Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/41 |
|
e-Wanita edisi 41 (9-8-2010)
|
|
____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen________________ TOPIK: Wanita yang Bekerja Edisi 41/Agustus 2010 ______________________________________________________________________ MENU SAJI - SUARA WANITA - RENUNGAN WANITA: Wanita yang Sibuk - DUNIA WANITA: Istri yang Bekerja di Luar Rumah - POTRET WANITA: Kesaksian Seorang Wanita Kristen dalam Pekerjaannya - POKOK DOA: Bijaksana dan Mengandalkan Tuhan - STOP PRESS: Publikasi e-Humor ______________________________________________________________________ - SUARA WANITA Shalom, Apakah Sahabat Wanita termasuk pekerja keras? Atau Anda termasuk dalam golongan wanita yang aktif dalam kegiatan di luar rumah? Tentunya ada banyak alasan mengapa wanita melakukan kegiatan di luar rumah. Tidak ada salahnya mengembangkan talenta atau membantu kehidupan keluarga. Namun sebagai wanita Kristen, kita juga harus bisa menjaga keseimbangan antara kehidupan rohani dengan kegiatan yang menjadi rutinitas kita. Kehidupan rohani harus tetap bertumbuh di tengah-tengah kesibukan kita sebagai wanita, yang memang memiliki banyak peran dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Untuk itu Sahabat Wanita ada beberapa hal yang dapat dipelajari agar kita dapat menjadi ibu yang baik bagi keluarga, wanita yang berpengaruh baik dalam masyarakat, dan wanita yang tetap berkenan di hadapan-Nya. Selamat menyimak dan Tuhan memberkati! Redaksi Tamu e-Wanita, Santi Titik Lestari http://wanita.sabda.org http://fb.sabda.org/wanita ______________________________________________________________________ IT IS BETTER THAT A CHILD SHOULD CRY THAN HIS PARENTS SHOULD ______________________________________________________________________ - RENUNGAN WANITA WANITA YANG SIBUK "Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua." (Amsal 31:29) Wanita karier pergi ke pasar. Wanita kreatif tinggal di rumah. Wanita bijak mengerjakan keduanya dan mengasuh anak. Wanita yang sudah berkecukupan memilih tidak melakukan apa-apa. Wanita yang masih bimbang belajar dari keempat wanita itu, dan pulang dengan hati gembira. Kita bisa belajar banyak hal dari wanita-wanita Kristen yang lain. Perhatikanlah beberapa wanita yang Anda kenal -- setiap orang unik, mengabdikan dirinya kepada pekerjaannya, rumahnya, keluarganya, dan Allahnya. Kita perlu memerhatikan satu sama lain dengan berbagai cara pandang karena wanita tidak lagi bisa dipandang dari satu sisi saja yaitu sebagai ibu, ibu yang bekerja, wanita (lajang) karier, orang tua (ibu) tunggal yang bekerja. Benar, kita memiliki sebutan-sebutan ini dan masih banyak lagi sebutan lainnya. Tuhan memakai kita di dalam semua kemampuan ini. Bahwa wanita memilih bekerja di luar rumah dan membangun keluarga Kristen, ataupun tidak memikirkan lagi bekerja di luar dan memilih tinggal di rumah untuk membesarkan anak-anak yang baik, itu semua memberi pengalaman belajar dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Marilah kita saling menghargai keadaan, pilihan, dan talenta orang lain; marilah kita saling menguatkan dalam Kristus Yesus. Tidak peduli usaha apa saja yang ingin kita lakukan, biarlah kita lakukan itu untuk kemuliaan-Nya dan menggenapi tujuan-Nya. Kita akan memahami dan menghargai orang lain dengan lebih baik lagi dan menjadi lebih kaya karenanya. (t/Setya) Diterjemahkan dari: Judul buku: Close to Home: A Daily Devotional for Women by Women Judul artikel: A Busy Woman Penulis: Linda McCabe Penerbit: Review and Herald Publishing Association Halaman: 218 ______________________________________________________________________ DUNIA WANITA 1 ISTRI YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH Sudah menjadi realita pada masa kini semakin banyak istri yang bekerja di luar rumah. Mereka