Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/26 |
|
e-Wanita edisi 26 (17-12-2009)
|
|
_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________ Topik: Natal yang Tak Berkesudahan Edisi 26/Desember 2009 ______________________________________________________________________ MENU SAJI - SUARA WANITA - RENUNGAN WANITA: Mari Rayakan Natal Sepanjang Tahun - DUNIA WANITA: Dalam Dia Ada Hidup - POTRET WANITA: Hana, Wanita yang Teguh Ketika Patah Hati - KESAKSIAN WANITA: Acara Minum Teh Natal - WAWASAN WANITA: Sebuah Peringatan pada Hari Natal - EDISI BERIKUTNYA ______________________________________________________________________ - SUARA WANITA Shalom, Minggu depan adalah minggu yang istimewa karena kita akan merayakan kelahiran Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus. Semoga peringatan Natal ini semakin meneguhkan iman kita pada janji keselamatan yang diberikan oleh Allah melalui Yesus Kristus. Menyambut hari kelahiran Juru Selamat kita, segenap Redaksi e-Wanita mengucapkan: SELAMAT HARI NATAL 2009 Dan untuk 2menutup edisi-edisi tahun 2009 ini, segenap redaksi juga mengucapkan: SELAMAT TAHUN BARU 2010 Kiranya damai dan penyertaan Allah senantiasa memberi sukacita dalam hati Sahabat Wanita untuk menyambut dan mengisi tahun yang akan datang. Tuhan memberkati. Teriring salam dan doa, Pimpinan Redaksi e-Wanita Yohanna Prita Amelia http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/ http://wanita.sabda.org/ http://fb.sabda.org/wanita ______________________________________________________________________ If God has called you, do not spend time looking over your shoulder to see who is following you. - Corrie ten Boom - ______________________________________________________________________ - RENUNGAN WANITA MARI RAYAKAN NATAL SEPANJANG TAHUN "Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." (Lukas 22:19) Kita bersukacita Natal akan segera tiba, dengan dihiasi lampu-lampu yang terang dan kegembiraan yang besar. Ini adalah saat yang paling membahagiakan dan menyenangkan dalam setahun. Kita merayakan Natal dengan penuh ketulusan, sukacita, dan kegembiraan atas kelahiran bayi Yesus untuk menyelamatkan dunia. Apakah perlu mempermasalahkan pada bulan apa Dia lahir? Kapan tepatnya hari Natal yang pertama? Apakah bulan Juli atau September? Mei atau Desember? Yang penting adalah kita ingat. Kita menikmati semua pemandangan dan musim yang menyenangkan, namun kita tidak boleh lupa pada alasan Natal yang indah. Dia datang untuk memberi hidup kepada semua pria dan wanita. Dia datang untuk memberi tahu kita bahwa Dia akan datang kembali. Dia datang untuk meyakinkan kita bahwa dosa kita sudah diampuni, sehingga Dia dapat membawa kita hidup bersama-Nya di surga. Kasih, kedamaian, dan ketulusan bukan hanya untuk saat Natal saja. Sepanjang tahun hendaknya kita menyapa orang lain dengan perkataan yang manis dan senyuman. Hidup kita hendaknya penuh dengan pujian dan pemberian yang indah. Kebaikan harus menjadi gaya hidup kita yang paling utama. Dia memberi kita hati yang penuh kasih dan lagu-lagu yang riang, agar kita bisa merayakan Natal sepanjang tahun. (t/Setya) Diterjemahkan dari: Judul buku: Close to Home: A Daily Devotional for Women by Women Judul asli artikel: Let`s Keep Christmas All Year Long Penulis: Lillian Musgrave Penerbit: Review and Herald Publishing Association Halaman: 382 -- 383 ______________________________________________________________________ - DUNIA WANITA DALAM DIA ADA HIDUP Saya selalu menyukai cerita kelahiran Kristus yang ditulis Lukas dan Matius. Tetapi cara Yohanes menuliskan tentang kedatangan-Nya selalu membangkitkan semangat saya. "Pada mulanya adalah Firman ... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita ...", "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia" (Yohanes 1:1, 14, 1:4). "Dalam Dia ada hidup". Kata-kata yang agung. Tetapi saya rasa ada saat-saat kita semua merasa terang yang dibicarakan Yohanes hampir tidak bersinar dalam kehidupan kita sehari-hari -- waktu kelahiran Yesus sepertinya hampir-hampir tidak memberi dampak yang nyata di dunia, juga dalam hati kita. Saya mengalami perasaan seperti itu pada suatu malam Natal, kesempatan yang jarang terjadi bagi Norman dan saya untuk berlibur. Pada malam Natal, kami berada di London. Kami makan di sebuah rumah makan favorit kami, tetapi kami tidak merasakan suasana Natal. Lalu kami berjalan-jalan di tempat-tempat yang cukup sepi di London. Waktu itu udaranya sangat dingin menusuk. Beberapa orang yang berpapasan dengan kami tampak sedih dan mengalami kesepian seperti yang saya rasakan. Lalu sayup-sayup kami mendengar nyanyian dari kejauhan. Kami terus berjalan dan suara itu menjadi semakin jelas. Dan bertambah keras. Kami membelok di suatu sudut, dan sampailah kami di Lapangan Trafalgar. Tempat itu penuh sesak dengan orang! Ada ribuan orang; mereka bernyanyi sekuat-kuatnya. Mereka bernyanyi "Kesukaan Bagi Dunia!", diiringi dengan musik yang gegap gempita yang dimainkan oleh sekelompok pemusik dari Bala Keselamatan. "Tuhan melimpahkan kesukaan, Saudara-Saudara!" Angin menepis semprotan dari air mancur dingin yang mengenai orang-orang yang sedang bernyanyi, tetapi itu tidak menghilangkan kegembiraan mereka. Wajah mereka bersinar waktu mereka bernyanyi, "Dengarlah! Bentara malaikat bernyanyi, `Mulia bagi Raja yang baru lahir.`" Pada malam yang dingin ini, kehidupan orang diubahkan. Diubah secara ajaib oleh Roh Kristus yang lahir bertahun-tahun yang lalu di Bethlehem. Norman dan saya mulai ikut bernyanyi. Dalam sekejap, kelesuan yang saya rasakan telah hilang. Dalam Dia ada hidup, Norman dan saya sepertinya menyanyi di tengah suasana Natal. Hidup yang berharga. Hidup yang seharusnya dijalani dengan kekuatan dan semangat. Dalam Dia ada hidup. Mulia bagi Raja yang baru lahir! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kisah Nyata Seputar Natal Judul asli buku: The New Guideposts Christmas Treasury Penulis: Ruth Stafford Peale Penerjemah: Ir. Ny. Christine Sujana Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998 Halaman: 140 -- 141 ______________________________________________________________________ - POTRET WANITA HANA, WANITA YANG TEGUH KETIKA PATAH HATI "Hana membiarkan hatinya yang remuk memaksa dia untuk datang kepada Tuhan .... Kita yang sedang mengalami berbagai tragedi -- khususnya Anda, para janda -- ketahuilah bahwa tidak ada yang dapat menyembuhkan luka seperti jika kita mendekatkan diri kepada Tuhan." (Eugenia Price) Ayat: Yeremia 49:11 Mazmur 147:3 Lukas 2:22-27a Lukas 2:36-38 Bisakah Seseorang Mati Karena Patah Hati? Para dokter di Inggris yang mempelajari kasus-kasus yang dialami oleh sebagian besar duda, menemukan bahwa beberapa dari mereka mati pada 6 bulan pertama setelah kematian istri mereka -- 50 persen dari mereka mengalami gagal jantung. Kehidupan Hana, nabi perempuan (nabiah) itu, sepertinya tidak ada harapan. Bahkan hari ini (saat buku ini ditulis -- Red), seorang janda di Timur Tengah hampir-hampir dibuang ke kuburan ketika suaminya mati. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh wanita yang tidak punya anak seperti Hana pada waktu ia ditinggal mati suaminya adalah kembali ke rumah orang tuanya dan menunggu suami kedua atau kematiannya. Kebahagiaan pernikahan Hana hanya berlangsung selama 7 tahun. Komentator Alkitab mengatakan bahwa dia telah menjadi janda selama lebih dari 60 tahun. Dia menjadi nabiah atas suku Asyer dari Galilea. Ini adalah suku yang diremehkan sehingga dikatakan, "Tidak ada nabi yang berasal dari Galilea." Nabi biasanya adalah pria. Jarang ada seorang nabiah. Alkitab mencatat sedikit nabiah -- Miriam, Debora, Hulda, dan Noaja dalam Perjanjian Lama; dan keempat anak perempuan penginjil Filipus dalam Perjanjian Baru. Hana berada di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ini merupakan suatu kehormatan bagi seorang nabiah. Seorang wanita yang menyampaikan firman Allah kepada umat-Nya, seperti halnya nabi pria, merupakan seseorang yang memiliki suatu hak yang sangat istimewa. Hana termasuk dalam kelompok yang terpilih itu. Para janda sering berpikir, "Ketika suami saya mati, hidup saya berhenti." Hana memiliki cara pandang yang berbeda. Dia tidak melarikan diri ke dalam pengasingan dan pengasihanan diri setelah badai besar melanda hidupnya. Dia tidak menjadi beban bagi saudara-saudaranya. Dia tidak menjadi wanita yang kesepian yang hidupnya menjadi tidak berguna ataupun menjadi seseorang yang dikasihani oleh orang lain, namun tidak seorang pun tahu bagaimana menolongnya. Hana tidak melarikan diri kepada masa lalunya. Ini adalah salah satu bahaya terbesar yang harus dihadapi oleh para janda; hanya mereka yang telah kehilangan teman hidupnya, seperti Hana, yang tahu betapa seriusnya musibah kematian suami mereka berdampak bagi kehidupan rohani mereka. Ketika kesatuan pasangan suami istri putus, yang tersisa adalah seseorang yang terbagi menjadi dua. Bahkan dalam relasi pernikahan yang singkat sekalipun, orang yang masih tinggal tidak pernah menjadi pribadi yang sama seperti sebelumnya. Dia menjadi orang yang terbagi menjadi dua. Apakah Hana merasa nyaman dengan pemikiran bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita? Apakah Hana mengharapkan bahwa Dia akan memberikan Diri-Nya sendiri sebagai ganti dari apa yang Dia ambil? Sangat mungkin sekali. Seseorang harus memiliki keberanian dan kebijaksanaan untuk bisa memiliki sikap seperti itu. Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke Kerajaan Allah bila ia membiarkan perhatiannya dibelokkan dari pekerjaan yang sudah direncanakan Allah baginya (Luk. 9:62, FAYH)! Hana mendekatkan diri kepada Tuhan. Dia membaktikan dirinya untuk melayani Tuhan di Bait-Nya. Dia berdoa dan berpuasa. Dia mau memberikan lebih banyak perhatian kepada Tuhan daripada kepada dirinya sendiri dan menjadikan pekerjaan Tuhan sebagai prioritas utama. Ketika seorang janda berani meninggalkan sendiri masa lalunya, ketika ia tidak tergantung pada kenangan akan kebahagiaan yang sesungguhnya, dan ketika ia berani menghadapi masa sekarang dan masa depan bersama Tuhan, suatu damai sejahtera yang luar biasa membanjiri hatinya. Ia tidak lagi berada dalam kehidupan sebagai orang yang kehilangan, tetapi sebagai orang yang nyaman. Ia bisa menenangkan orang lain dalam masalah-masalah dan dukacita karena ia sendiri telah ditenangkan oleh Allah. Hana mengerjakan pekerjaan Tuhan tidak hanya pada siang hari, tetapi juga pada malam hari. Di samping semua kegiatannya, dia tidak lupa memerhatikan umatnya. Tugas ini termasuk membuat orang lain bahagia. Soren Kierkegaard pernah mengatakan, "Pintu kebahagiaan terbuka keluar ... kepada orang lain." Pada masa Hana, dunia ini gelap, suram, dan tanpa harapan. Masalah-masalah yang dihadapi umat Allah menjadi terlalu berat untuk dipikul. Oleh sebab itu, banyak orang secara sadar atau tidak mencari penebusan yang hanya ada pada Allah -- Mesias yang akan datang. Tiba-Tiba, Hari Besar Itu Datang. Yesus Lahir! Ketika Yusuf dan Maria membawa Anak pertama mereka ke Bait Allah untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan seperti hukum yang berlaku pada masa itu, di sana mereka tidak hanya menemui imam Simeon, orang yang tahu bahwa dirinya tidak akan mati sebelum melihat Mesias, tetapi mereka juga bertemu Hana. Tuhan, yang telah memeliharanya dengan sangat setia selama bertahun-tahun, melihat bahwa Hana tidak akan melewatkan begitu saja saat-saat penting itu. Wanita yang pada umumnya tidak akan memiliki kesempatan dalam hidupnya karena latar belakangnya, status janda dan usianya, pada waktu itu menjadi seseorang yang paling memiliki hak istimewa di dunia. Bersama-sama dengan Simeon, dia diizinkan bertemu dengan Anak itu dan menyembah Dia. Ini merupakan peristiwa yang luar biasa dalam hidupnya, jawaban dari doanya selama bertahun-tahun. Ini adalah peristiwa terbesar sepanjang masa, peristiwa yang sangat ditunggu-tunggu dunia -- Mesias datang! Sudah biasa bagi Hana untuk melakukan dua hal. Pertama, dia bersama-sama dengan Simeon memuji dan menyembah Tuhan karena Penebus yang dirindukan oleh umatnya, dunia, dan dosa-dosanya sendiri, telah datang. Kedua, dia memutuskan tidak mungkin merahasiakan berita bahagia ini untuk dirinya sendiri. Ada orang yang berkata, "Bersaksi adalah memberi perhatian pada Tuhan Yesus Kristus dan kemudian mengatakan kepada orang lain apa yang sudah Anda lihat." Inilah respons Hana. Ini membuktikan betapa dalamnya Hana mengenal umatnya. Dia mengenal semua orang di Yerusalem yang mencari Juru Selamat. Dia pergi dan mengatakan kepada umatnya tentang apa yang telah dilihatnya. Orang yang mengabarkan tentang Yesus Kristus ini bukanlah seorang pria muda yang fasih bicara, melainkan seorang wanita yang sudah tua. Dia adalah seseorang yang telah mengalami apa yang para pemazmur telah tulis tentang Tuhan, "Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka" (Mazmur 147:3). (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Her Name is Woman Judul asli artikel: Anna, a Woman Who wasn`t Destroyed by a Broken Heart Penulis: Gien Karssen Penerbit: Navpress, Colorado 1975 Halaman: 149 -- 152 ______________________________________________________________________ KESAKSIAN WANITA ACARA MINUM TEH NATAL Menjadi orang yang pernah mengalami mukjizat berarti menjadi orang yang diubah. Itulah yang terjadi pada diriku pada bulan Desember 1993. Pada bulan itu, aku mulai rajin ke gereja. Sebelumnya, aku jarang ke gereja semenjak masa kanak-kanakku. Tapi, tidak ada seorang pun yang memaksaku sehingga aku rajin pergi ke gereja. Agar aku lebih terlibat di gerejaku yang baru, Gereja Crossroads Baptist, aku bergabung dengan program pelayanan wanita. Agar lebih terlibat di dalamnya, aku membantu acara minum teh tahunan saat Natal secara sukarela. Kelihatannya, aku bisa mengatur tugasku. Aku mendapat tugas untuk mempersiapkan makanan pada acara minum teh. Kusiapkan 220 roti lapis (sandwich) dan 220 kue kecil. Aku bersemangat. Selain jarang ke gereja, aku juga jarang menjadi pekerja sukarela dalam hidupku. Inilah kesempatanku untuk terjun dan betul-betul membantu dengan cara yang hebat. Aku bermaksud untuk mengerjakannya dengan sempurna. Seminggu sebelum acara minum teh, aku memutuskan untuk membuat 220 kue gulung "angel food" kecil. Aku melihat resepnya di salah satu buku resepku. Biasanya, aku tidak memunyai waktu untuk mengerjakan hal semacam ini. Sekarang, aku mendapat kesempatan untuk itu. Kue-kue itu kelihatan indah dalam gambar dan cara membuatnya pun cukup mudah. Caranya, ambil satu bongkah kue "angel food" dan potong memanjang menjadi empat lempeng. Olesi lempengan-lempengan itu dengan selai. Kemudian, gulung setiap lempeng lalu potong menjadi dua untuk membuat gulungan jeli mini. Setiap bongkah kue dapat dibuat menjadi delapan gulung jeli. Jadi, aku akan membutuhkan ... tiga puluh bongkah kue "angel food" untuk 220 orang. Untuk mencoba resep itu, aku memakai sebongkah kue "angel food" yang kubeli di toko bahan makanan. Rupanya, kue itu tidak terlalu jelek jadinya. Aku memesan tiga puluh bongkah kue "angel food" dari toko roti setempat. Aku berencana untuk membuat kue-kue itu pada Kamis dan Jumat, jadi masih ada waktu untuk acara minum teh pada Sabtu sore. Aku mengambil kue "angel food" tersebut di toko roti pada Kamis pagi. Segera sesudah sampai