Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/47 |
|
e-Wanita edisi 47 (4-11-2010)
|
|
____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ TOPIK: Mengasihi Suami Edisi 47/November 2010 ______________________________________________________________________ MENU SAJI - SUARA WANITA - DUNIA WANITA 1: Memenangkan Seorang Suami Bagi Tuhan - DUNIA WANITA 2: Berdoa untuk Suami Anda Penting Bagi Pernikahan Anda - DUNIA WANITA 3: Suami Sebagai Kepala, Istri Sebagai Penolong? - POTRET WANITA: Rahel dan Lea - WOMEN TO WOMEN - POKOK DOA: Wanita Kristen dalam Keluarga - STOP PRESS ______________________________________________________________________ - SUARA WANITA Shalom, "Tuhan mengizinkan banyak ibu menghadapi persoalan dengan memunyai seorang suami yang tidak percaya, tidak ada simpati terhadap kekristenan." Ini adalah penggalan kalimat pembuka dari sebuah artikel berjudul "Memenangkan Seorang Suami Bagi Tuhan." Beberapa Sahabat Wanita mungkin mengalami hal yang serupa, menikah dengan seorang pria yang belum percaya Yesus. Tidak tertutup kemungkinan banyak persoalan terjadi dalam kehidupan rumah tangga Anda. Di satu sisi Anda ingin menghormati suami Anda, namun di sisi lain Anda tidak ingin menyangkal Yesus dalam hidup Anda. Seringkali muncul keraguan untuk dapat menjalani kehidupan rumah tangga Anda dengan perbedaan keyakinan yang ada. Sahabat Wanita, sebagai wanita Kristen kita harus tetap menomorsatukan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Kita juga harus bisa memberikan sikap yang baik sebagai buah dari kehidupan rohani kita. Tentunya Sahabat Wanita juga memiliki kerinduan untuk memenangkan suami bagi Tuhan? Bagaimanakah caranya? Bagaimanakah seorang istri harus bersikap terhadap suami yang belum percaya? Sahabat Wanita dapat menyimak beberapa artikel di bawah ini dan lakukan dalam hidup rumah tangga Anda. Tuhan memberkati selalu! Redaksi Tamu e-Wanita, Santi Titik Lestari http://wanita.sabda.org http://fb.sabda.org/wanita ______________________________________________________________________ - DUNIA WANITA 1 MEMENANGKAN SEORANG SUAMI BAGI TUHAN Tuhan mengizinkan banyak ibu menghadapi persoalan dengan memunyai seorang suami yang tidak percaya, tidak ada simpati terhadap kekristenan. Menurut Ceil Rosen dalam sebuah artikel berjudul "My Fateful Choice" dalam majalah "The Christian Reader" edisi November/Desember 1977, jika Anda menghadapi persoalan yang sama, ada dua faktor yang dapat menolong Anda untuk mengatasinya dengan memuaskan. Pertama, mengakui bahwa dasar pergumulannya bukanlah pemaksaan iman Anda terhadap suami yang tidak percaya, melainkan untuk melawan pencobaan-pencobaan, yang disadari atau tidak, membuat Anda tidak pasrah sepenuhnya kepada Tuhan. Kesetiaan Anda yang tertinggi adalah kepada Tuhan (Galatia 1:10). Seorang Kristen tidak boleh menyangkal Kristus untuk menyenangkan seorang suami yang tidak percaya. Dosa menyangkal itu akan merusak atau merobohkan kehidupan Kristen seorang istri. Faktor kedua untuk mengatasi persoalan ini ialah dengan menunjukkan bahwa kasih Anda bagi Tuhan mencerminkan dan bahkan memperindah kasih Anda kepada suami. Usahakanlah supaya kegiatan-kegiatan gerejani tidak menghalang-halangi tanggung jawab yang dituntut dalam perjanjian pernikahan Anda. Menciptakan suatu suasana rumah tangga yang bahagia, menjadi teman hidup yang penuh kasih, dan selalu