendapatkan pekerjaan yang baik, Budi ingin berpacaran
dengan Rini dan secepat itu juga menikah dengannya. Namun, Rini tidak
mau, karena ingin menjadi wanita karier dan sedang berusaha meraih
karier yang lebih tinggi. Hal ini akan tercapai ketika Rini berusia 32
tahun, dan setelah itu baru mau berpacaran dan menikah.

Budi bersedia menunggu Rini. Tetapi, ketika Budi berusia sekitar 30
tahun, ternyata ia lebih tertarik kepada wanita yang lebih muda.
Dengan demikian, Budi berpikir lebih positif dan menganggap mengapa
harus menunggu sesuatu yang tidak pasti. Budi pun menikah dengan gadis
yang jauh lebih muda darinya. Sementara itu, Rini tetap berprestasi
dalam kariernya dan akhirnya menduduki jabatan sebagai vice president
departemen marketing.

Pada waktu itu, Rini berusia 36 tahun. Ia mulai memikirkan untuk
keluarga. Ketika mengontak Budi, ternyata Budi sudah menikah. Begitu
juga dengan semua teman pria seangkatannya telah berkeluarga. Rini
mencoba mendekati pria-pria di bawah umurnya, namun ia merasa risi.
"Bagaimana mungkin memiliki pasangan yang umurnya jauh di bawah kita?"
Begitulah ia selalu berpikir. Ia pasti akan mengalami banyak kendala
jika menikahi pria yang umurnya jauh lebih muda. Selain itu, jarang
sekali ada pria yang ingin menikahi wanita yang lebih tua. Rini pun
semakin stres.

Gambaran di atas adalah gambaran riil yang dialami sebagian wanita
karier, yang menunda pernikahan mereka sampai menduduki posisi
pekerjaan yang tinggi. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki
kerinduan untuk hidup berkeluarga. Untuk apa banyak uang jika tidak
ada suami atau istri atau anak-anak yang bisa merasakan berkat
tersebut? Ketika kita tua nanti, siapakah yang akan merawat kita?
Pertimbangan-pertimbangan demikian adalah hal yang wajar dan masuk
akal. Namun demikian, ada orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah
berkeluarga karena alasan-alasan tersendiri, bukan karena mereka tidak
memiliki keinginan untuk itu.

Tips dan Trik

1. Menikah atau melajang adalah sebuah pilihan. Apa pun pilihan Anda,
Allah tidak pernah melarangnya. Allah melarang dan membenci
perzinahan.

2. Menikah atau melajang memiliki suka duka tersendiri. Namun,
alangkah indahnya hidup ini jika kita bisa membagi suka duka dengan
seseorang yang hidup bersama kita dan kita cintai. Itu pun kalau orang
yang kita cintai adalah orang yang tepat dan baik.

3. Wanita dibentuk dan dijadikan berbeda dengan laki-laki. Karena itu,
sudah sepantasnya kita menerimanya dengan lapang dada, mengucap
syukur, dan menunaikan kewajiban kita sebagai seorang wanita.

4. Meniti karier yang tinggi bagi seorang wanita boleh-boleh saja.
Apalagi jika penghasilan suami tidak mencukupi. Tetapi harus diingat,
jangan sampai usaha mencapai karier tersebut menjadi batu sandungan
bagi suami atau anak-anak.

5. Sebagai anak Tuhan, sudah seharusnya kita tidak memercayai fengshui
atau ramalan. Apalagi menggantungkan kehidupan dan masa depan kita
kepada hal-hal tersebut.

Diambil dari:
Judul buku: Dunia Kerja
Penulis: Ali Arfin
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2002
Halaman: 81 -- 86

             KESAKSIAN: WANITA KARIER DAN IBU RUMAH TANGGA

Dua sahabat, lama tak jumpa, suatu hari bertemu. Yang satu menjadi ibu
rumah tangga, satunya lagi wanita karier. Setelah bernostalgia
sejenak, mereka menanyakan pekerjaan masing-masing.

