Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/3 |
|
e-Wanita edisi 3 (8-1-2009)
|
|
_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________ Topik: Harapan Baru dalam Kristus Edisi 03/Januari I/2009 ______________________________________________________________________ MENU SAJI - SUARA WANITA - RENUNGAN WANITA: Harapan yang Memotivasi - DUNIA WANITA: Enam Cara Jitu Memenangkan Tujuan Anda - WAWASAN WANITA: Sepuluh Unggulan Resolusi Tahun Baru bagi Para Wanita Muda Kristen - POKOK DOA: Tahun Baru 2009 - PENA WANITA: Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru ______________________________________________________________________ - SUARA WANITA Shalom, Wah, ini tahun baru! Apakah artinya bagi Sahabat Wanita sekalian? Pastinya tidak sedikit yang menjadikan tahun baru sebagai momentum untuk menyusun ulang rencana-rencana kehidupan. Berbagai daftar resolusi memenuhi benak, bahkan mungkin direkam dalam buku catatan resolusi tahunan. Ya, apa pun yang Sahabat Wanita lakukan untuk menyambut tahun yang baru ini, janganlah melupakan segala sesuatu yang telah kita lewati pada tahun 2008 yang lalu. Merupakan kepatutan jika suka duka yang menghiasi perjalanan hidup kala itu menjadi pengalaman yang mampu mengajari kita bagaimana menjalani hidup pada tahun 2009 ini. Dan biarlah pula dalam semuanya itu kita terus melihat tangan Tuhan bekerja luar biasa dalam seluruh kehidupan Sahabat Wanita sekalian, baik itu dulu, kini, dan selamanya. Kami mengajak Sahabat Wanita menyimak edisi perdana e-Wanita pada tahun 2009 ini. Temukan bagaimana Anda dapat menyusun resolusi yang tidak hanya berpusat pada diri sendiri, namun juga melibatkan Tuhan, Sang Pengatur kehidupan ini. Kami berharap sajian itu menjadi berkat indah pada tahun yang baru ini. Akhir kata, kami segenap redaksi e-Wanita mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2009". Dengan harapan dan mimpi yang baru, mari kita sambut bersama tahun 2009. Semoga pada tahun yang baru ini akan lebih banyak lagi hal-hal yang bisa menjadi berkat bagi Anda, keluarga, dan orang-orang yang dekat di hati Anda. Biarlah nama Tuhan semakin dimuliakan. Pimpinan Redaksi e-Wanita, Yohanna Prita Amelia ______________________________________________________________________ Ketika Anda berpikir bahwa segala sesuatunya tidak ada harapan, akan muncul secercah harapan dari suatu tempat - Pepatah Jerman - ______________________________________________________________________ - RENUNGAN WANITA HARAPAN YANG MEMOTIVASI Wahyu 22:16-21 Pengkhotbah terkenal, F.B. Meyer, pernah bertanya kepada penginjil D.L. Moody, "Apa rahasia keberhasilan Anda?" Moody menjawab, "Selama bertahun-tahun, saya tidak pernah memberikan alamat tanpa kesadaran bahwa Tuhan datang sebelum saya selesai." Salah satu pengajaran di dalam Alkitab yang paling menyemangati adalah bahwa Tuhan datang kembali ke dunia. Karena Tuhan sudah hampir menggenapi wahyu itu, Dia terus mengingatkan, mengatakannya dengan kata-kata Kristus sendiri, "Aku akan segera datang." Firman Allah itu mengingatkan kita bahwa Dia akan kembali lagi untuk kita. Dengan jaminan yang sungguh-sungguh yang menggenapi apa yang tertulis di Alkitab ini, kita bisa terus berharap di dalam hati. Harapan untuk bisa bertemu dengan Juru Selamat kita, menjadi serupa dengan-Nya, dan bersama Dia kekal selamanya seharusnya mendorong kita untuk melayani Tuhan, seperti yang dilakukan Moody. Di dunia yang penuh dosa ini, kita mudah untuk kehilangan harapan. Tetapi harapan bahwa Kristus akan kembali harus terus membara di dalam hati kita. Rasul Paulus menyampaikan hal ini saat dia mengatakan, "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat." (Filipi 3:20) Harapan dalam kata-kata terakhir-Nya, "Aku akan segera datang," seharusnya memotivasi kita semua untuk hidup dalam pelayanan yang suci.