bekerja sebagai karyawan di berbagai kantor, instansi, pabrik, rumah sakit, maupun sebagai tenaga pengajar di berbagai bidang pendidikan, atau sibuk dalam berbagai usaha kemasyarakatan, seperti usaha-usaha di bidang sosial, media massa, dan sebagainya. Banyak alasan yang mendorong mereka untuk bekerja di luar rumah. Para wanita yang masih bujang bekerja untuk mencukupi biaya kehidupannya, para janda bekerja untuk dapat membiayai anak-anaknya, para istri bekerja untuk memperoleh tambahan penghasilan untuk keluarganya, dan atau untuk memenuhi kebutuhannya berkreasi. Berbagai konflik dan tekanan batin dihadapi para wanita atau setiap wanita, baik istri yang bekerja di luar rumah maupun yang tidak bekerja di luar rumah. Semua itu perlu ditanggulangi dengan cara-cara yang positif. Bagaimanakah ajaran Alkitab mengenai permasalahan istri yang bekerja di luar rumah? Alkitab selalu menekankan pada betapa pentingnya pengaruh seorang ibu dalam keluarga, pada pendidikan anak-anak yang masih kecil. Titus 2:3-5 mengajar: "perempuan-perempuan yang tua hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang". Ketika anak-anak masih kecil, masih dalam periode pembentukan karakter, adalah bijaksana bagi seorang ibu untuk tidak bekerja di luar rumah, kecuali dalam situasi yang benar-benar perlu, yang benar-benar terpaksa. Pembentukan karakter dan pendidikan anak-anak adalah tanggung jawab yang diberikan Allah kepada orang tua. Hanya dalam keadaan yang benar-benar terpaksa, sebagian tanggung jawab tersebut dapat diserahkan kepada orang lain. Apabila suami dan istri bersepakat bersama (didorong oleh keadaan yang benar-benar terpaksa) supaya sang istri bekerja di luar rumah, maka haruslah dicarikan jalan keluar yang terbaik untuk menanggulangi pendidikan anak-anak yang masih kecil. Orang tua tidak boleh sekadar mendapatkan "penjaga" anak-anak, tetapi seorang yang benar-benar dapat dipercaya, yang memiliki prinsip-prinsip atau standar yang sama dengan orang tua anak, sehingga ia dapat diandalkan untuk mendidik anak-anak yang masih kecil. Alkitab selalu menekankan bahwa tugas utama seorang ibu ketika anak-anak masih kecil adalah mendidik anak-anaknya. Berikut ini adalah beberapa alasan yang tidak benar bagi seorang wanita yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah. 1. Tidak mau berada di rumah seharian penuh. Seperti pernyataan seorang ibu yang masih muda: "Aku tidak tahan di rumah terus sehari-harian, pekerjaan rumah tangga begitu membosankan, dan kenakalan anak-anak membuat aku sakit kepala. Aku bekerja di kantor supaya dapat keluar dari rumah!", 2. Ingin mendapatkan lebih banyak uang untuk membeli barang-barang mewah. Seperti kata seorang ibu sebagai berikut: "Suami saya sudah mencapai tingkat maksimal yang dapat dicapainya di perusahaan tempat ia bekerja, dan ia sudah terlalu tua untuk pindah kerja yang memberikan pendapatan yang lebih besar. Karena itu, aku bekerja untuk dapat membeli barang-barang yang tidak terbeli dengan penghasilan suami saya.", 3. Untuk mendapatkan status. Dalam pandangan banyak wanita, status atau kedudukan dalam masyarakat erat sekali dengan rumah yang mewah dan barang yang mewah. Berikut ini adalah beberapa keuntungan atau manfaat apabila istri bekerja di luar rumah. 