Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/3

e-Wanita edisi 3 (8-1-2009)

Harapan Baru dalam Kristus

_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________
                   Topik: Harapan Baru dalam Kristus
                        Edisi 03/Januari I/2009
______________________________________________________________________
MENU SAJI

- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Harapan yang Memotivasi
- DUNIA WANITA: Enam Cara Jitu Memenangkan Tujuan Anda
- WAWASAN WANITA: Sepuluh Unggulan Resolusi Tahun Baru bagi Para
  		  Wanita Muda Kristen
- POKOK DOA: Tahun Baru 2009
- PENA WANITA: Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru

______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Wah, ini tahun baru! Apakah artinya bagi Sahabat Wanita sekalian?
  Pastinya tidak sedikit yang menjadikan tahun baru sebagai momentum
  untuk menyusun ulang rencana-rencana kehidupan. Berbagai daftar
  resolusi memenuhi benak, bahkan mungkin direkam dalam buku catatan
  resolusi tahunan. Ya, apa pun yang Sahabat Wanita lakukan untuk
  menyambut tahun yang baru ini, janganlah melupakan segala sesuatu
  yang telah kita lewati pada tahun 2008 yang lalu. Merupakan
  kepatutan jika suka duka yang menghiasi perjalanan hidup kala itu
  menjadi pengalaman yang mampu mengajari kita bagaimana menjalani
  hidup pada tahun 2009 ini. Dan biarlah pula dalam semuanya itu kita
  terus melihat tangan Tuhan bekerja luar biasa dalam seluruh
  kehidupan Sahabat Wanita sekalian, baik itu dulu, kini, dan
  selamanya.

  Kami mengajak Sahabat Wanita menyimak edisi perdana e-Wanita pada
  tahun 2009 ini. Temukan bagaimana Anda dapat menyusun resolusi yang
  tidak hanya berpusat pada diri sendiri, namun juga melibatkan Tuhan,
  Sang Pengatur kehidupan ini. Kami berharap sajian itu menjadi berkat
  indah pada tahun yang baru ini. Akhir kata, kami segenap redaksi
  e-Wanita mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2009". Dengan harapan dan
  mimpi yang baru, mari kita sambut bersama tahun 2009. Semoga pada
  tahun yang baru ini akan lebih banyak lagi hal-hal yang bisa menjadi
  berkat bagi Anda, keluarga, dan orang-orang yang dekat di hati Anda.
  Biarlah nama Tuhan semakin dimuliakan.

  Pimpinan Redaksi e-Wanita,
  Yohanna Prita Amelia

______________________________________________________________________

     Ketika Anda berpikir bahwa segala sesuatunya tidak ada harapan,
         akan muncul secercah harapan dari suatu tempat
                        - Pepatah Jerman -
______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA

                        HARAPAN YANG MEMOTIVASI

  Wahyu 22:16-21

  Pengkhotbah terkenal, F.B. Meyer, pernah bertanya kepada penginjil
  D.L. Moody, "Apa rahasia keberhasilan Anda?" Moody menjawab, "Selama
  bertahun-tahun, saya tidak pernah memberikan alamat tanpa kesadaran
  bahwa Tuhan datang sebelum saya selesai."

  Salah satu pengajaran di dalam Alkitab yang paling menyemangati
  adalah bahwa Tuhan datang kembali ke dunia. Karena Tuhan sudah
  hampir menggenapi wahyu itu, Dia terus mengingatkan, mengatakannya
  dengan kata-kata Kristus sendiri, "Aku akan segera datang."

  Firman Allah itu mengingatkan kita bahwa Dia akan kembali lagi untuk
  kita. Dengan jaminan yang sungguh-sungguh yang menggenapi apa yang
  tertulis di Alkitab ini, kita bisa terus berharap di dalam hati.
  Harapan untuk bisa bertemu dengan Juru Selamat kita, menjadi serupa
  dengan-Nya, dan bersama Dia kekal selamanya seharusnya mendorong
  kita untuk melayani Tuhan, seperti yang dilakukan Moody.

