Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/124

e-Wanita edisi 124 (19-2-2014)

Peran Serta Wanita dalam Penginjilan

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
            TOPIK: Peran Serta Wanita dalam Penginjilan
                     Edisi 124/Februari 2014

e-Wanita -- Peran Serta Wanita dalam Penginjilan
Edisi 124/Februari 2014

Salam damai,

Amanat Agung merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan setiap
murid Kristus, termasuk kaum wanita. Sebagai bentuk kasih kita kepada
Allah dan sesama, bukan sesuatu yang berat bagi wanita untuk
melibatkan diri dalam pelayanan penginjilan. Pelayanan penginjilan
bukan berarti kita harus pergi ke luar negeri atau daerah terpencil.
Dengan duduk berlutut di kamar doa pun, wanita dapat ambil bagian
dalam penginjilan. Jadi, apa yang akan kita lakukan? Silakan simak
sajian kami edisi ini dan pastikan kita berkomitmen untuk melakukan
Amanat Agung sepenuh hati.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >


       KESAKSIAN WANITA: WANITA DALAM PENGINJILAN: DOA

Saya menyadari bahwa sejak mulai menulis blog ini, pikiran dan hati
saya terus-menerus kembali pada penginjilan. Tidak mungkin kita
membaca Alkitab dan mempelajari apa yang dikatakannya tanpa kembali
pada sebuah gagasan, bahwa salah satu tugas utama kita adalah membawa
orang-orang yang terhilang kepada Kristus. Saya sudah mengukur diri
sendiri terhadap standar Alkitab, dan mendapati bahwa saya jauh dari
sempurna. Ya, saya tahu bahwa mengajari anak-anak saya merupakan
bagian penginjilan yang sangat besar. Akan tetapi, saya tidak berpikir
bahwa peran saya sebagai wanita Kristen berhenti hanya sampai di situ.
Saya ingin mengajak Anda bergabung dalam perjalanan pencarian saya
selama saya mencoba mencari tempat sebagai seorang wanita percaya yang
dipanggil untuk memberitakan Injil. Saya rasa, Anda setuju bahwa
tempat terbaik untuk memulai adalah dari Kitab Suci. Saya telah
memperhatikan setiap wanita yang disebutkan dalam Perjanjian Baru,
dari Kisah Para Rasul hingga Wahyu. Selama lebih dari dua minggu
berikutnya, kita akan bersama-sama mempelajari tentang apa yang
dilakukan para wanita tersebut sebagai bentuk keikutsertaan mereka
dalam penginjilan.

Saya rasa bukanlah sebuah kebetulan jika para wanita pengikut Yesus
dalam Kisah Para Rasul kita jumpai untuk pertama kalinya sedang
berdoa. "Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama,
dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-
saudara Yesus." (Kisah Para Rasul 1:14) Alkitab tidak memberi tahu
kita apa yang mereka doakan, tetapi saya rasa kita dapat membuat
beberapa dugaan yang baik. Yesus telah mati dan bangkit kembali.
Orang-orang menceritakan bahwa mereka melihat Yesus naik ke langit
setelah memberi tahu mereka untuk tinggal di sana sampai mereka diberi
kuasa dari Roh Kudus. Semua pengikut Kristus dalam keadaan menunggu.
Seandainya saya berada di sana, saya rasa saya akan bersyukur kepada
Allah atas kebangkitan Yesus. Maria barangkali juga bersyukur kepada
Allah untuk Yohanes yang merawatnya. Saya mungkin juga akan berdoa
meminta hikmat untuk hari-hari yang akan datang.

Apakah Anda pernah diharuskan menunggu saat melayani Yesus? Mungkin
Anda mengirimkan e-mail kepada seorang teman untuk menanyakan
keadaannya, dan Anda tidak pernah mendapatkan balasan darinya. Mungkin
Anda harus berhenti sejenak ketika beberapa tugas administrasi harus
segera diselesaikan, seperti mengurus paspor untuk pergi ke luar
negeri. Menantikan Tuhan merupakan sesuatu yang terjadi pada setiap
orang Kristen. Marilah kita membuat keputusan untuk tidak sekadar
memutar-mutarkan ibu jari kita selagi kita menunggu, tetapi
sebaliknya, pakailah waktu-waktu itu untuk berdoa. Kita dapat mengucap
syukur kepada Allah atas pemeliharaan-Nya, berdoa meminta hikmat dalam
menghadapi masa yang akan datang, dan tentu saja, berdoa untuk teman-
teman kita yang terhilang. Kita tahu bahwa Allah menjawab doa-doa
semacam itu. Lihatlah apa yang terjadi ketika masa penantian para
murid berakhir. Para rasul yang awalnya menangis tersedu-sedu kemudian
berkata-kata dengan berani, dan tiga ribu orang diselamatkan dalam
satu hari!

Ada juga peristiwa lain dalam Kisah Para Rasul, yaitu ketika para
perempuan berdoa bagi saudara-saudara mereka dalam Kristus. Ketika
Petrus ditangkap, dalam Kisah Para Rasul 12, banyak orang percaya yang
berkumpul di rumah Maria (ibu Yohanes Markus). Lagi-lagi, kita tidak
memiliki catatan doa spesifik yang mereka naikkan, tetapi kita dapat
menebak bahwa mereka berdoa untuk keselamatan Petrus. Doa-doa mereka
dijawab, bahkan sebelum mereka selesai berdoa, yaitu ketika Petrus
yang dibebaskan dengan begitu ajaib sudah berada bersama-sama dengan
mereka. Selanjutnya, dalam Kisah Para Rasul 21, semua istri dan anak-
anak jemaat di kota Tira pergi ke pantai untuk menemui Paulus dan para
pengikutnya. Selagi ada di sana, mereka berdoa bersama.

Saudari-saudari, kita seharusnya jangan pernah meremehkan kuasa doa-
doa kita. Ketika kita berdoa bagi saudara seiman kita yang teraniaya
karena memberitakan firman Tuhan atau ketika kita berdoa bagi
pelayanan, sebenarnya kita sedang berperan serta dalam pelayanan
mereka. Lukas tidak akan menaikkan doa di pantai jika doa tidak
menjadi sesuatu yang begitu penting baginya dan orang-orang yang
berada bersamanya. Melindungi saudara saudari kita dalam doa adalah
pelayanan penting yang dapat kita lakukan dalam memberitakan Kabar
Baik.

Saya dapat memikirkan beberapa contoh lain tentang bagaimana kita
dapat berdoa sebagai bagian dari penginjilan kita. Seperti Paulus,
kita dapat berdoa untuk jiwa-jiwa terhilang yang sedang kita jangkau
(Roma 10:1). Kita dapat berdoa meminta hikmat dan keberanian dalam
menjangkau mereka. Bahkan, Paulus, salah satu penginjil, meminta kita
berdoa untuk menjangkau orang lain (Efesus 6:19-20). Doa adalah
"senjata" yang ampuh (Yakobus 5:16). Ini seumpama karet yang
bergesekan dengan jalan. Seperti halnya banyak bidang dalam hidup
saya, saya membaca dan mempelajari tentang doa dengan baik, saya dapat
menjelaskan tentang doa dengan baik, tetapi saya tidak begitu baik
dalam mempraktikkannya. Saat ini, saya ingin membuat sebuah komitmen
untuk berdoa setiap hari sebagai bagian dari tugas saya dalam
melaksanakan Amanat Agung. Ketika saya harus menunggu, saya ingin
mengisi waktu saya dengan doa. Saya ingin masuk ke hadirat Bapa demi
orang-orang Kristen yang mengerjakan pekerjaan-Nya. Apakah Anda ingin
bergabung dengan saya? (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Maid Servants of Christ
Alamat URL: http://www.maidservantsofchrist.com/detail.asp?DetailID=216&Return=/
Judul asli artikel: Women in Evangelism: Prayer
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 11 Desember 2013


               POTRET WANITA: LUCY WATERBURY PEABODY

Mana mungkin ada lembaga pengabar Injil luar negeri yang saat ini
tidak melibatkan usaha-usaha kaum wanita yang tidak kenal lelah --
wanita-wanita yang didorong dan yang pekerjaannya dikoordinasi oleh
pekerja-pekerja energik seperti Lucy Peabody, Hellen Barrett
Montgomery, dan banyak lagi lainnya, yang kisahnya diceritakan dalam
artikel ini.

Lucy Whitehead McGill dilahirkan di Belmont, Kansas, dan dibesarkan di
Rochester, New York. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia
mengajar di sekolah khusus untuk anak penyandang tunarungu. Pada tahun
1881, ia menikah dengan Norman Waterbury, seorang seminaris. Sebulan
setelah pernikahan, mereka berlayar ke Madras, India, sebagai anggota
dari American Baptist Missionary Union. Sementara Norman sibuk
menerjemahkan kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Telugu, bahasa
golongan Dravida yang umum di wilayah tersebut, Lucy juga sibuk
membesarkan dua anak mereka yang lahir dalam kurun waktu dua tahun,
serta mengajar wanita-wanita dan anak-anak India. Namun, lima tahun
kemudian, Norman meninggal, dan Lucy terpaksa kembali ke Rochester. Ia
menjadi janda dengan dua anak yang masih kecil.

Untuk menopang hidupnya dan kedua anaknya, Lucy kembali mengajar anak-
anak penyandang tunarungu. Akan tetapi, pada suatu malam, ia diminta
untuk berbicara dalam sebuah pertemuan di Penfield, New York, tentang
penginjilan ke negara asing. Pada pertemuan tersebut, ia bertemu
dengan Helen Barret Montgomery. Persahabatan dan kemitraan mereka pun
terjalin sepanjang hidup mereka.

Lucy Waterbury pindah ke Boston untuk bekerja di Women`s Baptist
Foreign Missionary Society. Tidak lama kemudian, ia ditunjuk menjadi
ketua organisasi tersebut. Pada tahun 1900, ia membentuk Komite Pusat
(Central Committee) untuk United Study of Foreign Missions. Sesuai
dengan namanya, tujuan dari komite tersebut adalah untuk mendidik para
wanita di semua gereja mengenai misi perkabaran Injil sehingga mereka
dapat menyumbangkan kecerdasan mereka. Lucy memimpin komite ini selama
28 tahun, dan temannya, Helen Montgomery, menulis beberapa panduan
studi tahunan.

Ketika Henry Wayland Peabody, seorang importir-eksportir dari Boston
dan seorang duda, bertemu dengan Lucy Waterbury, mereka saling jatuh
cinta dan menikah. Tragisnya, Henry, yang berusia dua puluh tahun
lebih tua dari Lucy, meninggal dua tahun kemudian. Lucy ditinggalkan
sebagai seorang janda yang kaya sehingga ia dapat menggunakan seluruh
energinya untuk pekerjaan-pekerjaan pengabaran Injil. Ia juga memiliki
uang untuk memajukan pekerjaan pengabaran Injil.

Lucy sangat berbakat dalam mengorganisasi pertemuan-pertemuan lintas
negara untuk menggalang dana bagi perkabaran Injil. Dalam waktu dua
bulan, ia, Helen Montgomery, dan belasan doktor serta guru penginjil,
masing-masing menyampaikan kira-kira 200 pidato di 70 kota besar dan
kota-kota kecil. Usaha yang melelahkan ini berhasil mengumpulkan $
1.030.000. Sebagian besar untuk perguruan tinggi bagi kaum wanita
Kristen di Asia. Selanjutnya, Lucy dan Helen mengajak putri-putri
mereka dalam perjalanan mengelilingi dunia untuk mengunjungi lembaga-
lembaga perkabaran Injil yang banyak mereka dukung.

Dalam satu kesepakatan, Lucy berhasil meyakinkan John D. Rockefeller
Jr. untuk menjanjikan $ 1.000.000 jika Lucy dapat menyatukan dua
lembaga perkabaran Injil pada tanggal satu Januari 1923. Sekali lagi,
ia menghabiskan seluruh energinya untuk mengerjakan proyek tersebut.
Ketika tenggat waktu tiba, Lucy telah mengumpulkan $ 2.942.555. Uang
tersebut disumbangkan kepada tujuh sekolah untuk kaum wanita, termasuk
Ida Scudder`s Union Missionary Medical School for Women di Vellore,
India.

Melalui tugas-tugas yang terorganisasi dan penggalangan dana yang
dilakukannya, Lucy membantu penyebaran Injil ke seluruh dunia. Usaha-
usahanya yang dikombinasikan dengan orang-orang dari lintas negara
yang menangkap visi yang sama, melihat kebutuhan yang jelas dan
memberi respons. Itulah yang memampukan penginjil-penginjil Amerika
untuk melanjutkan pekerjaan mereka di berbagai tempat di dunia. Uang
yang berhasil dikumpulkan juga menolong wanita-wanita di negara lain
untuk membagikan Kabar Baik kepada masyarakat mereka melalui khotbah,
pengajaran, bantuan medis, dan pekerjaan-pekerjaan sosial. Wanita
seperti Lucy Waterbury Peabody diingat dan dihargai atas apa yang
telah mereka lakukan bagi pengabaran Injil, terutama pada awal abad
ke-20. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: 100 Christian Women Who Changed the 20th Century
Judul bab: Christian Ministry, Evangelism, Theology
Judul asli artikel: Lucy Waterbury Peabody (1861 -- 1949)
Penulis: Helen Kooiman Hosier
Penerbit: Flemming H. Revell, Grand Rapids, 2000
Halaman: 326 -- 328


          STOP PRESS: KUMPULAN BAHAN PASKAH DARI YLSA

Apakah Anda sedang bingung mempersiapkan acara Paskah di gereja,
persekutuan, atau komunitas Anda? Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
menyediakan berbagai bahan Paskah pilihan dan alkitabiah untuk
membantu Anda menemukan pengetahuan tentang Alkitab dan inspirasi
untuk menyambut Paskah.

Kunjungilah situs Paskah Indonesia! Situs Paskah Indonesia berisi
bahan-bahan seputar Paskah seperti: Artikel, Drama, Puisi, Kesaksian,
Buku, Humor, Tips Paskah, Lagu Paskah, dll.. Anda juga bisa memberikan
bahan-bahan Paskah karya Anda di situs ini dan membagikannya kepada
orang lain. Jika waktu Anda terbatas dan Anda membutuhkan referensi
tepercaya seputar bahan Paskah, jangan khawatir, situs Paskah.co akan
menolong Anda. Situs ini berisi berbagai sumber bahan Paskah yang
sudah diseleksi dan berkualitas.

YLSA juga menghadirkan kisah-kisah Paskah dalam bentuk video menarik
yang memadukan unsur teks, audio, dan grafis, yang dapat diunduh
secara gratis di YouTube. Kami juga mengundang Anda untuk berinteraksi
dengan anak-anak Tuhan yang lain, berbagi berkat/pengalaman/bahan
seputar Paskah di Facebook Paskah.

Paskah segera datang, jangan menunda lagi. Segeralah kunjungi sumber-
sumber bahan Paskah YLSA dan dapatkan berkatnya!

Situs Paskah Indonesia: http://paskah.sabda.org
Youtube   : http://youtube.com/user/sabdaalkitab
Facebook  : http://fb.sabda.org/paskah
Situs mini: http://paskah.co


Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org