-- PRV Harapan yang diberkati, janji kebahagiaan penuhilah hati kami dengan sukacita abadi hari demi hari, sambutlah kedatangan-Nya kemuliaan-Nya agung akan selalu bersinar (Camp) Harapan kemuliaan membawa kita pada pentingnya kesucian. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Our Daily Bread, Large Print-Annual Edition Edisi: Rabu, 31 Desember Judul asli artikel: A Motivating Hope Penulis: Paul R. Van Gorder Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1996 ______________________________________________________________________ - DUNIA WANITA ENAM CARA JITU MEMENANGKAN TUJUAN ANDA Saya akan diet. Saya akan mengontrol hobi belanjaku. Saya akan lebih sabar kepada anak-anakku. Saya akan menjadi istri, anak, saudara, dan teman yang lebih baik. Saya akan berolahraga secara teratur. Saya akan lebih sering berdoa. Terdengar tidak asing? Jika ya, maka Anda adalah salah satu di antara penduduk dunia yang membuat "resolusi tahun baru" tahun ini. Dan kira-kira pada bulan Maret, jika Anda seperti orang lain pada umumnya, Anda sudah akan menyerah melaksanakan resolusi Anda. Bagaimana saya tahu? Saya sendiri telah menjadi seseorang yang menyerah dalam melaksanakan "resolusi tahun baru". Jelas sekali hal itu terjadi bukan karena lemahnya keinginan; saya ingin berubah. Motivasi bukanlah penyebabnya, bagaimanapun juga saya memiliki motivasi yang tinggi (setidaknya pada bulan Januari). Saya tidak dapat mengetahui masalahnya sampai saya menemukan beberapa bahan pelatihan kuno -- bahan pelatihan yang saya susun 20 tahun sebelumnya saat sedang melayani di pelayanan mahasiswa. Saya takjub, betapa miripnya tujuan pelayanan saya dengan resolusi tahun baru. Sembari saya membaca berkas-berkas tersebut, saya menyadari bahwa kesulitan saya dalam memegang resolusi tahun baru bukanlah karena kurangnya keinginan, disiplin, atau motivasi, namun lebih kepada kesalahpahaman terhadap bagaimana menetapkan tujuan-tujuan yang efektif. Resolusi-resolusi tahun baru tidak lebih dari sekadar tujuan-tujuan yang disamarkan atau tersembunyi. Masalahnya adalah kita sering kali memperlakukan resolusi-resolusi tersebut sebagai keinginan-keinginan (saya ingin badan saya lebih berisi) atau janji-janji (saya akan menjadi teman yang lebih baik), sedangkan tujuan memberi kita rencana. Cobalah enam langkah berikut ini untuk membuat resolusi-resolusi yang lebih efektif. 1. Spesifik Dalam pekerjaan saya sebagai seorang koordinator guru, saya bertemu dengan guru-guru pelajaran Alkitab untuk membantu mereka membuat tujuan-tujuan pribadi dan pelayanan. Pada sebuah pertemuan, seorang guru menyebutkan tujuan pribadinya untuk tahun ini adalah untuk memahami Alkitab dengan lebih dalam lagi. Karena keinginannya sangat luar biasa, saya harus menanyakan beberapa pertanyaan: "Bagaimana Anda akan tahu jika Anda telah memahami Alkitab dengan lebih dalam?", "Apa yang dimaksud dengan memahami Alkitab secara lebih dalam?", "Langkah apa yang akan Anda ambil untuk membantu upaya Anda ini?" Tujuannya harus lebih spesifik lagi. Selama saya bekerja dengan guru ini, kami dapat merevisi tujuannya yang terlalu luas -- "Saya ingin memahami Alkitab lebih dalam lagi" -- menjadi lebih spesifik -- "Saya akan meluangkan waktu 30 menit sehari untuk mempelajari Alkitab, dalam 5 hari setiap minggunya." Tujuannya sekarang tidak hanya menunjukkan keinginannya, tetapi juga cara untuk mencapainya. 2. Realistis Semasa duduk di bangku kuliah, saya ingin berdoa lebih banyak lagi. Jadi, saya memutuskan untuk bangun pada pukul 05.00 setiap pagi dan berdoa selama 1 jam sebelum sarapan. Tapi saya juga bekerja sebagai koki di sebuah restoran, dan hampir tidak pernah sampai ke kamar asrama saya sebelum pukul 02.00 pagi. Berapa lama usaha saya untuk berdoa bertahan? Kira-kira 2 hari. Dan dalam 2 hari tersebut, saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur daripada berdoa. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, saya berbincang dengan seorang konselor Kristen, Leslie Vernick, yang mengatakan, "Jika tujuan atau resolusi mulai menenggelamkan kita ... mungkin itu adalah sebuah pertanda ... kita tidak hidup dalam batasan ... yang telah Tuhan ciptakan bagi kita. Kita adalah manusia. Kita semua perlu makan, tidur, dan istirahat. Kadang-kadang kita memaksa diri kita sendiri dalam cara yang mengabaikan kenyataan tersebut setidaknya untuk sementara waktu. Kemudian, kita sudah tidak dapat melaksanakannya lagi -- kita menyerah. Karena itu, kita seharusnya meninjau tujuan kita. Mungkin tujuan kita itu benar-benar tidak masuk akal." Tujuan saya untuk melakukan doa pagi pada saat itu tidak realistis dilihat dari jadwal kerja, kuliah, dan kebutuhan saya untuk tidur. Saat menyadarinya, saya menggantinya dengan sebuah rencana yang lebih cocok dengan jadwal: berdoa selama 15 menit waktu istirahat antara kelas sore setiap 3 hari per minggu. Selama istirahat sore, saya duduk di sebuah bangku taman dekat kelas dan berdoa. Tidak seperti keinginan saya yang sebelumnya, usaha doa sore -- seminggu tiga kali ini -- berlangsung sepanjang semester. Kehidupan doa saya bertumbuh karena tujuan saya realistis. 3. Sertakan Sebuah Cara untuk Mengukur Kesuksesan Anda Sebuah tujuan yang baik akan menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan kapan; dapat diukur. Jean, seorang istri dan ibu yang bekerja, memutuskan untuk menyederhanakan hidupnya dengan cara membuang hal-hal yang tidak penting yang telah dia dan keluarganya kumpulkan selama bertahun-tahun. Pada bulan Januari, dia memutuskan untuk membersihkan sebuah laci, lemari, atau toilet seminggu sekali. Itu adalah keputusan yang spesifik, realistis, dan dapat diukur -- pada akhir tiap minggu, apakah dia membersihkan sesuatu atau tidak sama sekali. Dia memiliki cara untuk melacak perkembangannya. Pada bulan April, Jean masih kuat bertahan dengan rutinitas "bersih-bersihnya". Dia menjelaskan, "Rasa puas yang saya rasakan setiap saya mengukur perkembangan setiap minggu membuat saya terus termotivasi untuk memulai bersih-bersih minggu berikutnya. Hari ini, rumah saya terasa lebih rapi, dan kehidupan saya terasa lebih sederhana karena saya menghilangkan semua tugas yang menumpuk dengan memilah mereka menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih kecil dan merekam setiap perkembangan saya.", 4. Pikirkan Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Tujuan jangka pendek (membersihkan toilet setiap minggu) membuat kita mengalami kesuksesan dalam jangka waktu yang lebih pendek sementara kita mengerjakan tujuan jangka panjang (merapikan seluruh rumah). Sally tenggelam dalam tumpukan utang yang ia dan suaminya hadapi. Jadi, mereka pun menemui seorang konsultan keuangan yang menasihati mereka untuk mengembangkan baik tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan tujuan mingguan, bulanan, dan tahunan. "Saya tidak pernah berpikir untuk membuat rencana anggaran," kenang Sally. "Tapi hal itu membebaskan. Saat saya melihat seluruh utang kami, utang itu terlalu besar untuk dilunasi, namun dengan mengatasinya menetapkan tujuan dan rencana finansial, sepertinya semua akan baik-baik saja." Setelah 3 tahun berpegang pada tujuan jangka pendek dan panjang, Sally dan suaminya pun terbebas dari utang. Keuangan dan pengaturan barang bukan merupakan satu-satunya hal yang dapat diatur tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya. Anda dapat menggunakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang ini dalam berbagai sendi kehidupan secara nyata: pedidikan, pola asuh anak, kehidupan keluarga, atletik, pelayanan sosial, pelayanan gereja, pertumbuhan pribadi dan rohani, serta pernikahan. Saat ketiga anak kami masih kecil, saya dan suami saya, Don, menemukan betapa mudahnya tugas menjadi orang tua dapat menyebabkan hubungan kami renggang. Kami memutuskan untuk menjaga kesehatan pernikahan kami dengan membuat beberapa keputusan berikut. Kami akan keluar untuk berkencan setidaknya sebulan sekali; kami akan pergi berdua saja semalam tanpa anak-anak untuk sekali dalam setahun; setiap 5 tahun sekali, kami akan menghadiri seminar pernikahan. Sepanjang tahun, Don dan saya tetap menjalankan tujuan-tujuan tersebut, dan hari ini, sebagai orang tua dari tiga orang remaja, kami masih menjadi sahabat. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang bekerja bersama untuk membangun dan memelihara sebuah pernikahan yang sehat. 5. Fleksibel Linda, seorang wiraswasta, baru-baru ini menghadapi tantangan ini: "Saya mencoba untuk mengembangkan bisnis rumahan saya, jadi saya menetapkan beberapa tujuan agresif yang cukup baik. Baru berjalan sebentar, keluarga saya terserang flu. Sekarang sudah sehat kembali, dan saya sedang berjuang untuk mengejar yang tertunda. Saya berharap untuk kembali ke jalur yang benar, tapi saya tidak pernah memperhitungkan bahwa hidup mungkin akan menghalangi kembali." Tentu saja, kehidupan dapat menghalangi jalan. Kira-kira 2 tahun yang lalu, saya berencana untuk olahraga lari sejauh 500 mil sepanjang tahun. Rencananya 2 mil per hari, 5 hari per minggu, 50 minggu sepanjang tahun. Rencana itu spesifik, realistis, dapat diukur, jangka pendek, dan jangka panjang. Cara tersebut berjalan baik sampai akhirnya saya mengalami cedera lutut. Apakah saya berhenti? Tidak. Saya ingin tetap menjaga tubuh saya, jadi saya belajar untuk menggantinya dengan berjalan. Saya harus fleksibel, yang membuat saya tetap berada di jalur yang benar, dan pada akhirnya bermanfaat untuk kesembuhan saya; berjalan membuat lutut saya yang cedera sembuh. Setelah lutut saya pulih, saya mulai berlari kembali. 6. Tinjau Secara Berkala Peninjauan secara berkala membuat kita tetap pada jalur yang benar, mencatat perkembangan kita, dan menyesuaikan jalur jika diperlukan. Setiap tahun, saya mencatat tujuan saya di dalam sebuah buku jurnal/perencanaan sehingga saya dapat dengan mudah melihatnya ke mana pun saya pergi. Di bagian bertuliskan "tujuan", saya membuat daftar tujuan spresifik berdasar kategori: pribadi/rohani; pernikahan/keluarga; profesional; pelayanan; rumah/proyek. Kemudian saya menetapkan hari Minggu setiap 3 bulan sekali untuk meninjau tujuan saya. Pada "hari peninjauan" tersebut, saya mencentang pada hal-hal yang telah saya capai. (sebuah kepuasan tersendiri!) Kemudian, saya melihat apa yang masih tertinggal, dan dengan sungguh-sungguh menanyakan hal-hal berikut ini: * Apa yang sedang saya lakukan? Apakah saya masih berada di jalur? * Tujuan mana yang saya kejar? * Tujuan mana yang membuat saya tertekan? Apakah saya bisa lebih fleksibel? * Apakah keadaan telah berubah semenjak saya membuat tujuan ini? * Apakah tujuan saya realistis? Spesifik? Dapat diukur? * Jika tidak, apa yang perlu saya ubah untuk membuatnya lebih realistis, spesifik, dan dapat diukur? * Apakah ini adalah saat yang tepat untuk melakukan hal ini? * Apakah saya telah mendoakan tujuan ini? Berdasarkan jawaban-jawaban saya, saya membuat beberapa perubahan yang perlu dilakukan, kadang-kadang melindas tujuan yang terlalu ambisius atau yang tidak mungkin dicapai karena perubahan keadaan. Saya menyelesaikan waktu peninjauan dengan sungguh-sungguh berdoa menyerahkan tujuan-tujuan saya pada Tuhan. Peninjauan secara berkala membantu saya tidak hanya tetap berada di jalur yang benar, tetapi juga menjaga supaya tidak terlalu berlebihan dalam berkomitmen dan menjadi kelelahan. Saya merasa terbantu jika saya meninjau tujuan-tujuan saya bersama orang lain, tidak sendirian. Sering kali, mata lain dapat menangkap apa yang gagal saya lihat. Awal tahun ini, saya menetapkan beberapa tujuan