Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/02/14

Selasa, 14 Februari 2023 (Minggu ke-6 sesudah Epifani)

2 Raja-raja 19
Percaya kepada Tangan Tuhan

Israel adalah kerajaan kecil yang terjepit di antara imperium raksasa di sekelilingnya: Mesir, Asyur, Persia, dan Babel. Bagaimana kalau salah satu raksasa itu memutuskan untuk menyerang Israel?

Itulah yang dihadapi Hizkia, raja Yehuda, yang berusaha setia kepada Tuhan. Ahas, ayah Hizkia, memilih jalan yang lebih aman dengan takluk kepada kerajaan adidaya Asyur serta membayar upeti untuk melawan raja Aram dan raja Israel yang menyerangnya (2Raj. 16:7). Di dunia kuno, memilih Tuhan mana yang disembah adalah persoalan politik untuk bertahan hidup. Ahas melakukan pilihan strategis untuk percaya kepada Asyur dan ilah mereka.

Namun, Hizkia memilih menyembah Tuhan, Allah Israel, dan ini membuat hidupnya jadi sulit. Sanherib, raja Asyur, menyerang Hizkia yang dianggap memberontak. Dalam catatan Kerajaan Asyur, tertulis bahwa Sanherib menghancurkan 46 kota Yehuda yang dipimpin Hizkia. Situasi genting juga terlihat dari Hizkia yang terpaksa mengerat emas dari Bait Allah untuk upeti kepada Sanherib ketika Yerusalem diserang (bdk. 2Raj. 18:13-16). Dalam catatan kerajaan Asyur, Sanherib sesumbar telah mengurung Hizkia seperti burung dalam sangkar di Yerusalem.

Namun ajaibnya, Yerusalem tidak hancur. Ketika utusan raja Asyur menghina Hizkia dan Tuhannya (10-13), Hizkia membawa itu kepada Tuhan (4, 14-19). Yesaya membawa jawaban doa dan menguatkan Hizkia (6-7, 21-28). Yesaya juga memberikan tanda bahwa akan ada masa tiga tahun di mana Yehuda mengalami pemulihan (29). Hampir tak ada kemungkinan Hizkia menang melawan Asyur. Namun, Hizkia memilih percaya kepada Tuhan. Allah melepaskan Hizkia dan Yerusalem dengan cara ajaib (7, 35). Ketika Sanherib mundur, dia malah dikudeta dan dibunuh oleh anak-anaknya sendiri (37).

Percaya kepada Tuhan sering terlihat sebagai kebodohan oleh dunia. Secara realistis saja, mukjizat tidak terjadi setiap hari. Namun, kita belajar dari Hizkia yang tetap memercayakan diri ke tangan Tuhan. Dalam segala keadaan yang kita alami, mari kita arahkan hati kepada Tuhan. [IHM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org