1. Keuntungan finansial. Memang tidak dapat disangkal bahwa penambahan penghasilan karena istri bekerja di luar rumah banyak membantu meringankan ongkos kehidupan keluarga, terlebih-lebih dalam waktu-waktu ketika ada kebutuhan yang mendesak. Penghasilan yang membantu terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang mutlak adalah sangat baik, namun yang harus selalu diingat bahwa uang sebagai tujuan atau sebagai cara untuk memperoleh lebih banyak harta benda adalah motivasi yang tidak benar. Keadaan Ny. S merupakan contoh bagaimana perlunya seorang istri terpaksa bekerja di luar, untuk keperluan keluarganya. Ny. S berumur sekitar 40 tahun, dengan dua anak yang masih duduk di SD dan SMP. Sekitar 3 tahun lalu suaminya mengalami cedera dalam suatu kecelakaan industri tempat ia bekerja. Walaupun suaminya menerima sejumlah uang kompensasi, istrinya terpaksa harus bekerja agar sekolah anak-anak tidak terputus. Oleh musibah ini, keluarga tersebut benar-benar bersatu-padu, berunding bersama, dan bersepakat agar Ny. S bekerja untuk menambah penghasilan, sedang suami dan anak-anak akan berusaha sedapat mungkin meringankan tugas-tugasnya dalam rumah. 2. Penggunaan talenta atau bakat. Banyak wanita yang cocok untuk suatu pekerjaan tertentu, sehingga bakat-bakat mereka dapat dimanfaatkan sepenuhnya dalam pekerjaan mereka. Para wanita yang senang berhubungan dengan orang dapat menjadi guru-guru yang baik, perawat yang penuh dedikasi, penginjil yang efektif, dan sebagainya. Wanita yang senang pekerjaan yang menyangkut hal-hal detail, cocok untuk pekerjaan sekretaris, akuntan, penjahit, penulis, dan sebagainya. Sebelum bekerja seorang wanita harus mengetahui apa kemampuannya, kesukaannya, bakatnya, dan kemungkinan-kemungkinan yang ada baginya dalam masyarakat, bidang-bidang apa yang masih ada lowongan. 3. Memperoleh hubungan atau kontak dengan orang-orang lain, dengan masyarakat luas. Bekerja di luar rumah memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk berhubungan dengan orang-orang lain, yang merangsang secara sosial dan intelektual. Bekerja di luar rumah memberikan rasa ikut terlibat dalam masyarakat, bahkan dapat membuka kesempatan untuk hubungan-hubungan yang memberikan kemungkinan untuk penginjilan dan pemberian bantuan pertumbuhan rohani. Walaupun tentu hubungan yang bermanfaat ini dapat juga terbentuk dalam hubungan antara sesama warga dalam satu RT atau satu lingkungan tempat tinggal, atau dengan sesama anggota gereja. 4. Penggunaan waktu secara maksimum. Wanita yang bekerja di luar rumah dipaksakan untuk mengatur atau menggunakan waktu mereka seefisien mungkin, sehingga memberi manfaat sebanyak mungkin baik untuk diri mereka, maupun untuk keluarga mereka. Seorang istri yang masih muda berkata: "seandainya aku tidak bekerja, aku akan bangun siang, dan dapat tidak berbuat apa-apa sehari-harian, tetapi karena saya bekerja, saya terpaksa bangun pagi-pagi dan mengatur waktu seefisien mungkin." Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dihadapi para istri yang bekerja di luar rumah. 1. Melelahkan. Kebanyakan istri merasa diri mereka terjepit antara pekerjaan mereka dan rumah tangga mereka. Para istri Kristen ingin sekali bertugas sebaik mungkin dalam kedua bidang ini, tetapi terlalu sering kombinasi kedua bidang ini sangat melelahkan mereka. Tidak jarang pula mereka menderita rasa lelah yang kronis, yang perlu ditanggulangi secara serius, antara lain dengan memobilisasi setiap anggota keluarga mengerjakan tugas-tugas rumah untuk meringankan tugas ibu, mengurangi jam kerja di luar rumah, mengurangi kegiatan lain di luar rumah, atau sama sekali berhenti bekerja. 2. Membosankan. Tidak banyak pekerjaan yang benar-benar memberikan kepuasan atau stimulasi. Kebanyakan adalah pekerjaan rutin yang membosankan. Ada pula pekerjaan yang hanya sedikit atau sama sekali tidak memberi kesempatan untuk berkreasi. Bagi para istri Kristen, kebosanan ini sering bersumber pada ketidakpastiannya bahwa pekerjaan yang mereka lakukan adalah sesuai kehendak Allah atas diri mereka. Apabila seorang Kristen yakin bahwa Allah menghendaki ia bekerja pada suatu bidang tertentu, dan bahwa Allah juga yang memberikan pekerjaan tersebut kepadanya, maka ia akan bekerja dengan suatu tujuan yang bermakna, yang bermanfaat menghilangkan kebosanannya, dalam pekerjaan yang sangat rutin sekalipun. 