bersedia untuk membantu suami dalam segala keadaan adalah penunjang iman Kristen Anda. Bagi seorang wanita yang memasuki jenjang pernikahan dan rumah tangga baru, ia harus mengakui bahwa hal ini merupakan panggilan Tuhan dan ia patut memberikan prioritas waktu dan tenaganya. Sering terjadi bahwa seorang ibu Kristen terlalu melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan gereja sehingga lalai terhadap pelayanannya yang utama kepada keluarganya. Perbuatan ini bukanlah suatu hal yang bijaksana sekalipun bagi suami yang sudah percaya. Ini menunjukkan kesaksian yang kurang baik kepada suami yang belum percaya. Seorang istri Kristen dari seorang suami yang belum percaya menyadari bahwa dirinya terlibat dalam dua arah yang berlawanan. Ia tahu bahwa ia harus taat kepada Allah, dan juga ia ingin menyenangkan suaminya dan membawanya kepada keselamatan di dalam Tuhan Yesus oleh anugerah Allah. Berikut ini adalah beberapa usul praktis untuk memenangkan suami Anda kepada Tuhan: 1. Berdoa dengan iman, mintalah kepada Tuhan agar Ia menyelamatkan suami Anda. Berdoalah agar Allah memupuk dalam diri Anda buah-buah Roh -- kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22). Sifat-sifat ini akan menolong suami Anda melihat dan mencari hidup yang berkelimpahan bagi dirinya sendiri. 2. Jangan memakai uang rumah tangga untuk menyokong pekerjaan-pekerjaan Kristen tanpa izin dari suami Anda. Jika dapat, pakailah uang Anda sendiri untuk maksud tersebut. 3. Didiklah anak-anak Anda dalam iman dan moral sebagai tanggung jawab Anda kepada Allah. Janganlah segan untuk mengajar mereka berdoa, membaca Alkitab, dan menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan. Tetapi ingat pula bahwa mereka adalah anak-anak suami Anda juga dan ia memunyai hak untuk melarang pendidikan agama mereka di luar rumah, misalnya; dalam gereja atau sekolah tertentu. 4. Jangan melakukan yang bersifat membenarkan diri. Ingatlah bahwa apa yang Anda akui sebagai kebenaran adalah benar hanya bagi diri Anda dan belum tentu itu dianggap benar oleh seorang yang belum percaya. Karena hal-hal ini adalah buah-buah Roh Allah yang berdiam di dalam setiap orang yang percaya. Anda tidak dapat mengharapkan seseorang yang tidak dipimpin oleh Roh Allah untuk berpegang pada ketentuan-ketentuan Allah. 5. Jelaskan dengan penuh kasih bahwa tidaklah adil bagi suami Anda untuk memaksa Anda berpartisipasi dalam kegiatan yang berlawanan dengan etika Kristen Anda. Ini termasuk urusan dagang dan pergaulan. 6. Usahakanlah untuk mencari kesenangan dan rekreasi di mana Anda dapat nikmati berdua. 7. Jika Anda dipaksa oleh suami untuk tidak mengikuti kebaktian gereja, terimalah tanpa keluhan atau komentar. Anda bisa menghadiri suatu persekutuan doa atau kelompok Pemahaman Alkitab yang bermutu ketika suami Anda sedang bekerja. 8. Jangan berdebat dan bertengkar mengenai agama. Argumentasi terbaik yang dapat Anda tampilkan ialah tingkah laku yang baik dan penuh kasih dalam menghadapi suatu persoalan atau kesulitan. (Bacalah Amsal 15:1; Matius 5:15.) Dalam segala hal, usahakanlah untuk menjadi seorang yang menyenangkan suami, penyayang, dan pendukungnya. Ini adalah pantulan kasih Kristus yang mengubah hidup seseorang sebagaimana hidup Anda telah mengalami perubahan. Diambil dari: Judul buku: Wanita Kristen dalam Mengatasi Pergumulan Hidup Judul artikel: Memenangkan Seorang