Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/09/12

Selasa, 12 September 2017 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)

Habakuk 1:1-4
Diam dan Berdoa

Kitab Habakuk berisi ucapan Ilahi dalam penglihatan Nabi Habakuk. Pada saat itu nabi hidup di tengah bangsa Yehuda yang sedang berada dalam kemerosotan religius dan moral. Ada banyak kejahatan, penganiayaan, kekerasan, perbantahan, dan pertikaian yang terjadi. Di sisi lain, ada bangsa Kasdim yang mengganggu kehidupan Kerajaan Yehuda. Di tengah situasi itu Nabi Habakuk berseru kepada Tuhan. Ia memohon pertolongan-Nya agar keadilan dapat ditegakkan kembali.

Habakuk sudah lama meneriakkan permohonan itu di hadapan Tuhan. Namun Tuhan seakan-akan "tuli dan bisu." Melihat kekejian, perbantahan, dan pertikaian yang terjadi di sekitarnya dan ditambah Allah sama sekali diam membuat Habakuk mengajukan protes kepada Tuhan. Ia bertanya mengapa Tuhan diam saja dan tidak segera menolong?

Habakuk berpikir bahwa hilangnya kekuatan hukum dan munculnya ketidakadilan karena Tuhan membiarkan semuanya itu terjadi. Tuhan tidak menghukum mereka yang jahat. Ia membiarkan orang fasik mengepung orang benar. Seakan-akan yang dilakukan orang-orang fasik adalah sebuah kebenaran. Orang-orang benar ditindas, menderita, dan hidup sengsara. Mereka dianiaya dan mengalami kekerasan. Kejahatan, kezaliman, dan kefasikan seolah-olah menjadi panglima kehidupan bersama!

Sebagai manusia, apa yang dialami oleh Habakuk terkadang terjadi dalam kehidupan kita. Kita marah, berkeluh kesah, bahkan protes kepada Tuhan ketika ada kejahatan dan ketidakadilan terjadi pada diri kita. Kita kurang sabar menantikan pertolongan Tuhan. Kita hanya menuntut Tuhan untuk segera melakukan sesuatu. Kita lupa bahwa Tuhan mengutus kita untuk ikut serta ambil bagian dalam mengubah dunia ini. Misalnya dengan menyuarakan keadilan dan perdamaian, berani menegur yang salah dan menguatkan yang benar.

Semestinya kita berefleksi diri dan bertanya kepada Tuhan, apa yang bisa kita lakukan? Kejahatan semakin merajalela karena banyak orang baik yang memilih untuk diam. [MH]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org