Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/107

e-Wanita edisi 107 (7-5-2013)

Mengenal Karakter Suami


_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                      TOPIK: Mengenal Karakter Suami
                         Edisi 107/April 2013
                         
e-Wanita -- Mengenal Karakter Suami
Edisi 107/Mei 2013

Salam damai,

Secara umum, kita mengetahui bahwa wanita diciptakan untuk menjadi penolong yang 
sepadan bagi suami. Istri memiliki banyak peran dan tanggung jawab untuk 
mendukung suami dan membangun rumah tangga yang harmonis. Bagaimana caranya agar 
kita menjadi istri yang bijaksana dan menjadi penolong suami? Sifat atau 
karakter apakah yang diperlukan untuk menjadi istri yang bijaksana?

Untuk dapat menjadi istri yang mendukung suami, salah satu syarat yang harus 
dimiliki seorang istri adalah mengenal karakter suami dengan baik dan 
menerimanya dengan tulus. Salah satu contoh istri yang mengenal karakter 
suaminya adalah Abigail, istri Nabal, yang disebutkan kisahnya dalam 1 Samuel 
25. 
Abigail merupakan contoh dari karakter wanita dan istri yang bijaksana. Tak 
heran, Raja Daud memujinya dan Alkitab pun menorehkan kisahnya dalam Perjanjian 
Lama. Ingin tahu bagaimana sifat dan karakter Abigail yang bijaksana itu? Simak 
kisahnya dalam publikasi e-Wanita kali ini.

Staf Redaksi e-Wanita,
N. Risanti
< http://wanita.sabda.org/ >


                DUNIA WANITA: MENGENAL KARAKTER SUAMI

Ada seorang laki-laki yang bernama Nabal. Dia adalah seorang yang kaya. Dia 
tinggal di Karmel. Karakternya bebal. Nabal mempunyai seorang istri yang bernama 
Abigail, yang cantik rupanya dan hatinya.

Meskipun Alkitab mengatakan bahwa karakter suami istri itu sangat berlawanan, 
namun tidak disebutkan adanya percekcokan atau masalah lain dalam rumah tangga 
mereka. Tidak disebutkan pula bahwa Abigail merasa tidak bahagia menjadi istri 
Nabal.

Menurut anggapan orang pada umumnya, mempunyai suami semacam Nabal akan membuat 
istri menjadi tidak bahagia. Bahkan jika memungkinkan, istri akan berusaha agar 
bisa bercerai dengan suami semacam itu. Namun, tidak ada pernyataan seperti itu 
dalam nas yang kita baca. Ini berarti walaupun suami bebal (tidak bisa diatur), 
istri tetap setia, hubungan suami istri tetap berjalan. Mengapa bisa terjadi 
demikian? Alasannya adalah karena Abigail tahu cara bergaul dengan suaminya yang 
bebal.

Saya percaya pada mulanya, sebelum menikah, Abigail tidak tahu bahwa dia akan 
mendapatkan suami yang karakternya bebal. Kalau tahu sebelumnya, mungkin dia 
tidak akan mau menikah dengannya. Biasanya pada waktu berpacaran, pemuda/pemudi 
menampilkan hal-hal yang baik saja kepada pasangannya. Dia akan berdandan dengan 
baik, bersikap sopan sekali, memakai minyak wangi supaya tidak bau badan, dsb.. 
Intinya, semua yang baik-baiklah yang ditampilkan. Namun, setelah menikah, baru 
kelihatan "belangnya". Biasanya, kejelekan orang diketahui belakangan. Karena 
itu, penyelenggara pesta di Kana pada zaman Tuhan Yesus berkata, "Biasanya orang 
menyuguhkan anggur yang baik dahulu, baru kemudian anggur yang tidak baik." 
Biasanya yang ditampilkan di depan adalah yang baik-baik saja, sedangkan yang 
jelek ditampilkan di belakang. Itulah cara kerja manusia.

Sekarang, yang menjadi persoalan adalah jika hal itu sudah terlanjur, bagaimana 
sikap kita? Bila kita sudah mengetahui kejelekan istri/suami, apa yang akan kita 
lakukan? Jelas jawaban kristiani bukanlah "Cerai". Namun, ada suatu contoh yang 
baik dari Abigail.

I. Istri Perlu Mengenal Karakter Suami

Untuk menciptakan kehidupan keluarga bahagia, istri perlu mengenal 
watak/karakter suaminya. Abigail melakukan hal itu sehingga rumah tangganya 
dapat langgeng walau suaminya adalah seorang yang bebal. Apakah Abigail mengenal 
watak suaminya setelah menikah atau sebelum menikah, tidak jelas. Yang jelas 
adalah dia mengenal suaminya dengan benar sehingga dia dapat mempertahankan 
keutuhan rumah tangganya.

Dari mana kita dapat mengetahui bahwa Abigail mengetahui karakter suaminya? 
Suatu waktu, setelah Daud dilantik menjadi raja Israel, dia dibenci, dikejar-
kejar, dan hendak dibunuh oleh Raja Saul, raja yang akan digantikannya. Daud 
lari ke padang gurun, banyak orang dan tentara mengikuti dia. Dalam pelarian 
itu, mereka tentunya tidak membawa perbekalan yang mencukupi. Suatu saat, Daud 
dan pengikut-pengikutnya kehabisan bahan makanan. Di tempat mereka berkemah, ada 
banyak kambing domba gembalaan yang lalu-lalang. Ternyata, kawanan kambing domba 
itu adalah milik Nabal, orang kaya yang tinggal di Karmel. Ketika melewati 
daerah perkemahan Daud dan pasukannya, gembala-gembala Nabal merasa aman. 
Padahal, menjadi gembala pada waktu itu merupakan pekerjaan yang membahayakan 
sebab sering kali ada perampok-perampok yang mengganggu gembala-gembala itu. 
Kita tentu ingat tentang Ayub yang mendengar kabar dari gembalanya bahwa kawanan 
ternaknya hilang semua karena dirampas oleh orang-orang Syeba, dan para penjaga 
ternaknya dipukuli oleh orang-orang itu dengan pedang. Namun, karena Daud dan 
pasukannya ada di situ, perampok-perampok berpikir seribu kali sebelum 
mengganggu gembala-gembala Nabal. Merampok kawanan kambing domba Nabal sama 
halnya dengan mengantar nyawa ke hadapan Daud.

Setahun sekali, dalam masa menggunting bulu domba, Nabal mengadakan pesta untuk 
menjamu para gembalanya. Dan, pada peristiwa seperti itu, jangankan gembala-
gembala, orang-orang lain pun akan mendapatkan bagian daging yang disembelih. 
Daud berpikir, inilah kesempatan untuk meminta bahan makanan kepada Nabal. Daud 
tahu diri walaupun dia telah memiutangi Nabal dengan kebaikan. Namun, Daud 
merasa dalam kesempatan pesta seperti ini, dia berhak meminta balas budi dari 
Nabal. Maka, dia mengutus anak buahnya kepada Nabal. Akan tetapi, apa jawaban 
Nabal? Nabal menjawab dengan sinis, "... Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? 
Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba yang lari dari tuannya. Masakan aku 
mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang 
pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari 
mana mereka datang?" (1 Samuel 25:10-11)

Orang-orang yang diutus Daud kembali dan menceritakan apa yang dikatakan Nabal 
kepada mereka. Daud menjadi marah. Dia berkata, "Musti dihajar orang itu." Semua 
pasukan Daud dan Daud sendiri menyandang pedang untuk memberi `pelajaran` kepada 
Nabal yang bebal itu.

Melihat gelagat yang tidak baik itu, seorang pegawai Nabal yang sadar akan 
bahaya yang mengancam jiwanya dan kawan-kawannya datang kepada Abigail, istri 
tuannya. Dia menceritakan semua yang terjadi, maksud semula kedatangan Daud, apa 
yang dikatakan Nabal kepada utusan-utusan Daud, dan apa yang akan dilakukan Daud 
karena penghinaan yang dilakukan oleh Nabal. Dia juga menceritakan tentang 
kebaikan Daud kepada gembala-gembala Nabal. Dia berharap Abigail dapat mengambil 
suatu tindakan dalam situasi yang gawat itu.

Abigail segera mengambil tindakan. Dia mengambil dua ratus roti, dua buyung 
anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue 
kismis, dan dua ratus kue ara. Dia mengangkut semuanya itu dengan keledai untuk 
dibawa kepada Daud.

Ketika Abigail bertemu dengan Daud yang sedang dalam perjalanan bersama 
pasukannya untuk menggempur rumah Nabal, dia sujud menyembah Daud. Dia berkata, 
"Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab 
seperti namanya demikianlah ia; Nabal namanya dan bebal orangnya." (1 Samuel 
25:25)

Abigail mengenal watak suaminya yang bebal itu. Inilah yang membuat Abigail 
tetap betah tinggal bersama suaminya, meskipun suaminya adalah orang yang bebal. 
Apakah Anda mengenal watak suami Anda? Apakah Anda tahu kegemaran suami Anda?

Lalu, apa kata Daud? Daud memuji Abigail. Daud berkata, "Terpujilah Tuhan yang 
mengutus engkau menemui aku. Terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau 
sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku daripada melakukan hutang darah 
dan daripada bertindak sendiri mencari keadilan." (1 Samuel 25:32-33)

Daud menerima pemberian Abigail dan Daud membiarkan Abigail pulang dengan 
selamat. Abigail berhasil melunakkan hati Daud. Abigail seorang istri yang 
bijaksana. Dia memahami karakter suaminya. Oleh karena itu, walaupun suaminya 
adalah seorang yang bebal, dia tidak minta cerai maupun mengadu kepada orang 
lain. Baru pertama kali itu dia menceritakan tentang suaminya kepada Daud, itu 
pun karena ada persoalan. Dia tidak pernah lapor kepada siapa-siapa tentang 
suaminya, dia simpan sendiri di dalam hatinya. Banyak istri yang kurang 
bijaksana, jika mereka mempunyai persoalan dengan suaminya, dia melapor kepada 
orang tuanya.