Suami Bagi Tuhan Penulis: Dr. Ruth F.Selan Penerbit: Yayasan Kalam Hidup Halaman: 14 -- 16 ______________________________________________________________________ DUNIA WANITA 2 BERDOA UNTUK SUAMI ANDA PENTING BAGI PERNIKAHAN ANDA Sebagai istri-istri, istri-istri Kristen, saya tidak berpikir bahwa kita menyadari kekuatan doa dan seberapa pentingnya dalam pernikahan. Kita memiliki tanggung jawab sebagai istri Kristen untuk menolong suami kita, dan bagian dari itu adalah berdoa untuk mereka setiap hari. Saya tahu bagi saya sendiri, sulit sekali berdoa untuk suami saya saat kami sedang marah. Saya berdoa pada Tuhan "Perbaiki dia!" Sayangnya, doa semacam itu tidak akan menguntungkan Anda, suami Anda, atau pernikahan Anda. "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16) Kita HARUS berdoa bagi suami kita. Doa merupakan sebuah kekuatan yang dapat mengubah hidup mereka, anak-anak kita, dan pernikahan kita. Seharusnya kita berdoa setiap hari sepanjang hari... terutama ketika kita bertengkar atau terganggu oleh mereka. Itu adalah waktu terbaik untuk mendoakan mereka .... Jika doa itu UNTUK mereka dan bukan TENTANG mereka! Apa yang membuat kita harus berdoa UNTUK mereka tetapi bukan TENTANG mereka? Maksud saya, kita sering merasa sedih karena suami kita, kita meminta Tuhan untuk memperbaiki masalah-masalah yang ada daripada meminta Tuhan untuk memberkati mereka. Kembali ke topik .... - Tidak mengampuni - Kepahitan - Keegoisan - Harga diri - Penyangkalan - Pengharapan yang tidak realistis Kita semua sedang terjatuh. Suami kita tidak sempurna dan tidak akan pernah menjadi sempurna. Mereka akan selalu mengecewakan kita beberapa kali. Semua itu normal. Cara untuk melihat fokus Tuhan pada Anda dan di manakah Anda dalam hubungan pribadi dengan-Nya adalah cara untuk melakukan cek pribadi. Apa maksud saya? Biar saya menjelaskan ... Kita semua memiliki beberapa pengharapan yang tidak realistis dalam pernikahan kita. Dunia ini membuat para istri sulit memiliki pandangan yang realistis terhadap seperti apakah seharusnya seorang suami. Pandangan dunia: - Suami harus membeli coklat dan bunga. - Suami harus memenuhi semua kebutuhan saya. - Suami harus romantis dan memanjakan saya. - Suami harus mencintai saya tidak peduli seberapa gemuknya saya nanti. - Suami harus mengingat semuanya. - Suami harus membaca pikiran saya. Pandangan firman Tuhan: - Istri adalah penolong suaminya dan artinya benar-benar menolong dia ... Mereka tidak lupa karena mereka tidak mencintai kita, kelupaan terjadi karena mereka membutuhkan bantuan. Periode. - Istri mencintai dan mengampuni suaminya. - Istri menghormati dan menghargai suaminya. - Istri berdoa untuk suaminya. - dan yang paling penting ... istri mencari Tuhan untuk memenuhi kebutuhannya dan meletakkan harapannya dalam Dia, bukan pada kemanusiaannya dan doa memenuhi suaminya. Menjadi istri Kristen, lebih dari memercayai bahwa Yesus mati di kayu salib dan bangkit pada hari ke-3. Itu adalah gaya hidup. Itu adalah pengorbanan diri sendiri setiap harinya. itu bertumbuh. Itu mencari Tuhan setiap hari. Itu membangun hubungan dengan Bapa Anda di surga. Jadi, lain waktu Anda menemukan musuh Anda berbisik di telinga betapa lebih baiknya seorang suami, atau bagaimana Anda bahwa tidak seharusnya Anda menikahi pria ini. Berdoalah! Berdoalah untuk dia dan berdoalah untuk Tuhan agar mengubah Anda! Ya, Anda! Mari