Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/112

e-Wanita edisi 112 (19-7-2013)

Kasih terhadap Anak

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ 
                      TOPIK: Kasih terhadap Anak                  
                         Edisi 112/Juli 2013    

e-Wanita -- Kasih terhadap Anak
Edisi 112/Juli 2013

Salam kasih,

Wanita adalah pahlawan dunia. Di tangan wanita, anak-anak dapat diasuh dan 
dirawat dengan baik. Dengan jerih lelah wanita, seluruh keluarga dapat menikmati 
kebahagiaan. Tanpa mengesampingkan peranan laki-laki, wanita memang terbukti 
merupakan pahlawan yang luar biasa bagi peradaban manusia.

Dalam edisi yang lalu, e-Wanita telah menghadirkan artikel yang menyatakan bahwa 
Tuhan Allah memperhatikan kehidupan manusia, bahkan sejak ia masih berada dalam 
kandungan. Kali ini, e-Wanita menyajikan artikel tentang pentingnya mencintai 
anak-anak sesuai bahasa cinta mereka. Dalam edisi ini, Anda juga dapat menyimak 
kehidupan pahlawan iman wanita yang pantas diteladani. Ingin tahu siapa dia? 
Silakan lanjutkan pembacaan Anda. Selamat menyimak.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >


                DUNIA WANITA: PENTINGNYA CINTA BAGI ANAK-ANAK
                        Diringkas oleh: S. Setyawati

Dalam masyarakat yang modern, membesarkan anak yang sehat secara jasmani, 
rohani, dan emosi menjadi tugas yang semakin sulit. Banyaknya tantangan yang ada 
di dunia luar, seperti penggunaan obat-obatan terlarang dan tindak kekerasan di 
kota-kota besar, membuat orang tua kian resah dan was-was. Banyak orang tua 
akhirnya memilih untuk memberikan pendidikan kepada anak di rumah (Home 
Schooling).

Berawal dari kenyataan ini, orang tua harus semakin memperhatikan tugas mereka 
dalam mengasuh anak. Kita perlu menyadari bahwa kebutuhan dasar anak-anak adalah 
cinta. Ketika anak merasa benar-benar dicintai oleh orang tuanya, ia akan lebih 
tanggap terhadap pengarahan orang tua di segala bidang kehidupannya. Agar 
seorang anak merasakan cinta, orang tua harus belajar menggunakan bahasa cinta 
anak-anak yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Pada intinya, ada lima 
cara yang digunakan anak-anak dalam mengekspresikan cinta emosionalnya. Lima 
cara itu antara lain sentuhan fisik, kata-kata penegasan, waktu berkualitas, 
hadiah, dan layanan. Jika dalam rumah tangga kita ada beberapa anak, kita harus 
memahami bahasa cinta mereka masing-masing agar kita bisa memenuhi kebutuhan 
mereka akan cinta dengan tepat. Namun demikian, apa pun jenis bahasa cinta yang 
dimiliki anak, ia menginginkan ungkapan cinta yang dinyatakan dengan suatu cara 
yang tidak bersyarat. Cinta tanpa syarat itu ibarat cahaya yang menerangi 
kegelapan dan memungkinkan orang tua mengetahui keberadaan anak dan apa yang 
perlu mereka lakukan dalam membesarkan anak. Cinta tanpa syarat memperlihatkan 
cinta terhadap anak tanpa memedulikan keberadaan si anak, potensinya, 
kekurangannya, apa yang kita harapkan darinya, dan tanpa memedulikan 
perilakunya. Namun, hal ini tidak berarti kita harus menyukai semua perilakunya. 
Cinta tanpa syarat artinya memberikan dan memperlihatkan cinta kepada anak 
sepanjang waktu, sekalipun saat anak bersikap tidak baik.

Apakah hal ini kedengarannya terlalu toleran? Tidak. Ini adalah cara untuk 
mendahulukan yang terpenting. Pendidikan atau pendisiplinan dapat dilakukan 
secara efektif ketika tangki emosional anak sudah terisi. Saat tangki cinta yang 
dimiliki anak penuh dengan cinta, ia lebih mampu menanggapi bimbingan orang tua 
tanpa rasa permusuhan. Hal ini tentu tidak mengarah pada cara untuk memanjakan 
anak. Seorang anak menjadi manja kemungkinan karena ia kurang mendapat 
pendidikan atau menerima cinta yang tidak pada tempatnya. Cinta tanpa syarat 
yang sejati tidak ditujukan untuk memanjakan anak. Setelah kita mempraktikkan 
dan melihat manfaat-manfaatnya, kita akan lebih mudah melakukannya. Kita harus 
terus memenuhi kebutuhan anak akan cinta agar anak merasa aman, tidak mudah 
marah, dan memiliki emosi yang sehat.

Jika kita tidak mencintai anak dengan cara seperti ini, kita akan mengalami 
kesulitan pada awal kita mempraktikkannya. Walaupun kita bukanlah manusia 
sempurna yang dapat memenuhi semua kebutuhan cinta anak-anak kita, namun kita 
dapat mengusahakannya dengan tujuan menyenangkan hati Bapa. Untuk mencintai 
anak, ada tujuh hal yang perlu diingat.

1. Ia masih anak-anak.

2. Ia cenderung bertindak seperti anak-anak.

3. Kebanyakan anak berperilaku kekanak-kanakan yang tidak menyenangkan.

4. Bila saya melakukan tugas sebagai orang tua dan mencintai anak, meski ia 
   berperilaku kekanak-kanakan, ia akan tumbuh dewasa dan meninggalkan semua cara 
   yang kekanak-kanakan itu.

5. Bila saya hanya mencintai anak saat ia menyenangkan saya, dan hanya 
   mengungkapkan cinta kepadanya pada saat-saat seperti itu, ia akan merasa tidak 
   dicintai secara tulus. Hal ini akan merusak citra dirinya dan membuatnya merasa 
   tidak aman. Bahkan, menghalangi pengendalian dirinya untuk tumbuh ke arah yang 
   lebih baik dan perilaku yang lebih dewasa. Oleh sebab itu, saya bertanggung 
   jawab atas perkembangan dan perilaku anak sebagaimana halnya ia juga bertanggung 
   jawab untuk itu.

6. Bila saya hanya mencintai anak ketika ia memenuhi semua persyaratan atau 
   harapan saya, ia akan merasa tidak mampu dan berpendapat bahwa melakukan yang 
   terbaik itu tidak ada gunanya karena semua usahanya tidak pernah cukup. Anak 
   akan selalu dihantui perasaan tidak aman, cemas, kurang menghargai diri sendiri, 
   dan mudah marah. Untuk mencegahnya, saya harus sering mengingatkan diri sendiri 
   akan tanggung jawab saya atas pertumbuhannya secara keseluruhan.

7. Bila saya mencintai tanpa syarat, ia akan merasa nyaman terhadap diri sendiri 
   dan mampu mengendalikan kecemasan dan perilakunya ketika ia tumbuh dewasa.

Namun demikian, ada perilaku yang bergantung pada usia anak. Perilaku remaja 
tentu berbeda dengan perilaku anak-anak. Tanggapan anak usia 13 tahun berbeda 
dari tanggapan anak usia 7 tahun. Kita perlu ingat bahwa mereka masih anak-anak, 
bukan orang dewasa. Oleh karena itu, kita perlu memaklumi jika mereka terkadang 
gagal. Tunjukkan kesabaran kita kepada mereka ketika anak-anak belajar menjadi 
dewasa.

Dalam perkembangan anak, orang tua harus mampu membantu anak dalam memenuhi 
kebutuhannya akan tempat berlindung, pakaian, dan makan, serta kebutuhan-
kebutuhan lain yang mereka butuhkan untuk perkembangan mental dan emosional. 
Ketika kebutuhan anak akan cinta dipenuhi dan ia dibekali dengan kesadaran bahwa 
dirinya adalah karunia Tuhan sehingga ia pantas mendapatkan apa yang 
dibutuhkannya, anak tidak akan memandang rendah dirinya dan dihantui oleh 
berbagai pikiran negatif yang menjelek-jelekkan diri sendiri. Maka dari itu, 
sebagai orang tua, kita harus menolong anak untuk menghargai dirinya dan 
memandang dirinya sebagai anggota masyarakat yang penting, memiliki berbagai 
bakat dan kemampuan istimewa, serta memiliki keinginan untuk menjadi manusia 
yang produktif.

Kebutuhan universal anak yang lain adalah rasa aman dan keselamatan. Anak 
biasanya akan merasa takut kalau-kalau orang tuanya meninggalkannya. Untuk itu, 
anak perlu mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan dalam menjalin 
hubungan dengan orang lain supaya ia dapat memperlakukan semua orang dengan 
nilai yang sama, dan memupuk persahabatan dengan memberi dan menerima secara 
seimbang. Tanpa itu semua, anak akan lebih suka menyendiri, bahkan sampai ia 
dewasa. Anak yang tidak memiliki keterampilan bergaul akan menjadi makhluk 
berkuasa yang mengerikan, yang suka menyingkirkan orang lain dalam mencapai 
semua tujuannya. Salah satu aspek penting dari keterampilan bergaul adalah 
kemampuan menghadapi pihak yang berkuasa secara wajar. Keberhasilan anak di 
semua aspek kehidupan bergantung pada pemahaman dan penghargaannya terhadap 
kekuasaan. Tanpa ini, keterampilan lain menjadi kurang berarti.

Itulah sebabnya, orang tua perlu menolong anak mengembangkan semua bakat dan 
talenta istimewanya supaya ia bisa merasakan kepuasan batin dan merasa berhasil 
mencapai sesuatu yang dicapainya, dengan memanfaatkan semua kemampuan yang ada 
pada dirinya. Orang tua harus menjaga keseimbangan antara memaksa maju atau 
memberikan dorongan kepada anak.

Diringkas dari:
Judul asli buku: The Five Love Languages of Children
Judul buku terjemahan: Lima Bahasa Kasih untuk Anak-Anak
Judul bab: Dasarnya adalah Cinta
Judul asli artikel: Bilamana Seorang Anak Merasa Dicintai
Penulis: Gary Chapman & Ross Campbell, M.D.
Penerjemah: Dra. Meitasari Tjandrasa
Penerbit: Interaksara, Batam 2000
Halaman: 18 -- 25


                        POTRET WANITA: YOKHEBED
                       Ditulis oleh: S. Setyawati

Yokhebed adalah salah satu tokoh wanita yang ada dalam Alkitab. Ia adalah putri 
Lewi, yang menikah dengan keponakannya, Amram. Dialah yang melahirkan Miryam, 
Harun, dan Musa (Keluaran 6:19; Bilangan 26:59). Ketika Yokhebed melahirkan 
Musa, keadaan di negerinya sedang tidak aman. Firaun, Raja Mesir, khawatir bahwa 
jumlah Bangsa Ibrani akan lebih banyak daripada jumlah penduduknya sendiri. 
Karena itu, Firaun mengeluarkan perintah agar semua anak laki-laki yang 
dilahirkan oleh Bangsa Ibrani harus dibunuh. Hal ini tentu membuat Yokhebed 
gusar dan sedih. Ia tidak ingin anak yang dilahirkannya mati. Ketika Musa lahir, 
Yokhebed melihat paras Musa begitu elok dan tubuhnya sehat. Ia merasa bahwa 
anaknya memiliki peran istimewa dalam rencana Allah. Musa begitu elok di mata 
Tuhan (Kisah Para Rasul 7:20). Dengan keyakinannya itu, Yokhebed mengambil 
keputusan untuk memperjuangkan nyawa Musa. Yokhebed dan suaminya adalah 
keturunan Lewi, keturunan yang diberi tugas istimewa untuk melayani Tuhan di 
Bait Allah. Karena itu, Yokhebed mengarahkan imannya kepada Allah. Dan, karena 
kesetiaannya itu, Yokhebed menerima pesan-pesan Allah dan meraih keyakinan yang 
mendalam tentang sesuatu yang akan dinyatakan kemudian.

Dalam Alkitab, kita melihat bahwa Allah menghargai Yokhebed dan suaminya. Karena 
iman, mereka berani mengabaikan perintah Firaun (Ibrani 11:23). Mereka menaati 
kepemimpinan yang lebih tinggi, yaitu kepemimpinan Allah. Ia tidak lagi merasa 
takut atau gentar karena ia percaya kepada Allah. Itulah sebabnya, Yokhebed 
menyembunyikan bayi Musa selama berhari-hari. Namun, karena bayi Musa semakin 
besar dan tangisannya semakin kuat, dalam hati Yokhebed terjadi pergumulan 
antara perasaan tidak aman dan iman kepada Allah. Namun, masa-masa itu justru 
membuat imannya bertumbuh dan memberinya keberanian. Maka, ia mendapatkan ide 
untuk menyelamatkan hidup Musa dengan memberi pesan kepada Harun untuk tidak 
menceritakan kepada orang lain bahwa ia memiliki adik. Yokhebed juga meminta 
Miryam, kakak perempuan Musa, untuk membantunya merawat bayi Musa. Yokhebed 
mengerahkan seluruh anggota keluarganya untuk menyelamatkan Musa. Rencana 
Yokhebed pun terlaksana dengan lancar. Bayi Musa dimasukkan ke dalam keranjang 
dan diapungkan di Sungai Nil. Lalu, Yokhebed menyuruh Miryam untuk mengawasi 
bayi Musa yang dibaringkan di dalam keranjang. Lalu, putri Firaun, yang sedang 
berada di Sungai Nil, melihat keranjang itu dan mengambil Musa dari air. 
Kemudian, Miryam mendekatinya dan menawarkan kepada putri Firaun untuk memanggil 
perempuan Ibrani untuk menjadi inang penyusu Musa. Inang penyusu yang dipanggil 
Miryam adalah Yokhebed, ibu Musa sendiri. Dengan demikian, Musa selamat dan 
Yokhebed dapat mengasuh anaknya dengan tenang tanpa ada perasaan terancam. 
Setelah Musa cukup besar, Yokhebed mengikhlaskan anaknya tumbuh dewasa di istana 
Firaun. Di sana, Musa dididik seperti seorang pangeran. Musa adalah tokoh 
terbesar dalam Perjanjian Lama. Musa bisa menjadi alat yang dipakai Tuhan secara 
luar biasa, dan hal itu tidak dapat dilepaskan dari peran Yokhebed yang telah 
menyelamatkannya dari kematian.

Dari peristiwa yang dialaminya, Yokhebed mengerti arti namanya, yaitu Yehovah 
adalah kemuliaannya. Meskipun nama Yokhebed hanya disebut dua kali di Alkitab 
(Keluaran 6:19 dan Bilangan 26:59), tetapi namanya telah terukir sepanjang 
sejarah sebagai nama salah seorang ibu yang sangat penting di dunia. Oleh karena 
iman Yokhebed dan kesetiaannya kepada Allah, ketiga anaknya menjadi tokoh yang 
berpengaruh. Musa, ialah pembebas dan pemimpin Bangsa Israel dari Mesir, tanah 
perbudakan. Harun, ialah nabi yang menjadi perantara antara Allah dan manusia. 
Dan Miryam, ialah nabiah yang berbakat dalam musik dan menyanyi, yang mengajak 
perempuan-perempuan Ibrani untuk memuliakan Allah (Keluaran 15:20-21). Yokhebed 
telah menyerahkan kehidupan dan ketiga anaknya untuk melayani Tuhan. Ia 
menyimpan hukum-hukum Allah dan menanamkannya di hati anak-anaknya sebagaimana 
yang diperintahkan dalam Alkitab. Yokhebed menyempurnakan perbuatan dan 
pelayanannya dengan memercayai janji-janji Allah. Nama Yokhebed pun tercantum 
dalam daftar pahlawan iman, yang dikenal karena imannya kepada Tuhan dan 
mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. Yokhebed adalah seorang 
perempuan yang berhasil bersahabat dengan penderitaan, dan Tuhan menyertainya.

Sumber Pustaka:
1. Karssen, Gien. 2010. "Ia Dinamai Perempuan". Cetakan Kelima. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm. 107 -- 120.
2. _____________. "Yokhebed". Dalam http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Yokhebed


Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org