Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/111

e-Wanita edisi 111 (5-7-2013)

Janin pun Berharga bagi Tuhan

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ 
                      TOPIK: Janin pun Berharga bagi Tuhan                  
                         Edisi 111/Juli 2013    
                         
e-Wanita -- Janin pun Berharga bagi Tuhan
Edisi 111/Juli 2013

Salam damai,

Kita tidak dapat menyangkal bahwa Tuhan adalah Pencipta alam raya dan segala 
makhluk yang ada di dalamnya. Dia yang memberikan pertumbuhan dan penjagaan bagi 
semua ciptaan-Nya, terutama manusia yang lebih mulia dari semua ciptaan-Nya. 
Tuhan tentu mengasihinya lebih daripada ciptaan yang lain. Tidak terkecuali 
dengan janin yang ada di dalam rahim seorang wanita. Sekalipun janin itu belum 
berbentuk sempurna seperti orang dewasa, ia tetap saja makhluk yang berharga di 
mata Tuhan. Untuk itu, betapa berdosanya manusia yang berbuat kejam dengan 
merenggut nyawanya. Jika seseorang tidak mengharapkan kehadirannya, tidak 
berarti ia boleh membunuh si janin dan menghapuskan kehidupannya di dunia.

Pada edisi bulan ini, e-Wanita mengingatkan Sahabat Wanita Kristen untuk 
mengasihi siapa saja yang Tuhan kasihi, khususnya "makhluk-makhluk kecil" yang 
lemah dan tidak berdosa, yang diciptakan-Nya di dalam kehidupan manusia. Selamat 
menyimak sajian kami dan tetaplah hidup dalam kasih Bapa.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >


                     DUNIA WANITA: ANAK-ANAK YANG DIBUANG
                        Diringkas oleh: S. Setyawati

Saat ini, orang yang melakukan operasi pengguguran nonterapi semakin banyak. 
Pengguguran nonterapi adalah pengguguran yang dilakukan bukan untuk 
menyelamatkan jiwa ibu karena kehamilannya membahayakannya, melainkan untuk 
menutupi rasa malu dan melenyapkan tekanan batin karena kehamilan di luar nikah 
atau tidak direncanakan. Di Amerika Serikat, para dokter melakukan 1,5 juta 
pengguguran setiap tahun. Tragisnya, ada beberapa ahli kependudukan yang 
mengatakan bahwa pengguguran merupakan cara baru untuk mengendalikan kelahiran. 
Ini tidak benar! Pengguguran tidak sama dengan pengendalian kelahiran. 
Pengendalian kelahiran adalah sebuah cara untuk mencegah terbentuknya kehidupan, 
sedangkan pengguguran adalah usaha untuk melenyapkan kehidupan yang sudah 
terbentuk.

Benarkah pengguguran itu merupakan pilihan yang mudah? Bagi masyarakat umum, 
pengguguran dianggap sebagai cara yang "cepat dan mudah" untuk terbebas dari aib 
dan masalah. Lebih mengerikan lagi jika "para ahli pengguguran bayaran" tidak 
memberitahukan apa yang mereka lakukan terhadap bayi dalam kandungan dan si 
"pasien". Sesungguhnya, pengguguran adalah tindakan besar yang dapat 
mengakibatkan komplikasi berbahaya, baik bagi ibu ataupun bayi dalam 
kandungannya. Pengguguran juga dapat memicu terjadinya keguguran pada masa yang 
akan datang, kehamilan di luar rahim, kelahiran prematur, kemandulan, dan 
gangguan-gangguan emosional.

Sumpah Munafik?

"Aku tidak akan memberikan obat yang mematikan pada siapa pun juga, dan tidak 
akan menawarkan nasihat yang mematikan. Aku akan menjaga diri agar tak bercela 
dan suci." Pernyataan ini adalah bagian dari sumpah yang diucapkan oleh para 
dokter selama berabad-abad yang lalu sebagai standar moral profesi mereka. Kata-
kata yang agung ini diberi bingkai yang indah dan digantung di ruangan-ruangan 
praktik para dokter dan rumah-rumah sakit. Ironisnya, di tempat yang sama, ada 
banyak bayi tak berdosa dibunuh setiap tahun.