  Di dunia yang penuh dosa ini, kita mudah untuk kehilangan harapan.
  Tetapi harapan bahwa Kristus akan kembali harus terus membara di
  dalam hati kita. Rasul Paulus menyampaikan hal ini saat dia
  mengatakan, "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari
  situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat."
  (Filipi 3:20)

  Harapan dalam kata-kata terakhir-Nya, "Aku akan segera datang,"
  seharusnya memotivasi kita semua untuk hidup dalam pelayanan yang
  suci.-- PRV

  Harapan yang diberkati, janji kebahagiaan
  penuhilah hati kami dengan sukacita abadi
  hari demi hari, sambutlah kedatangan-Nya
  kemuliaan-Nya agung akan selalu bersinar (Camp)

  Harapan kemuliaan membawa kita pada pentingnya kesucian. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Our Daily Bread, Large Print-Annual Edition
  Edisi: Rabu, 31 Desember
  Judul asli artikel: A Motivating Hope
  Penulis: Paul R. Van Gorder
  Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1996

______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA

                ENAM CARA JITU MEMENANGKAN TUJUAN ANDA

    Saya akan diet.
    Saya akan mengontrol hobi belanjaku.
    Saya akan lebih sabar kepada anak-anakku.
    Saya akan menjadi istri, anak, saudara, dan teman yang lebih baik.
    Saya akan berolahraga secara teratur.
    Saya akan lebih sering berdoa.

  Terdengar tidak asing? Jika ya, maka Anda adalah salah satu di
  antara penduduk dunia yang membuat "resolusi tahun baru" tahun ini.
  Dan kira-kira pada bulan Maret, jika Anda seperti orang lain pada
  umumnya, Anda sudah akan menyerah melaksanakan resolusi Anda.
  Bagaimana saya tahu? Saya sendiri telah menjadi seseorang yang
  menyerah dalam melaksanakan "resolusi tahun baru".

  Jelas sekali hal itu terjadi bukan karena lemahnya keinginan; saya
  ingin berubah. Motivasi bukanlah penyebabnya, bagaimanapun juga saya
  memiliki motivasi yang tinggi (setidaknya pada bulan Januari). Saya
  tidak dapat mengetahui masalahnya sampai saya menemukan beberapa
  bahan pelatihan kuno -- bahan pelatihan yang saya susun 20 tahun
  sebelumnya saat sedang melayani di pelayanan mahasiswa. Saya takjub,
  betapa miripnya tujuan pelayanan saya dengan resolusi tahun baru.
  Sembari saya membaca berkas-berkas tersebut, saya menyadari bahwa
  kesulitan saya dalam memegang resolusi tahun baru bukanlah karena
  kurangnya keinginan, disiplin, atau motivasi, namun lebih kepada
  kesalahpahaman terhadap bagaimana menetapkan tujuan-tujuan yang
  efektif.

  Resolusi-resolusi tahun baru tidak lebih dari sekadar tujuan-tujuan
  yang disamarkan atau tersembunyi. Masalahnya adalah kita sering kali
  memperlakukan resolusi-resolusi tersebut sebagai keinginan-keinginan
  (saya ingin badan saya lebih berisi) atau janji-janji (saya akan
  menjadi teman yang lebih baik), sedangkan tujuan memberi kita
  rencana.

  Cobalah enam langkah berikut ini untuk membuat resolusi-resolusi
  yang lebih efektif.

  1. Spesifik
     Dalam pekerjaan saya sebagai seorang koordinator guru, saya
     bertemu dengan guru-guru pelajaran Alkitab untuk membantu mereka
     membuat tujuan-tujuan pribadi dan pelayanan. Pada sebuah
     pertemuan, seorang guru menyebutkan tujuan pribadinya untuk tahun
     ini adalah untuk memahami Alkitab dengan lebih dalam lagi. Karena
     keinginannya sangat luar biasa, saya harus menanyakan beberapa
     pertanyaan: "Bagaimana Anda akan tahu jika Anda telah memahami
     Alkitab dengan lebih dalam?", "Apa yang dimaksud dengan memahami
     Alkitab secara lebih dalam?", "Langkah apa yang akan Anda ambil
     untuk membantu upaya Anda ini?" Tujuannya harus lebih spesifik
     lagi.

