Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/41

e-Wanita edisi 41 (9-8-2010)

Wanita yang Bekerja

____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen________________
                     TOPIK: Wanita yang Bekerja
                        Edisi 41/Agustus 2010
______________________________________________________________________
                              MENU SAJI

- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Wanita yang Sibuk
- DUNIA WANITA: Istri yang Bekerja di Luar Rumah
- POTRET WANITA: Kesaksian Seorang Wanita Kristen dalam Pekerjaannya
- POKOK DOA: Bijaksana dan Mengandalkan Tuhan
- STOP PRESS: Publikasi e-Humor
______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Apakah Sahabat Wanita termasuk pekerja keras? Atau Anda termasuk
  dalam golongan wanita yang aktif dalam kegiatan di luar rumah?
  Tentunya ada banyak alasan mengapa wanita melakukan kegiatan di luar
  rumah. Tidak ada salahnya mengembangkan talenta atau membantu
  kehidupan keluarga. Namun sebagai wanita Kristen, kita juga harus
  bisa menjaga keseimbangan antara kehidupan rohani dengan kegiatan
  yang menjadi rutinitas kita.

  Kehidupan rohani harus tetap bertumbuh di tengah-tengah kesibukan
  kita sebagai wanita, yang memang memiliki banyak peran dalam
  kehidupan keluarga dan masyarakat. Untuk itu Sahabat Wanita ada
  beberapa hal yang dapat dipelajari agar kita dapat menjadi ibu yang
  baik bagi keluarga, wanita yang berpengaruh baik dalam masyarakat,
  dan wanita yang tetap berkenan di hadapan-Nya.

  Selamat menyimak dan Tuhan memberkati!

  Redaksi Tamu e-Wanita,
  Santi Titik Lestari
  http://wanita.sabda.org
  http://fb.sabda.org/wanita
______________________________________________________________________

     IT IS BETTER THAT A CHILD SHOULD CRY THAN HIS PARENTS SHOULD
______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA

                           WANITA YANG SIBUK

    "Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka
    semua." (Amsal 31:29)

    Wanita karier pergi ke pasar.
    Wanita kreatif tinggal di rumah.
    Wanita bijak mengerjakan keduanya dan mengasuh anak.
    Wanita yang sudah berkecukupan memilih tidak melakukan apa-apa.
    Wanita yang masih bimbang belajar dari keempat wanita itu,
    dan pulang dengan hati gembira.

  Kita bisa belajar banyak hal dari wanita-wanita Kristen yang lain.
  Perhatikanlah beberapa wanita yang Anda kenal -- setiap orang unik,
  mengabdikan dirinya kepada pekerjaannya, rumahnya, keluarganya, dan
  Allahnya. Kita perlu memerhatikan satu sama lain dengan berbagai
  cara pandang karena wanita tidak lagi bisa dipandang dari satu sisi
  saja yaitu sebagai ibu, ibu yang bekerja, wanita (lajang) karier,
  orang tua (ibu) tunggal yang bekerja. Benar, kita memiliki
  sebutan-sebutan ini dan masih banyak lagi sebutan lainnya. Tuhan
  memakai kita di dalam semua kemampuan ini.

  Bahwa wanita memilih bekerja di luar rumah dan membangun keluarga
  Kristen, ataupun tidak memikirkan lagi bekerja di luar dan memilih
  tinggal di rumah untuk membesarkan anak-anak yang baik, itu semua
  memberi pengalaman belajar dan saling menguatkan satu dengan yang
  lainnya.

