Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/12/22

Kamis, 22 Desember 2022 (Minggu Adven 4)

Ezra 1-2
Kehendakku versus Kehendak-Nya

Pada zaman Raja Koresh, bangsa Israel yang saat itu ada dalam pembuangan akhirnya mendapat kesempatan untuk pulang ke negerinya dan diizinkan untuk membangun kembali bait Allah (1-3). Berpuluh-puluh tahun mereka menantikan hal itu; tentu, berita itu menjadi sesuatu yang membawa pengharapan akan dipulihkannya negeri mereka.

Sayangnya, tidak semua orang Israel mau pulang ke Yerusalem dan membangun bait Allah. Ada banyak orang Israel yang memilih untuk tetap tinggal di negeri asing. Sebab rute perjalanan pulang kembali ke Yerusalem tidaklah mudah dan penuh bahaya. Dengan membawa orang tua, atau mungkin anak kecil, tentu perjalanan akan menjadi lebih sulit dan memerlukan biaya besar. Perjalanan pada masa itu bisa memakan waktu hingga 4 bulan, bahkan lebih.

Saat itu kondisi Yerusalem pun hanyalah berupa puing-puing. Artinya, ketika mereka kembali ke sana, mereka tidak memiliki tempat tinggal yang pasti dan aman. Hal itu juga berarti mereka harus bersedia mengorbankan segala kenyamanan, keamanan, dan kemakmuran yang mereka nikmati di negeri asing dan memulai kehidupan mereka dari awal. Pada akhirnya, banyak dari mereka yang memilih untuk tetap tinggal di negeri asing dengan segala kemudahan dan kenyamanan yang ada daripada melakukan apa yang Tuhan perintahkan, yaitu membangun kembali bait Allah. Prioritas mereka tidak lagi pada kehendak Tuhan, melainkan kenyamanan pribadi.

Bagi kita yang hidup pada masa kini, apa yang menjadi prioritas di dalam hidup kita? Apakah kita lebih memilih melakukan kehendak Tuhan ataukah memenuhi kenyamanan pribadi kita? Rumah yang hangat, situasi yang aman, dan terpenuhinya kebutuhan kita bukanlah dosa. Namun, jangan sampai kenyamanan, keamanan, dan kekayaan menghambat kita untuk peka dan melakukan kehendak-Nya.

Ingatlah, segala sesuatu di dunia ini hanya sementara. Oleh karena itu, kejarlah hal-hal yang bernilai kekal dengan cara menaati firman Tuhan dan setia melakukan semua kehendak-Nya. [STG]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org