Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/26

e-Wanita edisi 26 (17-12-2009)

Natal yang Tak Berkesudahan

_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________
                  Topik: Natal yang Tak Berkesudahan
                         Edisi 26/Desember 2009
______________________________________________________________________
MENU SAJI

- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Mari Rayakan Natal Sepanjang Tahun
- DUNIA WANITA: Dalam Dia Ada Hidup
- POTRET WANITA: Hana, Wanita yang Teguh Ketika Patah Hati
- KESAKSIAN WANITA: Acara Minum Teh Natal
- WAWASAN WANITA: Sebuah Peringatan pada Hari Natal
- EDISI BERIKUTNYA

______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Minggu depan adalah minggu yang istimewa karena kita akan merayakan
  kelahiran Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus. Semoga
  peringatan Natal ini semakin meneguhkan iman kita pada janji
  keselamatan yang diberikan oleh Allah melalui Yesus Kristus.
  Menyambut hari kelahiran Juru Selamat kita, segenap Redaksi e-Wanita
  mengucapkan:

                     SELAMAT HARI NATAL 2009

  Dan untuk 2menutup edisi-edisi tahun 2009 ini, segenap redaksi juga
  mengucapkan:

                     SELAMAT TAHUN BARU 2010

  Kiranya damai dan penyertaan Allah senantiasa memberi sukacita
  dalam hati Sahabat Wanita untuk menyambut dan mengisi tahun yang
  akan datang. Tuhan memberkati.

  Teriring salam dan doa,
  Pimpinan Redaksi e-Wanita
  Yohanna Prita Amelia
  http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/
  http://wanita.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/wanita

______________________________________________________________________

          If God has called you, do not spend time looking
           over your shoulder to see who is following you.
                        - Corrie ten Boom -

______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA

                MARI RAYAKAN NATAL SEPANJANG TAHUN

  "Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." (Lukas 22:19)

  Kita bersukacita Natal akan segera tiba, dengan dihiasi lampu-lampu
  yang terang dan kegembiraan yang besar. Ini adalah saat yang paling
  membahagiakan dan menyenangkan dalam setahun. Kita merayakan Natal
  dengan penuh ketulusan, sukacita, dan kegembiraan atas kelahiran
  bayi Yesus untuk menyelamatkan dunia.

  Apakah perlu mempermasalahkan pada bulan apa Dia lahir? Kapan
  tepatnya hari Natal yang pertama? Apakah bulan Juli atau September?
  Mei atau Desember? Yang penting adalah kita ingat.

  Kita menikmati semua pemandangan dan musim yang menyenangkan, namun
  kita tidak boleh lupa pada alasan Natal yang indah. Dia datang untuk
  memberi hidup kepada semua pria dan wanita. Dia datang untuk memberi
  tahu kita bahwa Dia akan datang kembali. Dia datang untuk meyakinkan
  kita bahwa dosa kita sudah diampuni, sehingga Dia dapat membawa kita
  hidup bersama-Nya di surga.

  Kasih, kedamaian, dan ketulusan bukan hanya untuk saat Natal saja.
  Sepanjang tahun hendaknya kita menyapa orang lain dengan perkataan
  yang manis dan senyuman. Hidup kita hendaknya penuh dengan pujian
  dan pemberian yang indah. Kebaikan harus menjadi gaya hidup kita
  yang paling utama. Dia memberi kita hati yang penuh kasih dan
  lagu-lagu yang riang, agar kita bisa merayakan Natal sepanjang
  tahun. (t/Setya)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Close to Home: A Daily Devotional for Women by Women
  Judul asli artikel: Let`s Keep Christmas All Year Long
  Penulis: Lillian Musgrave
  Penerbit: Review and Herald Publishing Association
  Halaman: 382 -- 383

______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA

                       DALAM DIA ADA HIDUP

  Saya selalu menyukai cerita kelahiran Kristus yang ditulis Lukas dan
  Matius. Tetapi cara Yohanes menuliskan tentang kedatangan-Nya selalu
  membangkitkan semangat saya. "Pada mulanya adalah Firman ... Firman
  itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita ...", "Dalam Dia
  ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia" (Yohanes 1:1, 14, 1:4).