  Marilah kita saling menghargai keadaan, pilihan, dan talenta orang
  lain; marilah kita saling menguatkan dalam Kristus Yesus. Tidak
  peduli usaha apa saja yang ingin kita lakukan, biarlah kita lakukan
  itu untuk kemuliaan-Nya dan menggenapi tujuan-Nya. Kita akan
  memahami dan menghargai orang lain dengan lebih baik lagi dan
  menjadi lebih kaya karenanya. (t/Setya)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Close to Home: A Daily Devotional for Women by Women
  Judul artikel: A Busy Woman
  Penulis: Linda McCabe
  Penerbit: Review and Herald Publishing Association
  Halaman: 218
______________________________________________________________________
DUNIA WANITA 1

                  ISTRI YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH

  Sudah menjadi realita pada masa kini semakin banyak istri yang
  bekerja di luar rumah. Mereka bekerja sebagai karyawan di berbagai
  kantor, instansi, pabrik, rumah sakit, maupun sebagai tenaga
  pengajar di berbagai bidang pendidikan, atau sibuk dalam berbagai
  usaha kemasyarakatan, seperti usaha-usaha di bidang sosial, media
  massa, dan sebagainya. Banyak alasan yang mendorong mereka untuk
  bekerja di luar rumah. Para wanita yang masih bujang bekerja untuk
  mencukupi biaya kehidupannya, para janda bekerja untuk dapat
  membiayai anak-anaknya, para istri bekerja untuk memperoleh
  tambahan penghasilan untuk keluarganya, dan atau untuk memenuhi
  kebutuhannya berkreasi.

  Berbagai konflik dan tekanan batin dihadapi para wanita atau setiap
  wanita, baik istri yang bekerja di luar rumah maupun yang tidak
  bekerja di luar rumah. Semua itu perlu ditanggulangi dengan
  cara-cara yang positif. Bagaimanakah ajaran Alkitab mengenai
  permasalahan istri yang bekerja di luar rumah? Alkitab selalu
  menekankan pada betapa pentingnya pengaruh seorang ibu dalam
  keluarga, pada pendidikan anak-anak yang masih kecil. Titus 2:3-5
  mengajar: "perempuan-perempuan yang tua hendaklah mereka hidup
  sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi
  hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan
  demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan
  anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah
  tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah
  jangan dihujat orang".

  Ketika anak-anak masih kecil, masih dalam periode pembentukan
  karakter, adalah bijaksana bagi seorang ibu untuk tidak bekerja di
  luar rumah, kecuali dalam situasi yang benar-benar perlu, yang
  benar-benar terpaksa. Pembentukan karakter dan pendidikan anak-anak
  adalah tanggung jawab yang diberikan Allah kepada orang tua. Hanya
  dalam keadaan yang benar-benar terpaksa, sebagian tanggung jawab
  tersebut dapat diserahkan kepada orang lain. Apabila suami dan istri
  bersepakat bersama (didorong oleh keadaan yang benar-benar terpaksa)
  supaya sang istri bekerja di luar rumah, maka haruslah dicarikan
  jalan keluar yang terbaik untuk menanggulangi pendidikan anak-anak
  yang masih kecil. Orang tua tidak boleh sekadar mendapatkan
  "penjaga" anak-anak, tetapi seorang yang benar-benar dapat
  dipercaya, yang memiliki prinsip-prinsip atau standar yang sama
  dengan orang tua anak, sehingga ia dapat diandalkan untuk mendidik
  anak-anak yang masih kecil. Alkitab selalu menekankan bahwa tugas
  utama seorang ibu ketika anak-anak masih kecil adalah mendidik
  anak-anaknya.

  Berikut ini adalah beberapa alasan yang tidak benar bagi seorang
  wanita yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah.

  1. Tidak mau berada di rumah seharian penuh.
     Seperti pernyataan seorang ibu yang masih muda: "Aku tidak tahan
     di rumah terus sehari-harian, pekerjaan rumah tangga begitu
     membosankan, dan kenakalan anak-anak membuat aku sakit kepala.
     Aku bekerja di kantor supaya dapat keluar dari rumah!", 2. Ingin mendapatkan lebih banyak uang untuk membeli barang-barang
     mewah.
     Seperti kata seorang ibu sebagai berikut: "Suami saya sudah
     mencapai tingkat maksimal yang dapat dicapainya di perusahaan
     tempat ia bekerja, dan ia sudah terlalu tua untuk pindah kerja
     yang memberikan pendapatan yang lebih besar. Karena itu, aku
     bekerja untuk dapat membeli barang-barang yang tidak terbeli
     dengan penghasilan suami saya.", 3. Untuk mendapatkan status.
     Dalam pandangan banyak wanita, status atau kedudukan dalam
     masyarakat erat sekali dengan rumah yang mewah dan barang yang
     mewah.

