Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/68 |
|
e-Wanita edisi 68 (22-9-2011)
|
|
_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ TOPIK: Seks dan Perselingkuhan Edisi 68/September 2011 MENU SAJI DUNIA WANITA 1: PINTU MASUK DOSA DUNIA WANITA 2: SEKS DAN PERSELINGKUHAN STOP PRESS: KELAS DISKUSI PESTA -- NATAL 2011 Shalom, Kehidupan kekristenan senantiasa bergelut dengan keinginan-keinginan daging yang membawa kita kepada dosa. Untuk mengetahui cara dosa memasuki kehidupan kita, caranya adalah dengan mengetahui pintu masuknya. Hal ini harus senantiasa dicermati sebagai suatu masalah yang serius karena dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi seluruh aspek kehidupan kita. Jelas di sini bahwa kita tidak mampu berjuang sendiri melawan dosa. Kita membutuhkan senantiasa penyertaan dan pemeliharaan dari Tuhan Yesus, Sumber Terang Sejati itu. Dalam edisi kali ini, Sahabat Wanita sekalian dapat menyimak artikel mengenai pintu masuk dosa. Selain itu, simak pula artikel mengenal masalah seks dan perselingkuhan dalam rumah tangga Kristen. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Redaksi e-Wanita, Fitri Nurhana < http://wanita.sabda.org/ > DUNIA WANITA 1: PINTU MASUK DOSA Melalui Telinga Dalam Kejadian 3 diceritakan tentang awal mula kejatuhan manusia ke dalam dosa. Hawa telah mengotori kekudusan yang Tuhan anugerahkan kepadanya. Salah satu inderanya (telinga) telah dipakai untuk berkompromi dengan ular. Melalui indera pendengarannya, Hawa telah menanamkan benih dosa dalam dirinya. Hawa tidak kuat mendengar rayuan ular, sehingga terjerumuslah ia ke dalam dosa yang membawa derita dan kesakitan bagi umat manusia. Banyak Hawa pada zaman sekarang ini yang termakan rayuan iblis -- telinganya diberikan untuk suara iblis. Entah itu disadari atau tidak, banyak kali para istri memengaruhi suaminya untuk melakukan korupsi dengan mengajukan bermacam-macam tuntutan. Para istri bisa saja berkata, "Tetangga kita baru beli mobil, kita jangan ketinggalan, gengsi dong." Atau, "Papikan termasuk orang yang berbobot, perusahaan maju karena otak Papi yang brilian. Tuntut dong, imbalannya. Harus ada bonus." Dan kalimat-kalimat lain yang dapat menggoyahkan iman suami. Dampaknya, kehancuran akan menemani suami yang memberikan telinganya berkompromi dengan istri yang semacam ini. Para istri yang tidak beriman, sering mendesak suaminya untuk banyak menuntut dari kantornya dengan membanggakan kelebihan suaminya. Jangan sesat! Firman Tuhan melarang manusia mengingini harta sesamanya. Firman Tuhan melarang manusia yang menyombongkan diri. Tidak boleh merasa lebih dari yang lainnya, sebab sama seperti tubuh, semua anggotanya sama-sama dibutuhkan (1 Korintus 12). Jangan biarkan telingamu menjadi pintu masuk bagi iblis yang membawa dosa. Melalui Mata Dalam 1 Samuel 15, diceritakan tentang perbuatan dosa yang dilakukan Saul, sehingga ia ditolak oleh Tuhan sebagai raja. Saul memberikan indera penglihatannya (mata) kepada iblis sehingga menjadi pintu masuk dosa. Matanya tidak tahan melihat harta kekayaan berharga milik bangsa Amalek. Tuhan telah menyuruh Saul untuk membumihanguskan semuanya. Tetapi, Saul dan rakyatnya mengambilnya untuk diri mereka dengan alasan untuk korban persembahan kepada Tuhan. Sepintas lalu, perbuatan Saul ini kelihatan baik, tetapi di mata Tuhan merupakan kejahatan. Saul