  "Dalam Dia ada hidup". Kata-kata yang agung. Tetapi saya rasa ada
  saat-saat kita semua merasa terang yang dibicarakan Yohanes hampir
  tidak bersinar dalam kehidupan kita sehari-hari -- waktu kelahiran
  Yesus sepertinya hampir-hampir tidak memberi dampak yang nyata di
  dunia, juga dalam hati kita.

  Saya mengalami perasaan seperti itu pada suatu malam Natal,
  kesempatan yang jarang terjadi bagi Norman dan saya untuk berlibur.
  Pada malam Natal, kami berada di London. Kami makan di sebuah rumah
  makan favorit kami, tetapi kami tidak merasakan suasana Natal. Lalu
  kami berjalan-jalan di tempat-tempat yang cukup sepi di London.
  Waktu itu udaranya sangat dingin menusuk. Beberapa orang yang
  berpapasan dengan kami tampak sedih dan mengalami kesepian seperti
  yang saya rasakan.

  Lalu sayup-sayup kami mendengar nyanyian dari kejauhan. Kami terus
  berjalan dan suara itu menjadi semakin jelas. Dan bertambah keras.
  Kami membelok di suatu sudut, dan sampailah kami di Lapangan
  Trafalgar. Tempat itu penuh sesak dengan orang! Ada ribuan orang;
  mereka bernyanyi sekuat-kuatnya. Mereka bernyanyi "Kesukaan Bagi
  Dunia!", diiringi dengan musik yang gegap gempita yang dimainkan
  oleh sekelompok pemusik dari Bala Keselamatan. "Tuhan melimpahkan
  kesukaan, Saudara-Saudara!" Angin menepis semprotan dari air mancur
  dingin yang mengenai orang-orang yang sedang bernyanyi, tetapi itu
  tidak menghilangkan kegembiraan mereka. Wajah mereka bersinar waktu
  mereka bernyanyi, "Dengarlah! Bentara malaikat bernyanyi, `Mulia
  bagi Raja yang baru lahir.`" Pada malam yang dingin ini, kehidupan
  orang diubahkan. Diubah secara ajaib oleh Roh Kristus yang lahir
  bertahun-tahun yang lalu di Bethlehem.

  Norman dan saya mulai ikut bernyanyi. Dalam sekejap, kelesuan yang
  saya rasakan telah hilang. Dalam Dia ada hidup, Norman dan saya
  sepertinya menyanyi di tengah suasana Natal. Hidup yang berharga.
  Hidup yang seharusnya dijalani dengan kekuatan dan semangat. Dalam
  Dia ada hidup. Mulia bagi Raja yang baru lahir!

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kisah Nyata Seputar Natal
  Judul asli buku: The New Guideposts Christmas Treasury
  Penulis: Ruth Stafford Peale
  Penerjemah: Ir. Ny. Christine Sujana
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998
  Halaman: 140 -- 141

______________________________________________________________________
- POTRET WANITA

               HANA, WANITA YANG TEGUH KETIKA PATAH HATI

  "Hana membiarkan hatinya yang remuk memaksa dia untuk datang kepada
  Tuhan .... Kita yang sedang mengalami berbagai tragedi -- khususnya
  Anda, para janda -- ketahuilah bahwa tidak ada yang dapat
  menyembuhkan luka seperti jika kita mendekatkan diri kepada Tuhan."
  (Eugenia Price)

  Ayat: Yeremia 49:11
        Mazmur 147:3
        Lukas 2:22-27a
        Lukas 2:36-38

  Bisakah Seseorang Mati Karena Patah Hati?

  Para dokter di Inggris yang mempelajari kasus-kasus yang dialami
  oleh sebagian besar duda, menemukan bahwa beberapa dari mereka mati
  pada 6 bulan pertama setelah kematian istri mereka -- 50 persen dari
  mereka mengalami gagal jantung.

  Kehidupan Hana, nabi perempuan (nabiah) itu, sepertinya tidak ada
  harapan. Bahkan hari ini (saat buku ini ditulis -- Red), seorang
  janda di Timur Tengah hampir-hampir dibuang ke kuburan ketika
  suaminya mati. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh wanita yang
  tidak punya anak seperti Hana pada waktu ia ditinggal mati suaminya
  adalah kembali ke rumah orang tuanya dan menunggu suami kedua atau
  kematiannya.

  Kebahagiaan pernikahan Hana hanya berlangsung selama 7 tahun.
  Komentator Alkitab mengatakan bahwa dia telah menjadi janda selama
  lebih dari 60 tahun. Dia menjadi nabiah atas suku Asyer dari
  Galilea. Ini adalah suku yang diremehkan sehingga dikatakan, "Tidak
  ada nabi yang berasal dari Galilea."

  Nabi biasanya adalah pria. Jarang ada seorang nabiah. Alkitab
  mencatat sedikit nabiah -- Miriam, Debora, Hulda, dan Noaja dalam
  Perjanjian Lama; dan keempat anak perempuan penginjil Filipus dalam
  Perjanjian Baru.

  Hana berada di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

  Ini merupakan suatu kehormatan bagi seorang nabiah. Seorang wanita
  yang menyampaikan firman Allah kepada umat-Nya, seperti halnya nabi
  pria, merupakan seseorang yang memiliki suatu hak yang sangat
  istimewa. Hana termasuk dalam kelompok yang terpilih itu.

  Para janda sering berpikir, "Ketika suami saya mati, hidup saya
  berhenti." Hana memiliki cara pandang yang berbeda. Dia tidak
  melarikan diri ke dalam pengasingan dan pengasihanan diri setelah
  badai besar melanda hidupnya. Dia tidak menjadi beban bagi
  saudara-saudaranya. Dia tidak menjadi wanita yang kesepian yang
  hidupnya menjadi tidak berguna ataupun menjadi seseorang yang
  dikasihani oleh orang lain, namun tidak seorang pun tahu bagaimana
  menolongnya.

  Hana tidak melarikan diri kepada masa lalunya. Ini adalah salah satu
  bahaya terbesar yang harus dihadapi oleh para janda; hanya mereka
  yang telah kehilangan teman hidupnya, seperti Hana, yang tahu betapa
  seriusnya musibah kematian suami mereka berdampak bagi kehidupan
  rohani mereka.

  Ketika kesatuan pasangan suami istri putus, yang tersisa adalah
  seseorang yang terbagi menjadi dua. Bahkan dalam relasi pernikahan
  yang singkat sekalipun, orang yang masih tinggal tidak pernah
  menjadi pribadi yang sama seperti sebelumnya. Dia menjadi orang yang
  terbagi menjadi dua.

  Apakah Hana merasa nyaman dengan pemikiran bahwa Tuhan tidak pernah
  meninggalkan kita? Apakah Hana mengharapkan bahwa Dia akan
  memberikan Diri-Nya sendiri sebagai ganti dari apa yang Dia ambil?
  Sangat mungkin sekali. Seseorang harus memiliki keberanian dan
  kebijaksanaan untuk bisa memiliki sikap seperti itu. Yesus
  mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa tidak ada seorang pun yang
  bisa masuk ke Kerajaan Allah bila ia membiarkan perhatiannya
  dibelokkan dari pekerjaan yang sudah direncanakan Allah baginya
  (Luk. 9:62, FAYH)!

  Hana mendekatkan diri kepada Tuhan. Dia membaktikan dirinya untuk
  melayani Tuhan di Bait-Nya. Dia berdoa dan berpuasa. Dia mau
  memberikan lebih banyak perhatian kepada Tuhan daripada kepada
  dirinya sendiri dan menjadikan pekerjaan Tuhan sebagai prioritas
  utama.

  Ketika seorang janda berani meninggalkan sendiri masa lalunya,
  ketika ia tidak tergantung pada kenangan akan kebahagiaan yang
  sesungguhnya, dan ketika ia berani menghadapi masa sekarang dan masa
  depan bersama Tuhan, suatu damai sejahtera yang luar biasa
  membanjiri hatinya. Ia tidak lagi berada dalam kehidupan sebagai
  orang yang kehilangan, tetapi sebagai orang yang nyaman. Ia bisa
  menenangkan orang lain dalam masalah-masalah dan dukacita karena ia
  sendiri telah ditenangkan oleh Allah.

  Hana mengerjakan pekerjaan Tuhan tidak hanya pada siang hari, tetapi
  juga pada malam hari. Di samping semua kegiatannya, dia tidak lupa
  memerhatikan umatnya. Tugas ini termasuk membuat orang lain bahagia.
  Soren Kierkegaard pernah mengatakan, "Pintu kebahagiaan terbuka
  keluar ... kepada orang lain."

  Pada masa Hana, dunia ini gelap, suram, dan tanpa harapan.
  Masalah-masalah yang dihadapi umat Allah menjadi terlalu berat untuk
  dipikul. Oleh sebab itu, banyak orang secara sadar atau tidak
  mencari penebusan yang hanya ada pada Allah -- Mesias yang akan
  datang.

  Tiba-Tiba, Hari Besar Itu Datang. Yesus Lahir!

  Ketika Yusuf dan Maria membawa Anak pertama mereka ke Bait Allah
  untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan seperti hukum yang berlaku pada
  masa itu, di sana mereka tidak hanya menemui imam Simeon, orang yang
  tahu bahwa dirinya tidak akan mati sebelum melihat Mesias, tetapi
  mereka juga bertemu Hana. Tuhan, yang telah memeliharanya dengan
  sangat setia selama bertahun-tahun, melihat bahwa Hana tidak akan
  melewatkan begitu saja saat-saat penting itu. Wanita yang pada
  umumnya tidak akan memiliki kesempatan dalam hidupnya karena latar
  belakangnya, status janda dan usianya, pada waktu itu menjadi
  seseorang yang paling memiliki hak istimewa di dunia. Bersama-sama
  dengan Simeon, dia diizinkan bertemu dengan Anak itu dan menyembah
  Dia.

  Ini merupakan peristiwa yang luar biasa dalam hidupnya, jawaban
  dari doanya selama bertahun-tahun. Ini adalah peristiwa terbesar
  sepanjang masa, peristiwa yang sangat ditunggu-tunggu
  dunia -- Mesias datang!

  Sudah biasa bagi Hana untuk melakukan dua hal. Pertama, dia
  bersama-sama dengan Simeon memuji dan menyembah Tuhan karena
  Penebus yang dirindukan oleh umatnya, dunia, dan dosa-dosanya
  sendiri, telah datang. Kedua, dia memutuskan tidak mungkin
  merahasiakan berita bahagia ini untuk dirinya sendiri. Ada orang
  yang berkata, "Bersaksi adalah memberi perhatian pada Tuhan Yesus
  Kristus dan kemudian mengatakan kepada orang lain apa yang sudah
  Anda lihat." Inilah respons Hana.

  Ini membuktikan betapa dalamnya Hana mengenal umatnya. Dia mengenal
  semua orang di Yerusalem yang mencari Juru Selamat. Dia pergi dan
  mengatakan kepada umatnya tentang apa yang telah dilihatnya.

  Orang yang mengabarkan tentang Yesus Kristus ini bukanlah seorang
  pria muda yang fasih bicara, melainkan seorang wanita yang sudah
  tua. Dia adalah seseorang yang telah mengalami apa yang para
  pemazmur telah tulis tentang Tuhan, "Ia menyembuhkan orang-orang
  yang patah hati dan membalut luka-luka mereka" (Mazmur 147:3).
  (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Her Name is Woman
  Judul asli artikel: Anna, a Woman Who wasn`t Destroyed by a Broken
                      Heart
  Penulis: Gien Karssen
  Penerbit: Navpress, Colorado 1975
  Halaman: 149 -- 152

______________________________________________________________________
KESAKSIAN WANITA

                     ACARA MINUM TEH NATAL

  Menjadi orang yang pernah mengalami mukjizat berarti menjadi orang
  yang diubah. Itulah yang terjadi pada diriku pada bulan Desember
  1993.

  Pada bulan itu, aku mulai rajin ke gereja. Sebelumnya, aku jarang ke
  gereja semenjak masa kanak-kanakku. Tapi, tidak ada seorang pun yang
  memaksaku sehingga aku rajin pergi ke gereja. Agar aku lebih
  terlibat di gerejaku yang baru, Gereja Crossroads Baptist, aku
  bergabung dengan program pelayanan wanita. Agar lebih terlibat di
  dalamnya, aku membantu acara minum teh tahunan saat Natal secara
  sukarela.

  Kelihatannya, aku bisa mengatur tugasku. Aku mendapat tugas untuk
  mempersiapkan makanan pada acara minum teh. Kusiapkan 220 roti lapis
  (sandwich) dan 220 kue kecil. Aku bersemangat. Selain jarang ke
  gereja, aku juga jarang menjadi pekerja sukarela dalam hidupku.
  Inilah kesempatanku untuk terjun dan betul-betul membantu dengan
  cara yang hebat. Aku bermaksud untuk mengerjakannya dengan sempurna.

  Seminggu sebelum acara minum teh, aku memutuskan untuk membuat 220
  kue gulung "angel food" kecil. Aku melihat resepnya di salah satu
  buku resepku. Biasanya, aku tidak memunyai waktu untuk mengerjakan
  hal semacam ini. Sekarang, aku mendapat kesempatan untuk itu.
  Kue-kue itu kelihatan indah dalam gambar dan cara membuatnya pun
  cukup mudah.

  Caranya, ambil satu bongkah kue "angel food" dan potong memanjang
  menjadi empat lempeng. Olesi lempengan-lempengan itu dengan selai.
  Kemudian, gulung setiap lempeng lalu potong menjadi dua untuk
  membuat gulungan jeli mini. Setiap bongkah kue dapat dibuat menjadi
  delapan gulung jeli. Jadi, aku akan membutuhkan ... tiga puluh
  bongkah kue "angel food" untuk 220 orang. Untuk mencoba resep itu,
  aku memakai sebongkah kue "angel food" yang kubeli di toko bahan
  makanan. Rupanya, kue itu tidak terlalu jelek jadinya.

  Aku memesan tiga puluh bongkah kue "angel food" dari toko roti
  setempat. Aku berencana untuk membuat kue-kue itu pada Kamis dan
  Jumat, jadi masih ada waktu untuk acara minum teh pada Sabtu sore.
  Aku mengambil kue "angel food" tersebut di toko roti pada Kamis
  pagi. Segera sesudah sampai di rumah, aku menggulung lengan bajuku
  dan mulai bekerja. Ini akan menjadi sesuatu yang hebat!

  Ternyata, kondisinya tidak seperti yang kuharapkan. Kue "angel food"
  itu kurang matang di bagian tengahnya! Sambil berusaha untuk tidak
  panik, aku berlari kembali ke toko roti. Mereka cukup pemaaf dan
  mengatakan bahwa mereka masih punya dua puluh kue di lemari pembeku.
  Sisa sepuluh kue tersebut akan mereka panggang dan siap keesokan
  harinya. Aku merasa lega. Kemudian, aku berkendaraan pulang dan
  membawa dua puluh bongkah kue "angel food".

  Lalu, mimpi buruk pun mulai terjadi. Ternyata, kue-kue itu tidak
  seperti yang kupakai sebagai percobaan. Pisaunya lengket. Kue-kuenya
  pecah. Hasilnya suatu malapetaka. Pada pukul 2.00 pagi, aku
  menyelesaikan 160 gulungan jeli yang hasilnya menyedihkan. Aku ingin
  menangis. Aku mengharapkan masakanku akan sukses dan mendapatkan
  pujian di acara minum teh Natal itu. Aku sudah berjanji untuk
  mewujudkannya. Namun hasilnya 160 gulungan jeli yang remuk,
  bergerigi, dan bentuknya cacat.

  Pada Jumat pagi, aku memutuskan untuk memulai dari awal dengan kue
  "angel food" yang baru. Kutelepon toko roti setempat dan kubatalkan
  pesanan sepuluh bongkah "angel food"ku. Lalu aku mulai berkendaraan
  ke setiap toko roti di dalam kota. Banyak di antara toko-toko itu
  memunyai kue "angel food" berbentuk pipa. Tetapi, mereka jarang
  menyediakan kue berbentuk bongkahan. Setiap orang mengatakan bahwa
  mereka dapat memanggang kue berbentuk bongkahan tanpa gagal. Tetapi,
  aku sudah tidak punya waktu untuk itu. Acara minum teh diadakan
  keesokan harinya. Aku menjadi panik. Tinggal satu toko roti lagi.
  Ini adalah kesempatanku yang terakhir.

  Aku belum lama menjadi jemaat gereja. Berdoa merupakan sesuatu yang
  belum menjadi kebiasaanku. Aku berpikir bahwa berdoa hanya untuk
  hal-hal yang besar. Anda tidak perlu merepotkan Tuhan untuk hal-hal
  yang kecil. Tetapi, dengan air mata bercucuran, aku mulai berdoa
  ketika aku berkendara menuju toko roti yang terakhir. "Tuhan yang
  terkasih, tolonglah supaya di sini ada kue `angel food`. Bukan yang
  model pipa, tetapi model bongkahan, Tuhan. Tolonglah Tuhan. Acara
  teh Natal ini untuk-Mu." Kuparkir mobilku dan aku berjalan masuk ke
  toko roti. Ketika aku berjalan lewat pintu kaca sorong, terdapat
  deretan bongkahan kue "angel food" tepat di depanku. Aku sangat
  gembira. Kasir toko itu pasti mengira bahwa seorang wanita gila baru
  saja berjalan memasuki tokonya. Kue-kue ini adalah kue "angel food"
  yang paling lembut dan paling halus. Aku belum pernah melihat kue
  yang sebagus itu. Dengan menahan napas, aku mulai menghitung. Ada 17
  kue di atas rak. Hatiku ciut. "Apakah Anda masih punya stok kue
  ini?" aku bertanya pada kasir.

  "Biasanya kami tidak menjual yang semacam ini," jawabnya. "Kue-kue
  ini baru saja sampai beberapa menit yang lalu. Aku baru sempat
  mengeluarkan 17 kue. Tentu saja, kami punya lebih banyak di
  belakang. Akan saya ambilkan." Kuisi mobilku dengan kue-kue "angel
  food" tersebut. Dalam perjalanan pulang, aku menangis karena
  kegirangan, bukan karena kegagalan.

  Ketika aku memasang kembali meja kerjaku di dapur, aku tahu bahwa
  ini sudah hampir berakhir. Aku tidak merepotkan diri untuk
  menghitung. Aku tahu bahwa aku tidak punya kue ekstra untuk gagal.
  Bila ternyata nanti hasilnya kurang, aku memutuskan untuk membawa
  beberapa kue jelek yang kubuat sebelumnya dan akan kusajikan di
  mejaku. Pisauku memotong kue-kue yang baru itu seperti memotong
  mentega. Gulungan jeli kecil yang kubuat kali ini secantik gambar di
  dalam buku masak. Aku bekerja sepanjang siang dan sore dengan
  pisauku dan botol-botol selai. Aku menyelesaikan kue-kue yang
  terakhir pada Jumat malam pukul sepuluh. Lelah tetapi puas, aku
  mulai menghitung si kecil yang cantik satu demi satu. Tahukah Anda,
  berapa banyak kue yang kumiliki? Tepat 220 ... 220 gulungan jeli
  "angel food" yang cantik. Tidak lebih dan tidak kurang.

  Empat tahun kemudian, aku masih terpesona oleh cerita ini. Aku masih
  mengeluarkan air mata bila kuingat acara minum teh Natalku yang
  pertama. Tuhan telah mengirim kue-kue "angel food" dari surga
  kepadaku. Tuhan pasti terlibat dalam setiap mukjizat. Aku pun tahu
  bahwa Ia juga terlibat dalam mukjizat yang kualami. Aku tidak sama
  seperti sebelumnya. Saat ini, hidupku dipenuhi perasaan damai. Ini
  hanya bisa kuperoleh karena iman kepada Tuhan. Cinta Tuhan ada di
  sekeliling kita. Cinta-Nya dapat ditemukan pada beberapa hal yang
  paling kecil. Selamat Natal. Jika suatu saat Anda datang ke kotaku,
  silakan singgah di acara minum teh Natal kami. Sekarang, aku menjadi
  penanggung jawab acara itu.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: The Magic of Christmas Miracle
  Penulis: Lynne Hall (Mukilteo, Washington)
  Penerjemah: Bambang Soemantri
  Penerbit: PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2002
  Halaman: 182 -- 186

______________________________________________________________________
- WAWASAN WANITA

                  SEBUAH PERINGATAN PADA HARI NATAL

  Lebih dari 15 tahun yang lalu, kami menerima sebuah kartu Natal yang
  lain daripada yang lain. Pesan yang tertulis tidak sama dengan kartu
  Natal pada umumnya, tetapi mungkin kartu itu mencerminkan semangat
  Natal yang lebih baik daripada kartu-kartu lainnya. Sejak itu, kartu
  itu selalu dikeluarkan dari laci dan digantung di papan di dapur
  setiap tahun. Pada kartu itu tertulis:

  Tahun ini ...
     selesaikan perselisihan,
     temui teman yang sudah terlupakan,
     hilangkan kecurigaan dan gantilah dengan kepercayaan,
     tulislah surat yang bersahabat,
     bagikan berkat yang berharga,
     berikan jawaban yang lembut,
     berikan semangat pada para remaja,
     tunjukkan kesetiaan dalam perkataan dan perbuatan,
     tepatilah janji,
     sediakan waktu luang,
     singkirkan dendam,
     ampunilah musuh Anda,
     dengarkanlah keluhan orang lain,
     mintalah maaf bila bersalah,
     cobalah untuk mengerti,
     hilangkan rasa iri,
     periksa tuntutan Anda pada orang lain,
     pikirkan orang lain lebih dahulu,
     hargailah orang lain,
     bersikaplah ramah dan lemah lembut,
     tertawalah sedikit,
     tertawalah sedikit lebih banyak,
     merasalah yakin,
     tolaklah rasa benci,
     lawanlah kepuasan terhadap diri sendiri,
     nyatakanlah rasa terima kasih Anda,
     sambutlah seorang asing ke rumah Anda,
     senangkanlah hati seorang anak,
     nikmatilah keindahan alam,
     nyatakanlah kasih Anda secara terbuka,
     nyatakanlah lagi, dan
     nyatakanlah sekali lagi.
  (Ruth A. Ritchie)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kisah-kisah Nyata Seputar Natal
  Judul asli buku: The New Guideposts Christmas Treasury
  Penulis: Ruth A. Ritchie
  Penerjemah: Ir. Ny. Christine Sujana
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998
  Halaman: 139

______________________________________________________________________
- EDISI BERIKUTNYA

  Bersyukur edisi-edisi e-Wanita selama 2009 sudah selesai
  diterbitkan. Kiranya edisi-edisi tersebut bisa menjadi berkat bagi
  Sahabat Wanita dan semakin menyemangati Sahabat Wanita dalam
  melayani Tuhan dan sesama. Menyambut tahun 2010, e-Wanita akan tetap
  menyapa Sahabat Wanita. Pada bulan Januari nanti, redaksi akan
  menyajikan topik:

  - e-Wanita 27: Peran Wanita di Gereja
  - e-Wanita 28: Pelayanan Wanita di Gereja

  Redaksi juga terus mengajak Sahabat Wanita dan Pelanggan sekalian
  untuk mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa. Kiriman Anda
  akan kami publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda,
  supaya menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu e-mail Anda di
  meja redaksi yang beralamat di:

  ==> wanita(at)sabda.org

  Sampai bertemu pada tahun yang baru, 2010!

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org