  Berikut ini adalah beberapa keuntungan atau manfaat apabila istri
  bekerja di luar rumah.

  1. Keuntungan finansial.
     Memang tidak dapat disangkal bahwa penambahan penghasilan karena
     istri bekerja di luar rumah banyak membantu meringankan ongkos
     kehidupan keluarga, terlebih-lebih dalam waktu-waktu ketika ada
     kebutuhan yang mendesak. Penghasilan yang membantu terpenuhinya
     kebutuhan-kebutuhan yang mutlak adalah sangat baik, namun yang
     harus selalu diingat bahwa uang sebagai tujuan atau sebagai cara
     untuk memperoleh lebih banyak harta benda adalah motivasi yang
     tidak benar. Keadaan Ny. S merupakan contoh bagaimana perlunya
     seorang istri terpaksa bekerja di luar, untuk keperluan
     keluarganya. Ny. S berumur sekitar 40 tahun, dengan dua anak yang
     masih duduk di SD dan SMP. Sekitar 3 tahun lalu suaminya
     mengalami cedera dalam suatu kecelakaan industri tempat ia
     bekerja. Walaupun suaminya menerima sejumlah uang kompensasi,
     istrinya terpaksa harus bekerja agar sekolah anak-anak tidak
     terputus. Oleh musibah ini, keluarga tersebut benar-benar
     bersatu-padu, berunding bersama, dan bersepakat agar Ny. S
     bekerja untuk menambah penghasilan, sedang suami dan anak-anak
     akan berusaha sedapat mungkin meringankan tugas-tugasnya dalam
     rumah.

  2. Penggunaan talenta atau bakat.
     Banyak wanita yang cocok untuk suatu pekerjaan tertentu, sehingga
     bakat-bakat mereka dapat dimanfaatkan sepenuhnya dalam pekerjaan
     mereka. Para wanita yang senang berhubungan dengan orang dapat
     menjadi guru-guru yang baik, perawat yang penuh dedikasi,
     penginjil yang efektif, dan sebagainya. Wanita yang senang
     pekerjaan yang menyangkut hal-hal detail, cocok untuk pekerjaan
     sekretaris, akuntan, penjahit, penulis, dan sebagainya. Sebelum
     bekerja seorang wanita harus mengetahui apa kemampuannya,
     kesukaannya, bakatnya, dan kemungkinan-kemungkinan yang ada
     baginya dalam masyarakat, bidang-bidang apa yang masih ada
     lowongan.

  3. Memperoleh hubungan atau kontak dengan orang-orang lain, dengan
     masyarakat luas.
     Bekerja di luar rumah memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk
     berhubungan dengan orang-orang lain, yang merangsang secara
     sosial dan intelektual. Bekerja di luar rumah memberikan rasa
     ikut terlibat dalam masyarakat, bahkan dapat membuka kesempatan
     untuk hubungan-hubungan yang memberikan kemungkinan untuk
     penginjilan dan pemberian bantuan pertumbuhan rohani. Walaupun
     tentu hubungan yang bermanfaat ini dapat juga terbentuk dalam
     hubungan antara sesama warga dalam satu RT atau satu lingkungan
     tempat tinggal, atau dengan sesama anggota gereja.

  4. Penggunaan waktu secara maksimum.
     Wanita yang bekerja di luar rumah dipaksakan untuk mengatur atau
     menggunakan waktu mereka seefisien mungkin, sehingga memberi
     manfaat sebanyak mungkin baik untuk diri mereka, maupun untuk
     keluarga mereka. Seorang istri yang masih muda berkata:
     "seandainya aku tidak bekerja, aku akan bangun siang, dan dapat
     tidak berbuat apa-apa sehari-harian, tetapi karena saya bekerja,
     saya terpaksa bangun pagi-pagi dan mengatur waktu seefisien
     mungkin."

  Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dihadapi para istri yang
  bekerja di luar rumah.

  1. Melelahkan.
     Kebanyakan istri merasa diri mereka terjepit antara pekerjaan
     mereka dan rumah tangga mereka. Para istri Kristen ingin sekali
     bertugas sebaik mungkin dalam kedua bidang ini, tetapi terlalu
     sering kombinasi kedua bidang ini sangat melelahkan mereka. Tidak
     jarang pula mereka menderita rasa lelah yang kronis, yang perlu
     ditanggulangi secara serius, antara lain dengan memobilisasi
     setiap anggota keluarga mengerjakan tugas-tugas rumah untuk
     meringankan tugas ibu, mengurangi jam kerja di luar rumah,
     mengurangi kegiatan lain di luar rumah, atau sama sekali berhenti
     bekerja.

  2. Membosankan.
     Tidak banyak pekerjaan yang benar-benar memberikan kepuasan atau
     stimulasi. Kebanyakan adalah pekerjaan rutin yang membosankan.
     Ada pula pekerjaan yang hanya sedikit atau sama sekali tidak
     memberi kesempatan untuk berkreasi. Bagi para istri Kristen,
     kebosanan ini sering bersumber pada ketidakpastiannya bahwa
     pekerjaan yang mereka lakukan adalah sesuai kehendak Allah atas
     diri mereka. Apabila seorang Kristen yakin bahwa Allah
     menghendaki ia bekerja pada suatu bidang tertentu, dan bahwa
     Allah juga yang memberikan pekerjaan tersebut kepadanya, maka ia
     akan bekerja dengan suatu tujuan yang bermakna, yang bermanfaat
     menghilangkan kebosanannya, dalam pekerjaan yang sangat rutin
     sekalipun.

  3. Dikejar waktu.
     Para wanita Kristen ingin agar hubungan dalam keluarga selalu
     terpelihara dengan baik. Mereka juga ingin tetap dapat ikut serta
     dalam kegiatan-kegiatan rohani, walaupun bekerja penuh waktu di
     luar rumah. Dengan kegiatan yang beraneka ragam ini, maka seorang
     istri benar-benar dikejar-kejar oleh waktu, atau selalu
     kekurangan waktu. Dalam keadaan demikian, ia mudah sekali
     melalaikan kegiatannya yang membina keutuhannya sebagai seorang
     wanita Kristen, yaitu keutuhannya secara rohani, mental, dan
     jasmani. Seorang istri Kristen harus benar-benar menjaga agar
     setiap hari waktu perjumpaannya dengan Yesus Kristus melalui doa
     dan pendalaman Alkitab tidak terganggu. Sebab pertemuan
     mahapenting ini akan membuatnya mampu dalam iman menghadapi
     berbagai tantangan dan ujian. Lagi pula pertemuan atau hubungan
     maha penting ini, menyemarakkan hubungan-hubungan lain pada
     segenap hari.

  4. Dipengaruhi pandangan yang materialistis.
     Pandangan yang umum di dunia ini adalah pandangan yang
     materialistis. Sebagai orang Kristen kita harus waspada terhadap
     pandangan ini, yang berupa perangkap yang halus tetapi
     menjerumuskan.

  5. Efek negatif terhadap keluarga.
     Ketidakhadiran seorang ibu di rumah, dapat berakibat buruk pada
     kehidupan keluarga. Seorang suami dapat tidak menyenangi
     kesibukan istrinya sepanjang hari dan memprihatinkan masalah
     kesejahteraan anak-anak. Anak-anak dapat merasa tidak
     dipedulikan atau tidak dikendalikan orang tua, dan dapat merasa
     dibebani berlebihan apabila mereka harus memikul tanggung jawab
     melebihi kemampuan emosional mereka. Terdapat kemungkinan pula
     apabila seorang wanita Kristen tidak dapat berperan dengan baik
     sebagai ibu rumah tangga dan sebagai karyawan di tempat bekerja,
     maka ia akan cenderung lebih mementingkan keberhasilannya dalam
     bekerja. Hal tersebut bisa mengakibatkan seorang ibu lalai
     terhadap tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya.