telah mengambinghitamkan Tuhan demi kepentingannya sendiri. Saul-saul pada zaman sekarang ini pun sering mengambinghitamkan Tuhan untuk mencari keuntungan diri sendiri. Orang-orang tersebut mengaku sebagai orang yang sudah bertobat dan pengikut Yesus, tetapi perbuatannya tidak menggambarkan perbuatan sebagai orang bertobat. Para pelayan Tuhan sering terjerumus dalam dosa semu akibat mata yang tidak tahan melihat tumpukan rupiah yang tebal. Berkat/uang yang seharusnya disalurkan kepada orang lain/teman sepelayanan, dimasukkan ke kantong sendiri. Perbuatan dosa jenis ini sering kali menggerogoti para pelayan Tuhan. Dalam suatu acara KKR, penginjilan, atau pertunjukkan, biasanya ada berkat yang diberikan oleh donatur untuk tim. Namun, berkat itu sering tidak sampai kepada yang berhak menerima karena si koordinator (bendahara) tidak menyalurkannya. Belum lagi, penyunatan berkat berupa sandang dan pangan yang dikuasai sendiri. Begitu licik dan lihainya iblis merayu, "Jangan berikan berkat ini kepada si anu dan si anu, mereka itu bukan orang penting, ambil saja untuk dirimu sendiri." Dari mata, timbul ketamakan yang mempermalukan diri sendiri di hadapan sesama manusia dan di hadapan Tuhan. Banyak orang menganggap perbuatan seperti ini hal yang sepele -- bukan dosa, padahal ini termasuk perbuatan dosa walau kelihatannya semu. Alkitab menjelaskan bahwa cara hidup jemaat (orang percaya) adalah sehati dan sejiwa (Kisah Para Rasul 4:32-37). Ananias dan Safira adalah contoh orang-orang yang melakukan dosa kecurangan. Mereka menyelewengkan sebagian uang hasil penjualan tanahnya, tidak mau berbagi rata dengan orang lain. Mereka menyunat berkat untuk orang lain. Akibat dari dosa ini, kedua suami istri ini harus kehilangan nyawanya (Kisah Para Rasul 5:1-11). Sebagai orang percaya, waspadalah terhadap telinga dan matamu. Kedua indera ini sangat dominan menjadi pintu masuk bagi dosa. Jangan tergiur oleh harta orang lain, jangan serakah dan mengangkangi hak/berkat orang lain. Dalam Kisah Para Rasul 4:32-37, dijelaskan bahwa harta kekayaan yang kita miliki itu, di dalamnya tersimpan juga hak orang lain. Jadi, sangat bertentangan dengan firman Tuhan bila kita menguasai sendiri apalagi mengambil dan menyunat milik orang lain. Tutuplah pintu masuk dosa dari kedua indera pendengaran dan penglihatan Anda. Diambil dari: Judul majalah: Pukat, Tahun XIV, Edisi Januari - Februari 1996 Judul artikel: Pintu Masuk Dosa Penulis: Cucu Penerbit: GBI Mawar Saron, Jakarta Halaman: 9 -- 10 DUNIA WANITA 2: SEKS DAN PERSELINGKUHAN Aborsi.... Stres karena "kecelakaan".... Selingkuh.... Kehamilan yang tidak diingini.... Takut disebut perawan tua.... Itulah alasan mengapa seks menjadi topik yang tetap menarik untuk didiskusikan sampai pada zaman modern ini. Standar dan Moralitas Seks Orang-orang percaya (Kristen), pertama-tama dan yang terutama, haruslah secara moral dan secara seksual suci (2 Korintus 11:2; Titus 2:5; 1 Petrus 3:2). Kata suci atau murni (hognos -- Yunani) berarti bebas dari noda-noda hawa nafsu. Hal itu berarti menghindarkan diri dari semua tindakan dan pikiran yang cenderung pada keinginan yang tidak sesuai dengan kemurnian dari janji pernikahan. Penekanannya adalah pada menolak dan menghindari semua tindakan-tindakan seks dan kesukaan-kesukaan yang akan menodai kesucian seseorang di hadapan Allah, termasuk