     Selama saya bekerja dengan guru ini, kami dapat merevisi
     tujuannya yang terlalu luas -- "Saya ingin memahami Alkitab lebih
     dalam lagi" -- menjadi lebih spesifik -- "Saya akan meluangkan
     waktu 30 menit sehari untuk mempelajari Alkitab, dalam 5 hari
     setiap minggunya." Tujuannya sekarang tidak hanya menunjukkan
     keinginannya, tetapi juga cara untuk mencapainya.

  2. Realistis
     Semasa duduk di bangku kuliah, saya ingin berdoa lebih banyak
     lagi. Jadi, saya memutuskan untuk bangun pada pukul 05.00 setiap
     pagi dan berdoa selama 1 jam sebelum sarapan. Tapi saya juga
     bekerja sebagai koki di sebuah restoran, dan hampir tidak pernah
     sampai ke kamar asrama saya sebelum pukul 02.00 pagi. Berapa lama
     usaha saya untuk berdoa bertahan? Kira-kira 2 hari. Dan dalam 2
     hari tersebut, saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur
     daripada berdoa.

     Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, saya berbincang dengan
     seorang konselor Kristen, Leslie Vernick, yang mengatakan, "Jika
     tujuan atau resolusi mulai menenggelamkan kita ... mungkin itu
     adalah sebuah pertanda ... kita tidak hidup dalam batasan ...
     yang telah Tuhan ciptakan bagi kita. Kita adalah manusia. Kita
     semua perlu makan, tidur, dan istirahat. Kadang-kadang kita
     memaksa diri kita sendiri dalam cara yang mengabaikan kenyataan
     tersebut setidaknya untuk sementara waktu. Kemudian, kita sudah
     tidak dapat melaksanakannya lagi -- kita menyerah. Karena itu,
     kita seharusnya meninjau tujuan kita. Mungkin tujuan kita itu
     benar-benar tidak masuk akal."

     Tujuan saya untuk melakukan doa pagi pada saat itu tidak
     realistis dilihat dari jadwal kerja, kuliah, dan kebutuhan saya
     untuk tidur. Saat menyadarinya, saya menggantinya dengan sebuah
     rencana yang lebih cocok dengan jadwal: berdoa selama 15 menit
     waktu istirahat antara kelas sore setiap 3 hari per minggu.
     Selama istirahat sore, saya duduk di sebuah bangku taman dekat
     kelas dan  berdoa. Tidak seperti keinginan saya yang sebelumnya,
     usaha doa sore -- seminggu tiga kali ini -- berlangsung sepanjang
     semester. Kehidupan doa saya bertumbuh karena tujuan saya
     realistis.

  3. Sertakan Sebuah Cara untuk Mengukur Kesuksesan Anda
     Sebuah tujuan yang baik akan menjawab pertanyaan apa, bagaimana,
     dan kapan; dapat diukur.

     Jean, seorang istri dan ibu yang bekerja, memutuskan untuk
     menyederhanakan hidupnya dengan cara membuang hal-hal yang tidak
     penting yang telah dia dan keluarganya kumpulkan selama
     bertahun-tahun. Pada bulan Januari, dia memutuskan untuk
     membersihkan sebuah laci, lemari, atau toilet seminggu sekali.
     Itu adalah keputusan yang spesifik, realistis, dan dapat diukur
     -- pada akhir tiap minggu, apakah dia membersihkan sesuatu atau
     tidak sama sekali. Dia memiliki cara untuk melacak
     perkembangannya.