kerja, kemudian meninjaunya kembali bersama rekan kerja yang dengan cepat menyadari bahwa tujuan-tujuan itu nampaknya terlalu ambisius. Saya menyatakan akan mengajak setiap guru untuk makan siang ke luar satu kali semester ini, tetapi sebenarnya, saya bermaksud mengajak makan setiap guru sekali dalam jangka waktu 1 tahun akademik ini. Tinjauan rekan kerja saya membantu menemukan kesalahan saya. Saya bersyukur tidak berkomitmen untuk mengajak enam belas guru makan siang di luar dalam 14 minggu! Jika Anda adalah seorang yang selalu gagal mewujudkan resolusi seperti saya, hadapilah! Penetapan tujuan merupakan alternatif yang memerdekakan. Penetapan tujuan membantu Anda menyadari bahwa sasaran-sasaran hanyalah alat-alat, bukan janji-janji atau hukum-hukum, dan alat-alat adalah sesuatu yang dapat kita implementasikan setiap waktu. Sebagai konselor, Leslie Vernick, mengatakan, "Jangan biarkan kegagalan menjauhkan Anda dari tujuan Anda. Segera bersihkan diri Anda dan kembali ke jalur yang benar." Tinggalkan kegagalan yang lalu, dan jadikan hari ini sebagai sebuah awal baru. Anda akan bahagia nantinya karena sudah melakukannya. (t/Yohanna) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: Christianity Today: Today`s Christian Woman Judul asli artikel: Resolution Solution, 6 Great Ways to Make Your Goals Stick Penulis: Joan Esherick Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=1 http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=2 http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=3 http://www.christianitytoday.com/tcw/2002/janfeb/1.30.html?start=4 ______________________________________________________________________ - WAWASAN WANITA SEPULUH UNGGULAN RESOLUSI TAHUN BARU BAGI PARA WANITA MUDA KRISTEN 1. Tetapkan hati untuk hanya menggunakan Alkitab saja sebagai kerangka pikir dan kehidupan, dan bukan menggunakan budaya, propaganda feminisme, atau tekanan rekan sebaya. Pandang Alkitab saja yang memberi perintah tentang peranan wanita muda. Tetapkan hati untuk dengan sungguh-sungguh mempelajari Alkitab setiap hari dengan tujuan agar Anda dibangun, diperintah, dan ditantang. Mencatat hal-hal yang Anda pelajari dari firman Tuhan akan membantu Anda lebih fokus dan agresif untuk secara aktif mencari kebenaran yang sulit diterapkan. 2. Tetapkan hati untuk menjauhi teman-teman yang memberi pengaruh negatif kepada Anda dan lebih seringlah berkumpul dengan teman-teman yang akan membangun Anda dan mendorong Anda dalam jalan Tuhan. Tetapkan hati untuk menjauhkan diri dari pengaruh yang tidak membangun dan merusak Anda (misalnya acara TV, film, majalah, perkumpulan, dan kegiatan-kegiatan). 3. Tetapkan hati untuk membangun hubungan yang lebih kuat lagi dengan anggota keluarga Anda. Kondisi hubungan dengan keluarga Anda ini harus menjadi yang paling penting bagi Anda semua, jagalah hubungan Anda dengan Tuhan. Jadikan sebagian besar waktu yang Tuhan telah berikan kepada Anda untuk bersama dengan anggota keluarga Anda dan jadikan mereka sebagai sahabat-sahabat Anda. Tetapkan hati untuk menetapkan suatu contoh yang menyemangati dan mendorong bagi saudara-saudara Anda. Tetapkan hati untuk lebih menghormati dan menghargai orang tua Anda sehingga demikian pula Anda akan dihormati dan dihargai. 4. Tetapkan hati untuk menggali lebih dalam, lebih dekat, serta lebih menghargai hubungan dengan ayah Anda, yang akan membangun Anda berdua. Berikan hati Anda kepadanya, berbincang-bincanglah dengannya, katakan rahasia Anda kepadanya, doakan dia, tanyakan sesuatu kepadanya, dan biarkan dia tahu bahwa Anda ada di belakangnya dan ingin membangun dia menjadi pria yang lebih hebat lagi. Selidikilah hati Anda untuk melihat apakah dulu Anda melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ayah Anda dan sekarang hal itu menjadi halangan untuk menjalin hubungan dengannya. Sekarang adalah kesempatan untuk meminta pengampunan dari orang yang dulu Anda pernah berbuat salah kepadanya. 5. Tetapkan hati untuk memperlakukan suami (atau pun calon suami) Anda dengan baik (Amsal 31:12). Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk calon suami kita, meskipun sekarang kita tidak tahu siapakah calon suami kita, adalah dengan aktif menjaga dan menyiapkan diri kita bagi mereka. Jaga diri Anda untuk tetap tulus secara fisik, emosi, dan mental. Bangunlah seluruh sifat dan keterampilan yang diperlukan oleh seorang pria muda dari istrinya. 6. Tetapkan hati untuk memperlakukan dan memikirkan pemuda lain sebagai saudara di dalam Kristus. Berpakaian dan bertindaklah dengan sopan, yang menunjukkan perhatian sebagai calon istri mereka. Perlakukan para pemuda (termasuk yang lebih muda) dengan cara-cara yang membangun, bukan malah menjatuhkan mereka, dengan menghormati mereka, bukan malah merendahkan mereka. 7. Tetapkan hati untuk mendandani diri Anda dengan semangat kelembutan dan ketenangan yang berkualitas yang tidak akan pernah luntur, yang berharga di hadapan Allah. Jadikan ini sebagai awal di dalam diri Anda dan terpancar keluar. Tetapkan hati untuk bertindak lebih ramah, lebih seperti seorang wanita. Jadikan "kekuatan dan martabat" sebagai pakaian Anda. Berdirilah tegak! Lebih seringlah tersenyum. Bangunlah tata cara dan suara yang halus dan tenang. 8. Tetapkan hati untuk melengkapi diri Anda sendiri untuk menghadapi perang rohani yang terjadi. Tetapkan hati untuk melakukan disiplin rohani (misalnya berdoa, menghafal ayat, dan mempelajari Alkitab lebih dalam lagi). Tetapkan hati untuk melatih pikiran (misalnya lebih banyak lagi membaca buku-buku yang bermutu, menulis, dan mempelajari teologi). 9. Tetapkan hati untuk menjadi misionaris di mana Anda berada. Tetapkan hati untuk melayani dan memberi semangat kepada orang-orang di gereja Anda. Tetapkan hati untuk membangun sifat dan pesan-pesan yang diperlukan untuk memuridkan wanita yang lebih muda dari generasi kita. 10. Tetapkan hati untuk tidak menjadi orang yang mudah kompromi atau sinkretis. Ingatlah, kita berada di tengah-tengah peperangan. Segera setelah Anda berkompromi dengan suatu isu moral, Anda telah kalah dalam peperangan. Berikan kemenangan bagi Kristus dengan berperang di medan pertempuran-Nya dengan cara-Nya. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: VisionaryDaughters.com Judul asli artikel: Top 10 New Years Resolutions for young Christian Women Penulis: Anna Sofia Alamat URL: http://visionarydaughters.com/2006/10/top-10-new-years-resolutions-for-young-christian-women ______________________________________________________________________ - POKOK DOA TAHUN BARU 2009 1. Mari kita saling menguatkan dalam doa supaya hubungan kita boleh semakin dewasa dalam iman, dan supaya kita belajar untuk mengerti rencana-Nya dalam hidup kita masing-masing di tahun yang baru. 2. Mari kita berdoa bagi saudari-saudari kita yang mungkin sedang menghadapi masalah atau konflik. Kiranya pada tahun yang baru ini, mereka boleh memiliki semangat dan kekuatan baru dalam Tuhan. ______________________________________________________________________ - PENA WANITA Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru Dari: Erna. L. Kusoy <elkusoy(at)> > My dear friend, > MAY ALL OF YOU AND YOUR FAMILY HAVE A MERRY CHRISTMAS AND A HAPPY > NEW YEAR 2009. > From > Erna. L. Kusoy Redaksi: Terima kasih kepada semua Sahabat Wanita yang telah mengirimkan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru kepada redaksi. Kami harap tahun ini bisa menjadi awal yang baru bagi Sahabat Wanita sekalian dan kita bisa semakin dekat Bapa. Tuhan memberkati. ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi: <wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/ ________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |