Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/60

e-Wanita edisi 60 (19-5-2011)

Pemulihan Melalui Pengampunan

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                 TOPIK: Pemulihan Melalui Pengampunan
                         Edisi 60/Mei 2011

MENU SAJI
DUNIA WANITA: PEMULIHAN MELALUI PENGAMPUNAN

Shalom,

"Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami", Sahabat wanita, ini adalah bagian
dari doa Bapa kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Betapa besarnya
pengaruh dari pengampunan terhadap diri kita sendiri, maupun orang
lain. Untuk itulah, Tuhan Yesus memerintahkan untuk memiliki
pengampunan dalam hidup kita. Kiranya melalui edisi kali ini, Anda
memperoleh berkat untuk mempertajam pernyataan kasih kita kepada Tuhan
dan sesama. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-Wanita,
Fitri Nurhana
< http://wanita.sabda.org >

             DUNIA WANITA: PEMULIHAN MELALUI PENGAMPUNAN

Kita semua memiliki masa lalu -- suatu ruang penyimpanan atas
ingatan-ingatan yang baik dan buruk yang masih dapat memengaruhi cara
hidup kita sekarang. Sekarang, tidak peduli apa yang pernah terjadi
pada Anda di masa lalu, tujuan Allah adalah untuk membawa Anda ke
dalam suatu kondisi kehidupan, baik sekarang maupun di masa yang akan
datang bersama Dia, yang tidak lagi dipengaruhi oleh kejadian buruk di
masa lalu. Dalam Firman-Nya, Allah berjanji akan memulihkan
kepenuhan-Nya dalam hidup kita. Yoel 2:25 berkata, "Dan Aku akan
memulihkan tahun- tahun yang hasilnya telah dimakan habis oleh
belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap, dan belalang
pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu." Mengapa
ayat ini menuliskan keempat serangga ini secara khusus?

Jika kita mengambil keempat jenis serangga ini dan melepaskan mereka
pada sebuah tanaman, keempatnya akan bekerja sama memakan dedaunan,
cabang-cabang, batang utama, dan akhirnya akar. Sekarang apa yang
tertinggal? Tidak ada sama sekali. Tanaman itu akan mati. Tetapi Allah
berkata bahwa Dia akan memulihkan tahun-tahun Anda yang telah hilang
dan yang telah dimakan habis -- tidak peduli apa yang pernah terjadi
pada Anda! Bahkan jika Anda merasa bahwa Anda telah hancur seluruhnya.
Allah ingin memulihkan Anda!

Langkah Pertama untuk Pemulihan dari Allah

Luka yang dalam berasal dari orang lain, dan luka yang dalam tidak
dapat disembuhkan kecuali melalui proses pengampunan. Bagaimana
terbebas dari semua masalah serta luka masa lalu dan juga untuk bebas
dari semua akibat-akibatnya yang terus mengganggu? Kita harus
mengampuni. Ini adalah mutlak, dan Allah tidak akan mengubah
pendirian-Nya terhadap hal ini.

Matius 5:1-2 berkata, "Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah
Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka."
Kepada siapakah Yesus menyampaikan pesan penting ini? Kepada
murid-murid-Nya! Ayat ini ditujukan kepada orang-orang percaya --
kepada orang-orang yang mengenal Yesus! Ini bukanlah suatu pernyataan
untuk orang-orang yang belum diselamatkan. Kita perlu mengetahui
kenyataan ini untuk dapat mengerti Matius 6:14, "Karena jikalau kamu
mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu
juga."

Janji yang sangat indah! Jika kita mengampuni, Allah juga akan
mengampuni kita. Tetapi kemudian diikuti oleh ayat 15, "Tetapi jikalau
kamu tidak mengampuni, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda ingin diampuni oleh Allah? Mungkin
Anda telah melakukan kesalahan -- melakukan hal-hal yang salah dan
kadangkala tingkah laku Anda bukanlah apa yang diinginkan oleh Allah
untuk Anda lakukan. Anda ingin menerima pengampunan dalam hidup Anda,
tetapi Allah menyatakan bahwa jika Anda tidak mengampuni, maka Anda
akan terikat pada akibat-akibat dari dosa Anda. Tentu saja Anda tidak
menginginkan hal itu! Bagi Allah pengampunan adalah masalah yang
besar!

Pengampunan Bukan Berarti Perasaan

Jika Anda menantikan suatu perasaan "KASIH" yang datang pada Anda,
Anda harus menanti lama sekali -- bahkan mungkin selama-lamanya!
Menyembunyikan luka Anda jauh ke belakang, ke tempat yang paling dalam
dari pikiran Anda, tidaklah berarti bahwa Anda telah mengampuni orang
yang telah menyakiti Anda. Bersama dengan berlalunya waktu, ingatan
Anda seakan menjadi luntur dan luka itu mulai terlupakan. Tetapi waktu
itu sendiri tidak dapat menyembuhkan luka. Hanya Allah sendiri yang
dapat menyembuhkan.

Pengampunan Bukan Berarti Berpura-Pura Bahwa Anda Tidak Terluka

Jangan sembunyikan masalah di bawah karpet! Jangan merasionalisasi dan
berpura-pura bahwa apa yang terjadi pada Anda tidaklah menyakitkan --
itu bukanlah suatu pernyataan dari dalam hati Anda. Kepura-puraan dan
pengampunan adalah dua hal yang berbeda.

Pengampunan Bukan Berarti Berkata Bahwa Orang Tersebut Tidak Melakukan
Kesalahan

Kadangkala kita merasa jika kita mengampuni, sesungguhnya kita sedang
menyatakan bahwa apa yang telah dilakukan orang tersebut "tidaklah
seburuk itu". Itu seperti mencoba mengatakan, "Sesungguhnya tidak
seburuk itu. Pastilah karena kesalahan saya. Tentunya saya sedang
berdiri di tempat yang salah ketika mobil itu menabrak saya!"

Jika ada seseorang menghampiri Anda dan meninju hidung Anda, kemudian
orang tersebut datang pada Anda dan berkata, "Saya sangat menyesal,"
apa yang akan Anda katakan? Apakah Anda akan menjawab "tidak apa-apa"?
Jika Anda mengatakan hal ini, tahukah Anda apa yang telah Anda katakan
padanya? Anda telah memberikan izin bagi dia untuk melakukannya lagi.
Anda berkata, "Tidak apa-apa!" Apanya yang tidak apa-apa? Apakah tidak
apa-apa untuk menyakiti Anda? Tidak! Ketika seseorang datang pada Anda
berkata, "Maafkan saya -- saya bersalah," dan Anda menjawab, "Tidak
apa-apa", maka Anda telah memberikan izin pada mereka untuk menyakiti
Anda, dan itu berarti mengizinkan mereka untuk berbuat dosa. Anda
tidak memunyai hak untuk mengatakan "tidak apa-apa" kepada orang lain
untuk berbuat dosa. Seharusnya jawaban Anda adalah "Saya
mengampunimu."

Pengampunan Bukan Berarti Anda Harus Kembali Memercayai Orang Tersebut

Dalam suatu sesi konseling, seorang gadis muda datang meminta nasihat
kepada saya. Dia sangat gugup dan diperlukan waktu 20 menit agar dia
merasa cukup nyaman untuk mulai bercerita tentang dirinya. Dia
menceritakan sesuatu yang tidak pernah diceritakannya pada orang lain,
yaitu bahwa ayahnya telah memerkosanya hampir setiap hari selama 4
tahun terakhir.

Apakah Anda berpikir seharusnya saya meminta dia untuk mengampuni
ayahnya, kemudian kembali dan memercayainya lagi? Tidak! Dalam hal
ini, ayahnya tidak layak untuk dipercayai. Saya tidak berkata bahwa
dia tidak dapat memercayai ayahnya lagi untuk selamanya. Sebagai
seorang Kristen, kita harus memberikan kesempatan pada mereka yang
telah menyakiti kita untuk membuktikan bahwa di masa yang akan datang
mereka layak untuk dipercayai. Saya percaya bahwa kita dapat
mengampuni seseorang seutuhnya, tetapi masih belum dapat memercayai
orang tersebut. Kepercayaan timbul bila kita mengenal seseorang dan
percaya akan karakter orang tersebut. Itulah sebabnya, Anda dapat
memercayai Allah karena Anda yakin akan karakter-Nya! Anda
mengembangkan kepercayaan Anda pada manusia, bila mereka telah
membuktikan bahwa mereka dapat dipercaya.

Pengampunan Bukan Berarti Melepaskan Orang Lain dari Tanggung Jawabnya

Biasanya pikiran kita mengikuti logika semacam ini, "Mereka sangat
menyakiti saya! Jika saya mengampuni mereka, mereka akan bebas dari
hukuman. Mereka tidak akan menghadapi akibat dari apa yang telah
mereka lakukan, dan mereka tidak akan bertanggung jawab atas kesalahan
mereka!" Kita berpikir bahwa pengampunan adalah dengan suatu cara
membiarkan seseorang lepas dari hukuman, sehingga mereka tidak perlu
bertanggung jawab atas kesalahan mereka. Tetapi Allah akan memastikan
bahwa seseorang bertanggung jawab. Anda tidak dapat membebaskan siapa
pun dari tanggung jawab mereka -- Anda tidak memiliki kemampuan untuk
itu! Tidak seorang pun dari kita yang dapat melakukannya, karena kita
hanyalah manusia. Hanya Allah yang dapat menyucikan kita dengan
anugerah-Nya.

Lalu Apakah Pengampunan Itu?

Pengampunan adalah suatu keputusan yang Anda buat untuk mematuhi
Allah, sebagai suatu gaya hidup dalam suatu dimensi yang lebih tinggi
dengan tidak mengizinkan tindakan atau cara berpikir seseorang
memengaruhi tindakan dan cara berpikir Anda.

Pengampunan Adalah Suatu Keputusan

Allah memberikan kemampuan kepada kita untuk membuat keputusan. Bahkan
jika emosi kita berteriak, "Tidak! Tidak!" kita masih dapat membuat
suatu keputusan untuk mengampuni. Tidaklah tepat untuk mengatakan,
"Saya tidak dapat mengampuni." Itu tidak benar. Yang sesungguhnya Anda
katakan adalah "Saya tidak mau mengampuni".

Pengampunan adalah suatu pilihan. Suatu pilihan yang sulit! Anda hanya
merasa tidak suka untuk membuatnya -- tentu saja! Tetapi mungkinkah?
Ya! Adalah mungkin untuk mengampuni meskipun tidak ada keinginan di
dalam diri Anda untuk mengampuni. Ini adalah suatu tindakan atas
keinginan Anda -- bukan emosi Anda! Pengampunan adalah Keputusan yang
Anda Buat

Siapa yang membuatnya? Anda. Bahkan Allah sendiri tidak dapat
memutuskan bagi Anda. Hanya Anda sendiri yang dapat memutuskan untuk
mengampuni dalam hati Anda. Jika Anda tidak mengampuni, Anda akan
hidup dengan akibat yang merusak dari penolakan Anda untuk mengampuni.

Pengampunan Adalah Suatu Keputusan yang Saya Buat untuk Mematuhi Allah

Pengampunan bukanlah suatu usul, itu adalah perintah. Allah tidak
berkata, "Adalah lebih baik jika kamu dapat membiarkan hatimu untuk
mengampuni." Tidak! Dia berkata, "Kamu harus mengampuni!" Pengampunan
adalah suatu perintah untuk mematuhi Allah. Bahkan jika Anda marah
atau merasakan kepahitan terhadap seseorang yang telah meninggal
dunia, pengampunan masih mungkin bagi Anda. Karena pengampunan adalah
suatu pernyataan dari dalam hati Anda. Bila Anda mengampuni, Anda akan
mengalami kebebasan dan kemerdekaan Allah dalam hidup Anda.

Pengampunan Adalah Menjadikan Hati Anda Benar di Hadapan Allah

Dari sinilah hal itu harus dimulai -- antara Anda dengan Allah. Anda
tidak harus pergi dan berbicara kepada seseorang, sebelum Anda
memiliki hati yang benar di hadapan Allah.

Kepatuhan ... atau Ketidakpatuhan

Masalah yang sesungguhnya adalah kepatuhan kepada Allah. Lawan dari
kepatuhan adalah ketidakpatuhan. Jadi jika Anda tidak mengampuni, apa
yang sedang Anda lakukan? Anda sedang tidak patuh.

Apakah ketidakpatuhan itu? Dosa. Sederhana bukan? Jika Anda memilih
untuk tidak mengampuni, Anda memilih dosa. Mazmur 66:18 berkata,
"Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau
mendengar..." Apakah Anda ingin Allah mendengar Anda? Anda perlu untuk
mengampuni.

Banyak orang Kristen yang berhenti bertumbuh di dalam Tuhan,
terus-menerus menghadapi masalah yang sama. Mereka adalah orang-orang
yang bersikeras untuk tidak mengampuni. Tidak mengampuni akan
mengakibatkan kehidupan rohani Anda terhenti.

Pengampunan -- Suatu Gaya Hidup

Pengampunan bukanlah suatu tindakan sekali waktu, tetapi lebih
merupakan gaya hidup yang harus dipelihara. Lawan dari mengampuni
adalah tidak mengampuni. Tidak mengampuni memiliki dua sepupu: yang
pertama adalah dendam, dan yang kedua adalah kepahitan. Kata "dendam"
dalam bahasa Inggris yaitu "resentment" -- dimulai dengan awalan
"re-". "Re-sent" ("re"=kembali, "sent"/"send"=mengirim). Jadi, dendam
adalah bila sesuatu terjadi pada saya dan saya berkata, "Nah, jika
Anda akan melakukan itu terhadap saya, saya akan mengirimkannya
kembali!" Itulah dendam. Itu adalah suatu balasan. "Mereka tidak
pernah menelepon saya, maka saya tidak akan menelepon mereka! Mereka
tidak pernah menulis surat kepada saya, maka saya tidak akan menulis
surat kepada mereka!" Jika ada seseorang dan kehadirannya telah
menyebabkan Anda "naik darah", itu adalah tanda-tanda dendam.

Jika seseorang menyebutkan sebuah nama, dan Anda merasa ada sesuatu
dalam diri Anda karena nama itu mengingatkan Anda pada orang lain yang
memiliki nama yang sama, ini adalah bukti ada sesuatu yang masih belum
beres dalam diri Anda. Setiap orang atau pun ingatan yang menyebabkan
Anda "naik darah", seharusnya menjadi petunjuk bahwa ada sesuatu dari
masa lalu Anda yang belum diselesaikan. Tuhan mungkin mencoba untuk
menunjukkan pada Anda bahwa Anda belum mengampuni.

Masalah sesungguhnya bukanlah berapa seringnya Anda memikirkan orang
tersebut, tetapi lebih pada apa yang terjadi saat Anda berpikir
tentang mereka. Apa yang terjadi bila Anda mengingat suatu kejadian
tertentu? Mungkin hal ini hanya Anda ingat setahun sekali. Tetapi bila
Anda ingat, darah Anda mendidih! Kemudian timbul kepahitan dalam hati
Anda. Kepahitan ini akan membunuh Anda secara rohani, emosi, dan
fisik.

Anda tidak dapat hanya mengampuni sekali dan berkata, "Sudah selesai!"
Hal itu adalah sesuatu yang harus dipelihara. Tidak ada jaminan bahwa
setelah Anda mengampuni, Anda tidak akan disakiti lagi. Pengampunan
bukanlah berkata, "Saya akan mengampuni tapi hanya sekali ini saja!"
Itu bukan suatu pengampunan. Pengampunan adalah suatu gaya hidup yang
mengambil hak kita dalam Allah dan berkata kepada orang yang terus
menyakiti kita, "Sayang sekali Anda berpikir demikian tentang saya,
tetapi saya tidak akan membalas Anda dengan cara yang sama". Mengambil
hak ini berarti meletakkan kesehatan emosi dan keinginan Anda ke dalam
tangan Tuhan, daripada membiarkan orang yang menimbulkan masalah pada
Anda untuk mengatur kehidupan emosi Anda. Ini sulit, tetapi mungkin
untuk dilakukan.

Inilah satu-satunya jalan bagi Anda untuk bangkit atas semua konflik
yang harus Anda hadapi di dalam hubungan dengan sesama. Pengampunan
berkata, "Tidak! Dalam nama Yesus, saya akan bangkit di atasnya dan
tidak akan membiarkan masalahmu menjadi masalahku!" Jika seseorang
menyakiti Anda, dan Anda bereaksi dalam jalan yang berdosa dan salah,
maka Anda sama buruknya dengan orang tersebut.

Kesimpulannya adalah jika Anda menolak untuk mengampuni (berkata Anda
tidak bisa) maka apa yang sesungguhnya Anda katakan adalah lebih
penting bagi Anda menyimpan luka itu, daripada bersama dengan Allah.
Firman Allah mengatakan jika Anda tidak mengampuni, kehidupan rohani
Anda akan terhenti di situ sampai Anda bisa mengampuni.

Bagaimana Mengetahui Bahwa Anda Telah Mengampuni

Bagaimana Anda mengetahui dengan yakin bahwa Anda telah
sungguh-sungguh mengampuni seseorang? Tuhan menyatakan bahwa
pengampunan telah sempurna bila Anda mengizinkan Dia menggunakan Anda
sebagai saluran dari kasih-Nya untuk orang tersebut. Jika Anda ingin
mematuhi dorongan dari Allah untuk memberkati orang tersebut dengan
jalan apa pun yang dipilih-Nya, jika Anda mengizinkan kasih-Nya
mengalir melalui Anda kepada mereka, maka Anda akan mengetahui bahwa
Anda telah mengampuni. Mintalah kepada Tuhan agar dibukakan setiap hal
yang belum Anda ampuni, yang mungkin masih tersembunyi di dalam hati
Anda.

Tuhan akan melakukan hal yang sama terhadap Anda, jika Anda
mengizinkan Dia menunjukkan secara spesifik orang-orang yang perlu
Anda ampuni. Tidak ada yang dapat menggantikan pengampunan.
Pengampunan akan membebaskan Allah bergerak bagi Anda, dan hal ini
akan membebaskan orang lain dari belenggu yang berasal dari kepahitan
atau dendam Anda. Lebih dari itu, pengampunan akan membebaskan Anda
untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan dan menjadi manusia-manusia
sebagaimana yang Tuhan inginkan.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Bangkit, Edisi 1992 -- 1993
Judul artikel: Pemulihan Melalui Pengampunan
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Pelayanan Bersama Indonesia, Jakarta
Halaman: 30 -- 34

"Hari-Hari Ini Banyak Orang yang Sedang Mencari Jalan Bagaimana Mereka
Lepas dari Ikatan dan Dosa, Karena Itu Jadilah Jawaban Bagi Mereka"

Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org