  Kerugian Spiritual

  Sebagai wanita Kristen, kita benar-benar harus waspada terhadap
  kerugian rohani atau kerugian spiritual. Kita harus benar-benar
  menjaga kesehatan rohani kita, di tengah-tengah kesibukan dan
  berbagai tekanan dalam masyarakat. Dosa atau cobaan yang memasuki
  kehidupan kita harus segera ditanggulangi secara tuntas. Pada
  waktu-waktu tertentu, adakanlah evaluasi atas keseluruhan kehidupan
  Anda, apakah kehidupan Anda sudah sesuai dengan rencana Allah atas
  diri Anda. Adalah sungguh tidak mudah untuk tidak terseret dalam
  arus cara berpikir dunia. Seperti pengakuan seorang sekretaris
  wanita sebagai berikut: "Sungguh tidak mudah untuk memusatkan
  pandanganku kepada Kristus, kala aku digoda dengan cara-cara
  berpikir dunia dan sistem nilai-nilai dunia. Sungguh hal itu
  merupakan suatu ujian iman yang kadang-kadang gagal aku hadapi."
  Bekerja seharian dengan orang-orang yang belum percaya sering kali
  membuat kita ditekan untuk menaklukkan diri pada nilai-nilai dan
  pandangan mereka. Untuk dapat menolak kecenderungan berkompromi ini,
  benar-benar diperlukan keterikatan penuh kepada Yesus Kristus.

  Para wanita Kristen yang bekerja di dalam maupun di luar rumah perlu
  ingat untuk wajib melakukan tugas-tugasnya tanpa bersungut-sungut,
  tanpa menggerutu, walaupun ada alasan-alasan tertentu untuk berbuat
  demikian, walaupun tidak diperlakukan secara adil atau karena
  sebab-sebab lain yang memang beralasan. Alkitab mengajar: "lakukanlah
  segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan
  berbantah-bantahan." (Filipi 2:14)

  Banyak pula istri Kristen yang karena tidak mampu melakukan
  tugas-tugasnya dengan baik dalam berbagai bidang, hidup dalam
  suasana tertekan, dibebani perasaan bersalah, menyesali mengapa
  mereka tidak dapat berprestasi lebih baik, dan tidak dapat berbuat
  lebih banyak. Dalam keadaan demikian, kita perlu sekali menyadari
  keterbatasan-keterbatasan diri kita, menerima
  keterbatasan-keterbatasan tersebut dan hidup di dalamnya. Apabila
  Allah benar-benar telah mengarahkan Anda untuk bekerja di luar
  rumah, dan Anda bersama suami sudah sepakat dan yakin akan hal
  tersebut, maka teruslah bekerja tanpa merasa bersalah, tanpa
  menyesali hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan. Bawalah segala
  persoalan Anda kepada Allah melalui doa kepada-Nya, karena Allah
  yang mengatur kehidupan Anda untuk kebaikan tertinggi Anda. Mazmur
  37:5-7 mengajar: "serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah
  kepadaNya, dan Ia akan bertindak. Ia akan memunculkan kebenaranmu
  seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan
  Tuhan dan nantikanlah Dia.", 2 Korintus 9:8 mengajar: "Allah sanggup
  melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa
  berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam
  pelbagai kebajikan".

