Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/11/17

Sabtu, 17 November 2018 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)

Maleakhi 3:13-18
Apa Gunanya Menghormati Allah?

Pada masa Maleakhi, bangsa Israel mengalami kebingungan. Sepertinya, mereka menilai tidak ada perbedaan antara orang benar dan fasik. Antara orang beribadah dan yang tidak beribadah kepada Tuhan, nyaris sama saja. Apa respons Allah mendengar ucapan mereka? "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah... Bicaramu kurang ajar tentang Aku..." (13).

Kenyataannya, kita memang menjumpai banyak orang fasik hidup berlimpah dan mujur ketimbang anak-anak Tuhan. Kita melihat koruptor maju terus, sementara orang yang melaporkan korupsi malah dipenjarakan. Banyak yang mulai merasa tidak ada gunanya hidup menjadi orang jujur di hadapan sesama. Akibatnya, banyak anak Tuhan berpikiran sama seperti bangsa Israel. Tuhan merespons keras perkataan mereka yang kurang ajar. Alasannya, perbedaan yang diinginkan oleh bangsa Israel dengan bangsa-bangsa lain yang tidak beribadah kepada-Nya semata-mata persoalan jasmaniah.

Tanggapan Maleakhi mulai dengan melaporkan perkataan orang-orang yang takut akan Allah (16-18). Mereka saling menguatkan. Mereka mengingatkan bahwa Tuhan pasti mengingat dan memperhatikan bangsa (manusia) yang takut dan menghormati-Nya. Perkataan itu diteguhkan dengan firman dari Allah sendiri. Mereka yang menghormati Allah merupakan pewaris sejati identitas Israel sebagai milik kesayangan-Nya (bdk. Kel. 19:5).

Jadi, yang membedakan orang benar dan orang fasik ialah soal menjadi milik Allah. Itulah keuntungan menaati Allah. Jika di luar itu, kita pasti akan kecewa, seperti Israel pada masa itu. Akan tetapi, jika Allah yang dicari, perhatian dan kasih yang dicurahkan-Nya sudah cukup bagi kita.

Doa: Ya Tuhan, berikanlah kami kebesaran hati untuk menerima kenyataan bahwa di sekeliling kami ada manusia yang hidup dengan tidak jujur. Bahkan, mereka tidak menghormati Tuhan sebagai pemilik kehidupan. Teguhkanlah hati kami untuk selalu setia dan menghormati-Mu sampai kami dapat berbuah seperti yang Tuhan kehendaki. [ET]


Baca Gali Alkitab 2

Maleakhi 2:1-9

Dalam Perjanjian Lama, jabatan imam punya peran penting dalam masyarakat Israel. Bisa dikatakan, mereka adalah perantara antara Allah dan umat-Nya. Sejak awal, Allah sudah mengkhususkan suku Lewi untuk mengemban jabatan ini. Oleh karena peran penting itu, maka menjaga kekudusan adalah wajib bagi imam Lewi.

Apa saja yang Anda baca?
1. Kepada siapakah firman ini ditujukan (1)?
2. Apa yang terjadi jika mereka tidak mendengarkan firman itu (2-3)?
3. Mengapa Tuhan memperingatkan mereka dengan keras (4)?
4. Apa perjanjian Allah kepada suku Lewi (5)?
5. Bagaimana kriteria seorang imam menurut Tuhan (6-7)?
6. Namun, bagaimana kondisi para imam ketika itu? Apa akibat dari ulah mereka (8)?
7. Bagaimana Tuhan menyikapi kondisi para imam ketika itu (9)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana kepribadian Tuhan jika merujuk pada nas yang baru Anda baca (1-3 dan 9)? Coba bandingkan dengan ayat 4-5.
2. Bagaimana seharusnya perilaku seorang imam (6-7)? Jika membandingkan dengan 1Pet. 2:9, siapa sajakah yang masuk dalam kategori imam?

Apa respons Anda?
1. Setelah mempelajari tentang kepribadian Allah dan teguran-Nya kepada imam, nilai apa yang bisa kita terapkan dalam hidup keseharian kita?
2. Bagaimana nilai kekudusan hidup Anda? Adakah hal khusus yang ingin Anda perbaiki? Apa saja itu?

Pokok Doa:
Doakan agar khotbah-khotbah yang disuarakan melalui mimbar gereja tidak hambar, tetapi berbicara kuat.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org