Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/06/26

Sabtu, 26 Juni 2021 (Minggu ke-4 sesudah Pentakosta)

Yesaya 49:1-7
Allah Memperlengkapi Hamba-Nya

Dipanggil menjadi hamba? Bagaimana hal itu bisa dilakukan? Yesaya menyerukan panggilan Allah atasnya kepada seluruh bangsa, dan juga mendeklarasikan bahwa Allahlah yang telah memanggilnya sejak dalam kandungan.

Dalam perjalanan menjadi hamba-Nya, Allah sendiri memperlengkapi Yesaya dengan kemampuan pelayanan dan juga menyertai Yesaya (2). Tuhan akan memakai hamba-Nya sebagai alat untuk mengagungkan nama-Nya. Dalam panggilan ini pun, Yesaya mengalami kesulitan karena ia menilai pelayanannya sebagai usaha yang sia-sia dengan hasil yang tidak efektif (4a). Tetapi kemudian, nada yang pesimis berubah menjadi nada yang penuh pengharapan. Sebab Tuhan setia, dan Tuhan sendiri mengangkat serta menguatkannya, menjadikan misinya berhasil pada waktu-Nya (4b-7).

Kata hamba pada mulanya berarti orang-orang yang ditawan dalam peperangan dan dijual sebagai budak. Biasanya hamba dibeli semata-mata karena kegunaannya. Tidak demikian dengan Allah. Ia memilih hamba-Nya sejak dalam kandungan, artinya Allah tidak melihat latar belakang dan kemampuan yang dimiliki oleh hamba-Nya. Semua karena Allah ingin memakainya. Karena Allah yang memilih, Allah akan memberikan kemampuan dan menyertainya senantiasa.

Menjadi hamba Tuhan bukan berarti selalu berhasil. Kadang kala ada hasil yang kelihatannya tidak efektif. Tetapi, Tuhan tidak mengukur hamba-Nya dari hal itu karena pada akhirnya Tuhan sendiri yang akan meninggikan hamba-Nya dan menggenapkan kehendak-Nya. Paulus mengakui bahwa "aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan" (lih. 1Kor. 3:6).

Oleh karena itu, kita tidak perlu takut dengan panggilan menjadi hamba-Nya. Tuhan yang setia akan menyertai kita senantiasa. Kita hanya perlu percaya, taat, dan setia menjadi alat-Nya dalam melayani dan mengagungkan nama-Nya. Kita tidak perlu mengkhawatirkan tentang hasil yang tampak mengecewakan. Setialah menjadi alat-Nya sebab Ia akan menguatkan kita dan menumbuhkan hasilnya. [YGM]


Baca Gali Alkitab 9

Yesaya 48:1-11

Sewaktu remaja, ada kalanya kita merasa sok pintar. Orang tua menasihati kita, tetapi kita merespons dengan "Aku tahu!" Padahal, di saat itu kita hendak melakukan kecerobohan. Demikianlah bangsa Israel dalam hal beriman kepada Tuhan. Allah telah memberikan begitu banyak pengajaran dan bimbingan, tetapi mereka masih memberikan sebagian pengakuan kepada berhala. Tuhan pun tidak tinggal diam melihat umat-Nya yang menyimpang.

Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana cara hidup umat Israel dibandingkan dengan perkataan dan pengakuan mereka? (1-2)
2. Bagaimana Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dari peristiwa di masa lalu kepada mereka? Mengapa? (3-5)
3. Mengapa Tuhan mengabarkan hal-hal tentang masa depan kepada mereka? (6-7)
4. Apa yang Tuhan ketahui tentang mereka? (8)
5. Mengapa umat Israel jatuh ke pembuangan Babel? (9-10)
6. Mengapa Tuhan berbuat demikian? (11)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah identitas diri Anda merupakan ungkapan asli dari iman dan penyembahan yang murni kepada Tuhan?
2. Dalam bertindak, apakah Tuhan harus mengikuti pengetahuan dan prediksi manusia?
3. Dalam tragedi kehidupan, untuk apa Tuhan membiarkan itu semua terjadi? Bukankah kita ini umat-Nya?
4. Ketika kita menyembah Tuhan, apakah kita sedang menghargai kemuliaan nama Tuhan atau harga diri kita sendiri?

Apa respons Anda?
1. Setelah sekian kali kita lupa akan ajaran Tuhan, maukah kita kembali mendengarkan firman-Nya dengan saksama?
2. Tanpa menunggu kejadian buruk, tekad seperti apa yang dapat Anda buat sekarang supaya Anda makin mengenal Tuhan?

Pokok Doa:
Memohon tuntunan Tuhan supaya kita mau melakukan introspeksi diri dan hidup sebagaimana layaknya umat Tuhan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org