  Apakah seorang wanita itu menikah atau tidak menikah, masih bersuami
  atau sudah janda, setiap tugas pekerjaannya haruslah diterimanya
  sebagai suatu kesempatan dari Allah untuk melayani-Nya dan melayani
  sesamanya manusia. Serahkanlah posisi dan pekerjaan Anda kepada
  Allah, melalui doa-doa yang tekun setiap hari. Tempatkanlah
  pekerjaan dan posisi Anda dalam perspektif rencana kehendak Allah
  atas kehidupan Anda. Jadikanlah Kristus sumber kekuatan dan
  kebahagiaan Anda, sehingga dengan demikian Anda akan semakin
  bertumbuh secara rohani demi untuk kemuliaan Kristus Yesus, dan
  kesejahteraan keluarga Anda.

  Diambil dan disunting dari:
  Judul majalah: Hikmat Kekal, Edisi Mei/Juni, No. 30
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Yayasan MST, Jakarta
  Halaman: 35 -- 38
______________________________________________________________________
POTRET WANITA

         KESAKSIAN SEORANG WANITA KRISTEN DALAM PEKERJAANNYA

  Kisah Para Rasul 16:13-18

  Lidia adalah seorang pedagang yang terkenal sukses. Ia dihormati dan
  disayangi teman-teman maupun rekan-rekan dagangnya di Makedonia,
  setelah ia pindah dari Tiatira. Meskipun sukses dan terkenal, Lidia
  mengetahui bahwa ada sesuatu yang kurang dalam kehidupannya, yaitu
  keselamatan jiwanya melalui Tuhan Yesus Kristus.

  Semula Lidia adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi, sekitar
  tahun 30 M, ia menjadi anggota dari sekelompok kecil wanita Yahudi
  yang berkumpul untuk beribadah kepada Tuhan Allah. Di situlah ia
  mengenal serta percaya kepada Allah yang benar.

  Rumah Lidia besar dan indah, tetapi karena mungkin keluarganya yang
  masih belum percaya melarang atau karena mungkin ia sendiri masih
  merasa segan untuk bergaul di mata umum dengan mereka yang beribadah
  kepada Allah yang benar, maka kelompok kecil tadi bertemu di tepi
  sungai untuk belajar firman Tuhan dan berdoa kepada-Nya.

  Pada waktu Rasul Paulus berkesempatan untuk melayani kelompok ini,
  termasuk Lidia dengan ajaran firman Tuhan, mereka sungguh-sungguh
  percaya bahwa Tuhan Yesuslah Mesias yang telah datang. Jika tadinya
  Lidia agak malu untuk mengadakan pertemuan atau kebaktian di
  rumahnya, sekarang sifatnya yang mementingkan diri sendiri sudah
  berakhir. Segera setelah Paulus membaptiskan mereka di sungai kecil
  tersebut, Lidia memaksa supaya Paulus dan kawan-kawannya datang ke
  rumahnya. Wanita yang menarik, cakap, berani, dan berhasil dalam
  usahanya pada masa kaum wanita belum dapat melakukannya ini dipenuhi
  dengan keberanian baru yang melukiskan iman setiap orang percaya
  dalam gereja yang mula-mula. Rumahnya menjadi tempat pertemuan
  kelompok yang makin bertambah banyak ini. Paulus mengajar dan berdoa
  bersama-sama mereka.

  Lidia tetap melanjutkan kegiatan dagangnya, tetapi pusat dari
  kehidupannya adalah Roh Kudus yang diam di dalam dirinya. Perlu kita
  hayati bahwa berpaling kepada Tuhan Yesus bukan tanda bagi seorang
  untuk meninggalkan pekerjaannya yang semula, dan mencari pekerjaan
  lain, kecuali bila hal itu melawan etika kristiani. Kita harus
  melayani Tuhan di mana pun kita berada sampai Dia memanggil kita ke
  tempat lain.

  Lidia, sebagaimana banyak wanita Kristen yang terlibat dalam
  perdagangan, menghargai iman dan menghidupinya di tengah-tengah
  rekan-rekannya di dunia dagang.

  Pernahkah Anda mendengar bahwa dagang itu licik? Mungkin itu benar,
  tetapi tidak mungkin semua pedagang demikian. Sebab ada juga
  pedagang-pedagang Kristen yang hati nurani kekristenan mereka
  tidak mengizinkan untuk melakukan penipuan dan ketidakjujuran di
  dalam pekerjaan mereka.

  Lidia pasti menjumpai berbagai pencobaan yang sulit diatasi, tetapi
  ia tetap memberikan keluasan dan kebebasan akan kuasa Roh Kudus yang
  tinggal di dalam dirinya untuk menguasai dirinya dan memberikannya
  kemenangan atas segala godaan yang dihadapinya. Tanpa ragu-ragu,
  Lidia selalu bersaksi sebagai pengikut Tuhan Yesus, baik di toko
  maupun di tempat lain, di mana pun ia berada. Ia sungguh menghayati
  firman Tuhan di dalam Matius 5:16, "Demikianlah hendaknya terangmu
  bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang
  baik dan memuliakan Bapamu yang di surga."

  Walaupun baru saja menemukan hidup baru di dalam Kristus, Lidia
  membuka rumahnya dan mencurahkan tenaganya bagi Tuhan. Ia masih
  berdagang, tetapi sekarang dengan cara yang memuliakan Allah. Ia
  melayani Tuhan di mana pun ia berada, baik di tempat kerjanya,
  maupun ketika mengadakan transaksi dagang dengan para langganannya
  dan rekan-rekannya. Ia memberikan kesempatan bagi Tuhan untuk
  menyelamatkan mereka yang perlu dijangkau melalui kesaksiannya.
  Mungkin ia tidak pernah menjadi pengkhotbah, tetapi ia menghayati
  iman Kristen yang sejati. Kepada sidang jemaat Tuhan Paulus menulis,
  "Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu
  semua, sebab kamu ada di dalam hatiku...." (Filipi 1:3,7)

  Iman dan pelayanan Lidia dan kawan-kawannya menyenangkan Tuhan,
  sebab Lidia menjadikan Tuhan Yesus Tuhannya di dalam hidupnya bahkan
  di dalam pekerjaannya.

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Wanita Kristen dalam Mengatasi Pergumulan Hidup
  Penulis: Dr. Ruth F. Selan
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1993
  Halaman: 42 -- 44
______________________________________________________________________
- POKOK DOA

  1. Berdoa bagi wanita Kristen yang bekerja, agar Tuhan memberi
     kekuatan, dan memampukan mereka dalam membagi dan mengatur waktu
     mereka dengan bijaksana.

  2. Doakan juga agar dalam melakukan pekerjaannya, para wanita
     Kristen tidak mengandalkan kekuatan dan kepandaian yang mereka
     miliki, melainkan juga melibatkan dan bergantung pada kekuatan
     dan tuntunan Tuhan.
______________________________________________________________________
- STOP PRESS

                          PUBLIKASI E-HUMOR

  Milis publikasi ini diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA setiap
  hari Selasa. Humor yang dikirim dijamin bersih dari hal-hal yang
  tidak sopan. Selain itu, ayat-ayat Alkitab juga disertakan, tentu
  saja yang berhubungan dengan humor yang disajikan. Setiap minggu
  pertama dan ketiga redaksi juga menyisipkan kuis, sedangkan setiap
  minggu kedua dan keempat redaksi menyediakan trivia yang berhubungan
  dengan humor. Jadi selain Anda bisa tertawa, Anda bisa sekaligus
  membaca dan memperkaya sudut pandang Anda tentang humor. Milis ini
  juga mempunyai situs untuk mengelola arsip dan halaman forum serta
  Facebook untuk Anda dapat mengirimkan humor. Untuk berlangganan dan
  bergabung, silakan mengirim surat elektronik (e-mail) kosong atau
  mengunjungi alamat di bawah ini.

  ==>  subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org              [berlangganan]
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/humor              [arsip Humor]
  ==>  http://humor.sabda.org                          [situs i-Humor]
  ==>  http://fb.sabda.org/humor                      [Facebook Humor]
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/
Facebook e-Wanita: http://fb.sabda.org/wanita
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Truly Almendo Pasaribu
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Wanita 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org