di rumah, aku menggulung lengan bajuku dan mulai bekerja. Ini akan menjadi sesuatu yang hebat! Ternyata, kondisinya tidak seperti yang kuharapkan. Kue "angel food" itu kurang matang di bagian tengahnya! Sambil berusaha untuk tidak panik, aku berlari kembali ke toko roti. Mereka cukup pemaaf dan mengatakan bahwa mereka masih punya dua puluh kue di lemari pembeku. Sisa sepuluh kue tersebut akan mereka panggang dan siap keesokan harinya. Aku merasa lega. Kemudian, aku berkendaraan pulang dan membawa dua puluh bongkah kue "angel food". Lalu, mimpi buruk pun mulai terjadi. Ternyata, kue-kue itu tidak seperti yang kupakai sebagai percobaan. Pisaunya lengket. Kue-kuenya pecah. Hasilnya suatu malapetaka. Pada pukul 2.00 pagi, aku menyelesaikan 160 gulungan jeli yang hasilnya menyedihkan. Aku ingin menangis. Aku mengharapkan masakanku akan sukses dan mendapatkan pujian di acara minum teh Natal itu. Aku sudah berjanji untuk mewujudkannya. Namun hasilnya 160 gulungan jeli yang remuk, bergerigi, dan bentuknya cacat. Pada Jumat pagi, aku memutuskan untuk memulai dari awal dengan kue "angel food" yang baru. Kutelepon toko roti setempat dan kubatalkan pesanan sepuluh bongkah "angel food"ku. Lalu aku mulai berkendaraan ke setiap toko roti di dalam kota. Banyak di antara toko-toko itu memunyai kue "angel food" berbentuk pipa. Tetapi, mereka jarang menyediakan kue berbentuk bongkahan. Setiap orang mengatakan bahwa mereka dapat memanggang kue berbentuk bongkahan tanpa gagal. Tetapi, aku sudah tidak punya waktu untuk itu. Acara minum teh diadakan keesokan harinya. Aku menjadi panik. Tinggal satu toko roti lagi. Ini adalah kesempatanku yang terakhir. Aku belum lama menjadi jemaat gereja. Berdoa merupakan sesuatu yang belum menjadi kebiasaanku. Aku berpikir bahwa berdoa hanya untuk hal-hal yang besar. Anda tidak perlu merepotkan Tuhan untuk hal-hal yang kecil. Tetapi, dengan air mata bercucuran, aku mulai berdoa ketika aku berkendara menuju toko roti yang terakhir. "Tuhan yang terkasih, tolonglah supaya di sini ada kue `angel food`. Bukan yang model pipa, tetapi model bongkahan, Tuhan. Tolonglah Tuhan. Acara teh Natal ini untuk-Mu." Kuparkir mobilku dan aku berjalan masuk ke toko roti. Ketika aku berjalan lewat pintu kaca sorong, terdapat deretan bongkahan kue "angel food" tepat di depanku. Aku sangat gembira. Kasir toko itu pasti mengira bahwa seorang wanita gila baru saja berjalan memasuki tokonya. Kue-kue ini adalah kue "angel food" yang paling lembut dan paling halus. Aku belum pernah melihat kue yang sebagus itu. Dengan menahan napas, aku mulai menghitung. Ada 17 kue di atas rak. Hatiku ciut. "Apakah Anda masih punya stok kue ini?" aku bertanya pada kasir. "Biasanya kami tidak menjual yang semacam ini," jawabnya. "Kue-kue ini baru saja sampai beberapa menit yang lalu. Aku baru sempat mengeluarkan 17 kue. Tentu saja, kami punya lebih banyak di belakang. Akan saya ambilkan." Kuisi mobilku dengan kue-kue "angel food" tersebut. Dalam perjalanan pulang, aku menangis karena kegirangan, bukan karena kegagalan. Ketika aku memasang kembali meja kerjaku di dapur, aku tahu bahwa ini sudah hampir berakhir. Aku tidak merepotkan diri untuk menghitung. Aku tahu bahwa aku tidak punya kue ekstra untuk gagal. Bila ternyata nanti hasilnya kurang, aku memutuskan untuk membawa beberapa kue jelek yang kubuat sebelumnya dan akan kusajikan di mejaku. Pisauku memotong kue-kue yang baru itu seperti memotong mentega. Gulungan jeli kecil yang kubuat kali ini secantik gambar di dalam buku masak. Aku bekerja sepanjang siang dan sore dengan pisauku dan botol-botol selai. Aku menyelesaikan kue-kue yang terakhir pada Jumat malam pukul sepuluh. Lelah tetapi puas, aku mulai menghitung si kecil yang cantik satu demi satu. Tahukah Anda, berapa banyak kue yang kumiliki? Tepat 220 ... 