Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/11/01

Senin, 1 November 2021 (Minggu ke-23 sesudah Pentakosta)

Yunus 4
Sepanjang Hayat, Aku Dididik!

Bukankah melihat seseorang bertobat dan diampuni Tuhan adalah hal yang baik? Tidak demikian bagi Yunus.

Yunus begitu kesal dan sangat marah (1). Niniwe, ibukota Asyur itu ternyata bertobat. Padahal, kekejamannya sangat dikenal dan ditakuti bangsa lain. Yunus tidak rela jika musuh bangsanya mengalami pengampunan. Baginya, lebih baik mati daripada melihat hal itu terjadi (3). Ia keluar kota sambil terus jengkel, menanti kemungkinan Allah berubah pikiran (5).

Tetapi, justru Allah sedang memproses cara pikir Yunus untuk memperbaruinya. Ia dididik tentang cinta kasih Allah. Percakapan Allah dan Yunus begitu mengesankan. Di satu sisi, Yunus melakonkan pribadi yang begitu kesal, marah, benci, dan egois sehingga Allah menanggapinya, "Layakkah engkau marah?" (4, 9).

Di sisi lain, Allah melakonkan Pribadi yang penuh kasih sayang dan kelemahlembutan. Ia panjang sabar dan terus berupaya memberi pengertian. Atas kemarahan Yunus, Allah menunjukkan bahwa rasa sayang Yunus atas pohon jarak itu tak beralasan (10). Allah menerobos pola pikir Yunus. Allah mengasihi bukan hanya bangsa Israel. Bangsa Niniwe yang besar juga dikasihi-Nya sebagai ciptaan-Nya (11).

Bagaimana Allah menerobos kekakuan hati dan pikiran kita? Teks ini memperlihatkan kelembutan Allah serta kesabaran dan kasih sayang-Nya. Ia hendak membimbing pribadi yang berkepala batu, tegar tengkuk, dan egois.

Ia sabar dalam mendidik kita. Seberapa banyak kegagalan kita dalam memahami maksud Allah, sebanyak itu pula Ia mendidik, bahkan lebih daripada itu. Meski kita sulit berubah dan tak jarang memprotes Allah, atau kita marah atas detail kehidupan yang menyakitkan dan kecewa atas jawaban doa, Allah tetap sabar karena itu bagian dari proses didikan-Nya untuk kita.

Allah begitu panjang sabar. Ia tak pernah lelah mendampingi untuk mendidik kita. Sebagai Bapa yang mengajari anak-anak-Nya tentang yang baik dan benar. Di sepanjang hayat kita, Tuhan melakukannya bagi kita, supaya kekakuan kita diterobos dan diperbarui. Jangan pernah lelah dalam menerima dan menjalani didikan hidup karena Bapa yang panjang sabar adalah Guru kita. [MKD]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org