berdoa Bapa, terima kasih untuk suamiku. Terima kasih Tuhan untuk keberadaannya dan segala yang ada padanya. Saya berdoa agar Engkau memberkati setiap hal yang dilakukannya. Saya meminta supaya Engkau memberikan keinginan rahasia hati Bapa padanya. Saya berdoa supaya Engkau memberikan kehausan dan keinginan akan Engkau. Tuhan, saya meminta agar Engkau memeluknya dengan tangan-Mu yang penuh kasih dan membiarkan dia TAHU dan merasakan betapa besarnya Engkau mencintainya. Tuhan, saya berdoa agar Engkau menyembuhkan setiap bagian tubuhnya yang salah atau sakit. Saya berdoa supaya Engkau menyembuhkan hati dan pikirannya dari tiap kesakitan. Saya berdoa agar Engkau menjaganya tetap selamat di jalan hari ini dan menolongnya untuk menjadi garam dan terang di dunia yang dihadapinya hari ini. Tuhan, saya meminta supaya Engkau menolong saya untuk menjadi istri yang membawa kemuliaan-Mu. Tolong saya untuk mencintai suami saya. Bantu saya untuk menolong suami saya. Bantu saya untuk berdoa bagi suami saya. Bantu saya untuk menghargai dan menghormati suami saya dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Tuhan ubah saya. Ubah semua hal dalam diri saya yang tidak membawa kemuliaan bagi-Mu atau tidak sesuai dengan perkataan firman-Mu. Bantu saya untuk menjadi istri yang baik dan untuk anak-anak saya agar mereka melihat seperti apakah istri yang baik dan bagaimanakah seharusnya sebuah pernikahan itu melalui pernikahan kami. Ajar saya Tuhan. Bantu saya memiliki cara pandang Allah dan bukan cara pandang duniawi tentang sebuah hubungan pernikahan yang seharusnya. Bantu saya melihat suami saya seperti cara Engkau melihatnya. Bantu saya mengampuninya untuk setiap kesalahannya dan datang pada-Mu dengan kekecewaan saya. Saya mencintai Engkau, Bapa! Terima kasih telah mencintaiku! Dalam kuasa nama Yesus! PR Anda: Ingatlah: Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yohanes 13:34) Pelajarilah ayat-ayat berikut ini: - Matius 6:15, 11:25 - Lukas 6:8 - Yohanes 13:34 - Roma 12:10-14 - Efesus 4:2 - Kolose 3:13 - Yakobus 5:16 - 1 Petrus 4:8 (t/Yohanna) Diterjemahkan dari: Nama situs: Alamat URL: http://momsoffaith.com/blog/2008/12/03/praying-for-your-husband-is-vital-to-your-marriage/ ______________________________________________________________________ - DUNIA WANITA 3 SUAMI SEBAGAI KEPALA, ISTRI SEBAGAI PENOLONG? Kekacauan peranan dan tanggung jawab antara suami dan istri sangat berpotensi menyebabkan konflik serius dan menjadi sumber berbagai persoalan dalam kehidupan keluarga. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa suami adalah kepala bagi istri (Efesus 5:22-31) dan istri adalah penolong bagi suami (Kejadian 2:18). Namun tidak sedikit pasangan suami istri yang mengalami kebingungan bagaimana seharusnya menerapkan peranan tersebut dengan benar. Sebelum kita berbicara tentang peranan, yang terpenting adalah mengetahui lebih dahulu visi Allah mengenai pernikahan, karena semua peranan yang dipraktikkan itu tujuannya untuk menggenapi visi Allah. Allah berinisiatif menciptakan keluarga dengan visi untuk memenuhi bumi dengan keturunan yang mencerminkan citra atau gambar-Nya, suatu generasi ilahi yang diberi mandat untuk menaklukkan bumi bagi kemuliaan-Nya (Kejadian 1:27-28). Jadi dilihat dari konteks ini sebenarnya pernikahan adalah "peperangan rohani". Oleh sebab itu Allah menempatkan suami sebagai