"Enak ya kerja di kantor, bisa cari uang sendiri, tak tergantung
suami," kata ibu rumah tangga dengan nada agak iri.

"Justru kamu lebih enak. Tak perlu bekerja, semua dicukupi suami, bisa
menikmati enaknya tinggal di rumah," sanggah wanita karier.

"Tapi, di kantor kan pergaulanmu lebih luas. Lagi pula ada acara makan
siang bersama rekan dan atasan," bantah ibu rumah tangga.

"Di rumah kamu bisa menikmati saat-saat indah bersama anak-anak,
bukan?" gerutu wanita karier. "Yah, sebaliknya di kantor kamu lebih
terpandang: ikut rapat, pelatihan, dan diskusi dengan para eksekutif,"
sela ibu rumah tangga.

"Ah, kamu tidak mengerti. Saya begitu stres dengan jadwal yang ketat
dan pekerjaan yang seakan tak ada habisnya di kantor, sementara kamu
bisa santai di rumah," keluh wanita karier.

"Santai? Saya harus mengerjakan sendiri pekerjaan-pekerjaan di rumah
seharian, sedangkan kamu tidak," seru ibu rumah tangga.

"Mengapa mengeluh? Itu kan wajar! Seandainya jadi ibu rumah tangga,
saya juga akan seperti kamu. Lagi pula, kamu kan bisa seenaknya
beristirahat kalau lelah, sedangkan saya tidak," ujar wanita karier,
sedikit menaikkan alisnya.

"Tentu saja! Kamu bekerja di kantor, mana mungkin bisa seenaknya
beristirahat. Itu konsekuensinya menjadi wanita karier," bantah ibu
rumah tangga tidak mau kalah.

Sejenak mereka terdiam, karena mulai menyadari "untung-rugi"
masing-masing yang sulit dibandingkan begitu saja.

Setelah memikir-mikirkan jalan hidup mereka berdua dan keinginan untuk
"bertukar tempat", akhirnya mereka dapat menerima arah hidup
masing-masing, yang telah dianugerahkan Tuhan kepada mereka demi
kebaikan mereka. Kini mereka menyadari, itulah tempat yang telah Tuhan
berikan kepada mereka masing-masing, untuk dipertanggungjawabkan
kepada-Nya dengan sebaik-baiknya.

Tuhan tidak menempatkan kita sembarangan.

Diambil dari:
Judul buku: 29 Kiat Sukses dalam Karier
Penulis: Arif Suryobuwono dan M. Kurniawati Prayitno
Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta -- YASKI Jakarta
Halaman: 17 -- 18

         POTRET WANITA: ISTRI MANOAH -- WANITA DALAM ALKITAB

Hakim-hakim 13-14

Cerita tentang istri Manoah adalah salah satu cerita yang luar biasa
dalam Alkitab. Cerita yang indah ini menunjukkan cinta dan kuasa TUHAN
yang kita sembah. Manoah adalah ayah Samson. Ia menikahi seorang
wanita yang mandul dan tidak memunyai anak (Hakim-hakim 13).

Suatu hari, seorang Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada istrinya
dan berfirman kepadanya bahwa ia akan memiliki seorang anak.

Banyak ahli kitab percaya bahwa istilah "Malaikat TUHAN" menunjuk pada
penampakan khusus Yesus sebelum kelahiran badaniah-Nya melalui Maria.
Tuhan memang menunjukkan diri kepada manusia pada masa Perjanjian Lama
dalam wujud manusia (Kejadian 18). Ada juga beberapa kejadian yang
mengacu pada penampakan "Malaikat TUHAN" (Kejadian 16:7, 22:11, 31:11;
Keluaran 3:2, 14:19; Hakim-hakim 2:1, 13:3; Zakaria 3:1-6).

Istri Manoah adalah salah satu dari segelintir orang yang melihat
Malaikat TUHAN menampakkan dirinya. Malaikat itu muncul dalam rupa
seorang laki-laki (Hakim-hakim 13:11-15) dan firman Malaikat itu
memberikan pasangan yang tidak memiliki keturunan tersebut seorang
anak. Betapa ajaibnya TUHAN yang kita layani. TUHAN berkenan
mengirimkan "perantara-Nya" untuk menemui seorang wanita yang
tampaknya sama sekali tidak penting (kita bahkan tidak tahu namanya).

Cara Allah menghargai manusia berbeda dengan cara dunia. Jangan pernah
memandang rendah diri Anda sendiri sebab TUHAN tidak memandang rendah
Anda.

Peristiwa penampakan Malaikat TUHAN kepada istri Manoah mengajari kita
dua hal mengenai cara Allah bertindak dalam mengintervensi
permasalahan manusia. TUHAN dapat bertindak secara langsung atau (dan)
secara supernatural.

Tindakan Allah yang secara langsung adalah tindakan yang Ia lakukan
tanpa ada permohonan atau keinginan dari kita. Inilah yang terjadi
dalam Hakim-hakim 13:3. Malaikat Allah datang tanpa ada undangan atau
doa permintaan dalam keluarga Manoah.

Tindakan supernatural Allah adalah tindakan yang dilakukannya atas
permintaan kita. Inilah yang terjadi dalam Hakim-hakim 13:8-31. Doa
Manoahlah yang membawa malaikat Allah kembali untuk yang kedua
kalinya.

Tindakan Allah yang secara langsung tertuju kepada segelintir orang
yang dipilih-Nya dengan cara ini, sedangkan tindakan supernatural-Nya
untuk semua orang yang ingin menjangkau-Nya dengan iman.

Wanita Allah, Allah dapat melakukan tindakan berdaulat dalam kehidupan
Anda, namun Anda dapat menerima tindakan supernatural ketika Anda
meminta dalam iman. Istri Manoah menerima kedua-duanya.

Kitab Suci menyatakan bahwa wanita lebih banyak menerima tindakan
berdaulat dari Allah daripada pria. Jangan kita lupakan bahwa istri
Manoah mandul, tetapi dengan tindakan berdaulat dan supernatural Allah
dia mendapatkan seorang anak. Apa pun yang Anda percayai kepada Tuhan
hari ini, dapat Anda terima.

Banyak orang hanya percaya dalam tindakan Allah yang secara langsung
dan melupakan (atau tidak percaya) pada tindakan-tindakan
supernatural-Nya. Hampir semua mukjizat Yesus dalam Perjanjian Baru
adalah tindakan yang supernatural. Tidak ada alasan bagi Anda untuk
tidak dapat menerimanya.

Tindakan supernatural Allah membutuhkan keinginan dan iman dari kita
(Hakim-hakim 13:8-9, Ibrani 11:6).

Ketika Manoah dan istrinya memberikan kurban bagi Allah, malaikat naik
ke surga (Hakim-hakim 13:19-21). Pujian dan penyembahan membuka surga
bagi kita. Jika Anda ingin menyentuh hati Allah, maka belajarlah untuk
memuji Dia.

Hakim-hakim 13 menceritakan kisah pasangan yang terpaku oleh rahmat
dan anugerah Allah dalam kehidupan mereka.

Allah datang kepada mereka dan mengajarkan mereka tentang
tindakan-tindakan-Nya yang berdaulat dan supernatural. Dia
menunjukkan kepada mereka pentingnya pujian. Dia mengungkapkan kepada
mereka keinginannya menggunakan buah kandungannya. Dia membawa
kehidupan ke dalam tempat yang dulunya dianggap kosong. Dia
menggunakan wanita yang dianggap tidak berarti dan tidak penting.

Setelah Allah selesai berurusan dengan istri Manoah, dia menjadi
wanita Allah yang percaya diri yang dapat peka terhadap jalan Allah,
memberi nasihat yang sesuai firman-Nya dan yang berbuah (Hakim-hakim
13:23-24).

Berdoalah agar Allah mengunjungi Anda hari ini. (tUlly)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: The Living Word Library
Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=172&type=bible
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 7 April 2011

Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org