Dr. John Szenens, berkata, "Anda harus menjadi dokter yang munafik. Di ruang 
yang satu, Anda harus menghibur seorang pasien dengan mengatakan bahwa sedikit 
ketidakberesan pada jantung bayinya tidak menjadi soal, ia akan melahirkan 
seorang bayi yang bagus dan sehat. Namun, di ruang lainnya, Anda harus menghibur 
seorang wanita yang baru saja Anda bantu untuk melakukan pengguguran dengan 
mengatakan bahwa janinnya sudah tidak beres jantungnya, jadi si ibu tak perlu 
menyesal -- ia tak akan melahirkan seorang bayi yang hidup." Dr. Szenens 
melanjutkan, "Mula-mula, kami melakukan pengguguran pada janin-janin kecil 
sehingga detakan-detakan jantung dan geraknya tak begitu nyata. Saya kira, jika 
sejak awal saya langsung melakukannya pada janin berusia 24 minggu, saya akan 
mengalami berbagai ketegangan dalam pikiran karena memikirkan apakah ini suatu 
pembunuhan atau bukan. Namun, kami memulai pengguguran hanya terhadap janin yang 
berusia 15 -- 16 minggu, tentunya janin itu belum merasakan apa-apa. Lalu, tanpa 
disadari, kami mulai melakukan pengguguran terhadap janin-janin yang lebih 
besar. Tiba-tiba, sewaktu kami menyuntikkan cairan garam, kami melihat ada 
gerakan-gerakan dalam rahim. Pasti ini adalah janin yang menderita karena 
menelan cairan garam beracun, ia menendang-nendang dengan panik dan dalam 
keadaan sekarat. Anda dapat memalingkan muka atau menghibur diri dengan 
mengatakan bahwa itu hanya disebabkan oleh kontraksi otot-otot rahim saja. 
Bagaimanapun juga, hal ini menekan batin kami. Sebab sebagai dokter, kami 
mengerti betul bahwa bukan itu yang sebenarnya terjadi. Mungkin ada alasan yang 
cukup kuat bagi seorang dokter untuk melakukan pengguguran, yaitu tekanan batin 
wanita yang tak ingin hamil. Akan tetapi, apa pun alasannya, itu tetap merupakan 
suatu pembunuhan."

Susan Lindstrom, MSW, berkata, "Saya mengalami banyak kesukaran dalam perasaan 
saya karena pengguguran-pengguguran pada masa lalu. Agar mengetahui dengan 
jelas, suatu hari saya memasuki ruangan tempat mereka menyimpan bayi-bayi 
sebelum dibakar. Janin-janin itu dikumpulkan dalam wadah, seperti ayam potong 
yang dijual di pasar. Saya menjenguk ke dalam wadah di depan saya. Di dalamnya 
ada bayi kecil yang telanjang, berlumuran darah. Ia berwarna merah keungu-unguan 
karena memar dan wajahnya tegang, sangat menderita karena dipaksa untuk mati 
terlalu cepat. Kemudian, saya buka tutup-tutup wadah yang lain dan mengangkat 
janin-janin itu serta mengamatinya. Terakhir, saya mengangkat sebuah janin yang 
amat besar dan terdapat tulisan sebagai berikut -- Nama ibu: C. Atkins, Nama 
dokter: Saul Marcus, Jenis kelamin: laki-laki, Usia saat digugurkan: 24 minggu 
(6 bulan). Saya teringat pada nona Atkins -- seorang gadis cantik berambut 
pirang. Yah, bayi ini harus dibakar besok -- demi ibunya."

Kekerasan Hati

Salah seorang dokter yang pernah melakukan pengguguran untuk kali pertama merasa 
amat menderita dan mengira bahwa ia akan mati. Selama berminggu-minggu, ia 
mengalami tekanan batin sampai-sampai hendak bunuh diri. "Waktu pertama kami 
melakukan pengguguran, saya merasa menjadi seorang pembunuh. Namun, saya 
melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Dan, 20 tahun kemudian, saya menjadi kebal 
terhadap suara hati nurani. Yah, saya perlu uang. Itu adalah pekerjaan yang 
mudah untuk dilakukan -- melihat para wanita sebagai hewan dan bayi-bayi sebagai 
kumpulan daging belaka," katanya.

Ketiga orang di atas tetap melakukan operasi pengguguran meskipun mereka pernah 
mengalami tekanan batin setelah melakukan pengguguran. Mengapa bisa begitu? 
Alkitab menjelaskan itu sebagai pengerasan hati. Hati nurani menjadi keras 
karena seseorang terus menolak mendengar bisikan lembut yang memberi tahu Anda 
tentang "sesuatu yang salah". Saat kita berdalih dan memutarbalikkannya, maka 
suatu hari nanti kita akan bangun dan menemukan bahwa suara hati itu telah 
hilang! Awalnya, kita mungkin bernapas lega, tetapi di dalam lubuk hati yang 
terdalam kita menangis sedih karena hati nurani kita yang bisa menjadi sarana 
Allah untuk memberitahukan kebenaran kepada kita sudah mati dan tidak dapat 
dipulihkan lagi!

Apa Kata Ilmu Pengetahuan?

Kapankah janin akan menjadi "manusia"? Secara medis, jantung sudah mulai 
berdetak saat janin menginjak usia 14 -- 28 hari. Pada hari ke-30, hampir setiap 
bagian tubuhnya sudah mulai terbentuk. Ia dapat menggoyangkan tangan dan kakinya 
menjelang usia 6 minggu. Pada usia 43 hari, getaran otaknya sudah dapat dibaca 
dengan alat-alat kedokteran. Pada usia 8 minggu, ia sudah memiliki sidik jari, 
sudah bisa kencing, bisa mengepal dengan kuat, dan merasakan sakit. Ilmu 
pengetahuan mengatakan, pada saat sperma dan sel telur bertemu, mereka itu 
menjadi susunan yang lengkap dan sempurna. Lalu, berkembang menjadi bayi, anak, 
dan manusia dewasa. Setiap tingkat perkembangan, manusia mengalami proses 
pematangan dan penyempurnaan bagian-bagian tubuhnya.

Apa Kata Allah?

Apakah janin dapat disebut "manusia"? Ya. "Firman Tuhan datang kepadaku, 
bunyinya, `Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal 
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, 
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.`" (Yeremia 1:4-5) 
Allah sudah mengenal Yeremia ketika ia masih hidup dalam kandungan ibunya. Allah 
menguduskannya dan menetapkannya menjadi seorang nabi. Jika demikian, bila bayi 
digugurkan, maka "Yeremia" pun terbunuh. Ibu Yeremia belum mengetahui nama bayi 
yang dikandungnya, tetapi Allah sudah memberikan nama kepadanya. Ibu Yeremia 
juga belum mengetahui bahwa bayi dalam kandungannya akan menjadi seorang nabi 
Allah yang besar, tetapi Allah sudah menetapkannya. Jadi, jika bayi itu 
digugurkan, Allah akan merasa sangat kehilangan. Hal yang sama juga berlaku pada 
Yohanes dan Yesus (Baca Lukas 1:11-17 dan Lukas 1:31-33). Dari kebenaran itu, 
kita tahu bahwa Allah mengasihi setiap orang sejak ia dibentuk melalui proses 
pembuahan.

Mari Kita Hitung Harganya

Di Jerman, Nazi mengizinkan pemusnahan anggota masyarakat yang "tak berguna". 
Dan, kini semakin banyak orang yang mengikuti jejak Nazi. Ketika mereka tidak 
menginginkan lahirnya bayi-bayi, mereka membunuh bayi-bayi itu dengan kejam.

Di sisi lain, Allah sangat mengasihi bayi-bayi dalam rahim. Hanya Allah yang 
berhak memberi dan mencabut kehidupan (Ulangan 32:39). Hanya Dia yang berhak 
membuka dan menutup kandungan. Namun, manusia mengundang malapetaka dengan 
tangannya sendiri. Dengan alasan-alasan egois, ibu-ibu dan para dokter melawan 
kehendak Tuhan. Alkitab berkata, "Orang yang tidak bersalah tidak boleh kau 
bunuh ... sebab Aku tidak membenarkan orang yang bersalah." (Keluaran 23:7) 
"Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik." (Amsal 
15:3)

Dongeng Tentang "Anak-anak yang Tak Diinginkan"

Mereka yang setuju dengan pengguguran sering kali berkata, "Tidak baik kalau 
kita membiarkan `anak yang tak diinginkan` lahir ke dunia ini." Ini tidak benar. 
Ini dilakukan karena mereka mengutamakan kesenangan dan kepentingan si ibu atau 
ayah bayi. Jangan gegabah, pembunuhan mengakibatkan penyesalan seumur hidup. 
Jangan membinasakan sesuatu yang bukan milik kita. Janin itu milik Allah, 
walaupun ia ada dalam rahim kita. Jika kita merasa tak mampu membesarkannya, 
berdoalah, dan carilah solusi dari Tuhan yang sesuai dengan firman-Nya.

Pemberian yang Hidup

Ingatlah, di luar sana ada banyak keluarga yang menantikan kehadiran anak selama 
bertahun-tahun. Bayi Anda mungkin dapat menjadi jawaban untuk doa mereka! Jika 
kita merasa tak mampu membesarkan bayi kita, memberikannya kepada mereka sebagai 
pemberian yang hidup adalah pemberian yang besar! Jangan sekali pun menjadi 
pembunuh, dosa itu akan selalu terbayang dalam ingatan dan senantiasa mengejar 
sepanjang hidup! PENGGUGURAN ADALAH PEMBUNUHAN!

Mungkin, Anda merasa terpojok dan tidak berpengharapan. Akan tetapi, pengguguran 
bukanlah jalan keluar. Allah mengatakan kepada kita untuk tidak membunuh 
(Keluaran 20:13). Melawan Tuhan hanya akan memperburuk masalah. Dan, setiap 
keputusan yang kita ambil, harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Percayalah, 
Yesus mengenal Anda dan Ia amat mencintai Anda (dan bayi Anda). Di dalam Tuhan 
pasti ada jalan keluar!

Diringkas dari:
Judul buku: Ditetapkan untuk Mati, tapi Hidup dan Bernyanyi
Penulis: Irene Ralahalu
Penerbit: Nafiri Allah Terakhir, Surabaya 2002
Halaman: 3 -- 21


STOP PRESS: PUBLIKASI E-BINAANAK: MEMPERLENGKAPI PELAYAN ANAK KRISTEN DI INDONESIA!

Anak-anak adalah kepunyaan Allah. Untuk itu, kita harus memperlakukan dan 
melayani Anda seperti yang diajarkan di dalam Alkitab. Untuk memperlengkapi Anda 
diri dalam melayani anak-anak baik di rumah atau sekolah minggu, kami mengundang 
Anda untuk berlangganan publikasi e-BinaAnak.

Publikasi e-BinaAnak dari Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > dibuat 
untuk memperlengkapi para pelayan anak Kristen dengan bahan-bahan yang 
alkitabiah dan bertanggung jawab. Publikasi ini menyajikan artikel-artikel, 
tips, bahan mengajar, ide-ide aktivitas, kesaksian pelayan anak, informasi 
penting seputar pelayanan anak, dan masih banyak bahan lagi. GRATIS! Cara 
berlangganannya pun sangat mudah. Kirimkanlah email Anda ke < subscribe-i-kan-
binaanak(at)hub.xc.org > atau ke < binaanak(at)sabda.org >, setiap minggunya 
Anda akan memperoleh bahan-bahan tertulis dalam email Anda. Jika Anda adalah 
pelayan anak yang peduli terhadap kualitas pengajaran Anda, pastikan Anda tidak 
menunda untuk berlangganan publikasi e-BinaAnak.

Dapatkan arsip e-BinaAnak sejak tahun 2000 di: 
< http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ >.


Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org