kepala/pemimpin dalam keluarga, yaitu berfungsi sebagai raja, nabi, dan imam. Sebagai raja, maksudnya menjadi pemimpin yang mengasihi istri dan anak-anaknya, dan mengambil keputusan-keputusan ilahi bagi keluarganya. Sebagai nabi, yaitu bertanggung jawab menyampaikan visi Tuhan dan mendidik istri serta anak-anaknya di dalam jalan Tuhan. Sebagai imam, bertugas melindungi istri dan anak-anaknya dengan doa syafaat, menjadi pembimbing rohani serta memimpin ibadah keluarga. Sedangkan istri sebagai penolong yang sepadan artinya sebagai sahabat, partner yang mendukung dan melengkapi suami untuk menggenapi visi Allah tersebut. Kata "sepadan" menunjukkan fungsi dan tanggung jawab suami istri yang sama besarnya, walaupun secara otoritas suami memegang peranan sebagai kepala dan istri sebagai penolong (suami dan istri punya tanggung jawab yang sama dalam menggenapi visi Allah). Istri yang hanya diperintah oleh suaminya dan sama sekali tidak tahu "dunia" visi yang Tuhan percayakan pada suami, bukanlah definisi istri yang sepadan. Dalam praktiknya sehari-hari, kepemimpinan suami bisa diwujudkan melalui sikap memedulikan dan mengasihi istri dan anak. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan mereka. Mengajarkan firman Tuhan, berdoa bersama, dan berdiskusi untuk membuat keputusan-keputusan yang sesuai dengan kehendak Allah. Yang terutama suami harus bisa membangun atmosfir ilahi di dalam keluarga. Menetapkan visi, arah tujuan keluarga, menetapkan kebijakan dan nilai-nilai dalam keluarga. Suami juga bertanggung jawab menyediakan kebutuhan keuangan keluarga, serta mengatur kebijakan penggunaannya. Misalnya, belanja di atas jumlah tertentu harus ada persetujuan bersama. Sedangkan istri membantu mengingatkan suami supaya tetap dalam prinsip Tuhan! Mendukung pekerjaan/pelayanan suami, antara lain dengan berdoa syafaat bagi suami. Membantu mengerjakan urusan rumah tangga serta istri dan suami harus terlibat bersama-sama dalam mendidik anak. Sebelum kami menikah, Tuhan pernah menyatakan kebenaran firman-Nya kepada saya, "Satu mengejar 1.000, tetapi dua orang akan membuat lari 10.000" (baca Ulangan 32:30). Saya mendapat pengertian (rhema) dari ayat ini bahwa bila dulu sebelum menikah kami masing-masing (sendiri-sendiri) melayani Tuhan namun setelah kami menikah, Tuhan ingin melipatgandakan kuasa-Nya atas kehidupan dan pelayanan kami berdua. Kenyataannya, kami memang mengalami hal itu, baik dalam pertumbuhan rohani kami berdua, maupun dalam pelayanan kami masing-masing. Dalam menjalankan peran suami istri yang benar tentunya kami pun tidak luput dari kesulitan-kesulitan yang harus kami hadapi. Sebelumnya saya ingin menceritakan latar belakang keluarga kami berdua. Saya memunyai figur papa yang bisa dikategorikan dengan istilah "bapak gampang" (tipe seorang bapak yang menggampangkan segala sesuatu, jarang berinisiatif untuk mengambil keputusan, bahkan sering kali berkata "terserah" kepada istri dan anak-anaknya). Sebaliknya mama saya memiliki tipe yang dominan. Sedangkan istri saya memiliki figur seorang papa yang otoriter sehingga mengakibatkan keluarganya berantakan. Latar belakang ini tentunya berpengaruh terhadap hubungan kami berdua, khususnya ketika kami menjalankan peran kami masing-masing. Saya mengakui seringkali salah prioritas dan kurang memerhatikan istri dan anak sehingga membuat istri terluka dan anak susah diatur