     Pada bulan April, Jean masih kuat bertahan dengan rutinitas
     "bersih-bersihnya". Dia menjelaskan, "Rasa puas yang saya rasakan
     setiap saya mengukur perkembangan setiap minggu membuat saya
     terus termotivasi untuk memulai bersih-bersih minggu berikutnya.
     Hari ini, rumah saya terasa lebih rapi, dan kehidupan saya terasa
     lebih sederhana karena saya menghilangkan semua tugas yang
     menumpuk dengan memilah mereka menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
     lebih kecil dan merekam setiap perkembangan saya.", 4. Pikirkan Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
     Tujuan jangka pendek (membersihkan toilet setiap minggu) membuat
     kita mengalami kesuksesan dalam jangka waktu yang lebih pendek
     sementara kita mengerjakan tujuan jangka panjang (merapikan
     seluruh rumah).

     Sally tenggelam dalam tumpukan utang yang ia dan suaminya hadapi.
     Jadi, mereka pun menemui seorang konsultan keuangan yang
     menasihati mereka untuk mengembangkan baik tujuan keuangan jangka
     pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan tujuan mingguan,
     bulanan, dan tahunan. "Saya tidak pernah berpikir untuk membuat
     rencana anggaran," kenang Sally. "Tapi hal itu membebaskan. Saat
     saya melihat seluruh utang kami, utang itu terlalu besar untuk
     dilunasi, namun dengan mengatasinya menetapkan tujuan dan rencana
     finansial, sepertinya semua akan baik-baik saja." Setelah 3 tahun
     berpegang pada tujuan jangka pendek dan panjang, Sally dan
     suaminya pun terbebas dari utang.

     Keuangan dan pengaturan barang bukan merupakan satu-satunya hal
     yang dapat diatur tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya.
     Anda dapat menggunakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
     ini dalam berbagai sendi kehidupan secara nyata: pedidikan, pola
     asuh anak, kehidupan keluarga, atletik, pelayanan sosial,
     pelayanan gereja, pertumbuhan pribadi dan rohani, serta
     pernikahan.

     Saat ketiga anak kami masih kecil, saya dan suami saya, Don,
     menemukan betapa mudahnya tugas menjadi orang tua dapat
     menyebabkan hubungan kami renggang. Kami memutuskan untuk menjaga
     kesehatan pernikahan kami dengan membuat beberapa keputusan
     berikut. Kami akan keluar untuk berkencan setidaknya sebulan
     sekali; kami akan pergi berdua saja semalam tanpa anak-anak untuk
     sekali dalam setahun; setiap 5 tahun sekali, kami akan menghadiri
     seminar pernikahan. Sepanjang tahun, Don dan saya tetap
     menjalankan tujuan-tujuan tersebut, dan hari ini, sebagai orang
     tua dari tiga orang remaja, kami masih menjadi sahabat. Tujuan
     jangka pendek dan jangka panjang bekerja bersama untuk membangun
     dan memelihara sebuah pernikahan yang sehat.

  5. Fleksibel
     Linda, seorang wiraswasta, baru-baru ini menghadapi tantangan
     ini: "Saya mencoba untuk mengembangkan bisnis rumahan saya, jadi
     saya menetapkan beberapa tujuan agresif yang cukup baik. Baru
     berjalan sebentar, keluarga saya terserang flu. Sekarang sudah
     sehat kembali, dan saya sedang berjuang untuk mengejar yang
     tertunda. Saya berharap untuk kembali ke jalur yang benar, tapi
     saya tidak pernah memperhitungkan bahwa hidup mungkin akan
     menghalangi kembali."

     Tentu saja, kehidupan dapat menghalangi jalan. Kira-kira 2 tahun
     yang lalu, saya berencana untuk olahraga lari sejauh 500 mil
     sepanjang tahun. Rencananya 2 mil per hari, 5 hari per minggu, 50
     minggu sepanjang tahun. Rencana itu spesifik, realistis, dapat
     diukur, jangka pendek, dan jangka panjang. Cara tersebut berjalan
     baik sampai akhirnya saya mengalami cedera lutut. Apakah saya
     berhenti? Tidak. Saya ingin tetap menjaga tubuh saya, jadi saya
     belajar untuk menggantinya dengan berjalan. Saya harus fleksibel,
     yang membuat saya tetap berada di jalur yang benar, dan pada
     akhirnya bermanfaat untuk kesembuhan saya; berjalan membuat lutut
     saya yang cedera sembuh. Setelah lutut saya pulih, saya mulai
     berlari kembali.

  6. Tinjau Secara Berkala
     Peninjauan secara berkala membuat kita tetap pada jalur yang
     benar, mencatat perkembangan kita, dan menyesuaikan jalur jika
     diperlukan. Setiap tahun, saya mencatat tujuan saya di dalam
     sebuah buku jurnal/perencanaan sehingga saya dapat dengan mudah
     melihatnya ke mana pun saya pergi. Di bagian bertuliskan
     "tujuan", saya membuat daftar tujuan spresifik berdasar kategori:
     pribadi/rohani; pernikahan/keluarga; profesional; pelayanan;
     rumah/proyek.

     Kemudian saya menetapkan hari Minggu setiap 3 bulan sekali untuk
     meninjau tujuan saya. Pada "hari peninjauan" tersebut, saya
     mencentang pada hal-hal yang telah saya capai. (sebuah kepuasan
     tersendiri!) Kemudian, saya melihat apa yang masih tertinggal,
     dan dengan sungguh-sungguh menanyakan hal-hal berikut ini:

     * Apa yang sedang saya lakukan? Apakah saya masih berada di
       jalur?
     * Tujuan mana yang saya kejar?
     * Tujuan mana yang membuat saya tertekan? Apakah saya bisa lebih
       fleksibel?
     * Apakah keadaan telah berubah semenjak saya membuat tujuan ini?
     * Apakah tujuan saya realistis? Spesifik? Dapat diukur?
     * Jika tidak, apa yang perlu saya ubah untuk membuatnya lebih
       realistis, spesifik, dan dapat diukur?
     * Apakah ini adalah saat yang tepat untuk melakukan hal ini?
     * Apakah saya telah mendoakan tujuan ini?

     Berdasarkan jawaban-jawaban saya, saya membuat beberapa perubahan
     yang perlu dilakukan, kadang-kadang melindas tujuan yang terlalu
     ambisius atau yang tidak mungkin dicapai karena perubahan
     keadaan. Saya menyelesaikan waktu peninjauan dengan
     sungguh-sungguh berdoa menyerahkan tujuan-tujuan saya pada Tuhan.
     Peninjauan secara berkala membantu saya tidak hanya tetap berada
     di jalur yang benar, tetapi juga menjaga supaya tidak terlalu
     berlebihan dalam berkomitmen dan menjadi kelelahan.

     Saya merasa terbantu jika saya meninjau tujuan-tujuan saya
     bersama orang lain, tidak sendirian. Sering kali, mata lain dapat
     menangkap apa yang gagal saya lihat. Awal tahun ini, saya
     menetapkan beberapa tujuan kerja, kemudian meninjaunya kembali
     bersama rekan kerja yang dengan cepat menyadari bahwa
     tujuan-tujuan itu nampaknya terlalu ambisius. Saya menyatakan
     akan mengajak setiap guru untuk makan siang ke luar satu kali
     semester ini, tetapi sebenarnya, saya bermaksud mengajak makan
     setiap guru sekali dalam jangka waktu 1 tahun akademik ini.
     Tinjauan rekan kerja saya membantu menemukan kesalahan saya. Saya
     bersyukur tidak berkomitmen untuk mengajak enam belas guru makan
     siang di luar dalam 14 minggu!

     Jika Anda adalah seorang yang selalu gagal mewujudkan resolusi
     seperti saya, hadapilah! Penetapan tujuan merupakan alternatif
     yang memerdekakan. Penetapan tujuan membantu Anda menyadari bahwa
     sasaran-sasaran hanyalah alat-alat, bukan janji-janji atau
     hukum-hukum, dan alat-alat adalah sesuatu yang dapat kita
     implementasikan setiap waktu. Sebagai konselor, Leslie Vernick,
     mengatakan, "Jangan biarkan kegagalan menjauhkan Anda dari tujuan
     Anda. Segera bersihkan diri Anda dan kembali ke jalur yang
     benar." Tinggalkan kegagalan yang lalu, dan jadikan hari ini
     sebagai sebuah awal baru. Anda akan bahagia nantinya karena sudah
     melakukannya. (t/Yohanna)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama situs: Christianity Today: Today`s Christian Woman
  Judul asli artikel: Resolution Solution, 6 Great Ways to Make Your
  		      Goals Stick
  Penulis: Joan Esherick
  Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=1
  	      http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=2
  	      http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=3
  	      http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=4

______________________________________________________________________
- WAWASAN WANITA

                 SEPULUH UNGGULAN RESOLUSI TAHUN BARU
                    BAGI PARA WANITA MUDA KRISTEN

  1. Tetapkan hati untuk hanya menggunakan Alkitab saja sebagai
     kerangka pikir dan kehidupan, dan bukan menggunakan budaya,
     propaganda feminisme, atau tekanan rekan sebaya. Pandang Alkitab
     saja yang memberi perintah tentang peranan wanita muda. Tetapkan
     hati untuk dengan sungguh-sungguh mempelajari Alkitab setiap hari
     dengan tujuan agar Anda dibangun, diperintah, dan ditantang.
     Mencatat hal-hal yang Anda pelajari dari firman Tuhan akan
     membantu Anda lebih fokus dan agresif untuk secara aktif mencari
     kebenaran yang sulit diterapkan.

  2. Tetapkan hati untuk menjauhi teman-teman yang memberi pengaruh
     negatif kepada Anda dan lebih seringlah berkumpul dengan
     teman-teman yang akan membangun Anda dan mendorong Anda dalam
     jalan Tuhan. Tetapkan hati untuk menjauhkan diri dari pengaruh
     yang tidak membangun dan merusak Anda (misalnya acara TV, film,
     majalah, perkumpulan, dan kegiatan-kegiatan).

  3. Tetapkan hati untuk membangun hubungan yang lebih kuat lagi
     dengan anggota keluarga Anda. Kondisi hubungan dengan keluarga
     Anda ini harus menjadi yang paling penting bagi Anda semua,
     jagalah hubungan Anda dengan Tuhan. Jadikan sebagian besar waktu
     yang Tuhan telah berikan kepada Anda untuk bersama dengan anggota
     keluarga Anda dan jadikan mereka sebagai sahabat-sahabat Anda.
     Tetapkan hati untuk menetapkan suatu contoh yang menyemangati dan
     mendorong bagi saudara-saudara Anda. Tetapkan hati untuk lebih
     menghormati dan menghargai orang tua Anda sehingga demikian pula
     Anda akan dihormati dan dihargai.

  4. Tetapkan hati untuk menggali lebih dalam, lebih dekat, serta
     lebih menghargai hubungan dengan ayah Anda, yang akan membangun
     Anda berdua. Berikan hati Anda kepadanya, berbincang-bincanglah
     dengannya, katakan rahasia Anda kepadanya, doakan dia, tanyakan
     sesuatu kepadanya, dan biarkan dia tahu bahwa Anda ada di
     belakangnya dan ingin membangun dia menjadi pria yang lebih hebat
     lagi. Selidikilah hati Anda untuk melihat apakah dulu Anda
     melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ayah Anda dan sekarang
     hal itu menjadi halangan untuk menjalin hubungan dengannya.
     Sekarang adalah kesempatan untuk meminta pengampunan dari orang
     yang dulu Anda pernah berbuat salah kepadanya.

  5. Tetapkan hati untuk memperlakukan suami (atau pun calon suami)
     Anda dengan baik (Amsal 31:12). Salah satu cara yang bisa kita
     lakukan untuk calon suami kita, meskipun sekarang kita tidak tahu
     siapakah calon suami kita, adalah dengan aktif menjaga dan
     menyiapkan diri kita bagi mereka. Jaga diri Anda untuk tetap
     tulus secara fisik, emosi, dan mental. Bangunlah seluruh sifat
     dan keterampilan yang diperlukan oleh seorang pria muda dari
     istrinya.

  6. Tetapkan hati untuk memperlakukan dan memikirkan pemuda lain
     sebagai saudara di dalam Kristus. Berpakaian dan bertindaklah
     dengan sopan, yang menunjukkan perhatian sebagai calon istri
     mereka. Perlakukan para pemuda (termasuk yang lebih muda) dengan
     cara-cara yang membangun, bukan malah menjatuhkan mereka, dengan
     menghormati mereka, bukan malah merendahkan mereka.

  7. Tetapkan hati untuk mendandani diri Anda dengan semangat
     kelembutan dan ketenangan yang berkualitas yang tidak akan pernah
     luntur, yang berharga di hadapan Allah. Jadikan ini sebagai awal
     di dalam diri Anda dan terpancar keluar. Tetapkan hati untuk
     bertindak lebih ramah, lebih seperti seorang wanita. Jadikan
     "kekuatan dan martabat" sebagai pakaian Anda. Berdirilah tegak!
     Lebih seringlah tersenyum. Bangunlah tata cara dan suara yang
     halus dan tenang.

  8. Tetapkan hati untuk melengkapi diri Anda sendiri untuk menghadapi
     perang rohani yang terjadi. Tetapkan hati untuk melakukan
     disiplin rohani (misalnya berdoa, menghafal ayat, dan mempelajari
     Alkitab lebih dalam lagi). Tetapkan hati untuk melatih pikiran
     (misalnya lebih banyak lagi membaca buku-buku yang bermutu,
     menulis, dan mempelajari teologi).

  9. Tetapkan hati untuk menjadi misionaris di mana Anda berada.
     Tetapkan hati untuk melayani dan memberi semangat kepada
     orang-orang di gereja Anda. Tetapkan hati untuk membangun sifat
     dan pesan-pesan yang diperlukan untuk memuridkan wanita yang
     lebih muda dari generasi kita.

  10. Tetapkan hati untuk tidak menjadi orang yang mudah kompromi atau
      sinkretis. Ingatlah, kita berada di tengah-tengah peperangan.
      Segera setelah Anda berkompromi dengan suatu isu moral, Anda
      telah kalah dalam peperangan. Berikan kemenangan bagi Kristus
      dengan berperang di medan pertempuran-Nya dengan cara-Nya.
      (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: VisionaryDaughters.com
  Judul asli artikel: Top 10 New Years Resolutions for young Christian Women
  Penulis: Anna Sofia
  Alamat URL: http://visionarydaughters.com/2006/10/top-10-new-years-resolutions-for-young-christian-women

______________________________________________________________________
- POKOK DOA

                           TAHUN BARU 2009

  1. Mari kita saling menguatkan dalam doa supaya hubungan kita boleh
     semakin dewasa dalam iman, dan supaya kita belajar untuk mengerti
     rencana-Nya dalam hidup kita masing-masing di tahun yang baru.

  2. Mari kita berdoa bagi saudari-saudari kita yang mungkin sedang
     menghadapi masalah atau konflik. Kiranya pada tahun yang
     baru ini, mereka boleh memiliki semangat dan kekuatan baru dalam
     Tuhan.

______________________________________________________________________
- PENA WANITA

               Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru

  Dari: Erna. L. Kusoy <elkusoy(at)>
  > My dear friend,
  > MAY ALL OF YOU AND YOUR FAMILY HAVE A MERRY CHRISTMAS AND A HAPPY
  > NEW YEAR 2009.
  > From
  > Erna. L. Kusoy

  Redaksi:
  Terima kasih kepada semua Sahabat Wanita yang telah mengirimkan
  ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru kepada redaksi. Kami harap tahun
  ini bisa menjadi awal yang baru bagi Sahabat Wanita sekalian dan
  kita bisa semakin dekat Bapa. Tuhan memberkati.

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org