220 gulungan jeli "angel food" yang cantik. Tidak lebih dan tidak kurang. Empat tahun kemudian, aku masih terpesona oleh cerita ini. Aku masih mengeluarkan air mata bila kuingat acara minum teh Natalku yang pertama. Tuhan telah mengirim kue-kue "angel food" dari surga kepadaku. Tuhan pasti terlibat dalam setiap mukjizat. Aku pun tahu bahwa Ia juga terlibat dalam mukjizat yang kualami. Aku tidak sama seperti sebelumnya. Saat ini, hidupku dipenuhi perasaan damai. Ini hanya bisa kuperoleh karena iman kepada Tuhan. Cinta Tuhan ada di sekeliling kita. Cinta-Nya dapat ditemukan pada beberapa hal yang paling kecil. Selamat Natal. Jika suatu saat Anda datang ke kotaku, silakan singgah di acara minum teh Natal kami. Sekarang, aku menjadi penanggung jawab acara itu. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: The Magic of Christmas Miracle Penulis: Lynne Hall (Mukilteo, Washington) Penerjemah: Bambang Soemantri Penerbit: PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2002 Halaman: 182 -- 186 ______________________________________________________________________ - WAWASAN WANITA SEBUAH PERINGATAN PADA HARI NATAL Lebih dari 15 tahun yang lalu, kami menerima sebuah kartu Natal yang lain daripada yang lain. Pesan yang tertulis tidak sama dengan kartu Natal pada umumnya, tetapi mungkin kartu itu mencerminkan semangat Natal yang lebih baik daripada kartu-kartu lainnya. Sejak itu, kartu itu selalu dikeluarkan dari laci dan digantung di papan di dapur setiap tahun. Pada kartu itu tertulis: Tahun ini ... selesaikan perselisihan, temui teman yang sudah terlupakan, hilangkan kecurigaan dan gantilah dengan kepercayaan, tulislah surat yang bersahabat, bagikan berkat yang berharga, berikan jawaban yang lembut, berikan semangat pada para remaja, tunjukkan kesetiaan dalam perkataan dan perbuatan, tepatilah janji, sediakan waktu luang, singkirkan dendam, ampunilah musuh Anda, dengarkanlah keluhan orang lain, mintalah maaf bila bersalah, cobalah untuk mengerti, hilangkan rasa iri, periksa tuntutan Anda pada orang lain, pikirkan orang lain lebih dahulu, hargailah orang lain, bersikaplah ramah dan lemah lembut, tertawalah sedikit, tertawalah sedikit lebih banyak, merasalah yakin, tolaklah rasa benci, lawanlah kepuasan terhadap diri sendiri, nyatakanlah rasa terima kasih Anda, sambutlah seorang asing ke rumah Anda, senangkanlah hati seorang anak, nikmatilah keindahan alam, nyatakanlah kasih Anda secara terbuka, nyatakanlah lagi, dan nyatakanlah sekali lagi. (Ruth A. Ritchie) Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kisah-kisah Nyata Seputar Natal Judul asli buku: The New Guideposts Christmas Treasury Penulis: Ruth A. Ritchie Penerjemah: Ir. Ny. Christine Sujana Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998 Halaman: 139 ______________________________________________________________________ - EDISI BERIKUTNYA Bersyukur edisi-edisi e-Wanita selama 2009 sudah selesai diterbitkan. Kiranya edisi-edisi tersebut bisa menjadi berkat bagi Sahabat Wanita dan semakin menyemangati Sahabat Wanita dalam melayani Tuhan dan sesama. Menyambut tahun 2010, e-Wanita akan tetap menyapa Sahabat Wanita. Pada bulan Januari nanti, redaksi akan menyajikan topik: - e-Wanita 27: Peran Wanita di Gereja - e-Wanita 28: Pelayanan Wanita di Gereja Redaksi juga terus mengajak Sahabat Wanita dan Pelanggan sekalian untuk mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa. Kiriman Anda akan kami publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda, supaya menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu e-mail Anda di meja redaksi yang beralamat di: ==> wanita(at)sabda.org Sampai bertemu pada tahun yang baru, 2010! ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi: <wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/ ________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |