Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/11/26

Jumat, 26 November 2021 (Minggu ke-26 sesudah Pentakosta)

2 Timotius 3:1-9
Salah Mencintai

Mungkin beberapa orang di antara kita pernah menyaksikan atau bahkan mengalami apa yang disebut salah mencintai. Pada masa sekolah, akibat dari mencintai orang yang salah, kita sering kali menjumpai mereka yang melakukan kebodohan.

Perikop ini merupakan sebuah surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohaninya. Timotius yang masih muda dan belum berpengalaman harus menghadapi berbagai persoalan dalam jemaat. Oleh karena itu, sebagai seorang gembala, Rasul Paulus ingin agar Timotius mengetahui bahwa keadaan yang sedang dihadapinya adalah keadaan yang berbahaya (1). Kemudian, Rasul Paulus menuliskan 16 perbuatan amoralitas yang akan ditemui oleh Timotius dalam pelayanannya, di antaranya membual dan menyombongkan diri, tidak tahu mengasihi, suka mengkhianat, serta lebih mengikuti hawa nafsu sendiri daripada mengikut Allah (2-4). Kalaupun mereka hadir dalam ibadah, hati mereka meragukan kuasa Allah (5). Pengajaran pun percuma karena mereka tidak dapat mengakui kebenaran Allah (7).

Semua keadaan manusia pada zaman akhir ini disebabkan oleh satu hal, yaitu salah mencintai. Hati manusia yang salah mencintai, yakni mencintai diri sendiri dan kekayaan, membuat manusia melakukan segala macam perbuatan amoral.

Manusia memang didesain Allah agar mempunyai cinta kasih. Tetapi, jika diberikan kepada orang yang salah, cinta yang baik akan menghasilkan beragam dampak buruk. Karena memang sejak semula Tuhan mendesain manusia agar menjadikan Allah sebagai orientasi utama cinta mereka. Manusia atau sesuatu yang lain tidak dapat menggantikan Allah karena tidak sempurna dan tidak dapat memberikan jaminan apa pun untuk kehidupan kekal. Akibat salah mencintai, orang akan makin menjauh dari sang sumber cinta tersebut.

Yakinlah, ketika kita mencintai dengan benar, maka segala perbuatan amoral yang disebut oleh Rasul Paulus akan berubah menjadi sifat moral yang baik dan yang memuliakan Allah. Penting bagi kita untuk menjaga orientasi cinta kita hanya kepada Allah Sang Sumber cinta yang sejati, supaya apa yang kita tunjukkan bukan lagi kebodohan, melainkan kebenaran. [YGM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org