atau bahkan sakit. Memang jika suami "bocor" yang menjadi korban adalah istri dan anak. Meskipun istri saya telah berusaha untuk mengingatkan saya, namun ketika kesalahan ini terulang-ulang lagi akhirnya akan menyebabkan konflik. Tetapi bersama Tuhan kami melihat bahwa konflik yang terjadi justru membuat kami semakin bertumbuh dewasa dalam hal karakter. Kuasa dan kasih Tuhan juga semakin nyata melindungi dan mengikat hati kami. Kami teringat kembali bahwa kami menikah karena Tuhan yang berfirman bagi kami dan kami juga telah berkomitmen di hadapan Tuhan dan jemaat. Kami bertekad, konflik sebesar apa pun harus kami hadapi dan selesaikan dalam kasih Tuhan. Paling tidak suami harus mengambil inisiatif untuk menyelesaikan konflik dengan penuh kerendahan hati. Ketika kami saling merendahkan hati, selalu anugerah Allah mengalir buat keluarga kami. Kita harus memenangkan peperangan secara roh di dalam keluarga kita. Jika kekacauan peranan ini tidak ditangani dengan benar, dampak secara langsung akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Perasaan terluka, kekecewaan, dan pemberontakan akan muncul di tengah keluarga. Akibat jangka panjangnya bisa terjadi "Pola Babel" (Kejadian 3:16), yaitu kekacauan peranan istri yang terluka akhirnya mengambil alih peranan kepemimpinan. Hal ini membuka celah untuk Iblis menghancurkan seluruh keluarga, khususnya anak-anak kita. Kenyataan inilah yang sering terjadi di depan mata kita, anak-anak dan remaja yang berontak kepada orang tuanya dan terikat dengan berbagai kenajisan. Allah rindu untuk memakai setiap keluarga menggenapi rencana-Nya. Berbagai konflik yang terjadi dipakai Allah untuk mendewasakan kita agar keluarga kita siap dipakai-Nya! Diambil dari: Judul artikel: Suami sebagai Kepala, Istri sebagai Penolong? Judul majalah: Abbavoice, Volume 3, Edisi Pembentukan dan Pengabdian Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Abbalove Ministries Halaman: 17 -- 20 ______________________________________________________________________ POTRET WANITA RAHEL DAN LEA Rahel dan Lea adalah istri-istri Yakub. Setelah lari dari dosa-dosanya (Kejadian 27), Yakub tiba di kediaman Laban, saudara laki-laki dari ibunya. Rahel dan Lea adalah putri-putri Laban. Rahel lebih cantik daripada Lea. Yakub jatuh cinta kepada Rahel dan bersedia bekerja pada Laban selama 7 tahun agar bisa menikahi Rahel (Kejadian 29:15-18). Ini adalah awal munculnya masalah-masalah Rahel: Laban, ayahnya, bukanlah orang yang dapat dipercaya. Setelah 7 tahun, dia menipu Yakub dengan menikahkannya dengan Lea, alih-alih Rahel seperti yang dijanjikannya (Kejadian 29: 21-28). Penipuan ayah Rahel sangat menyakitkan baginya karena Ayub dan Rahel saling jatuh cinta. Peristiwa tersebut memicu luka dan kepahitan dalam hatinya, yang sebenarnya tidak pernah bisa dilupakannya. Kepahitan seumpama racun kepada jiwa -- ia dapat menghancurkan orang. Mahar (mas kawin) Laban dari Yakub -- yaitu Yakub bekerja selama 14 tahun kepadanya -- sangat mahal. Rahel dengan benar menganggap bahwa dia telah dieksploitasi dan dijual. Dia tidak pernah memaafkan ayahnya karena perlakuannya (Kejadian 31:4-18). Hal yang sama juga dirasakan Lea. Karena tindakan ayahnya menipu Yakub dan menikahkannya dengan Lea, Rahel terpaksa membagi suaminya dengan saudarinya. Dosa ayahnya memengaruhi kehidupannya. Di rumahnya selalu terjadi masalah. Kedua saudara tersebut selalu berusaha menarik perhatian Yakub. Kelahiran anak digunakan sebagai senjata utama (Kejadian 30). Rahel memiliki masalah dalam melahirkan anak, dan Lea memakainya sebagai keuntungannya. Mungkin kepahitan dalam hati Rahel berpengaruh pada masalahnya memperoleh keturunan. Akan tetapi, pada akhirnya Allah memberinya anak (Kejadian 30:22). Wanita (dan laki-laki) perlu memastikan bahwa mereka tidak mengizinkan kutukan yang telah dilakukan oleh generasi lama untuk menimbulkan malapetaka dalam kehidupan mereka. Terkadang, masalah dalam rumah Anda disebabkan oleh kutukan-kutukan yang dibuat, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh tindakan orang lain. Kasus seperti inilah yang menimpa Rahel dan Lea. Pelajaran yang kita dapatkan dari kisah ini adalah kita tidak boleh menanam "sikap tidak mengampuni" dalam hati kita. Sikap tersebut hanya akan merusak kita. Perkataan Rahel dan Lea yang terdapat dalam Kejadian 31:14-16 dan tindakan Rahel dalam Kejadian 31:19,35 menunjukkan rasa jijiknya terhadap ayahnya sampai akhir. Sikap ini mungkin menjadi sebab tragedi yang menimpanya dalam Kejadian 35:16-19. Rahel memunyai setiap alasan untuk merasa terganggu oleh ayahnya. Ayahnya bersalah kepadanya. Rahel dan Yakub bisa menjadi pasangan yang bahagia karena mereka saling jatuh cinta. Akan tetapi, tindakan ayahnya menghancurkannya. Segala sesuatu tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya. Kehidupan Rahel muncul sebagai teladan dan peringatan bagaimana kutukan generasi dapat memengaruhi kita. Allah dapat mengubah situasi semacam ini di sekitar kita jika kita melayani dan mengasihi-Nya dengan segenap hati (Roma 8:28). Jika Anda mengasihi Allah, Anda akan memaafkan orang-orang yang telah menyakiti Anda dan menolak menanam kepahitan terhadap mereka dalam hati Anda. Kepahitan dapat merusak Anda (Ibrani 12:15). Anda memaafkan dengan kehendak Anda sendiri. Dengan karunia Allah dan kemauan Anda, Anda dapat memaafkan. Setelah meluruskan hati kita kepada Tuhan, Anda dapat berdoa dan memutuskan kutukan yang lepas dalam kehidupan Anda. Berdoa dengan orang-orang percaya lainnya mungkin dapat membantu Anda. Mintalah Allah untuk menyembuhkan Anda dan memperbaiki semua hal yang disebabkan oleh Iblis. Ingatlah, acapkali kutukan yang dilepaskan dalam kehidupan kita bukan karena kesalahan kita. Walauupun demikian, kita memunyai otoritas untuk memutuskannya saat kita meluruskan hati kita kepada Tuhan dengan benar. Biarlah kehidupan Rahel menjadi contoh dalam kehidupan Anda, janganlah menirunya. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Nama Situs: Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=167&type=bible ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Doakan agar setiap wanita Kristen dapat menjadi penolong yang baik dan berkat bagi suaminya. 2. Doakan juga agar Tuhan memberi kekuatan kepada setiap wanita Kristen tetap untuk menjaga rumah tangga mereka agar tetap utuh. ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi: < wanita(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita Facebook e-Wanita: http://fb.sabda.org/wanita Twitter e-Wanita: http://twitter.com/sabdawanita ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Staf Redaksi: Truly Almendo Pasaribu Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-Wanita / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |