Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/120 |
|
e-Wanita edisi 120 (21-11-2013)
|
|
_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ TOPIK: Menopause 2 Edisi 120/November 2013 e-Wanita -- Menopause 2 Edisi 120/November 2013 Salam kasih, Fase menopause sesungguhnya merupakan hal yang normal, tetapi bagi beberapa wanita prosesnya terkadang menimbulkan beberapa gejala yang mendatangkan penderitaan. Itulah sebabnya, ada beberapa wanita yang menjalankan berbagai cara/terapi agar dirinya tidak perlu mengalami penderitaan baik pada masa perimenopause maupun menopause. Bagaimana pandangan Alkitab tentang terapi pengobatan semacam ini? Pastikan Sahabat Wanita mendapatkan secuil wacana mengenai terapi ini dalam artikel yang kami sajikan dalam edisi ini. Simak pula artikel yang mengupas kapan seorang wanita memasuki fase menopause dan apa saja yang akan dialaminya. Dengan membaca sajian kami dalam edisi ini, kiranya Sahabat Wanita semakin siap menghadapi fase menopause dengan bijaksana. Selamat menyimak sajian kami, Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-Wanita, S. Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://wanita.sabda.org/ > DUNIA WANITA 1: MENOPAUSE Mungkin pembaca berpikir bahwa ada sebuah kesalahan, mengapa tidak ada tulisan mengenai menopause dalam daftar publikasi kristiani? Apabila ada daftar yang memuat judul semacam itu, mengapa topik tersebut diangkat? Apa hubungan masalah ini dengan iman, dan sebagainya? Semoga pembaca dapat segera mengetahui relevansinya dengan cepat. Setiap wanita, sejak zaman Hawa, pasti mengalami menopause. Hal itu juga terjadi sampai saat ini. Sekarang, para wanita dapat memilih untuk tidak mengalami menopause dengan pengobatan yang dikenal sebagai "Terapi Penggantian Hormon" (Hormone Replacement Therapy, selanjutnya disebut HRT). Tulisan ini bukan hanya menyangkut soal HRT. Akan tetapi, sejauh ini beberapa orang Kristen menyebut HRT sebagai dosa. Jika itu bukan dosa, akan timbul pertanyaan: "Ini adalah peristiwa hidup yang normal, jadi mengapa terlibat dalam hal ini? Saya tidak pernah menjalani HRT, jadi mengapa harus membahasnya sekarang?" Keberatan terakhir terhadap HRT dapat dijawab demikian: Sampai beberapa waktu terakhir, ada begitu banyak wanita yang meninggal saat melahirkan. Sekarang, pengetahuan dan teknologi medis menyediakan berbagai peralatan untuk menyelamatkan kehidupan mereka. Karena peralatan tersebut belum tersedia pada waktu-waktu yang lalu, apakah ini berarti kita tidak perlu menggunakannya sekarang? Jawabannya sudah jelas. Ya, perkembangan medis tentu memunculkan pertanyaan, tetapi sebuah alasan yang berlandaskan persediaan peralatan medis pada tahun-tahun sebelumnya, kini sudah tidak valid lagi. HRT telah membuat banyak wanita bertahan walaupun mereka tidak dapat menghentikan siklus menstruasi bulanan mereka, bahkan sampai memasuki usia tua. Akan tetapi, ada wanita-wanita yang melakukan HRT hanya karena mereka tidak menyukai sedikit ketidaknyamanan. Hal ini seumpama memotong kaki Anda karena Anda tidak suka kaki Anda menjadi lelah setelah berjalan! Hal ini tidak penting dan mengacaukan siklus alami wanita dalam hidupnya. Para wanita yang benar-benar "lega" dengan HRT, pada umumnya telah mencapai akhir dari batasan mereka, baik secara emosional maupun fisik. Dan, mereka melakukan HRT sebagai usaha terakhir. Mereka mengetahui bahwa dengan melakukan HRT akan ada risiko-risiko terhadap kesehatan, tetapi mereka bersedia untuk mengambil risiko tersebut karena hidup mereka akan menjadi sangat menyedihkan jika tidak menggunakan HRT. Dalam sejumlah besar kasus medis, orang-orang memiliki pilihan untuk melakukan pengobatan yang kemungkinan risiko kesehatannya dapat diketahui. Mereka memilih untuk melakukan pengobatan karena gejala-gejala yang mereka alami saat ini sangat buruk, sehingga memperpendek umur mereka dengan rasa sakit luar biasa yang terus-menerus terjadi atau beberapa bentuk ketidakberdayaan yang lain. Di sini, HRT bukanlah masalah utamanya. Yang penting adalah mengapa wanita melakukan HRT. Seperti hal-hal lain, HRT merupakan bentuk pengobatan modern, bahkan di antara para dokter. Karena itu, beberapa dokter akan menyarankan HRT, seakan-akan ini merupakan pengobatan ajaib untuk segala hal. Beberapa dokter yang lain tidak akan