Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/09/18

Senin, 18 September 2017 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)

Habakuk 3:1-19
Iman Habakuk

Habakuk menutup nubuatnya dengan doa. Ada catatan kecil bahwa doanya disampaikan dengan nada ratapan. Sang Nabi memang meratap. Habakuk membuka doanya dengan pengakuan bahwa dia merasa gentar di hadapan Allah mengingat apa yang telah Allah lakukan atas bangsanya. Habakuk menyadari bahwa penjajahan Babel atas Israel merupakan hukuman Tuhan kejahatan Israel.

Segala tindak kejahatan Israel membuktikan bahwa mereka tak lagi memerankan diri sebagai hamba Allah.

Namun, dalam ketakutan itu pun Habakuk merasa perlu menyisipkan permohonan: "dalam murka ingatlah akan kasih sayang" (2). Dalam sisipan ini tampaklah Habakuk sungguh percaya bahwa belas kasihan Allah lebih besar dari murka-Nya. Habakuk percaya bahwa Allah akan surut murkanya. Dan itu cuma soal waktu.

Mengapa Allah akan melepaskan Israel dari cengkeraman bangsa-bangsa? Habakuk percaya bahwa hukuman Allah tidak akan membuat bangsa Israel punah. Habakuk percaya bahwa kasih Allah yang telah memilih Israel tidak akan pernah pudar; dan inilah anugerah itu. Sebagaimana Allah telah membebaskan Israel dari Mesir, Dia sendirilah yang akan melepaskan Israel dari bangsa-bangsa lain (13) sehingga dalam doanya Habakuk berketetapan: "dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami" (16).

Inilah iman Habakuk, meski segalanya tampak buruk, yang digambarkan dengan kegagalan panen dan kematian ternak, Habakuk menetapkan hati tetap percaya kepada Allah yang tidak akan ingkar janji membebaskan umat-Nya (lih. 17-19).

Iman seperti ini hendaknya kita kembangkan dalam keseharian hidup. Ketika bersalah, jangan tunda untuk memohon ampun dari-Nya! Menerima dengan lapang dada segala akibat dari kesalahan kita itu dengan tetap percaya bahwa kasih Allah lebih besar dari murka-Nya! Jangan mengeluh, marilah kita terus menantikan karya Tuhan karena kesetiaan-Nya tidak pernah berubah. [YM]

Pengantar Kitab Zefanya

Kitab Zefanya dimulai dengan: "Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya bin Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda" (Zef. 1:1). Dialah satu-satunya nabi yang silsilah keluarganya disebut hingga empat keturunan. Dari silsilah itu juga, Zefanya kemungkinan besar adalah buyut Raja Hizkia. Itu berarti dia keturunan bangsawan, bisa jadi dia juga orang penting pada zamannya. Itu berarti dia masih kerabat Raja Yosia. Dengan kata lain, Zefanya menyampaikan nubuat-yang memang tidak menyenangkan kepada umat Allah-yang dipimpin oleh Yosia saudaranya sendiri.

Zefanya menyampaikan pesannya pada akhir abad ke-7 sM sebelum Raja Yosia mengadakan pembaruan di bidang keagamaan pada 621 sM. Pada waktu itu Kerajaan Asyur masih kuat (2:13). Menurut J. Blommendaal, kemungkinan besar Zefanya dipengaruhi oleh Nabi Amos yang sama-sama menubuatkan Hari Tuhan, yang merupakan hari gelap bagi bangsa Yehuda sebagai hukuman atas pemujaan dewa-dewa. Bangsa-bangsa yang lain juga akan dihukum oleh TUHAN. Karena itu, Zefanya mendorong umat untuk merendahkan diri, taat kepada Allah, dan menyembah Allah saja (2:3, 3:12). Jika itu dilakukan, mungkin mereka masih terhindar dari hukuman yang mengerikan yang akan menghancurkan Yehuda.

Tetapi, meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang yang jujur dan taat kepada TUHAN. TUHAN akan membentuk umat baru yang "hidup benar" (3:13) dan bersukacita dalam perayaan keagamaan mereka (3:14). Sebab TUHAN telah memberikan kemenangan dan memulihkan mereka dengan kasih-Nya (3:15-17). TUHAN akan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai dan membawa membawa mereka pulang ke Yehuda. TUHAN berjanji, "Pada waktu itu Aku akan membawa kamu pulang, yakni pada waktu Aku mengumpulkan kamu, sebab Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka, " (3:20).

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org