Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/16

e-Wanita edisi 16 (16-7-2009)

Menjadi Teladan Doa

_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________
                      Topik: Menjadi Teladan Doa
                          Edisi 16/Juli 2009
______________________________________________________________________
MENU SAJI

- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Orang Tua yang Berhasil
- DUNIA WANITA: Teladanilah Sikap yang Benar Terhadap Doa
- POTRET WANITA: Salome: Ibu yang Menginginkan Anak-Anaknya (Yakobus
                 dan Yohanes) Menjadi Orang-Orang Terdekat Yesus
- INFO: In-Christ.Net: Komunitas dan Kolaborasi untuk Saling 
        Memperlengkapi
- EDISI BERIKUTNYA

______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Menjadi orang tua tidaklah mudah, karena mereka "dituntut" untuk 
  menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka. Hal ini bukan hal 
  yang mudah karena sebagai orang tua, kita hanyalah manusia biasa 
  yang memiliki kelamahan dan kelebihan.

  Publikasi e-Wanita edisi 16 secara khusus membahas beberapa hal yang 
  berkenaan tentang bagaimana memberi teladan bagi anak-anak. Dalam 
  renungan berjudul "Menjadi Orang Tua yang Berhasil", kita diajarkan 
  untuk selalu memberi pengaruh yang positif bagi anak-anak kita 
  ketimbang menjadi orang tua yang penuntut. Kemudian, melanjutkan 
  topik edisi sebelumnya, kami ingin mengajak Anda untuk memberikan 
  teladan doa kepada anak-anak sejak usia dini melalui kolom artikel 
  yang berjudul "Teladanilah Sikap yang Benar Terhadap Doa". Sedangkan 
  dalam kolom Potret Wanita, kami ingin mengajak Anda mengenal seorang 
  ibu -- Salome, yang secara luar biasa telah membawa kedua anaknya 
  kepada Kristus. Kami berharap Anda bisa belajar banyak dari sosok 
  ibu yang satu ini. Kiranya seluruh sajian dalam edisi ini menggugah 
  kita untuk selalu bersukacita dalam menjalani tugas yang sulit ini, 
  yaitu menjadi teladan bagi anak-anak kita. Tuhan memberkati.

  Pemimpin Redaksi e-Wanita,
  Yohanna Prita Amelia
  http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/
  http://wanita.sabda.org/

______________________________________________________________________

      Everytime you smile at someone, it is an action for love,     
               a gift to that person, a beautiful thing.      
                          -- Mother Teresa --
     
______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA

                       ORANG TUA YANG BERHASIL

  Acuan: Keluaran 13:3-10, 14-16

  "Pada hari itu harus kauberitahukan kepada anakmu laki-laki: Ibadah 
  ini adalah karena mengingat apa yang dibuat Tuhan kepadaku." 
  (Keluaran 13:8)

  Anak-anak adalah individu yang suka menuruti kemauan sendiri. Cara 
  terbaik untuk membuat mereka mau menurut dengan senang hati adalah 
  dengan memberi pengaruh positif ke dalam kehidupan mereka.

  Dwight D. Eisenhower menggunakan sebuah cara yang jelas dan mudah
  untuk mendemonstrasikan seni kepemimpinan, yang sesuai dengan topik
  kita. Ia meletakkan sehelai benang di atas meja dan berkata,
  "Tariklah benang itu, maka ia akan mengikuti jalan yang Anda
  inginkan, tetapi doronglah benang itu maka ia tak akan pergi ke
  mana-mana." Mungkin sampai batas tertentu kita dapat membentuk
  kelakuan melalui tekanan dari luar, tetapi jika anak-anak remaja
  kita tidak menghargai nilai-nilai yang kita berikan, tindakan mereka
  tak akan mencerminkan kekristenan. Mereka seperti seorang anak kecil
  yang dipaksa ayahnya untuk duduk. Setelah terpaksa menurut, ia
  menengadah dengan memberontak, sambil berkata, "Mungkin di luar aku
  terlihat duduk, tetapi di dalam aku tetap berdiri!"

  Untuk dapat memenangkan hati anak-anak, kita harus memberi teladan
  iman dan kasih terus-menerus. Nasihat, disiplin, dan bimbingan dapat
  berpengaruh lebih besar dalam mengarahkan tindakan mereka daripada
  teguran keras yang menyalakan api pemberontakan dan kemarahan.

  Kita juga harus menceritakan kepada anak-anak remaja kita apa 
  artinya Allah bagi kita. Setelah Israel dibebaskan dari perbudakan 
  di Mesir, anak-anak lelaki Ibrani pasti sangat terkesan ketika para 
  ayah menceritakan tentang kelepasan ajaib yang mereka alami. 
  Kesaksian pribadi para ayah meninggalkan kenangan yang tak 
  terlupakan dalam pikiran para remaja itu.

  Memelihara anak adalah tugas yang berat, tetapi satu hal yang pasti:
  orang tua yang selalu memberi pengaruh positif akan jauh lebih
  berhasil daripada orang tua yang selalu menuntut. (DJD)

  Latihlah seorang anak di jalan yang harus ia lalui.
  Tetapi pastikan dulu bahwa Anda juga telah melewati jalan itu.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Agenda Pribadi 2000: Renungan Harian
  Penyusun: Litbang Literatur Gloria
  Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 2000
  Halaman: Tidak dicantumkan

______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA

              TELADANILAH SIKAP YANG BENAR TERHADAP DOA

  Kelihatannya memang mudah bagi kita untuk mengajarkan sesuatu kepada
  anak-anak kita apabila kita melakukannya dengan kontinu. Namun
  demikian, mentoring mengandung makna yang lebih dalam. Memang benar
  bahwa kita harus dengan sepenuh hati mengajar dan memberikan teladan
  sepanjang hari. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa kita harus
  melakukannya sepanjang hari. Mengajarkan sesuatu kepada anak-anak
  kita sementara kita tidak siap untuk itu menjadikan mereka semakin
  sulit untuk dikendalikan. Hal ini patut digarisbawahi.

  Sikap, spontanitas, dan reaksi kita merupakan indikator dari apa 
  yang kita yakini. Anak-anak seolah-olah memiliki naluri untuk 
  membaca sikap kita dan menelusurinya ke dalam hati kita.

  Jika doa masih menjadi beban bagi kita, kita dapat memohon agar 
  Allah membantu kita untuk belajar menikmatinya. Doa tidak boleh 
  menjadi sesuatu yang menjengkelkan. Sebaliknya, doa seharusnya 
  menjadi "suntikan" pemberi semangat dalam hidup kita. Tujuan doa 
  adalah untuk mendatangkan berkat, peluang, dan kesenangan di dalam 
  hidup kita.

  Apabila kita berhasil menemukan makna doa yang sesungguhnya, kita
  harus mewariskannya kepada anak-anak kita. Berikut ini adalah
  beberapa kiat yang mungkin dapat menolong.

  1. Luangkanlah waktu untuk Allah.
     Apabila Anda melakukan ini secara teratur, maka akan terjadi
     perubahan dalam diri Anda. Pemazmur mengatakan bahwa kita akan
     dipenuhi dengan sukacita yang melimpah-limpah (Mazmur 16:11, 21:16). Dan melalui doa serta permohonan kita, "damai sejahtera
     yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu
     dalam Yesus Kristus" (Filipi 4:6-7). Anda akan menyaksikan
     perubahan ini terjadi di dalam diri Anda sehingga Anda dapat
     memberikan dorongan kepada anak-anak Anda mengenai manfaat doa.

  2. Bertukar pendapat.
     Setiap selesai berdoa, alangkah baiknya jika Anda berbagi dengan 
     anak-anak Anda mengenai apa yang telah Anda pelajari atau alami 
     selama berdoa. Mungkin Anda dapat menceritakan apa yang pertama 
     terlintas dalam benak Anda pada saat berdoa, apa saja yang dapat 
     Anda serahkan kepada Allah karena Anda tahu bahwa Anda dapat 
     mengandalkan pertolongan-Nya, atau mengenai damai sejahtera yang 
     Anda rasakan pada saat berdoa.

  3. Pilihlah waktu yang tepat.
     Membatalkan acara makan malam karena Anda ingin berdoa akan
     menjadi bumerang. Hal ini sangat jelas, tetapi terkadang Anda
     melanggar prinsip mendasar ini karena Anda tidak mengerti bahwa
     ada hal-hal tertentu yang sangat berarti bagi anak-anak Anda.
     Jika Anda mengingat prinsip ini, Anda akan sadar pada saat Anda
     menatap wajah mereka atau mengamati reaksi mereka ketika Anda
     memilih saat yang tidak tepat. Lebih baik jika Anda menundanya
     dan memilih waktu lain yang lebih tepat. Saat yang tepat untuk
     menerangkan arti penting dari doa adalah sebelum kita mulai
     berdoa bersama anak-anak kita sebelum tidur. Berbicara mengenai
     doa sebelum tidur, sebaiknya Anda tidak menunjukkan sikap
     terpaksa, lalu marah-marah dan melakukannya asal-asalan supaya
     Anda bisa segera beristirahat. Jika demikian halnya, lebih baik
     jika Anda meminta suami/istri Anda yang melakukannya (tetapi
     jangan sampai anak-anak Anda mendengar hal itu, mereka akan salah
     mengartikannya). Atau Anda dapat memohon agar Allah memberikan
     kekuatan, mengingatkan arti pentingnya doa, dan menggunakan sisa
     tenaga Anda untuk menyemangati diri Anda.

