Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/01/14

Sabtu, 14 Januari 2017 (Minggu ke-1 sesudah Epifania)

Matius 6:1-18
Waspadai Kemunafikan

Kewajiban agama di kalangan orang Yahudi adalah memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa (2, 5, 17). Tuhan Yesus mengajarkan bahwa menjalankan kewajiban agama janganlah seperti orang munafik, yang berharap agar orang lain melihat dan memujinya (1, 2, 5). Melakukan kewajiban agama bersifat pribadi dan tersembunyi dari pengamatan orang lain (4, 6, 18), serta semata-mata untuk Bapa di surga. Bapa tahu memberikan upah kepada orang yang melakukannya (2, 4, 5, 16).

Selain mengajar, Yesus juga memberikan nasihat praktis tentang bagaimana seharusnya menjalankan kewajiban agama (3, 6-7, 17). Khusus tentang doa, Yesus mengajarkan doa Bapa kami. Doa ditujukan kepada Bapa di sorga, yang nama-Nya kudus (9). Tujuan utama berdoa adalah agar Kerajaan Allah datang dan kehendak Allah terwujud (10). Dalam doa, kita boleh memohonkan pemenuhan kebutuhan fisik yang esensial secukupnya, setiap hari (11). Kita tidak pernah terlepas dari kesalahan. Itulah sebabnya kita harus meminta ampun atas kesalahan kita dan belajar mengampuni orang yang bersalah kepada kita (12, 14-15). Sebab Tuhan pun sudah mengampuni kesalahan kita. Kita juga boleh memohon agar Tuhan tidak membawa kita pada pencobaan, melainkan melepaskan kita (13). Doa ditutup dengan deklarasi iman bahwa Bapalah yang empunya Kerajaan, kuasa, dan kemuliaan (14).

Yesus memperingatkan agar kita tidak menjadi orang Kristen yang munafik. Secara tampilan luar, melakukan sesuatu seolah-olah untuk Tuhan. Padahal dalam hati ingin dilihat dan dipuji orang. Jadi tujuan melakukan sesuatu itu semata-mata untuk diri dan bagi kepentingan diri sendiri. Bukan kebutuhan diri diabaikan dan ditiadakan, melainkan diletakkan pada tempatnya yang tepat dan dalam konteks iman yang tepat. Yakni, belajar berharap kepada anugerah Tuhan tiap-tiap hari.

Ketika kita pergi ke gereja atau melakukan berbagai pelayanan, sekali pun itu sesuai dengan talenta kita dan kita lakukan dengan rajin, jagai hati kita dari dosa kemunafikan! Kerjakan itu semata-mata untuk Tuhan! Biarkan Dia sendiri yang memuji kita! [RH]


Baca Gali Alkitab 2

Matius 6:1-18

Doa adalah komunkasi antara Allah dan umat-Nya. Orang-orang percaya dilarang menjalani kehidupan doa yang penuh kemunafikan. Sebab, doa bukanlah tontonan publik. Yesus mengajarkan murid-Nya berdoa agar mereka memiliki relasi yang intim dengan Bapa-Nya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Mengapa kewajiban agama tidak boleh dipertontonkan di depan umum (1)?
2. Bagaimana caranya memberi sedekah dengan benar (2-4)?
3. Apa yang dikatakan tentang doa dan kemunafikan (5)?
4. Sikap doa yang bagaimana diperkenan Allah (6-8)?
5. Kepada siapakah doa itu dipanjatkan (9-10)?
6. Apa yang diminta untuk kebutuhan sehari-hari (11)?
7. Apa yang harus dilakukan tentang kesalahan orang lain (12, 14-15)?
8. Apa yang dikatakan tentang pencobaan (13)?
9. Bagaimana tata cara berpuasa (16-18)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa doa sangat penting bagi kehidupan orang percaya?
2. Mengapa hanya doa Bapa Kami dan bukan formula doa yang lain?
3. Apa kesamaan dalam doa dan berpuasa, dan apa tujuannya?

Apa respons Anda?
1. Pernahkah Anda berpuasa? Apa tujuan Anda melakukan puasa?
2. Berdoa merupakan kewajiban setiap orang percaya. Apakah Anda berdoa sepenuh hati? Apa yang membuat Anda bertekad melakukan hal itu?

Pokok Doa:
Ajarilah kami berdoa dengan sepenuh hati agar hati kami dapat memahami kehendak-Mu.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org