Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/07/31

Jumat, 31 Juli 2015

1 Raja-Raja 18:16-46
Pemimpin Rohani

Judul: Pemimpin Rohani
"Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?" (17), demikianlah kata-kata yang keluar dari Ahab ketika bertemu Elia. Di mata Ahab, Elialah biang keladi dari kekeringan yang melanda Israel. Agaknya, Ahab sudah lupa bahwa Elia hanyalah seorang nabi. Nabi bertugas sebagai juru bicara Allah. Nabi yang tidak mau menyampaikan pesan Allah tentu bukan nabi sejati.

Pernyatan Elia mengenai Ahab memperlihatkan betapa strategis dan pentingnya peran seorang pemimpin (18). Pemimpin adalah kepala, dan kepala adalah pusat koordinasi tubuh. Kalau kepalanya rusak, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan tubuh. Di mata Allah, raja Israel tak sekadar pemimpin pemerintahan, tetapi juga pemimpin rohani.

Nah, di Gunung Karmel itu Elia memerankan diri sebagai pemimpin rohani umat. Dengan tegas Elia berkata kepada segenap rakyat itu, "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Semua rakyat hanya diam seribu basa. Mungkin tak enak hati dengan Ahab, bisa jadi mereka sendiri merasa bersalah terhadap Allah. Orang yang merasa bersalah biasanya memilih diam. Namun, mungkin juga, mereka tidak lagi memercayai Allah.

Di Gunung Karmel itu, Elia berusaha membuktikan bahwa Allah ada dan berkarya. Setelah para nabi Baal dan nabi Asyera gagal mendapatkan api dari Baal dan Asyera, Elia pun membasahi mezbahnya penuh dengan air. Tindakan Elia yang dramatis itu bertujuan agar rakyat memercayai keberadaan Allah, bukankah api akan selalu kalah dari air? Semua itu dilakukan Elia agar rakyat kembali percaya kepada Allah. Dan api yang dari Allah pun muncul dan membakar habis korban bakaran, kayu, bahkan air yang ada di parit. Dan rakyat pun spontan sujud dan berseru: "Tuhan, Dialah Allah! Tuhan, Dialah Allah!" (1Raj. 18:39).

Di Karmel itu, Elia telah bertindak sebagai pemimpin rohani umat. Ia mengingatkan rakyat yang sudah menyeleweng untuk kembali ke jalan yang benar. Dan sebagai pemimpin, ia memiliki karakteristik: percaya kepada Allah dan menaati perintah Allah.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org