  4. Manfaatkanlah waktu yang Ada.
     Apabila anak-anak Anda meminta Anda untuk berdoa bersama atau
     mendoakan sesuatu bagi mereka, berikan pujian dan mulailah
     berbicaralah tentang Allah sehubungan dengan topik tersebut.
     Mungkin Anda sibuk atau sedang terburu-buru, tetapi apabila
     anak-anak Anda meminta Anda untuk berdoa, bukan hanya pekerjaan
     Anda berhasil, tetapi ini adalah saat yang terbaik untuk berdoa
     dan mendidik. Mereka siap untuk belajar!

  5. Lakukan tanya jawab.
     Apabila Allah menjawab doa salah seorang anggota keluarga, apakah
     itu penting atau kurang penting, rayakanlah! Bersyukurlah kepada
     Allah dan bahaslah atau lakukan sesuatu untuk merayakannya,
     misalnya makan-makan di tempat favorit, merencanakan rekreasi
     bersama, atau undanglah teman-teman mereka untuk ikut
     merayakannya. Setiap keberhasilan yang Anda raih patut dirayakan.
     Setiap doa yang dijawab merupakan suatu prestasi, dan untuk
     mengenangnya, kita patut merayakannya. Semua itu akan menambah
     disiplin kita dalam proses belajar ini.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Cara Mengajar Anak Anda Berdoa
  Judul asli buku: Teaching Your Child How to Pray
  Penulis: Rick Osborne
  Penerjemah: Anne Natanael, S.E.
  Penerbit: Gospel Press, Batam Centre
  Halaman: 116 -- 118

______________________________________________________________________
- POTRET WANITA

  SALOME: IBU YANG MENGINGINKAN ANAK-ANAKNYA (YAKOBUS DAN YOHANES)
               MENJADI ORANG-ORANG TERDEKAT YESUS

  Ibu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, hidup pada zaman Yesus.
  Anak-anaknya satu generasi dengan Tuhan kita. Ketiganya menjadi
  pengikut Yesus. Malahan, ibu ini adalah salah satu dari
  perempuan-perempuan yang mencukupi keperluan Tuhan kita. Namanya
  adalah Salome (Matius 27:56; Markus 15:40-41; Markus 16:1). Injil
  Tuhan tentang kerajaan surga sangat mengesankan Salome, begitu pula
  anak-anaknya. Seperti hampir semua orang, ia tengah menunggu-nunggu
  kedatangan Mesias, Raja Penyelamat, untuk membebaskan tanah yang
  sekarang disebut Palestina dari kekuasaan Romawi.

  Walaupun latar belakang Yesus hanyalah seorang tukang kayu, Salome
  menaruh percaya pada Dia. Suatu hari, pada tahun ketiga
  penginjilan-Nya, Yesus berjalan ke Yerusalem bersama para
  pengikut-Nya. Dan ketika berada di sana, untuk kedua kalinya Ia
  menubuatkan kematian-Nya (Markus 10:32-34). Menangkap kesempatan,
  bersama anak-anaknya ibu ini mendekati Tuhan. Ia berlutut di hadapan
  Yesus dan mengajukan permohonan khusus. Katanya, "Berilah perintah,
  supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam kerajaan-Mu, yang
  seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah
  kiri-Mu." (Matius 20:21)

  Salome memunyai iman yang besar. Walaupun Yesus sama sekali tidak 
  memperlihatkan kerajaan yang Ia bicarakan, ia sudah melihat cukup 
  banyak mukjizat untuk mengetahui bahwa tak ada yang mustahil bagi 
  Yesus. Segala yang dikatakan Sang Guru pastilah benar. Ketika Yesus 
  memulai pemerintahan-Nya, ibu ini tahu bahwa ia menginginkan 
  anak-anaknya menjadi orang-orang terdekat-Nya. Sebagaimana Yakobus   
  dan Yohanes sendiri, ia ingin agar mereka duduk tepat di sebelah 
  Sang Raja sehingga mereka bisa "mendapat bagian dalam kemuliaan dan 
  kekuasaan Kristus dan menjadi yang terbesar dalam kerajaan Tuhan".

  Yesus mengingatkan mereka pada kenyataan. Lagipula, kerajaan Yesus
  bukanlah seperti kerajaan dunia. Ia bertanya kepada ibu dan anak,
  apakah mereka tahu apa yang mereka minta. Dan Ia membetulkan gagasan
  salah kaprah mereka tentang kebesaran (Matius 20:22-28; Markus
  10:38-45). Meskipun demikian, iman Salome tidak tergoyahkan. Ia
  mempertahankan imannya dan tetap menjadi pengikut setia. Seorang
  perempuan yang kurang beriman pasti sudah berpaling dari Tuhan.
  Tetapi ibu ini bukanlah orang yang tidak mengenal Kitab Suci -- yang
  kita sebut Perjanjian Lama. Ia adalah seorang murid Firman. Dan jauh
  sebelum bertemu dengan Anak Allah, Salome sudah mengasihi Tuhan
  dengan segenap hati, jiwa, dan pikirannya.

  Kasih ini menular pada anak-anaknya. Yohanes adalah contoh yang 
  sempurna. Ia adalah murid Yohanes Pembaptis sebelum Yesus memulai 
  penginjilan-Nya. Yohanes Pembaptis bukanlah penginjil yang 
  sembarangan, yang tinggal di padang gurun. Suatu hari, ketika Yesus 
  berada di sekitar tempat Yohanes Pembaptis sedang membaptis, Yohanes 
  dan temannya berinisiatif untuk mengikuti Yesus ke tempat Ia tinggal 
  dan melewatkan hari itu bersama-Nya (Yohanes 1:35-39). Beberapa 
  bulan kemudian, Yesus datang ke tempat asal Yohanes. Begitu Tuhan 
  memanggil dia dan kakaknya Yakobus untuk mengikuti-Nya, mereka 
  langsung meninggalkan segalanya dan pergi mengikuti Dia (Matius 
  4:21-22; Markus 1:19-20).

  Yakobus dan Yohanes mengasihi Yesus. Kadang-kadang, mereka terlalu 
  berlebihan. Pernah Yesus ditolak di suatu desa. Seketika itu juga, 
  anak-anak Zebedeus merasa sangat tersinggung. Mereka mengutip bacaan 
  dari Kitab Suci dan bertanya kepada Yesus apakah mereka perlu 
  menurunkan api dari langit, "seperti yang dilakukan Elia" (Lukas 
  9:54-56). Ini bisa membantu kita memahami mengapa Yesus memberikan 
  tempat khusus dalam hati-Nya untuk anak-anak Zebedeus. Mereka adalah 
  anggota "lingkaran terdalam-Nya" dan merupakan dua dari tiga murid 
  yang paling dekat dengan-Nya. Kapan saja Tuhan tidak ingin sendirian 
  atau tidak ingin berada dalam kumpulan orang banyak, Ia akan 
  mengajak kedua kakak beradik ini dan seorang rasul lainnya   
  menemani-Nya (Markus 5:37-43, 9:2-13; Matius 26:37-46). Juga ada 
  pengertian di antara para rasul bahwa Yohanes adalah "murid yang 
  dikasihi Yesus" (Yohanes 13:21-25).

  Yohanes adalah satu-satunya murid yang tidak meninggalkan Yesus 
  selama masa sengsara-Nya. Sama seperti ibunya, yang menolak untuk 
  meninggalkan Anak Allah selagi Ia menanggung dosa dunia di atas kayu 
  salib, Yohanes tinggal sedekat mungkin dengan Guru, Tuhan, dan 
  Tuannya. Beberapa tahun kemudian, Yohanes menulis, "Ketika Yesus 
  melihat ibu-Nya dan yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia 
  kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah anakmu!" Kemudian kepada murid-Nya: 
  "Inilah ibumu!" (Yohanes 19:26-27). Anak-anak Zebedeus ini terus 
  melayani Tuhan yang telah bangkit, sepanjang hidup mereka. Yakobus 
  adalah rasul pertama yang menjadi martir (Kisah Para Rasul 12:2). 
  Yohanes yang terakhir. Dari antara semua rasul, dialah yang paling 
  lama melayani Kristus. Yohanes menulis lima dari enam puluh kitab 
  dalam Alkitab. Tema tentang kasih ada di mana-mana dalam tulisannya. 
  Dalam Injil Yohanes, ia menulis tentang kasih Allah dan kasih Anak-
  Nya, Yesus Kristus.

  Dalam 1, 2; 3 Yohanes, surat-suratnya kepada gereja awal, Yohanes 
  juga menulis tentang kasih di antara saudara-saudara seiman. Dalam 
  Wahyu, Yohanes menceritakan penglihatannya yang memberi kita 
  gambaran tentang sejarah dunia ini. Semua tulisannya memantulkan 
  sesuatu yang disebut Yesus sebagai hukum yang terutama (Matius 
  22:34-40). Tulisan-tulisannya membantu kita bahkan sampai pada hari 
  ini dan menarik kita untuk mendekat pada Yesus, sebagaimana mereka 
  menarik semua percaya, sampai pada hari Tuhan datang dengan seluruh 
  kemegahan dan kemuliaan-Nya untuk membalas semua orang sesuai dengan 
  perbuatannya (Wahyu 22:12).

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama majalah: Warta Sejati, Edisi 48/1 -- 2006
  Judul asli artikel: Ibu yang Menginginkan Anak-Anaknya Menjadi
                      Orang-orang Terdekat Yesus: Ibu Yakobus dan
                      Yohanes
  Penulis: Susan Estrada
  Penerbit: Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati, Jakarta
  Halaman: 12 -- 14

  Catatan: Jika Sahabat Wanita ingin membaca artikel ini seutuhnya,
  Anda bisa mengaksesnya melalui situs Wanita di alamat:

  ==> http://wanita.sabda.org/para_ibu_dalam_alkitab

______________________________________________________________________
- INFO

                           IN-CHRIST.NET:
        KOMUNITAS DAN KOLABORASI UNTUK SALING MEMPERLENGKAPI
                       < http://in-christ.net/ >

  Telah hadir bagi Anda semua, situs In-Christ.Net dengan wajah dan 
  fasilitas yang baru! Kini, situs In-Christ.Net tampil semakin mantap 
  dalam menjadi infrastruktur bagi komunitas bidang-bidang pelayanan 
  Kristen dan kolaborasi antarpelayan Tuhan melalui media internet. 
  Mengapa? Karena situs In-Christ.Net kini ...

  1. Lebih lengkap! Kini, situs In-Christ.Net tampil dengan satu
     fasilitas baru, yakni Forum. Di sini, Anda dapat membuat topik 
     baru dan berdiskusi dengan anggota-anggota lain di bawah 
     kategori-kategori yang sudah disediakan. Hal ini tentu sangat 
     mendukung sekali untuk menciptakan suatu interaksi yang hidup!

  2. Lebih menyatu! Teknologi-teknologi yang digunakan di situs ini
     (drupal, smf, dan wiki) kini lebih terintegrasi satu sama lain.
     Pengunjung dapat lebih mudah memanfaatkan semua fasilitas yang 
     ada.

  3. Lebih mudah navigasinya! Perubahan tampilan halaman muka situs 
     In-Christ.Net lebih menyeluruh sifafnya. Semua fasilitas dapat 
     diakses dengan mudah dari halaman muka. Hal yang sama juga 
     berlaku pada halaman bagian dalam. Pengunjung tidak akan 
     mengalami kesulitan dalam menjelajahi situs ini sesuai dengan 
     kebutuhannya.

  Bergabunglah sekarang juga dalam situs In-Christ.Net. Pilih 
  komunitas umum maupun komunitas khusus yang sesuai dengan kebutuhan 
  Anda. Sesuai dengan motto In-Christ.Net, yaitu "Equipping One 
  Another", kami percaya umat Tuhan akan berkembang pesat jika bersatu 
  dan saling memperlengkapi untuk menciptakan kolaborasi 
  antarkomunitas yang dinamis dan memuliakan nama Tuhan. Segeralah 
  bergabung, berpartisipasi, dan berbagi berkat dalam situs 
  In-Christ.Net! Mari saling berkolaborasi dan membangun pelayanan 
  bersama tanpa dihalangi oleh waktu, tempat, ruang, atau 
  tembok-tembok organisasi dalam situs In-Christ.Net.
______________________________________________________________________
- EDISI BERIKUTNYA

  Sahabat Wanita yang setia jangan lupa membaca edisi e-Wanita bulan
  Agustus dengan topik Kepemimpinan. Adapun temanya adalah:

  - e-Wanita 17: Kepemimpinan Yesus
  - e-Wanita 18: Saat Wanita Menjadi Pemimpin

  Kami juga mengajak Pelanggan dan Pembaca e-Wanita sekalian untuk
  mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa. Kiriman Anda akan kami
  publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda, supaya
  menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu e-mail Anda di meja
  redaksi yang beralamat di:

  ==> wanita(at)sabda.org

  Selamat melayani, Tuhan memberkati!

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org