Istri yang bijaksana tidak mengadu kepada siapa-siapa kalau sedang menghadapi 
persoalan dalam rumah tangganya, kecuali mengadu kepada Tuhan.

II. Pandangan Abigail Terhadap Perkawinan

Di atas telah diuraikan bahwa Abigail memiliki suatu pemahaman yang baik 
terhadap suaminya. Dia mengerti dengan benar bagaimana karakter suaminya. 
Walaupun suaminya mempunyai karakter yang bebal, dia tetap bersabar. Ini 
merupakan hal yang luar biasa. Abigail dapat bertahan di dalam rumah tangga yang 
demikian. Dia tidak menuntut cerai kepada suaminya. Bagi Abigail, perkawinan 
mempunyai nilai yang tinggi. Dia sadar bahwa perceraian bukanlah jalan 
penyelesaian masalah rumah tangga yang benar. Perkawinan harus dijaga 
keutuhannya.

Perilaku suami dan istri dalam kaitannya dengan rumah tangga sangat ditentukan 
oleh pandangannya terhadap perkawinan. Apakah seorang suami atau istri bertindak 
menyeleweng atau tidak, ditentukan oleh pandangannya terhadap perkawinan. Apakah 
seorang suami/istri sanggup membahagiakan istri/suaminya, juga tergantung pada 
pandangannya terhadap perkawinan. Apakah suami istri sampai mengambil keputusan 
untuk bercerai atau tidak, juga tergantung pada pandangannya terhadap 
perkawinan.

Bagaimanakah pandangan orang Kristen terhadap perkawinan? Bagi orang Kristen, 
jawabannya hanya satu: Perkawinan adalah sekali untuk seumur hidup, hanya maut 
yang bisa memisahkan keduanya. Bukankah ketika kita menikah, kita mengucapkan 
janji di hadapan Tuhan bahwa sebagai suami, kita akan mengasihi istri kita dan 
sebagai istri, kita akan mengasihi suami kita untuk selama-lamanya, sampai maut 
memisahkan kita? Bukankah kita juga telah mengucapkan bahwa kita, sebagai suami 
istri, akan saling mengasihi baik dalam keadaan senang maupun susah? Mengapa 
baru ada persoalan sedikit saja sudah mengambil keputusan untuk bercerai? Tidak 
mungkinkah dalam berumah tangga bisa terjadi suatu masalah?

Abigail yang mempunyai suami bebal tentunya mengalami banyak masalah dalam rumah 
tangganya. Istri yang bersuamikan pria yang baik saja kadang-kadang mempunyai 
masalah, apalagi Abigail yang bersuamikan orang bebal. Andaikan dia minta cerai, 
mungkin orang tidak akan mempersalahkan dia. Namun, dia tidak pernah mempunyai 
pikiran untuk bercerai.

Yang Patut Direnungkan Para Istri:

1. Pernahkah Anda mengucap syukur kepada Allah untuk suami Anda, walau 
   bagaimanapun karakternya? Kalau belum, belajarlah mengucap syukur untuk suami 
   Anda, walaupun dia mungkin mempunyai sifat-sifat yang tidak Anda sukai.

2. Apakah selama ini Anda telah belajar mengenal watak suami Anda, apa 
   kesukaannya, dan bagaimana tingkah lakunya?

3. Bila ada masalah dalam rumah tangga Anda, tindakan-tindakan apakah yang 
   sering kali Anda lakukan untuk mengatasinya? Apakah dengan bertengkar, apakah 
   dengan mengadu pada orang lain, atau dengan tindakan yang lain?

4. Ada enam sifat yang perlu dimiliki oleh setiap istri, yaitu:
   - Tidak masa bodoh
   - Bijaksana
   - Rendah hati
   - Tabah
   - Mengalah
   - Beriman kepada Allah

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Istri yang Cakap Melebihi Permata
Judul bab: Istri yang Cakap Melebihi Permata
Penulis: Pdt. Jacob Nahuway, M.A.
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1990
Halaman: 197 -- 204


              STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK KISAH!

Anda mencari komunitas seputar kesaksian cinta kasih Allah? Mari bergabung dalam 
Facebook KISAH, Anda akan menemukan sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat 
banyak kesaksian dari saudara-saudari seiman, sehingga ada banyak berkat lagi 
yang akan Anda dapatkan dalam komunitas ini.

Silakan bergabung ke < http://fb.sabda.org/kisah >.

Tuhan Yesus memberkati.


Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org