3. Dikejar waktu. Para wanita Kristen ingin agar hubungan dalam keluarga selalu terpelihara dengan baik. Mereka juga ingin tetap dapat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan rohani, walaupun bekerja penuh waktu di luar rumah. Dengan kegiatan yang beraneka ragam ini, maka seorang istri benar-benar dikejar-kejar oleh waktu, atau selalu kekurangan waktu. Dalam keadaan demikian, ia mudah sekali melalaikan kegiatannya yang membina keutuhannya sebagai seorang wanita Kristen, yaitu keutuhannya secara rohani, mental, dan jasmani. Seorang istri Kristen harus benar-benar menjaga agar setiap hari waktu perjumpaannya dengan Yesus Kristus melalui doa dan pendalaman Alkitab tidak terganggu. Sebab pertemuan mahapenting ini akan membuatnya mampu dalam iman menghadapi berbagai tantangan dan ujian. Lagi pula pertemuan atau hubungan maha penting ini, menyemarakkan hubungan-hubungan lain pada segenap hari. 4. Dipengaruhi pandangan yang materialistis. Pandangan yang umum di dunia ini adalah pandangan yang materialistis. Sebagai orang Kristen kita harus waspada terhadap pandangan ini, yang berupa perangkap yang halus tetapi menjerumuskan. 5. Efek negatif terhadap keluarga. Ketidakhadiran seorang ibu di rumah, dapat berakibat buruk pada kehidupan keluarga. Seorang suami dapat tidak menyenangi kesibukan istrinya sepanjang hari dan memprihatinkan masalah kesejahteraan anak-anak. Anak-anak dapat merasa tidak dipedulikan atau tidak dikendalikan orang tua, dan dapat merasa dibebani berlebihan apabila mereka harus memikul tanggung jawab melebihi kemampuan emosional mereka. Terdapat kemungkinan pula apabila seorang wanita Kristen tidak dapat berperan dengan baik sebagai ibu rumah tangga dan sebagai karyawan di tempat bekerja, maka ia akan cenderung lebih mementingkan keberhasilannya dalam bekerja. Hal tersebut bisa mengakibatkan seorang ibu lalai terhadap tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya. Kerugian Spiritual Sebagai wanita Kristen, kita benar-benar harus waspada terhadap kerugian rohani atau kerugian spiritual. Kita harus benar-benar menjaga kesehatan rohani kita, di tengah-tengah kesibukan dan berbagai tekanan dalam masyarakat. Dosa atau cobaan yang memasuki kehidupan kita harus segera ditanggulangi secara tuntas. Pada waktu-waktu tertentu, adakanlah evaluasi atas keseluruhan kehidupan Anda, apakah kehidupan Anda sudah sesuai dengan rencana Allah atas diri Anda. Adalah sungguh tidak mudah untuk tidak terseret dalam arus cara berpikir dunia. Seperti pengakuan seorang sekretaris wanita sebagai berikut: "Sungguh tidak mudah untuk memusatkan pandanganku kepada Kristus, kala aku digoda dengan cara-cara berpikir dunia dan sistem nilai-nilai dunia. Sungguh hal itu merupakan suatu ujian iman yang kadang-kadang gagal aku hadapi." Bekerja seharian dengan orang-orang yang belum percaya sering kali membuat kita ditekan untuk menaklukkan diri pada nilai-nilai dan pandangan mereka. Untuk dapat menolak kecenderungan berkompromi ini, benar-benar diperlukan keterikatan penuh kepada Yesus Kristus. Para wanita Kristen yang bekerja di dalam maupun di luar rumah perlu ingat untuk wajib melakukan tugas-tugasnya tanpa bersungut-sungut, tanpa menggerutu, walaupun ada alasan-alasan tertentu untuk berbuat demikian, walaupun tidak diperlakukan secara adil atau karena sebab-sebab lain yang memang beralasan. Alkitab mengajar: "lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan." (Filipi 2:14) Banyak pula istri Kristen yang karena tidak mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik dalam berbagai bidang, hidup dalam suasana tertekan, dibebani perasaan bersalah, menyesali mengapa mereka tidak dapat berprestasi lebih baik, dan tidak dapat berbuat lebih banyak. Dalam keadaan demikian, kita perlu sekali menyadari keterbatasan-keterbatasan diri kita, menerima keterbatasan-keterbatasan tersebut dan hidup di dalamnya. Apabila Allah benar-benar telah mengarahkan Anda untuk bekerja di luar rumah, dan Anda bersama suami sudah sepakat dan yakin akan hal tersebut, maka teruslah bekerja tanpa merasa bersalah, tanpa menyesali hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan. Bawalah segala persoalan Anda kepada Allah melalui doa kepada-Nya, karena Allah yang mengatur kehidupan Anda untuk kebaikan tertinggi Anda. Mazmur 37:5-7 mengajar: "serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak. Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia.", 2 Korintus 9:8 mengajar: "Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan". Apakah seorang wanita itu menikah atau tidak menikah, masih bersuami atau sudah janda, setiap tugas pekerjaannya haruslah diterimanya sebagai suatu kesempatan dari Allah untuk melayani-Nya dan melayani sesamanya manusia. Serahkanlah posisi dan pekerjaan Anda kepada Allah, melalui doa-doa yang tekun setiap hari. Tempatkanlah pekerjaan dan posisi Anda dalam perspektif rencana kehendak Allah atas kehidupan Anda. Jadikanlah Kristus sumber kekuatan dan kebahagiaan Anda, sehingga dengan demikian Anda akan semakin bertumbuh secara rohani demi untuk kemuliaan Kristus Yesus, dan kesejahteraan keluarga Anda. Diambil dan disunting dari: Judul majalah: Hikmat Kekal, Edisi Mei/Juni, No. 30 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Yayasan MST, Jakarta Halaman: 35 -- 38 ______________________________________________________________________ POTRET WANITA KESAKSIAN SEORANG WANITA KRISTEN DALAM PEKERJAANNYA Kisah Para Rasul 16:13-18 Lidia adalah seorang pedagang yang terkenal sukses. Ia dihormati dan disayangi teman-teman maupun rekan-rekan dagangnya di Makedonia, setelah ia pindah dari Tiatira. Meskipun sukses dan terkenal, Lidia mengetahui bahwa ada sesuatu yang kurang dalam kehidupannya, yaitu keselamatan jiwanya melalui Tuhan Yesus Kristus. Semula Lidia adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi, sekitar tahun 30 M, ia menjadi anggota dari sekelompok kecil wanita Yahudi yang berkumpul untuk beribadah kepada Tuhan Allah. Di situlah ia mengenal serta percaya kepada Allah yang benar. Rumah Lidia besar dan indah, tetapi karena mungkin keluarganya yang masih belum percaya melarang atau karena mungkin ia sendiri masih merasa segan untuk bergaul di mata umum dengan mereka yang beribadah kepada Allah yang benar, maka kelompok kecil tadi bertemu di tepi sungai untuk belajar firman Tuhan dan berdoa kepada-Nya. Pada waktu Rasul Paulus berkesempatan untuk melayani kelompok ini, termasuk Lidia dengan ajaran firman Tuhan, mereka sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan Yesuslah Mesias yang telah datang. Jika tadinya Lidia agak malu untuk mengadakan pertemuan atau kebaktian di rumahnya, sekarang sifatnya yang mementingkan diri sendiri sudah berakhir. Segera setelah Paulus membaptiskan mereka di sungai kecil tersebut, Lidia memaksa supaya Paulus dan kawan-kawannya datang ke rumahnya. Wanita yang menarik, cakap, berani, dan berhasil dalam usahanya pada masa kaum wanita belum dapat melakukannya ini dipenuhi dengan keberanian baru yang melukiskan iman setiap orang percaya dalam gereja yang mula-mula. Rumahnya menjadi tempat pertemuan kelompok yang makin bertambah banyak ini. Paulus mengajar dan berdoa bersama-sama mereka. Lidia tetap melanjutkan kegiatan dagangnya, tetapi pusat dari kehidupannya adalah Roh Kudus yang diam di dalam dirinya. Perlu kita hayati bahwa berpaling kepada Tuhan Yesus bukan tanda bagi seorang untuk meninggalkan pekerjaannya yang semula, dan mencari pekerjaan lain, kecuali bila hal itu melawan etika kristiani. Kita harus melayani Tuhan di mana pun kita berada sampai Dia memanggil kita ke tempat lain. Lidia, sebagaimana banyak wanita Kristen yang terlibat dalam perdagangan, menghargai iman dan menghidupinya di tengah-tengah rekan-rekannya di dunia dagang. Pernahkah Anda mendengar bahwa dagang itu licik? Mungkin itu benar, tetapi tidak mungkin semua pedagang demikian. Sebab ada juga pedagang-pedagang Kristen yang hati nurani kekristenan mereka tidak mengizinkan untuk melakukan penipuan dan ketidakjujuran di dalam pekerjaan mereka. Lidia pasti menjumpai berbagai pencobaan yang sulit diatasi, tetapi ia tetap memberikan keluasan dan kebebasan akan kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam dirinya untuk menguasai dirinya dan memberikannya kemenangan atas segala godaan yang dihadapinya. Tanpa ragu-ragu, Lidia selalu bersaksi sebagai pengikut Tuhan Yesus, baik di toko maupun di tempat lain, di mana pun ia berada. Ia sungguh menghayati firman Tuhan di dalam Matius 5:16, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga." Walaupun baru saja menemukan hidup baru di dalam Kristus, Lidia membuka rumahnya dan mencurahkan tenaganya bagi Tuhan. Ia masih berdagang, tetapi sekarang dengan cara yang memuliakan Allah. Ia melayani Tuhan di mana pun ia berada, baik di tempat kerjanya, maupun ketika mengadakan transaksi dagang dengan para langganannya dan rekan-rekannya. Ia memberikan kesempatan bagi Tuhan untuk menyelamatkan mereka yang perlu dijangkau melalui kesaksiannya. Mungkin ia tidak pernah menjadi pengkhotbah, tetapi ia menghayati iman Kristen yang sejati. Kepada sidang jemaat Tuhan Paulus menulis, "Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku...." (Filipi 1:3,7) Iman dan pelayanan Lidia dan kawan-kawannya menyenangkan Tuhan, sebab Lidia menjadikan Tuhan Yesus Tuhannya di dalam hidupnya bahkan di dalam pekerjaannya. Diambil dan disunting dari: Judul buku: Wanita Kristen dalam Mengatasi Pergumulan Hidup Penulis: Dr. Ruth F. Selan Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1993 Halaman: 42 -- 44 ______________________________________________________________________ - POKOK DOA 1. Berdoa bagi wanita Kristen yang bekerja, agar Tuhan memberi kekuatan, dan memampukan mereka dalam membagi dan mengatur waktu mereka dengan bijaksana. 2. Doakan juga agar dalam melakukan pekerjaannya, para wanita Kristen tidak mengandalkan kekuatan dan kepandaian yang mereka miliki, melainkan juga melibatkan dan bergantung pada kekuatan dan tuntunan Tuhan. ______________________________________________________________________ - STOP PRESS PUBLIKASI E-HUMOR Milis publikasi ini diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA setiap hari Selasa. Humor yang dikirim dijamin bersih dari hal-hal yang tidak sopan. Selain itu, ayat-ayat Alkitab juga disertakan, tentu saja yang berhubungan dengan humor yang disajikan. Setiap minggu pertama dan ketiga redaksi juga menyisipkan kuis, sedangkan setiap minggu kedua dan keempat redaksi menyediakan trivia yang berhubungan dengan humor. Jadi selain Anda bisa tertawa, Anda bisa sekaligus membaca dan memperkaya sudut pandang Anda tentang humor. Milis ini juga mempunyai situs untuk mengelola arsip dan halaman forum serta Facebook untuk Anda dapat mengirimkan humor. Untuk berlangganan dan bergabung, silakan mengirim surat elektronik (e-mail) kosong atau mengunjungi alamat di bawah ini. ==> subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org [berlangganan] ==> http://www.sabda.org/publikasi/humor [arsip Humor] ==> http://humor.sabda.org [situs i-Humor] ==> http://fb.sabda.org/humor [Facebook Humor] ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi: <wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/ Facebook e-Wanita: http://fb.sabda.org/wanita ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Staf Redaksi: Truly Almendo Pasaribu Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-Wanita 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |