Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/03/23

Kamis, 23 Maret 2017 (Minggu Sengsara ke-3)

Matius 23:16-28
Melawan Kemunafikan

Bila khotbah Yesus di Bukit (Mat. 5-7) dimulai dengan rangkaian ucapan berbahagia. Perkataan Yesus kepada orang Farisi selalu dimulai dengan kata "celakalah kamu". Dalam hal ini terlihat jelas bahwa Yesus tidak menoleransi kemunafikan atas nama agama karena dampaknya sangat mematikan.

Para ahli Taurat dan orang Farisi dihormati dalam masyarakat Yahudi sebagai pengajar Kitab Suci. Turun-temurun mereka bertindak sebagai penjaga moral bangsa Israel dengan mengajarkan berbagai hukum Allah. Tidak heran kalau mereka sangat menikmati status sebagai orang yang terhormat dan berkuasa. Kritik keras Tuhan Yesus menelanjangi kemunafikan mereka dalam hal ajaran dan praktik hidup. Mereka hanya pintar mengajar dan menuntut orang lain melakukan, padahal diri sendiri tidak menjalani apa yang diajarkan. Terlebih lagi dengan semua ulah itu, mereka menikmati keistimewaan berupa kehormatan, status, bahkan juga harta yang diambil dari milik para janda dan orang miskin. Tidak ada kata lain yang lebih tepat selain kata "celakalah" yang pantas dikenakan pada diri mereka.

Fungsi utama Taurat adalah menyatakan kesalahan. Tugas utama para rohaniwan Yahudi adalah mengajar bangsa Israel memahami kebenaran Allah, menerapkan hukum-Nya, dan merefleksikan kebenaran-Nya dalam hidup keseharian. Dengan begitu, mata rohani umat Allah terbuka dan mereka menyadari sepenuh hati bahwa panggilan hidup mereka adalah mengasihi Allahnya dengan segenap akal budi, jiwa, dan raga serta berbelas kasihan terhadap sesamanya. Namun, para ahli taurat dan orang Farisi terjerat sikap yang legal-formal dan merumitkan diri dengan berbagai rupa penjabaran Taurat. Sebaliknya Yesus meringkas dan menyajikan intisari dari Taurat, yaitu: Kasih kepada Allah dan sesama.

Ukuran kebahagiaan hidup terletak pada hukum Allah. Sebaliknya, celakalah orang yang berpura-pura taat dan mengambil keuntungan dari kemunafikannya. Mengasihi Allah dan sesama tidak bisa dengan sikap kepura-puraan. [YTP]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org