Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/07/14

Sabtu, 14 Juli 2018 (Minggu ke-7 sesudah Pentakosta)

Kejadian 39
Jatuh dan Bangkit Lagi

Semua orang pernah jatuh bangun dalam hidupnya. Itu wajar. Persoalannya adalah bagaimana kita merespons semua itu?

Ketika masih di rumah ayahnya, Yusuf merupakan anak kesayangan (Kej. 37). Setelah dijual saudara-saudaranya, dia harus menjadi budak di rumah Potifar. Dia yang tadinya anak emas, kini harus rela jadi budak belian. Tentu ini merupakan cobaan yang berat bagi dia.

Meskipun demikian, Allah setia menemani Yusuf. Di rumah Potifar Allah membuat berhasil semua yang dikerjakannya. Bahkan, rumah Potifar diberkati-Nya karena Yusuf. Jadi, tidak mengherankan kalau Potifar percaya penuh pada Yusuf sampai rumah dan segala miliknya dipercayakan kepada Yusuf (2-6).

Tetapi, semuanya tidak berjalan mulus. Istri Potifar genit, dirayunya Yusuf agar mau tidur dengannya. Namun, Yusuf seorang yang setia. Dengan santun, ia selalu berusaha menolak segala bujuk rayu itu.

Istri Potifar selalu gagal menjinakkan hati Yusuf. Hingga suatu saat, ia marah dan memfitnah bahwa Yusuf sedang berusaha "mempermainkannya" (14-15). Atas tuduhan itulah, Yusuf dijebloskan ke dalam penjara.

Walau demikian, Tuhan tetap menyertai Yusuf. Di sana, ia pun menjadi orang kesayangan sekaligus kepercayaan kepala penjara. Pasalnya, Tuhan selalu membuat berhasil apa pun yang dikerjakannya.

Kita mungkin mengira Yusuf adalah orang yang bernasib mujur. Sebenarnya, ini semua merupakan buah ketaatan dan kedekatan Yusuf dengan Tuhan. Memang, Tuhan tidak menjamin bahwa semua akan baik-baik saja. Tetapi, Ia berjanji bahwa penyertaan-Nya akan selalu ada bagi kita, bukan?

Karena itu, bersyukurlah karena Tuhan selalu menyertai kita. Ia selalu ada bagi tiap orang yang bersandar kepada-Nya. Kita tidak perlu terlarut dalam frustasi ketika jatuh dalam lembah kegagalan. Jangan menyerah karena tangan Allah, yang tidak terlihat, akan selalu menopang.

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk bangkit setiap kali jatuh dalam pergumulan hidup. [SL]


Baca Gali Alkitab 2

Kejadian 37:1-11

Perpecahan dalam keluarga sering kali timbul karena adanya pilih kasih orangtua terhadap anak-anaknya. Peristiwa Yusuf dengan saudara-saudaranya pada perikop ini memperlihatkan bagaimana kebencian dan iri hati di antara anak-anak merupakan akibat dari tindakan pilih kasih orangtua tersebut.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah Yusuf? Mengapa ia menjadi anak kesayangan Yakub (3)?
2. Kegiatan apa yang dikerjakan Yusuf bersama saudara-saudaranya? Lalu apa yang dilakukan saudara-saudaranya terhadap Yusuf (2)?
3. Apa isi mimpi Yusuf (7, 10)? Mengapa saudara-saudaranya makin membencinya setelah mendengar cerita tentang mimpinya (5, 8, 11)?
4. Apakah yang dilakukan Yakub terhadap Yusuf (11)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa yang menyebabkan Yakub pilih kasih terhadap anak-anaknya (3)?
2. Apa yang dialami anak-anak Yakub akibat pilih kasih ayah mereka itu (4)?
3. Sikap apa yang berkembang dalam diri anak-anak Yakub terhadap Yusuf saudaranya itu? Situasi apa yang terjadi pada diri anak-anak Yakub setelah peristiwa mimpi Yakub itu?

Apa respons Anda?
1. Bila Anda adalah orangtua, apakah kasih Anda kepada anak-anak Anda adalah kasih yang memilah-milah?
2. Dapatkah Anda tetap mengasihi sesama sebagaimana Allah telah begitu mengasihi Anda dengan tulus dan tanpa melihat atribut yang menempel pada orang yang Anda kasihi tersebut?

Pokok Doa:
Belajar untuk mengasihi dengan tulus tanpa melihat penam-pilan atau hal-hal lahiriah pada diri orang yang dikasihi.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org