menyarankan HRT, bahkan ketika diminta untuk melakukannya. Wanita-wanita yang mendengar tentang kehebatan HRT dan yang berharap untuk tetap awet muda (sebuah kemustahilan!), atau yang tidak ingin mengalami gejala-gejala normal pada masa menopause, akan memilih untuk keluar dari kenyataan hidup dan menjalani HRT. Meski demikian, seperti banyaknya peristiwa kehidupan, pengalaman bisa sangat beragam. Mungkin benar untuk mengatakan (dari laporan medis) bahwa kebanyakan wanita menjalani menopause dengan gejala-gejala yang cukup ringan. Itu sebabnya, mereka menghadapinya seolah-olah mereka sedang terserang, katakanlah, flu yang berkepanjangan. Menopause merupakan kondisi alami, dan itu menandai akhir dari fase melahirkan anak dalam kehidupan. Tubuh menyesuaikan dirinya sendiri dengan mengatur kembali hormon-hormonnya. Inilah proses yang memunculkan gejala-gejala menopause pada wanita. Sekelompok kecil wanita yang beruntung menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa mereka mengalaminya! Salah satu contoh adalah seorang wanita yang berhenti mengalami periode menstruasi begitu saja. Karena umurnya belum begitu tua, ia mengira bahwa ia mungkin sedang hamil, tetapi hasil tes menyatakan bahwa ia tidak hamil dan baru saja mengalami fase menopause yang tidak menampakkan gejalanya. Itu terjadi kepadanya dalam sekejap, dan membuat iri kebanyakan temannya. Walaupun demikian, kebanyakan wanita mengalami (atau menderita, tergantung pada kehebatan gejalanya) berbagai macam gejala yang dapat dikenal, mulai dari umur 35-an tahun, walaupun yang lebih sering adalah pada usia 40 tahun ke atas. Sebagai contoh, gejala yang paling biasa terjadi adalah yang dikenal dengan "hot flush", yaitu adanya rasa panas, kulit memerah, dan jantung berdebar-debar. Sangat tidak nyaman jika hal tersebut berlangsung beberapa menit, atau jika terjadi insiden yang beruntun sepanjang hari. Menstruasi bulanan menjadi tidak teratur dan akan menjadi lebih sering. Inilah yang membuat para wanita takut dan mengira mereka mungkin mengandung. Karena perubahan hormonal, suasana hati dapat berubah-ubah. Beberapa orang merasakan pusing atau sakit kepala, tetapi tidak ada bukti bahwa hal ini terkait dengan menopause itu sendiri. Ketika periode menopause telah berakhir, ada fase yang disebut "pascamenopause". Pada masa ini, perubahan hormon terus berlanjut dan memunculkan berbagai macam gejala hingga tingkat yang lebih besar atau lebih kecil, kemungkinan untuk seumur hidup. Gejala-gejala tersebut mencakup "rasa panas", berkeringat dan berdebar-debar, tekanan darah tinggi, penambahan berat badan dan pemekaran badan, kekeringan pada vagina, dan osteoporosis. Wanita yang mengalami gejala- gejala ini terkadang dapat menjadi depresi. Beberapa wanita bahkan mengalami depresi yang berat sehingga mereka berpikir hidup ini tidak layak untuk dijalani. Dengan demikian, suasana hati dapat berubah secara dramatis, terutama bagi wanita-wanita yang sebelumnya langsing dan bebas dari penyakit. Mereka merasa bahwa mereka tidak lagi menarik bagi suami mereka. Saya berharap para pembaca (terutama para pria) memahami mengapa kami menerbitkan tulisan mengenai menopause. Para suami dapat menjadi makhluk yang paling tidak sensitif. Banyak yang menjadikan permasalahan menopause ini sebagai penghinaan pribadi terhadap diri mereka sendiri! Mereka menjadi tidak toleran terhadap istri mereka yang malang, yang kemudian merasa semakin buruk dan semakin depresi. Dan, demikianlah siklus terus berlanjut. Di sisi lain, para wanita kadang-kadang membiarkan gejala-gejala tersebut mengendalikan hidup mereka, sehingga gejala-gejala tersebut dibesar-besarkan dan semakin buruk ketika wanita memasuki masa yang tidak menyenangkan secara umum, untuk mendapatkan lebih banyak perhatian dari suami. Masalah ini cukup sederhana dalam kekristenan. Menopause adalah peristiwa kehidupan yang alami dan tidak perlu diagung-agungkan dengan tampil modis dalam berpakaian, digunakan sebagai cemoohan, diolok-olok, atau diabaikan. Pria harus mengerti apa yang sedang terjadi dan bersikap toleran. Sementara bagi para wanita, mereka harus menerimanya dengan tenang dan tidak membiarkan suasana hati mereka berubah-ubah tidak keruan. Artinya, baik istri maupun suami harus bekerja sama dalam segala hal, untuk menjaga hubungan yang harmonis dan penuh kasih seperti yang diperintahkan Allah. Jika gejala-gejalanya benar-benar memburuk selama jangka waktu yang lama, wanita tidak boleh merahasiakan penderitaannya. Seperti kondisi lainnya, menopause kadang-kadang tidak dapat ditoleransi dan memunculkan masalah-masalah ekstrem. Dalam kasus ini, Anda harus menghubungi dokter. Dan, jika HRT adalah satu- satunya jawaban, lakukanlah tindakan ini selama kita mengetahui apa efek samping yang mungkin terjadi. Lebih dari semuanya itu, dibutuhkan pemahaman kristiani dan kasih sayang bagi istri. Catatan: BTM telah menerbitkan sebuah ringkasan yang berjudul menopause karena banyak perempuan masih bingung mengenai hal ini, karena adanya mitos tentang "istri tua", kurangnya simpati dari teman-teman dan dokter-dokter, dan adanya tren baru terhadap penggunaan HRT. Menopause tidak dibahas di kalangan Kristen dan hal ini menyedihkan karena pernikahan dapat terkoyak akibat pengabaian terhadap keseluruhan topik ini. Gejala-gejala yang menyertai fase hidup sering kali disalahartikan sebagai kehilangan cinta, dan kurangnya minat pada salah satu pasangan! Bahkan, terjadi perceraian yang disebabkan permasalahan ini. Oleh karena itu, ringkasan ini, meskipun singkat, merupakan kontribusi yang relevan dengan topik yang sangat penting. (Penulis adalah seorang perawat yang berkualitas dan psikolog.) (t/ N. Risanti) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: Christian Doctrine.net Alamat URL: http://www.christiandoctrine.net/doctrine/outlines/outline_00054_the_menopaue_web.htm Judul asli artikel: The Menopause Penulis: K. B. Napier Tanggal akses: 27 September 2013 DUNIA WANITA 2: SAYA MENOPAUSE? Hampir setiap perempuan sadar akan datangnya menopause. Namun, tidak banyak perempuan menyadari ketika saatnya telah tiba. Itu sebabnya, banyak perempuan datang berkeluh kesah ke dokter atau bahkan psikolog untuk berkonsultasi tentang berbagai ketidaknyamanan yang ia rasakan. Sesi konseling pun kerap diakhiri dengan pertanyaan terhadap diri sendiri, "Apakah saya sedang memasuki tahap premenopause?" Ning, ibu dari dua putri, yang berusia 49 tahun, hanya terangguk setelah dokter langganannya memberikan penjelasan kepadanya. "Saya mengeluhkan pegal-pegal di pundak, sering berkeringat, dan seperti ada yang salah. Saya pikir karena kolesterol. Saya sebenarnya hanya iseng konsultasi dengan dokter langganan dan kemudian diberi tahu bahwa saya sedang memasuki masa premenopause," ujarnya. Menopause adalah masa ketika perempuan berhenti mengalami menstruasi. Menopasue merupakan proses alami yang biasa terjadi sekitar usia 50 tahun. Namun, dapat juga terjadi pada usia 45 -- 55 tahun. Bahkan, ada juga beberapa orang yang mengalami menopause dini -- di bawah usia prevalensi tersebut -- karena kasus tertentu. Berkurangnya hormon estrogen saat menopause menyebabkan berbagai masalah, seperti rasa panas, sulit tidur, jantung berdebar, pusing, libido menurun, vagina kering, hingga ketidakstabilan emosi dan depresi. "Semua perubahan di tubuh karena perubahan hormonal ini menimbulkan ketidaknyamanan sehingga akhirnya menimbulkan tekanan atau stres. Efek stresnya pun berbeda-beda," ujar Anna Surti Ariani S.Psi., M.Si., P.Si., psikolog anak dan keluarga. Psikolog yang akrab disebut Nina itu melanjutkan bahwa ada pula ibu-ibu yang kemudian menjadi sedih, murung, menyalahkan diri sendiri, atau mengomel kepada orang-orang di sekitarnya. Pada beberapa kasus, banyak juga yang akhirnya menyebabkan sulit berkonsentrasi. Sulit tidur jelas akan memengaruhi kualitas tidur, yang akhirnya juga memengaruhi tingkat konsentrasi. "Jadi, semuanya saling berpengaruh," tambahnya. Pengalaman menopause pada setiap perempuan berbeda karena keragaman usia, status, hormon, penyakit kronis, gaya hidup, dan kondisi psikologis. Yang diperlukan kemudian adalah informasi yang memadai bagi setiap perempuan dan penting untuk memahami tubuh sendiri, mengenali setiap perubahan yang terjadi, dan peka terhadap "alarm" tubuh yang memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang berubah. Diambil dan disunting dari: Judul surat kabar: Kompas, 9 September 2013 Penulis artikel: ADT Halaman: 39 Kontak: wanita(at)sabda.org Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y. Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |