Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/08/01

Sabtu, 1 Agustus 2020 (Minggu ke-8 sesudah Pentakosta)

Filipi 1:1-11
Tetap Suci

Suci artinya bersih dan bebas dari dosa. Orang yang percaya kepada Yesus akan disucikan, yakni dibebaskan dari kuasa dosa. Kesucian tersebut adalah buah dari pengurbanan dan kebangkitan Yesus yang mengalahkan maut.

Melalui bacaan ini Paulus menyatakan bahwa penyucian orang percaya bukan sekadar perubahan status, yaitu dari orang berdosa menjadi orang suci. Lebih dari itu, dalam panggilan tersebut tersemat tanggung jawab. Kita dituntut untuk menjaga kesucian hidup di dunia ini agar diperkenan Tuhan sampai kedatangan-Nya kembali. Secara spesifik, kewajiban menjaga kesucian itu terlihat dari kualitas kasih yang berdasarkan relasi dan pengenalan akan Tuhan.

Sering orang menganggap kasih itu adalah membiarkan semua orang menuruti kemauannya. Ada salah pengertian yang terjadi bahwa mengasihi berarti tidak berani menegur kesalahan. Kasih bukan cuma perasaan, melainkan juga tindakan yang sesuai dengan firman Tuhan. Paulus mengatakan bahwa kasih dengan pengertian yang benar membuat orang dapat memilih antara kebaikan atau sebaliknya.

Dalam memilih yang baik, tentu saja kita harus mengacu pada kebenaran Allah. Artinya, kita membutuhkan pertolongan dan anugerah Tuhan. Agar tidak salah memilih, kita perlu menjaga relasi yang erat dengan Tuhan. Keintiman dengan-Nya akan meningkatkan kepekaan kita dalam mengenali suara-Nya sehingga pilihan kita pun sesuai dengan kehendak-Nya.

Dunia ini menawarkan banyak pilihan sehingga setiap hari kita harus memilih. Pilihan yang ada pun begitu menggiurkan dan dapat mencoreng kesucian kita. Salomo mengatakan ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 14:12).

Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam membuat pilihan. Mari selaraskan pilihan kita pada Yesus yang adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh. 14: 6). Dengan pilihan yang benar dan kasih yang melimpah, mari kita jalani hidup ini dalam kesucian. Kita terus menjalani hidup suci penuh kasih. [DSY]


Baca Gali Alkitab 5

Hakim-hakim 11

Oleh karena ditolak saudara-saudaranya seayah, Yefta kemudian bergabung dengan gerombolan perampok. Namun, Allah kemudian memakai dia untuk berperang melawan musuh bangsanya. Yefta memiliki kemampuan khusus dalam berbicara. Konflik dengan bani Amon dihadapinya dengan negosiasi, sebagai langkah untuk meredam peperangan. Namun, kemampuan ini berdampak negatif terhadap dirinya. Nazarnya mengharuskannya mempersembahkan anak satu-satunya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana latar belakang keluarga Yefta? (1-2) Bagaimana dampaknya kemudian terhadap dia? (3)
2. Apa yang kemudian dialami Yefta? (4-12)
3. Argumen apa yang dipakai oleh Yefta untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya kepada raja bani Amon? (13-27)
4. Apa yang menyebabkan dimulainya perang? (28-33)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Menurut Anda, apa yang menyebabkan Yefta memenangkan peperangan? Roh Allah yang memenuhi Yefta, nazar Yefta pada Allah, atau strategi perangnya?
2. Andai terpikir bahwa yang akan menyambut dia adalah putrinya (34), bagaimana kira-kira isi nazar Yefta?
3. Mengapa tiap orang harus memenuhi nazar yang telah diucapkannya?

Apa respons Anda?
1. Kisah hidup Yefta dapat diringkas dalam empat kata: penolakan, pemulihan, kemenangan, dan kesedihan. Mana dari antara keempat kata ini yang mencerminkan hidup Anda saat ini?
2. Bergabungnya Yefta dengan para perampok adalah akibat penolakan saudaranya seayah, padahal Yefta mempunyai potensi. Bagaimana kita bisa menolong orang-orang terbuang seperti Yefta, agar dapat mengembangkan potensinya?

Pokok Doa:
Agar hati-hati dalam berkata-kata. Jangan bernazar sembarangan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org