mengendalikan tubuh sendiri dalam "pengudusan dan penghormatan" (1 Tesalonika 4:4-5; bandingkan 1 Korintus 7:2, 9; Roma 1:26). Perintah ini berlaku bagi kedua-duanya, baik yang hidup sendiri maupun yang sudah menikah. Cara Pandang Alkitab Tentang Seks 1. Keintiman seks disimpan hanya untuk pernikahan. Melalui pernikahan, suami dan istri menjadi satu daging sesuai dengan kehendak Allah, dan Allah hanya menyetujui dan memberkatinya dalam keadaan seperti itu. Segala kesukaan dan "variasi" jasmani dan emosi akibat dari hubungan nikah yang setia, ditetapkan oleh Allah dan dipelihara oleh-Nya dengan penghargaan (Ibrani 13:4). 2. Dosa-dosa seks mendapat hukuman berat. Segala perzinahan, persundalan, homoseksual, pikiran yang penuh nafsu, keinginan-keinginan yang tidak suci, dan nafsu yang rendah, adalah dosa-dosa yang sangat serius bagi Allah. Semua itu merupakan suatu pelanggaran terhadap hukum kasih dan penodaan bagi hubungan pernikahan. Dosa-dosa semacam itu mendapat hukuman berat dan menempatkan seseorang di luar kerajaan Allah (Roma 1:24-32; 1 Korintus 6:9-10; Galatia 5:19-21). 3. Seks di luar pernikahan. Semua perbuatan kenikmatan seks bersama orang lain yang bukan pasangan dalam pernikahan disebut tidak bermoral. Allah dengan jelas melarang "menelanjangi seseorang" atau "melihat ketelanjangan" dari seseorang yang belum sah menjadi istri atau suami (Imamat 18:6-30, 20:11, 17,19,21). 4. Seks harus dikendalikan bagi orang-orang beriman. Harus terus berlatih dan dengan teguh menolak dengan hormat semua hal yang berhubungan dengan seks sebelum menikah. Cara-cara dunia dengan membenarkan seks di luar pernikahan dengan alasan sudah "komitmen menyerahkan diri", jelas-jelas melawan standar Allah. Dorongan seks yang tidak sesuai standar Alkitab haruslah dikendalikan, dan pengendalian diri sebagai suatu aspek dari buah roh. Menyerahkan diri kepada Allah akan membuka jalan untuk menerima karunia dari penguasaan diri ini (Galatia 5:22-24). 5. Immoralitas seks dan istilahnya dalam Alkitab. a. Persundalan (Pornea -- Yunani). Menggambarkan perilaku seks yang "neko-neko" sebelum dan di luar pernikahan (Imamat 18:6-39, 20:11,12,17,19,21; dan 1 Korintus 6:18; 1 Tesalonika 4:3). b. Nafsu (Aslegeia -- Yunani). Ini termasuk tidak adanya prinsip moral yang jelas untuk tetap mempertahankan kemurnian seks dan sikap yang pantas (1 Timotius 2:9), juga kecenderungan dalam memuaskan diri sendiri atau membangkitkan birahi (Galatia 5:1; Efesus 4:19; 1 Petrus 4:3; 2 Petrus 2:2,18). c. Pelecehan hak (pleonekteo -- Yunani). Merampas kemurnian dan kesucian seseorang yang Tuhan tetapkan untuk pemuasan diri sendiri adalah bagian dari pelecehan (1 Tesalonika 4:6). d. Nafsu birahi (Epithunia -- Yunani). Keinginan yang tidak bermoral yang akan dipenuhi apabila ada kesempatan (Matius 5:28; Efesus 4:19,22; 1 Petrus 4:3; 2 Petrus 2:18). Dalam pernikahan, di mana seks secara bebas dinikmati dan diekploitasi, masih memungkinkan seseorang dari bagian keluarga tersebut berkeinginan melakukan seks dengan orang lain, atau secara umum disebut selingkuh yang akhirnya berkembang dengan istilah WIL atau PIL. Mengapa? Moralitas yang benar adalah mempertahankan standar-standar yang benar pada saat tak seorang pun tahu kecuali Tuhan akan apa yang kita lakukan. Suami selingkuh...? 1. Rasa bosan, setelah beberapa tahun. Impian romantis secara perlahan-lahan lenyap dan digantikan rasa bosan. 2. Kehilangan gairah seksual. Istri tidak lagi menarik, bisa karena penyakit, penampilan, dll.. 3. Kehilangan dorongan emosi. Suami menjadi bertumbuh secara intelektual, berkembang secara emosional, dan membutuhkan pasangan hidup yang seimbang. 4. Meragukan diri sendiri. Suami berpikir apakah ia benar-benar dapat memuaskan wanita yang menjadi istrinya. 5. Merasa perlu membuktikan kepada dirinya sendiri. Istri selingkuh...? 1. Kehilangan gairah seksual. Istri yang berumur 40 tahun mungkin berada pada puncaknya secara seksual, tetapi suami semakin tenggelam dalam bisnis, olahraga, atau kesibukan lainnya. 2. Kebutuhan akan harga diri. Istri ingin mendemonstrasikan kepada dirinya sendiri bahwa ia adalah pribadi yang mampu. 3. Kehilangan dorongan emosional. Suami mungkin tidak mampu memenuhi kebutuhan istrinya akan kasih sayang, kelembutan, dan cinta. 4. Mendekati usia tua. Wanita-wanita yang menarik, pada umumnya terdorong ke arah perzinahan ketika mereka mengingat usia telah mengurangi pesona kegadisan mereka. 5. Hidup mandiri. Wanita yang mandiri lebih mudah untuk berhubungan dengan lebih banyak pria. Hak seksual di dalam pernikahan merupakan hasil penyerahan diri satu sama lain -- masing-masing pasangan menyerahkan hak kepada orang lain. Komitmen terhadap pernikahan adalah komitmen kepada persekutuan seksual yang detak jantungnya dirasakan di dalam hubungan seksual. Tidak ada pernikahan tanpa hubungan seksual. Jadi, melalui pernikahan terjadi kontrak untuk menyerahkan hak terhadap tubuh seseorang kepada pasangannya. Selain itu, seorang suami/istri tidak mungkin secara emosional tahan melihat atau membayangkan pasangan hidupnya melakukan persetubuhan dengan orang lain. "Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suami, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya." (1 Korintus 7:4) Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul majalah: Nafiri Kasih, Edisi 021, Desember 2002 Judul artikel: Seks dan Perselingkuhan Penulis: Pdm. Ir. Melvyn Nainggolan, M.A Penerbit: Yayasan Nafiri Kasih, Solo 2002 Halaman: 4 -- 5 STOP PRESS: KELAS DISKUSI PESTA -- NATAL 2011 Apakah Anda rindu memperoleh pemahaman mendalam mengenai makna Natal yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan? Kami mengundang Anda untuk bergabung dalam kelas Diskusi Natal 2011, yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) <http://ylsa.org> melalui program Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) <http://pesta.org>. Diskusi akan diselenggarakan melalui milis diskusi (email) dan akan dimulai pada 1 November -- 05 Desember 2011. Setiap peserta yang telah mendaftarkan diri wajib menulis renungan singkat mengenai Natal dengan judul bebas, namun masih berhubungan dengan makna Natal. Ukuran maksimal isi tulisan sebesar 250 -- 300 kata. Renungan dikumpulkan paling lambat pada tanggal 5 Desember 2011, atau selama diskusi berlangsung. Pendaftaran peserta dibuka mulai 12 September -- 31 Oktober 2011. Segera daftarkan diri Anda ke admin PESTA di alamat email < kusuma(at)in-christ.net >. "NO BODY SPEAKS THE TRUTH WHEN THERE`S SOMETHING THEY MUST HAVE" -- ELISABETH BOWEN 1899 - 1973 Kontak: < wanita(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/wanita > Berlangganan: < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |